Anda di halaman 1dari 6

NAMA:RIZAL FADLI

NPM: 65201021023

MATA KULIAH:DASAR-DASAR ILMU POLITIK

FAKULTAS/PRODI:ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK/ILKU


PEMERINTAHAN

Apa itu Negara?

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah
dan ditaati oleh rakyatnya.. dalam pengertian lain Negara adalah alat (agency) dari masyarakat
yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat
dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Manusia hidup dalam suasana
kerja sama, sekaligus suasana antagonis dan penuh pertentangan. Negara adalah organisasi
yang dalam sesuatu wilayah dapat memaksakan kekuasaannya secara sah terhadap semua
golongan kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuantujuan dari kehidupan bersama
itu. Negara menetapkan cara-cara dan batas-batas sampai di mana kekuasaan dapat digunakan
dalam kehidupan bersama, baik oleh individu, golongan atau asosiasi, maupun oleh negara
sendiri. Dengan demikian negara dapat mengintegrasikan dan membimbing kegiatan-kegiatan
sosial dari penduduknya ke arah tujuan bersama.

Definisi Negara Menurut Beberapa Ahli

 Max Weber: “Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan
kekerasan isik secara sah dalam sesuatu wilayah (The state is a human society that (succesfully)
claims the monopoli of the legitimate use of physical force within a given territory).
 Robert M. Maclver: “Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu
masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh
suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa (The state is an
association which, acting through law as pormulgated by a government endowed to this end
with ceorcive power, maintains whitin a community territorially demarcated the universal
external conditions of social order).
 Roger H. Soltau: “Negara adalah agen (agency) atau kewewenangan (authority) yang mengatur
atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat (The state is an
agency or authority managing or controlling these (common) afairs on behalf of and in the name
of the community)
 Harold J. Laski: “Negara adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu atau
kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia
yang hidup dan bekerja sama untuk memenuhi terkabulnya keinginankeinginan mereka
bersama. Masyarakat merupakan negara kalau cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu
maupun oleh asosiasi-asosiasi ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan
mengikat (The state is a society which is integrated by possesing a coercive authority legally
supreme over any individual or group which is part of the society. A society is a group of human
beings living together and working together for the satisfaction of their mutual wants. Such a
society is a state when the way of live to which both individuals and associations must conform
is deined by a coercive authority binding upon them all)

Sifat-Sifat Negara

1. Sifat memaksa. Agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian penertiban
dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah, maka negara memiliki sifat
memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan isik secara legal. Sarana
untuk itu adalah polisi, tentara, dan sebagainya. Organisasi dan asosiasi yang lain dari negara
juga mempunyai aturan, akan tetapi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh negara lebih mengikat
2. Sifat monopoli. Negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat. Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau
aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh karena dianggap bertentangan
dengan tujuan masyarakat.
3. Sifat mencakup semua (allencompassing, allembracing). Semua peraturan perundang-undangan
(misalnya keharusan membayar pajak) berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan
demikian memang perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas
negara, maka usaha negara ke arah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal. Lagi
pula, menjadi warga negara tidak berdasarkan kemauan sendiri (involuntary membership) dan
hal ini berbeda dengan asosiasi lain di mana keanggotaan bersifat sukarela

Fungsi Negara

Berkaitan dengan fuingsi Negara dalam pengelolaan pemerintahan daoatv dilihat melalui
pemikiran para ahli. Jhon locke misalnya, mengengmukakan bahwa pada dasarnya fungsi Negara
diamati pada tiga hal yaitu: 1) fungsi legeslasi, yakni fungsi yang membuat undang undang dan
peraturan, 2) fungsi eksekutif, yitu fungsi yang melaksanakan peraturan dan 3) fungsi federative,
yaitu fungsi untuk mengurusi urusan luar negri dan urusan perang dan damai.12

Fungsi regular(regular fungtion) atau fungsi pengaturan. Setiap negara harus melaksanakan
fungsi utamanya yaitu pengaturan yang merupakan motor penggerak jalannya roda
pemerintahan. Dalam arti, tanpa adanya pelaksanaan fungsi dimaksud, maka secara dejure
negara itu tidak ada. Sebab melaksanakan fungsi tersebut akibatnya secara langsung dirasakan
oleh masyarakat secara keseluruhan.16
Fungsi regular ini meliputi:

