Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : ALAN ARI SETIAWAN

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042708656

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4408/Hukum Islam Dan Acara Peradilan Agama

Kode/Nama UPBJJ : JAKARTA

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA

A.Silahkan analisis kasus di atas, dan kemukakan pendapat anda terkait Made melalui surat wasiat
kemudian mewakafkan dan menghibahkan hartanya serta apa dasar hukum yang membenarkan peristiwa
tersebut?
SURAT PERNYATAAN AHLI WARIS
Kami yang bertandatangan dibawah ini , menyatakan dengan sesungguhnya adalah ahli waris
dari Made Gunawan Sanjaya. Almarhum meninggal dunia di Makassar pada 02 Mei 2020. Selama
hidupnya Made Gunawan Sanjaya telah menikahi dengan 3 (tiga) perempuan dan menjadi
3(tiga) istri dan dari hasil pernikahannya itu telah menghasilkan 5 anak dari 3 istri tersebut,
diantaranya 2 anak perempuan dari istri pertama, 2 anak laki – laki dari istri kedua, dan memiliki
1 anak yang sedang dikandung oleh istri ke 3.
Adapun harta peninggalan yang dimaksud berupa : uang sejumlah 20.000.000.000.000 (dua
puluh triliun rupiah), 15% dari total harganya untuk pembangunan rumah ibadah dan panti
asuhan, dan sisa dari itu untuk hak ahli waris.
Demikian surat kuasa ini kami buat dengan sebenarnya, tanpa ada paksaan dari pihak manapun
di hadapan dua orang saksi. Apabila dikemudia hari terjadi sesuatu, maka kami akan bertanggung
jawab sepenuhnya dari segala tuntutan.

Makassar, 22 juni 2021


Para Ahli Waris
Ke-1 Anak pertama dari istri pertama : Rp.19.047619
Ke-2 Anak kedua dari istri pertama : Rp.19.047619
Ke-3 Istri kedua : Rp.19.047619 (Materai 10.000)
Ke-4 Anak pertama dari istri kedua : Rp.19.047619
Ke-5 Anak kedua dari istri kedua : Rp.19.047619
Ke-6 Istri ketiga : Rp.19.047619
Ke-7 Anak pertama dari istri ketiga : Rp.19.047619
Saksi-Saksi
(Pengacara Keluarga……….) (Notaris……….)
Tercatat Dalam Buku Register Kota Makasar
No.Reg……………………………………….
Tanggal………………………………………
Makassar, 02 Mei 2020
Kami Yang Menyatakan/Ahli Waris
1. Istri Pertama (_________________)
2. Istri Kedua (_________________)
3. Istri Ketiga (_________________)

