Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019/2020

MATA UJIAN : HUKUM PERDATA

“JUDUL TUGAS/MAKALAH/JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP


2019/2020”

Nama Lengkap : Muhammad Luqman Hakim

NRP : 120119231

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SURABAYA

JUNI 2020
A. Hukum Orang & Keluarga

1. Status anak adopsi dianggap sama seperti status anak sah sebagaimana yang diatur dalam
Staatblaad 1917 No. 129, yang dinyatakan bahwa anak tersebut secara hukum memperoleh nama
dari bapak angkat, dijadikan sebagai anak yang dilahirkan dari perkawinan orang tua angkat dan
menjadi ahli waris orang tua angkat. Oleh karena itu, anak yang diadopsi secara sah melalui
putusan pengadilan, kedudukannya adalah sama dengan anak kandung. Sehingga yang
bersangkutan berhak mewarisi harta peninggalan orang tuanya. Jadi bisa disimpulkan bahwa
Donny dianggap sah menurut hukum dan kedudukannya sama layaknya anak kandung.
Sedangkan Xaverius merupakan anak hasil perzinaan yang lahir pada tahun 2010. Anak tersebut
tidak dapat disahkan, sebagaimana yang tertera pada Pasal 283 KUHPerdata yang
menyatakan :

“Anak yang dilahirkan karena perzinaan atau penodaan darah (incest, sumbang), tidak boleh
diakui tanpa mengurangi ketentuan Pasal 273 mengenai anak penodaan darah.”

Sedangkan Pasal 273 KUHPerdata menyatakan :


“Anak yang dilahirkan dari orang tua, yang tanpa memperoleh dispensasi dari Pemerintah tidak
boleh kawin satu sama lainnya, tidak dapat disahkan selain dengan cara mengakui anak itu
dalam akta kelahiran.”

Kesimpulannya adalah anak tersebut hanya mendapatkan hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunya saja, yang juga telah diatur dalam Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan

Sedangkan perbedaan antara anak luar kawin yang diakui dengan anak luar kawin yang diakui dan
disahkan adalah :
Anak luar kawin yang diakui
Anak luar kawin yang diakui tetapi tidak disahkan, kedudukannya hak waris anak tersebut
tidak sama dengan anak yang sah, dan hanya memiliki ikatan perdata dengan ibu
kandungnya dan keluarga ibu kandungnya yang telah diatur dalam Pasal 43 ayat (1) UU
Perkawinan. Walaupun anak diluar kawin itu diakui oleh bapak kandungnya, akan tetapi ia
tidak di sahkan secara hukum. Jadi bila ayah biologisnya meninggal, anak tersebut tidak
dapat menjadi ahli waris.

Anak luar kawin yang diakui dan disahkan


Kedudukan anak luar kawin yang di akui dan disahkan memiliki kedudukan yang sama
dengan anak sah dalam hal pewarisan, sebagaimana dinyatakan pada Pasal 280
KUHPerdata yang menyatakan :
“Dengan pengakuan terhadap anak di luar kawin, terlahirlah hubungan perdata antara
anak itu dan bapak atau ibunya.”

2. Menurut pendapat saya, putusan MK No. 69/PUU-XIII/2015 merupakan suatu kemajuan. Putusan
tersebut memberikan efek positif dikarenakan sebelum putusan tersebut, perjanjian perkawinan
hanya bisa dibuat sebelum perkawinan, yang kemudian perjanjian perkawinan dapat dibuat saat
perkawinan sedang berjalan / berlangsung. Dengan begitu, putusan tersebut dapat melindungi hak-
hak dan kepentingan kedua belah pihak antara suami dan istri dalam perkawinan yang menciptakan
kepastian hukum bagi setiap orang dan perlindungan hukum bagi pasangan yang terikat suatu
hubungan perkawinan.

