NRP : 120119231
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SURABAYA
JUNI 2020
A. Hukum Orang & Keluarga
1. Status anak adopsi dianggap sama seperti status anak sah sebagaimana yang diatur dalam
Staatblaad 1917 No. 129, yang dinyatakan bahwa anak tersebut secara hukum memperoleh nama
dari bapak angkat, dijadikan sebagai anak yang dilahirkan dari perkawinan orang tua angkat dan
menjadi ahli waris orang tua angkat. Oleh karena itu, anak yang diadopsi secara sah melalui
putusan pengadilan, kedudukannya adalah sama dengan anak kandung. Sehingga yang
bersangkutan berhak mewarisi harta peninggalan orang tuanya. Jadi bisa disimpulkan bahwa
Donny dianggap sah menurut hukum dan kedudukannya sama layaknya anak kandung.
Sedangkan Xaverius merupakan anak hasil perzinaan yang lahir pada tahun 2010. Anak tersebut
tidak dapat disahkan, sebagaimana yang tertera pada Pasal 283 KUHPerdata yang
menyatakan :
“Anak yang dilahirkan karena perzinaan atau penodaan darah (incest, sumbang), tidak boleh
diakui tanpa mengurangi ketentuan Pasal 273 mengenai anak penodaan darah.”
Kesimpulannya adalah anak tersebut hanya mendapatkan hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunya saja, yang juga telah diatur dalam Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
Sedangkan perbedaan antara anak luar kawin yang diakui dengan anak luar kawin yang diakui dan
disahkan adalah :
Anak luar kawin yang diakui
Anak luar kawin yang diakui tetapi tidak disahkan, kedudukannya hak waris anak tersebut
tidak sama dengan anak yang sah, dan hanya memiliki ikatan perdata dengan ibu
kandungnya dan keluarga ibu kandungnya yang telah diatur dalam Pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan. Walaupun anak diluar kawin itu diakui oleh bapak kandungnya, akan tetapi ia
tidak di sahkan secara hukum. Jadi bila ayah biologisnya meninggal, anak tersebut tidak
dapat menjadi ahli waris.
2. Menurut pendapat saya, putusan MK No. 69/PUU-XIII/2015 merupakan suatu kemajuan. Putusan
tersebut memberikan efek positif dikarenakan sebelum putusan tersebut, perjanjian perkawinan
hanya bisa dibuat sebelum perkawinan, yang kemudian perjanjian perkawinan dapat dibuat saat
perkawinan sedang berjalan / berlangsung. Dengan begitu, putusan tersebut dapat melindungi hak-
hak dan kepentingan kedua belah pihak antara suami dan istri dalam perkawinan yang menciptakan
kepastian hukum bagi setiap orang dan perlindungan hukum bagi pasangan yang terikat suatu
hubungan perkawinan.
B. Hukum Benda
1. Terdapat beberapa cara untuk mengadakan hak gadai, dan dikarenakan emas lantakan atau mobil
merupakan benda bergerak yang berwujud, maka diperlukan surat-surat yang Aan Toonder (Surat
atas Tunjuk). Cara mengadakan hak gadainya adalah:
1. Harus terdapat perjanjian untuk memberikan hak gadai ini (pandovereenkomst). Perjanjian
itu bentuknya di dalam KUH Perdata tidak diisyaratkan apa-apa. Oleh karena itu, bentuk
perjanjian itu dapat bebas, tidak terikat oleh suatu bentuk tertentu. Artinya perjanjian bisa
diadakan secara tertulis maupun tidak tertulis dan yang secara tertulis itu bisa diadakan dengan
akte notaris, bisa juga dengan kata di bawah tangan.
2. Barang yang digadaikan tersebut harus dilepaskan di luar kekuasaan dari si pemberi gadai
(inbezitstelling). Pada setiap perjanjian gadai, maka barang yang digadaikan harus berada di
dalam kekuasaan si pemegang gadai. Bahkan menurut ketentuan KUH Perdata, bahwa gadai
itu tidak sah jika bendanya dibiarkan tetap berada di dalam kekuasaan si pemberi gadai.
C. Hukum Waris
1. Wasiat Handoko tidak dapat terlaksanakan, dikarenakan Handoko meminta untuk membagikan
hartanya kepada seluruh anaknya, tetapi salah satu anak yang merupakan anak luar kawin yang
diakuinya yaitu Xaverius, tidak dapat diakui secara sah menurut Pasal 283 KUHPerdata yang
menyatakan :
“Anak yang dilahirkan karena perzinaan atau penodaan darah (incest, sumbang), tidak boleh
diakui tanpa mengurangi ketentuan Pasal 273 mengenai anak penodaan darah.”
“Ketentuan-ketentuan tersebut di atas ini tidak berlaku bagi anak-anak yang lahir dan perzinaan
atau penodaan darah. Undang-undang hanya memberikan nafkah seperlunya kepada mereka.”
Selain itu, wasiat Handoko juga tidak dapat dijalankan karena menurut Pasal 1001, wasiat tersebut
gugur karena penerima wasiat belum cakap. Jadi dapat disimpulkan bahwa wasiat Handoko tidak
dapat terlaksanakan karena pasal-pasal yang sudah disebutkan diatas.
2. Untuk pembagian warisan kepada anak-anaknya yang sah (kecuali Xaverius) dan istrinya dapat
dibagikan secara rata sebagai berikut:
Harta bersama :
Rumah Rp. 15.000.000.000
Emas lantakan sebanyak 2kg Rp. 1.800.000.000
2 Mobil atas nama Indah dan Handoko Rp. 450.000.000
Total: Rp. 17.700.000.000