B. Berapa jumlah yang diterima masing-masing dari ahli waris yang ada dalam kasus tersebut?
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata ada dua cara untuk mendapatkan warisan, yaitu: 1. Sebagai
ahli waris menurut Undang-undang.Mewarisi menurut Undang-undang atau “ab intestato” maka dalam
Undang-undang Hukum Perdata ditetapkan pembagian warisan sebagai berikut: 1. Yang pertama berhak
mendapat warisan yaitu suami atau isteri dan anak-anak, masing-masing berhak mendapat bagian yang sama
jumlahnya (pasal 852 BW). Dan pasal 1079 KUHPerdata, cara pembagian warisan :
1. Masing-masing ahli wris menerima barang tertentu dengan harga/nilai sama rata seperti misalnya seperdua
harta warisan jika ahli waris hanya terdiri dari dua orang
saja, seperlima jika ahli waris terdiri dari lima orang, demikian selanjutnya.
2. Bila diantara ahli waris ada yang menerima barang/harta waris lebih dari bagiannya, di pihak lain di antara
ahli waris menerima kurang dari bagiannya maka ahli waris yang menerima bagian yang lebih diharuskan
memberikan sejumlah uang tunai padayang mendapat kurang dari bagiannya
di dalam kasus ini sebagai berikut ;
20.000.000.000.000: 15% untuk pembangunan rumah ibadah dan panti asuhan dan sisa 133.333.333.333.333
133,333,333,333,333 : di bagi anak pertama dari istri pertama = Rp.19.047619
istri ke dua = Rp.19.047619
anak pertama dari istri ke dua = Rp.19.047619
anak kedua dari istri ke dua = Rp.19.047619
anak ke dua dari istri pertama = Rp.19.047619
istri ketiga = Rp.19.047619
anak pertama dari istri ke 3 = Rp.19.047619
berarti 133,333,333,333,333: 7 = Rp.19.047619
jadi masing masing ahli waris yang mendapatkan hak waris adalah Rp.Rp.19.047619 per orang. Di kasus ini
semua ahli waris mendapatkan warisan secara rata karena sebagai yang di atur dalam pasal 832 ayat (1)
KUHPerdata pada golongan ke 1 "Menurut undang-undang, yang berhak menjadi ahli waris ialah keluarga
sedarah, baik yang sah menurut undang-undang maupun yang di luar perkawinan, dan suami atau isteri yang
hidup terlama, menurut peraturan-peraturan berikut ini. " Dalam golongan I ini, suami atau istri dan atau anak
keturunan pewaris yang berhak menerima warisan. Masing-masing mendapat ¼ bagian. "
Dan walaupun istri ke dua dan 2 anak tersebut keluar dari agama islam tetap mendapatkan hak warisan seperti
yang di atur pada ketentuan pasal 838 KUHPerdata yang di maksud adalah ;
(1). Orang yang telah dijatuhi hukuman membunuh atau mencoba membunuh orang yang meninggal
(pewaris);
(2). Orang yang pernah dijatuhkan atau dipersalahkan karena memfitnah pewaris telah melakukan
suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang lebih berat
lagi;
(3). Orang yang menghalangi orang yang meninggal (pewaris) dengan kekerasan atau perbuatan nyata
untuk membuat atau menarik kembali wasiatnya; dan
(4). Orang yang telah menggelapkan, memusnahkan, atau memalsukan wasiat orang yang meninggal
(pewaris).
Jadi kesimpulannya adalah semua berhak mendapatkan hak waris tersebut walaupun ada yang keluar dari
agama.
C. Berdasar ilustrasi kasus di atas, lakukan perbandingan hukum antara hukum positif dan hukum islam
terkait status ahli waris dari istri dan anak laki-laki Made yang keluar dari Islam? Bagaimana cara agar
mereka mendapatkan hak sebagai waris?

Menurut Hukum Islam Kedudukan ahli waris yang telah murtad adalah menjadi penghalang bagi dirinya untuk
mendapatkan harta warisan dari pewaris hal ini dikarenakan bahwa pembagian harta warisan harus diberikan
kepada para ahli waris yang beragama Islam dan seperti yang dihadistkan Baginda Rasulullah S.A.W bahwa Tidaklah
berhak seorang muslim mewarisi harta orang kafir, dan tidak pula orang kafir mewarisi harta muslim." (HR.Bukhari
dan Muslim).
Kedua, Seorang anak yang telah menjadi Murtad dapat menerima bagian dari harta warisan dengan jalan hibah jadi
hak yang dapat diterima oleh anak yang telah murtad terhadap harta warisan dari pewaris yang beragama Islam
adalah dengan melalui hibah, dan yang ketiga besarnya hibah sebesar-besarnya 1/3 dari harta pemberi hibah dan
pemberian hibah harus diberikan pada saat pewaris masih hidup dengan bagian paling banyak sebesar 1/3 dari
harta pewaris.
Orang yang murtad atau keluar dari agama Islam tanpa memandang alasan yang menyertainya, maka tidak
memiliki hak untuk mendapatkan warisan anak kandung yang murtad, dan satu satunya jalan pada anak yang
telah berpindah agama untuk mendapat warisan dari orang tuanya dengan jalan hibah atau wasaiat, karena
ia diandaikan sebagai anak angkat. Hukum waris merupakan salah satu bagian dari hukum perdata secara
keseluruhan dan merupakan bagian terkecil dari hukum kekeluargaan.

Anda mungkin juga menyukai