B. Hukum Benda

1. Terdapat beberapa cara untuk mengadakan hak gadai, dan dikarenakan emas lantakan atau mobil
merupakan benda bergerak yang berwujud, maka diperlukan surat-surat yang Aan Toonder (Surat
atas Tunjuk). Cara mengadakan hak gadainya adalah:
1. Harus terdapat perjanjian untuk memberikan hak gadai ini (pandovereenkomst). Perjanjian
itu bentuknya di dalam KUH Perdata tidak diisyaratkan apa-apa. Oleh karena itu, bentuk
perjanjian itu dapat bebas, tidak terikat oleh suatu bentuk tertentu. Artinya perjanjian bisa
diadakan secara tertulis maupun tidak tertulis dan yang secara tertulis itu bisa diadakan dengan
akte notaris, bisa juga dengan kata di bawah tangan.
2. Barang yang digadaikan tersebut harus dilepaskan di luar kekuasaan dari si pemberi gadai
(inbezitstelling). Pada setiap perjanjian gadai, maka barang yang digadaikan harus berada di
dalam kekuasaan si pemegang gadai. Bahkan menurut ketentuan KUH Perdata, bahwa gadai
itu tidak sah jika bendanya dibiarkan tetap berada di dalam kekuasaan si pemberi gadai.

2. Kewajiban pemegang gadai antara lain sebagai berikut :


1. Pemegang gadai bertanggung jawab atas hilangnya atau berkurangnya harga barang yang
digadaikan jika hal itu disebabkan atas kelalainnya.
2. Pemegang gadai harus memberitahukan kepada pemberi gadai bilamana ia hendak menjual
barang yang digadaikan kepadanya.
3. Pemegang gadai harus memperhitungkan tentang hasil penjualan barang yang digadaikan dan
setalah mengambil pelunasan piutangnya ia harus menyerahkan kelebihannya kepada pemberi
gadai.
4. Pemegang gadai harus mengembalikan barang gadai jika terdapat hutang pokok, bunga dan
ongkos-ongkos telah dilunasi oleh pemberi gadai / debitur.

C. Hukum Waris

1. Wasiat Handoko tidak dapat terlaksanakan, dikarenakan Handoko meminta untuk membagikan
hartanya kepada seluruh anaknya, tetapi salah satu anak yang merupakan anak luar kawin yang
diakuinya yaitu Xaverius, tidak dapat diakui secara sah menurut Pasal 283 KUHPerdata yang
menyatakan :

“Anak yang dilahirkan karena perzinaan atau penodaan darah (incest, sumbang), tidak boleh
diakui tanpa mengurangi ketentuan Pasal 273 mengenai anak penodaan darah.”

Dan juga pada Pasal 867 KUHPerdata juga menyatakan bahwa :

“Ketentuan-ketentuan tersebut di atas ini tidak berlaku bagi anak-anak yang lahir dan perzinaan
atau penodaan darah. Undang-undang hanya memberikan nafkah seperlunya kepada mereka.”

Selain itu, wasiat Handoko juga tidak dapat dijalankan karena menurut Pasal 1001, wasiat tersebut
gugur karena penerima wasiat belum cakap. Jadi dapat disimpulkan bahwa wasiat Handoko tidak
dapat terlaksanakan karena pasal-pasal yang sudah disebutkan diatas.
2. Untuk pembagian warisan kepada anak-anaknya yang sah (kecuali Xaverius) dan istrinya dapat
dibagikan secara rata sebagai berikut:
 Harta bersama :
Rumah Rp. 15.000.000.000
Emas lantakan sebanyak 2kg Rp. 1.800.000.000
2 Mobil atas nama Indah dan Handoko Rp. 450.000.000
Total: Rp. 17.700.000.000

 Harta pisah milik Handoko :


Deposito di bank Panin Rp. 5.000.000.000
Piutang dagang yang jatuh tempo Rp. 3.300.000.000
Total: Rp. 8.300.000.000

 Warisan yang didapat istri dari harta bersama :


½ harta bersama + 1/5 dari 1/2 bagian harta bersama
½ x 17.700.000.000 + 1/5 x ( ½ x 17.700.000.000) = 8.850.000.000 +
1.770.000.000 = Rp. 10.620.000.000

 Warisan yang didapat anak sah dari harta bersama (A, B, C, D) :


1/5 dari ½ bagian harta bersama
1/5 x ½ x 17.700.000.000 = Rp. 1.770.000.000
 Warisan istri dan 4 anak sah dalam harta pisah
Total harta pisah : 5
= Rp. 8.300.000.000 : 5
= Rp. 1.660.000.000

 Total warisan yang didapat istri


Rp. 10.620.000.000 + Rp. 1.660.000.000 = Rp. 12.280.000.000

 Total warisan per anak


Rp. 1.770.000.000 + Rp. 1.660.000.000 = Rp. 3.430.000.000

Anda mungkin juga menyukai