1) Fungsi politik (political fungtion). Fungsi ini merupakan kewajiban negara yang pertama
kali muncul setelah negara tersebut lahir. Aspek yang termasuk dalam fungsi ini adalah:
Pertama, pemeliharaan ketenangan dan ketertiban. Tujuan dari pelaksanaan fungsi ini
adalah dalam rangka menanggulangi tindakan baik secara preventif maupun secara
represif terhadap ganggyan yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Kedua, pertahanan
dan keamanan (security). Pelaksanaan fungsi ini diperuntukkan terhadap ancaman dan
agresi dari pihak luar yang membahayakan eksistensi negara itu sendiri.
2) Fungsi diplomatik (diplomatical function). Sebagai manusia tidak mungkin bisa hidup
tanpa berhubungan dengan manusia lain, demikian pula halnya dengan negara. Negara
tidak akan dapat hidup secara sempurna tanpa berhubungan dengan negara yang lain.
Inilah yang merupakan hakikat dari fungsi diplomatic. Negara berhubugan dengan negara
lain atas dasar persahabatan yang bertanggung jawab, bukan atas dasar penjajahan.
Masing-masing negara akan saling menghormati kedaulatan masing-masing pihak,
sehingga dapat dihindari terjadinya expliotasi kepentingan.
3) Fungsi yuridis (legal function). Dalam pelaksanaan fungsinya, negara harus dapat
menjamin adanya rasa keadilan dalam masyarakat. Dalam konteks ini negara
berkewajiban untuk mengatur tata cara bernegara dan bermasyarakat, agar supaya dapat
terhindari adanya konflik-konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Setelah permasalahan
yang terjadi dalam masyarakat, maupun negara itu sendiri harus dapat dikembalikan
kepada hukum yang berlaku, dan segala tindakan pemerintah harus berlandaskan atas
aturan main yang sudah diatur oleh kaidah-kaidah hukum.
4) Fungsi administrasi (administrative function). Fungsi ini mengharuskan agar negara
berkewajiban menata birokrasinya, demi mewujudkan tujuan sebuah negara. Penataan
birokrasi dimaksud bukan atas dasar kemauan negara semata- mata, akan tetapi selalu
bersumber pada aturan hukum yang telah ditetapkan sebelumnya.17
Fungsi pembangunan (developing function). Pembangunan pada hakikatnya
merupakan perobahan yang terencana, dilakukan secara terus menerus untuk menuju
pada suatu perbaikan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan negara dimaksud
tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, seecara tegas
dikemukakan bahwa “untuk melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh
tumpa darah Indonesia untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.”18 Semangat inilah yang
kemudian melandasi pengelolaan negara dan pemerintahan, untuk mencapai
kebaikan dan kesejahteraan bersama.
Dalam konteks kesejahteraan yang menjadi kata kunci dari tujuan negara, rakyat
harus benar-benar merasakan hasil-hasil pembangunan termasuk pembangunan
demokrasi. Demokrasi yang makna harfiayahnya adalah pemerintahan rakyat,
mengandung arti, rakyat secara bersama-bersama memerintah di negaranya masing-
masing, baik secara langsung ataupun tidak langsung, dengan martabat dan hak
semua warganegara yang menjadi bagian dari rakyat adalah setara. Dalam negara
yang diperintah oleh rakyat, yang martabat dan hak semua warganegara adalah sama,
nilai tertinggi yang harus dijadikan ukuran dari kemajuan negara tersebut adalah
perwujudan keadilan bagi rakyat seluruhnya.

Unsur-Unsur Negara:

