Anda di halaman 1dari 3

A.

Pengertian Etnosentrisme, Prejudis, Dan Diskriminasi

Etnosentrisme adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar nilai dan standar budaya
sendiri. Orang-orang etnosentris menilai kelompok lain relatif terhadap kelompok atau
kebudayaannya sendiri, khususnya bila berkaitan dengan bahasa, perilaku, kebiasaan, dan
agama. Perbedaan dan pembagian etnis ini mendefinisikan kekhasan identitas budaya setiap suku
bangsa. Etnosentrisme mungkin tampak atau tidak tampak, dan meski dianggap sebagai
kecenderungan alamiah dari psikologi manusia, etnosentrisme memiliki konotasi negatif di
dalam masyarakat yang biasanya berupa kecenderungan untuk melihat dunia melalui filter
budaya sendiri. Istilah ini sering dipandang negatif, yang didefinisikan sebagai ketidak mampuan
untuk melihat orang lain dengan cara diluar latar belakang budaya anda sendiri. Sebuah definisi
terkait etnosentrisme memiliki kecenderungan untuk menilai orang dari kelompok, masyarakat,
atau gaya hidup yang lain sesuai dengan standar dalam kelompok atau budaya sendiri, sering kali
melihat kelompok lainnya sebagai inferior / lebih rendah.

Prasangka atau prejudis [pré-ju-dis] merujuk kepada perasaan yang terkesan terhadap
seseorang individu berdasarkan hubungannya dalam sesebuah kelompok, sama ada ia
berdasarkan jantina, gender, kaum/etnik, kepercayaan dan agama, warganegara, kekurangan
upaya, seksualiti, pekerjaan dan sebagainya; sama ada ia positif mahupun negative. Dalam
konteks rasial, prasangka diartikan:”suatu sikap terhadap anggota kelompok etnis atau ras
tertentu, yang terbentuk terlalu cepat tanpa suatu induksi ”. Dalam hal ini terkandung suatu
ketidakadilan dalam arti sikap yang diambilkan dari beberapa pengalaman dan yang
didengarnya, kemudian disimpulkan sebagai sifat dari anggota seluruh kelompok etnis.

Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa
sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”.
Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain
bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana
layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi
merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam kehidupan Masyarakat, ini disebabkan
karena kecenderungan sikap manusia yang lebih suka membeda-bedakan yang lain. Ketika
seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras,
agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan
dasar dari tindakan diskriminasi.

B. Pembahasan

Sifat etnosentrisme, prejudis, dan diskriminasi dapat menjadi sumber permasalahan bagi bangsa
Indonesia diakrenakan ketiga sifat tersebuit merpukan sifat yang negative atau tidak baik
berburuk sangka terhadap orang, kelompok, group ataupun itu yang dimana hal tersebut diluar
dari sosok pemberi argument.Ketiga sifat ini dapat menimbulkan prespsi yang kurang baik dapat
berupa perselisihan, perbedaan argument bahkan perpecahan dari satu dengan yang lain.
Beberapa penyebab dapat timbulnya kertiga rasa tersebut antara lain berlatar belakang sejarah,
dilatarbelakangi olehperkembangan sosio-kultural dan situasional,   bersumber dari faktor
kepribadian, berlatar belakangdari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.

C. Contoh Etnosentrisme, Prejudis, Dan Diskriminasi

1. Etnosentrisme
Mahasiswa yang berasal dari Medan (suku Batak) akan selalu bersikeras pada pendirian dan
sikap yang menyebut dirinya sebagai orang yang tegas, berpendirian, dan kasar (kasar dalam
artian tegas). Sedangkan Melayu dikatakan pemalu, relijius, dan merasa lebih bisa diterima di
mana pun berada. Sedangkan Jawa, akibat pengaruh orde baru sebagai pusat pemerintahan,
menganggap dirinya paling maju dari daerah lainnya di Indonesia.
2. Prejudis
Seorang majikan yang memandang budak sebagai individu yang malas, tidak bertanggung
jawab, kurang berambisi, dan sebagainya, karena secara umum ciri-ciri tersebut ditetapkan untuk
para budak. Agama juga masih menjadi salah satu sumber prasangka. Sebagai contoh kita
menganggap agama yang orang lain anut itu tidak sebaik agama yang kita anut.
3. Diskriminasi
Diskriminasi terhadap penderita COVID-19 meskipun sudah dinyatan sembuh dan negative dari
pihak yang berwenang yang secara signifikan dijauhkan dari pergaulan karena dianggap
memiliki penyakit mematikan yang apabila menular akan merugikan orang banyak.

Sumber referensi : healey, 1998; Noel, 1968

https://id.wikipedia.org/wiki

Modul ISBD edisi 2

Anda mungkin juga menyukai