DISUSUN OLEH
DESY FAJRIANTY
LUSSY PRATIWI
PUTRI INDAH PRAMESTI
PENGERTIAN
• Colitis berasal dari kata kolon (usus besar) dan itis (peradangan).
• Colitis adalah penyakit berupa peradangan usus besar yang menyebabkan gejala nyeri,
meradang, diare dan perdarahan anus. Usus besar meliputi area dari caecum (tempat
menempel usus buntu/appendiks), kolon ascendant, kolon transversum, kolon descendent,
sigmoid, rektum, dan anus. (Lestari, 2011)
• Colitis adalah suatu bentuk radang usus besar, suatu penyakit dari usus, khususnya usus
besar, yang meliputi karakteristik bisul, atau luka terbuka, di dalam usus. (Saputra,2012)
FUNGSI ORGAN
1. Faktor Familia/Genetik Lebih sering pd org kulit Putih dr pd org kulit hitam dan Cina. Insidensi meningkat 3-6
kali pd org Yahudi dibandingkan org Non Yahudi. (Ariestine, 2008)
2. Faktor Infeksi Pseudomonas ( masih harus dikonfirmasi). Infeksi virus, bakteri atau parasit dari makanan,
minuman atau tangan yang kotor, umumnya : Shigella, E. Coli, Salmonella dan Campylobacter. Amuba juga dapat
menyebabkan kolitis (menyebabkan diare darah, demam dan dehidrasi) dan Parasit : Giardia. (Lestari, 2011)
3. Faktor imunologik manifestasi ekstraintestinal : artritis, perikolangitis.
4. Faktor Psikologis stres psikologi mayor (ex : kehilangan seorang anggota keluarga), rentan terhadap stres emosi
yg dapat merangsang penyakit Kolitis.
5. Faktor Lingkungan/Kebiasaan Perokok beresiko 40% terkena Kolitis dibanding bukan perokok. Hubungan
terbalik antara operasi apendikotomi dg kolitis (penyakit Kolitis menurun secara signifikan). (Ariestine, 2008)
6. Bahan-bahan kimia keras yang merangsang usus besar : enema
7. Kolitis akibat radiasi pada usus besar. (Lestari, 2011)
KLASIFIKASI
Pemeriksaan Diagnosis
Contoh feses (pemeriksaan digunakan dalam diagnosa awal dan selama penyakit): terutama mengandung
mukosa, darah, pus dan organisme usus khususnya entomoeba histolytica.
a. Protosigmoi doskopi: memperlihatkan ulkus, edema, hiperermia, dan inflamasi (akibat infeksi sekunder
mukosa dan submukosa).
b. Sitologi dan biopsy rectal membedakan antara pasien infeksi dan karsinoma. Perubahan neoplastik
dapat dideteksi, juga karakter infiltrat inflamasi yang disebut abses lapisan bawah.
c. Enema bartum, dapat dilakukan setelah pemeriksaan visualisasi dilakukan
d. Kolonoskopi: mengidentigikasi adosi, perubahan lumen dinding, menunjukkan obstruksi usus.
e. Kadar besi serum: rendah karena kehilangan darah. Masa protromlain: memanjang pada kasus berat
karena gangguan faktor VII dan X disebabkan oleh kekurangan vitamin K.
f. ESR: meningkat karena beratnya penyakit Trombosis: dapat terjadi karena proses penyakit inflamasi.
g. Elektrolit: penurunan kalium dan magnesium umum pada penyakit berat.
GAMBAR ANATOMIS LETAK TERJADINYA COLITIS
KOMPLIKASI YANG MUNGKIN MUNCUL PADA
PENDERITA COLITIS
• Dokter akan memutuskan terapi berdasarkan kondisi klinis pasien dan penyebab yang
mendasari terjadinya kolitis. Diantaranya:
1. Pemberian cairan adekuat secara intravena.
2. Tranfusi darah jika diperlukan
3. Diet cair tanpa serat, dimana dapat mengistirahatkan usus besar karena tidak
menghasilkan ampas/sisa.
4. Obat-obatan: antibiotik, antinyeri, antiradang, imunosupresan, penghenti diare
5. Terapi bedah
• Terapi non-medis atau pengobatan alternative yang dapat dilakukan adalah terapi air sagu
dengan memasukkan tiga sendok makan tepung sagu ke dalam segelas air putih biasa
(tidak panas dan juga tidak dingin) kemudian diberi tambahan gula jawa dan garam (boleh
tanpa gula jawa dan garam). (Kalbe Medical Portal, 2010)
UPAYA PENCEGAHAN
Gejala:
Gejala:
• EpisoTekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai batu atau
• Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, misalnya perasaan berair
tak berdaya/tak ada harapanFaktor stress • de diare berdarah tak dapat diperkirakan, hingga timbul, sering tak
akut/kronis, misalnya hubungan dapat dikontrol (sebanyak 20 – 30 kali defekasi/hari)
dengan keluarga/pekerjaan, pengobatan yang mahal • Perasaan dorongan/kram (temosmus), defekasi
berdarah/pus/ mukosa dengan atau tanpa keluar feses.
• Faktor budaya peningkatan prevalensi dari populasi
Yahudi • Perdarahan per rectal
• Oliguria
Makanan/ cairan Higine
Gejala: Tanda:
Tanda: Nyeri/kenyamanan
• Kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk • Nyeri/nyeri tekan pada kwadran kiri bawah (mungkin hilang
dengan defekasi)
• Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut
• Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (arthritis)
Tanda:
• Alergi terhadap makanan/produk susu (mengeluarkan histamine • Ketidakmampuan aktif dalam social
ke dalam usus dan mempunyai efek inflamasi)
Tanda:
• Ankilosa spondylitis
• Uveitis, kongjutivitis/iritis.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Klien tidak merasa nyeri di bagian minum dengan porsi sedikit Memudahkan makanan masuk tanpa
tapi sering muntah
abdomen-nya
3. Catat intake dan out put
• Berat badan klien bertambah
INTERVENSI RASIONAL
B. Nyeri abdomen sehubungan dengan
1. Atur posisi klien Meningkatkan rasa nyaman
adanya peningkatan peristaltik usus.
1. Berikan kompres panas Mengurangi rasa mulas dengan
• Tujuan Dan Kriteria Hasil: lokal vasodilatasi pembuluh
darah/melancarkan peredaran darah
• Klien tidak mulas
• BAB klien berkurang frekuensinya Menurunkan kualitas sakla nyeri
1. Kurangi aktivitas
• Bising usus kembali normal Menurunkan peristaltik
1. Anjarkan tirah
• Konsistensi feses tidak encer dan rasa
nyeri berkurang
C. Intoleransi aktivitas sehubungan dengan INTERVENSI RASIONAL
keletihan.
1. Anjurkan klien untuk tirah Menurunkan peristaltik usus
Tjuan dan Kriteria Hasil : baring
• Klien merasa rasa letih berkurang 1. Batasi aktivitas Membantu mengurangi keletihan