1. Wilayah. Setiap negara menduduki tempat tertentu di muka bumi dan


mempunyai perbatasan tertentu. Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah,
tidak hanya tanah, tetapi juga laut di sekelilingnya dan angkasa di atasnya.
Karena kemajuan teknologi dewasa ini masalah wilayah lebih rumit daripada di
masa lampau. Sebagai contoh, jika pada masa lampau laut sejauh 3 mil dari pantai
(sesuai dengan jarak tembak meriam) dianggap sebagai perairan teritorial yang
dikuasai sepenuhnya oleh negara itu, maka peluru-peluru missile sekarang
membuat jarak 3 mil tidak ada artinya. Oleh karena itu, beberapa negara
(termasuk Indonesia) mengusulkan agar perairan teritorial diperlebar menjadi 12
mil. Di samping itu kemajuan teknologi yang memungkinkan penambangan
minyak serta mineral lain di lepas pantai, atau yang dinamakan landas benua
(continental self) telah mendorong sejumlah besar negara untuk menuntut
penguasaan atas wilayah yang lebih luas. Wilayah ini diusulkan selebar 200 mil
sebagai economic zone agar juga mencakup hak menangkap ikan dan kegiatan
ekonomis lainnya. Dalam mempelajari wilayah suatu negara perlu diperhatikan
beberapa variabel, antara lain besar kecilnya suatu negara. Menurut hukum
internasional, berdasarkan prinsip the sovereign equality of nations, semua negara
sama martabatnya. Tetapi dalam kenyataan negara kecil sering mengalami
kesukaran untuk mempertahankan kedaulatannya, apalagi kalau tetangganya
negara besar. Sebagai contoh adalah beberapa negara Amerika Latin yang
berdekatan dengan Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa Timur yang
berdekatan dengan Uni Soviet. Jadi, negaranegara kecil selalu berkepentingan
untuk memelihara hubungan baik dengan tetangganya, agar kemerdekaannya
tetap dihormati. Contoh: Swiss tetap merdeka selama dua Perang Dunia. Negara
kecil lain misalnya Monako dan Singapura.
2. Penduduk. Setiap negara mempunyai penduduk, dan kekuasaan negara
menjangkau semua penduduk di dalam wilayahnya. Dalam mempelajari soal
penduduk ini, perlu diperhatikan faktor-faktor seperti kepadatan penduduk,
tingkat pembangunan, tingkat kecerdasan, homogenitas, dan masalah
nasionalisme. Dalam hubungan antara dua negara yang kira-kira sama tingkat
industrinya, negara yang sedikit penduduknya sering lebih lemah kedudukannya
daripada negara yang banyak penduduknya. (Prancis terhadap Jerman dalam
Perang Dunia II). Sebaliknya, negara yang padat penduduknya (India, China)
menghadapi persoalan bagaimana menyediakan fasilitas yang cukup sehingga
rakyatnya dapat hidup secara layak. Di masa lampau ada negara yang
mempunyai kecenderungan untuk memperluas negaranya melalui ekspansi.
Dewasa ini cara yang dianggap lebih layak adalah meningkatkan produksi atau
menyelenggarakan program keluarga berencana untuk membatasi pertambahan
penduduk. Dalam memecahkan persoalan semacam ini faktor-faktor seperti
tinggi-rendahnya tingkat pendidikan, kebudayaan, dan teknologi dengan
sendirinya memainkan peranan yang penting
3. Pemerintah. Setiap negara mempunyai organisasi yang berwenang untuk
merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi
seluruh penduduk di dalam wilayahnya. Keputusankeputusan ini antara lain
berbentuk undang-undang dan peraturan peraturan lain. Dalam hal ini
pemerintah bertindak atas nama negara dan menyelenggarakan kekuasaan dari
negara. Bermacammacam kebijaksanaan ke arah tercapainya tujuan-tujuan
masyarakat dilaksanakannya sambil menertibkan hubungan-hubungan manusia
dalam masyarakat. Negara mencakup semua penduduk, sedangkan pemerintah
hanya mencakup sebagian kecil daripadanya. Pemerintah sering berubah,
sedangkan negara terus bertahan (kecuali kalau dicaplok oleh negara lain).
Kekuasaan pemerintah biasanya dibagi atas kekuasaan legislatif, eksekutif, dan
yudikatif.
4. Kedaulatan. Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat
undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara (termasuk paksaan)
yang tersedia. Negara mempunyai kekuasaan yang tertinggi ini untuk memaksa
semua penduduknya agar menaati undang-undang serta peraturan-peraturannya
(kedaulatan ke dalam—internal sovereignty). Di samping itu negara
mempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan-serangan dari negara lain
dan mempertahankan kedaulatan ke luar (external sovereignty). Untuk itu negara
menuntut loyalitas yang mutlak dari warga negaranya. Kedaulatan merupakan
suatu konsep yuridis, dan konsep kedaulatan ini tidak selalu sama dengan
komposisi dan letak dari kekuasaan politik. Kedaulatan yang bersifat mutlak
sebenarnya tidak ada, sebab pemimpin kenegaraan (raja atau diktator) selalu
terpengaruh oleh tekanan-tekanan dan faktor-faktor yang membatasi
penyelenggaraan kekuasaan secara mutlak. Apalagi kalau menghadapi masalah
dalam hubungan internasional; perjanjian-perjanjian internasional pada dasarnya
membatasi kedaulatan sesuatu negara. Kedaulatan umumnya tidak dapat dibagi-
bagi, tetapi di dalam negara federal sebenarnya kekuasaan dibagi antara negara
dan negara-negara bagian
Daftar Pustaka

https://law.uii.ac.id/wp-content/uploads/2013/12/Partisipasi-Publik-dalam-Pembentukan-
PERPU%2059.pdf

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/al_daulah/article/view/1506

Prof. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta,
2007

Soetomo, Ilmu Negara, di dalamnya mengutip pendapat John Locke dan Muntesquieu,
Bohari, H, Hukum Anggaran, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1992.
Diponalo, G.S., Ilmu Negara, jilid 1, Jakarta: Balai Pustaka, 1975.

Anda mungkin juga menyukai