Perjanjian Perkawinan
- Kedua orang tua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka dengan
sebaik-baiknya sampai anak itu kawin atau dapat berdiri sendiri.
- Anak wajib menghormati orang tua dan jika telah dewasa ia wajib
memelihara menurut kemampuannya bila mereka memerlukan bantuan.
- Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah
melangsungkan perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tua selama
mereka tidak dicabut dari kekuasaannya.
- Salah seorang atau kedua orang tua dapat dicabut kekuasaannya terhadap
seorang anak apabila :
a. Sangat melalaikan kewajibannya terhadap anaknya.
b. Berkelakuan sangat buruk.
- Pencabutan kekuasaan orang tua dapat dimintakan oleh :
a. Orang tua yang lain
b. Keluarga dalam garis lurus ke atas
c. Saudara kandung yang telah dewasa
d. Pejabat yang berwenang
Kekuasaan orang tua berakhir apabila :
a. Anak menjadi dewasa
b. Si anak meninggal dunia
c. Perkawinan orang tua putus
d. Kekuasaan orang tua dicabut oleh hakim
Perwalian (Voogdij)
Perwalian adalah pengurusan dan pengawasan atas diri dan harta anak yang belum
dewasa yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua.
Perwalian ada 3 macam :
1. Perwalian menurut undang-undang (wettelijk voogdij) adalah perwalian
yang dilakukan oleh suami/istri yang hidup terlama.
2. Perwalian menurut wasiat (testamentair voogdij) adalah perwalian yang
ditunjuk oleh ibu/bapa si anak dengan surat wasiat/akte notaris.
3. Perwalian yang diangkat oleh hakim (datieve voogdij) adalah perwalian
yang dilakukan terhadap anak di bawah umur yang tidak berada di bawah
kekuasaan , juga tidak punya wali.
Pengampuan (curatele) :
- Perwalian yang dilakukan terhadap seseorang yang karena sesuatu hal tidak dapat
melakukan perbuatan hukum. Misalnya orang dung, gila, mata gelap, boros,
pemabuk.
- Orang yang ditaruh di bawah pengampuan disebut curandus
- Pengampunya disebut curator.
- Kedudukan orang yang ditaruh di bawah pengampuan sama dengan orang di
bawah umur, jadi dianggap tidak cakap melakukan perbuatan hukum.
KETURUNAN
Keturunan adalah anak yang dilahirkan oleh suatu keluarga yang akan
meneruskan hak dan kewajiban orang tua di dalam keluarga.
Menurut KUH Perdata/BW :
Anak sah adalah anak yang dilahirkan dari suatu perkawinan yang sah (wettig
kind).
Anak luar kawin adalah anak yang dilahirkan di luar perkawinan (natuurlijke
kind).
Macam-macam anak luar menurut KUH Perdata/BW :
1. Anak sah
2. Anak luar kawin :
a. Anak luar kawin yang diakui
b. Anak luar kawin yang tidak diakui
c. Anak zina
d. Anak sumbang
Bila seorang anak lahir di luar kawin dalam BW, maka tidak begitu saja terjadi
hubungan kekeluargaan antara anak tersebut dengan orang tuanya. Pertalian
keluarga baru timbul bila ada pengakuan dari orang tua (erkenning). Bila orang tua
melakukan pengakuan terhadap anak tersebut, maka timbul hubungan perdata
antara anak tersebut dengan orang tuanya. Jadi anak luar kawin tidak ada hubungan
hokum dengan orang tuanya, kecuali bila orang tuanya mengakui.