TUGAS 3
Halim dan Hardy adalah Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu atau disingkat menjadi DTLST.
Desain tata letak sirkuit terpadu merupakan suatu karya yang terdiri dari ranangan tiga
dimensi, yang meliputi berbagai elemen yang mana salah satunya merupakan elemen aktif
merupakan komponen utama dari sebuah komputer. Hal ini dikarenakan dengan adanya
motherboard, maka semua komponen yang ada pada komputer akan dapat disatukan.
Motherboard sebagai perantara merupakan tempat berlalu lalangnya data pada komputer.
Dengan adanya motherboard ini maka semua komponen pada komputer dapat berjalan
dengan lancar. Dengan melihat kepada fungsi dari motherboard itu sendiri, maka menurut
saya sangatlah tepat jika papan sirkuit (motherboard) tersebut termasuk dalam Hak
Apabila dilakukan pendaftaran di Dirjen Kekayaan Intelektual, maka yang menjadi pemilik
hak kekayaan intelektual dari papan induk tersebut adalah Ayub, Halim dan Hardy secara
bersama-sama. Hal ini sesuai dengan Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu yang menyatakan "Dalam hal Pendesain
terdiri atas beberapa orang secara bersama, Hak Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika diperjanjikan lain." Pemilik hak
terbaru. Dari hasil karya tersebutlah maka Ayub, Halim dan Hardy patut dikatakan sebagai
pemilik hak kekayaan intelektual jenis desain tata letak sirkuit terpadu.
2. Menurut Pasal 2 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
1) Varietas yang dapat diberi PVT meliputi varietas dari jenis spesies tanaman yang
2) suatu varietas dianggap baru apabila pada saat penerimaan permohonan hak PVT,
setahun, atau telah diperdagangkan di luar negeri tidak lebih dari empat tahun untuk
3) Suatu varietas dianggap unit apabila varietas tersebut dapat dibedakan secara jelas
dengan varietas lain yang keberadaannya sudah diketahui secara umum pada saat
4) Suatu varietas dianggap serangan apabila sifat-sifat utama atau penting pada varietas
tersebut terbukti seragam meskipun bervariasi sebagai akibat dari cara tanam dan
perbanyakan khusus, tidak mengalami perubahan pada setiap akhir siklus tersebut.
Apabila melihat syarat perlindungan varietas tanaman yang terdapat pada Pasal 2
maka varietas tanaman bawangberwarna yang diciptakan oleh Fajar telah memenuhi
syarat untuk diberikan perlindungan varietas tanaman. Hal ini dikarenakan bawang
berwarna yang diciptakan oleh Fajar merupakan penemuan terbaru dimana bawang
berwarna tersebut sifat genotipenya baru dan tidak ada jenis bawang lainnya. Selain itu,
telah memenuhi unsur-unsur yang terdapat pada Pasal 2 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat
(4) dan ayat (5). Jenis bawang berwarna yang ditemukan oleh Fajar merupakan jenis
spesies tanaman baru, unik, stabil dan elah diberi nama. Varietas tanaman bawang
dapat dibedakan secara jelas dengan varietas tanaman yang lainnya karena bawang jenis
ini memiliki warna yang berbeda-beda dalam 1 (satu) induk bawang sehingga
perbedaannya dapat diketahui secara umum. Selain itu, bawang berwarna memiliki cara
tanam yang berbeda, hal ini terlihat dari sebagian masyarakat yang mencoba menanam
bawang tersebut namun hasilnya bawang yang tumbuh tidak berwarna-warni seperti yang
3. Menurut saya, seni batik dapat dikategorikan sebagai kekayaan intelektual komunal jenis
indikasi geografis. Indikasi Geografis merupakan suatu tanda yang menunjukkan daerah
asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor
alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi,
kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan.
Seni batik merupakan karya seni yang bersifat inovatif dan masa kini. Seni batik terwujud
dalam gambar, corak dan warna yang beragam, dimana corak pada batik tersebut
menggambarkan suatu daerah. Setiap daerah tentunya memiliki khas yang berbeda-beda,
maka dari itu banyak seni batik di Indonesia yang memiliki corak berbeda-beda, seperti
batik betawi, batik lampung, batik malang, batik pekalongan, dan lain-lain. Seni batik
bukanlah ekspresi budaya tradisional, karena hak cipta atas ekspresi budaya tradisional
dipegang oleh negara. Sedangkan hak cipta atas indikasi geografis dipegang oleh pemegang
hak indikasi geografis sesuai dengan Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis. Dalam indikasi geografis terdapat kerjasama
antara pembuat seni batik dengan pemerintah daerah untuk saling melengkapi dokumen
Seni batik termasuk kerajinan tangan yang diciptakan oleh suatu daerah. Mengenai
kerajinan tangan suatu daerah ini terdapat dalam ketentuan Pasal 53 ayat (3) huruf a
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis yang
mengusahakan suatu barang dan/atau produk berupa sumber daya alam; barang kerajinan
tangan; atau hasil industri. Maka dari itu, sangatlah tepat jika seni batik dikategorikan