Anda di halaman 1dari 1

TUGAS 2

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL


Muhammad Khaidir
NIM: 030107673

1. Ketertiban umum memiliki makna luas dan bisa dianggap mengandung arti mendua
(ambiguity). Dalam praktik telah timbul berbagai penafsiran tentang arti dan makna
ketertiban umum antara lain Penafsiran Sempit yaitu dengan demikian yang dimaksud
dengan pelanggar/bertentangan dengan ketertiban umum hanya terbatas pada
pelanggaran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan saja oleh karena itu,
putusan arbitrase yang bertentangan/melanggar ketertiban umum, ialah putusan yang
melanggar/bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Indonesia.
Sedangkan Penafsiran Luas adalah Penafsiran luas tidak membatasi lingkup dan
makna ketertiban umum pada ketentuan hukum positif saja, Tetapi meliputi segala
nilai-nilai dan prinsip-prinsip hukum yang hidup dan tumbuh dalam kesadaran
masyarakat, Termasuk ke dalamnya nilai-nilai kepatutan dan prinsip keadilan umum
(general justice principle), Oleh karena itu, putusan arbitrase asing yang
melanggar/bertentangan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang hidup dalam
kesadaran dan pergaulan lalu lintas masyarakat atau yang melanggar kepatutan dan
keadilan, tidak dapat dilaksanakan di Indonesia.
2. dalam penyelundupan hukum, hukum nasional tetap berlaku itu dan dianggap tepat
pada suatu peristiwa tertentu saja, yakni kini ada seorang yang untuk mendapatkan
berlakunya hukum asing telah melakukan suatu tindakan yang bersifat
menghindarkan pemakaian hukum nasional itu. Jadi hukum asing yang
dikesampingkan karena penyelundupan hukum, akan mengakibatkan bahwa untuk
hal-hal lainnya akan selalu boleh dipergunakan hukum asing itu. Lembaga
penyelundupan hukum dapat juga dilihat dalam hubungannnya dengan masalah “hak-
hak yang diperoleh”. Nyatanya bahwa penyelundupan hukum justru bertentanga
dengan hak-hak yang diperole

3. Hukum perjanjian internasional dikenal adanya perbedaan bentuk perjanjian.Bentuk


perjanian itu dapat berupa;agreement, treaty, protocol, statute, charter, accord,
declaration, directives, manual, MoU dll.Tidak ada definisi yang spesifik untuk
membedakan diantara bentuk-bentuk perjanjian tersebut. Oleh karena itu, untuk
memudahkan studi hukum internasional, perbedaan bentuk perjanjian lalu
disederhanakan berdasarkan sifat mengikatnya, yaitu antara hard law (mengikat
secara hukum) dan soft law(mengikat secara moral).Tidak dijelaskan secara terperinci
bentuk perjanjian internasional yang masuk kategori hard law dan soft law.Yang biasa
diajarkan, berdasarkan kebiasaan, bahwa bentuk perjanjian yang masuk kategori hard
law adalah, agreement, treaty, protocol, statute, charter.sedangkan sisanya jatuh ke
dalam kategori soft law.Alasan yang sering dikemukakan untuk membedakan sifat
dari bentuk perjanjian internasional adalah tentang kewajiban negara dan
ratifikasi.Dalam bentuk perjanjian yang bersifat hard law biasanya tercantum
kewajiban-kewajiban negara secara terperinci dan membutuhkan suatu ratifikasi dari
negara peserta.

Anda mungkin juga menyukai