Anda di halaman 1dari 12

Pencegahan Perkawinan

•Pasal 13 -21 UUP.

• Tujuan pencegahan perkawinan adalah untuk menghindari suatu


perkawinan yang dilarang hukum agamanya dan kepercayaannya dan
peraturan peruuan.

•Pihak-pijhak yang dapat mencegah perkawinan:

•1. para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah dari salah
seorang calon mempelai
•2. saudara dari salah seorang calon mempelai
•3. wali nikah dari salah seorang calon mempelai
•4. wali dari salah seorang calon mempelai
•5. pengampu dari salah seorang calon mempelai
•6pihak-pihak yang berkepentingan
•7suami atau isteri dari salah seorang calon mempelai
•8. pejabat yang ditunjuk, yang akan diatur lebih lanjut dalam peraturan
peruuan
Pencegahan perkawinan diajukan kepada pengadilan
dalam daerah hukum dimana perkawinan akan
dilangsungkan dengan memberitahukan pada pegawai
pencatat perkawinan.----- diberitahukan kepada calon-
calon mempelai----- pengadilan memeriksa permohonan.

Pencegahan perkawinan dapat dicabut dengan putusan


pengadilan atau menarik kembali permohonan
pencegahan perkawinan.
Jika pencegahan belum dicabut perkawinan tidak dapat
dilangsungkan
Pencegahan perkawinan dapat dilakukan Pegawai
pencatat perkawinan dalam hal:

a. Calon mempelai belum mencapai umur 19 tahun bagi pria dan 16 tahun bagi calon
wanita -----wanita menjadi 19 dengan UU No. 16 Tahun 2019

b. antara calon mempelai pria dan wanita terkena larangan/halangan


melangsungkan perkawinan

c. calon mempelai masih terikat perkawinan dengan orang lain

d. antara calon mempelai telah bercerai dua kali dan oleh hukum agama dan
kepercayaannya dilarang kawin untuk ketiga kalinya

e. perkawinan yang akan dilangsungkan tidak memenuhi tata cara pelaksaan


menurut peraturan peruuan.
Pembatalan Perkawinan
Pasal 22 – pasal 28 UUP titel “batalnya perkawinan”-
pasal 37 -38 PP No. 9 Tahun 1975
Istilah |” batalnya perkawinan” tidak tepat –
“dibatalkannya perkawinan”- karena baru dibatalkan
sesudah diajukan ke muka hakim.
Perbedaan pencegahan dan pembatalan perkawinan.
Pencegahan sebelum perkawinan dilangsungkan–
pembatalan setelah perkawinan dilangsungkan.------
pengadilan
Perkawinan yang tidak memenuhi syarat-syarat
perkawinan --- dapat dibatalkan ----(pasal 22) bisa
batal dan bisa tidak.Bilamana hukum agamanya
masing-masing tidak menentukan lain.
Suatu perkawinan juga dapat dibatalkan jika:
1. perkawinan dilangsungkan pegawai pencatat tidak
berwenang
2.wali nikah yang tidak sah atau tanpa dihadiri oleh
saksi.
Pihak-pihak yang dapat mengajukan pembatalan
perkawinan
Para keluarga dalam garis keturunan lurus keatas dari suami
atau isteri
Suami atau isteri
Pejabat yang berwenang mengawasi pelaksaan perkawinan
menurut undang-undang selama perkawinan belum diputuskan
Pejabat yang ditunjuk
Jaksa
Suami atau isteri dari yang melangsungkan perkawinan
Setiap orang yang mempunyai kepentingan hukum secara
langsung terhadap perkawinan tersebut, setelah perkawinan itu
putus.
Pembatalan dapat juga dilakukan suami /isteri jika
dilangsungkan dengan ancaman yang melanggar
hukum atau terjadi salah sangka mengenai diri suami
atau isteri.

Jikqa ancaman telah berhenti atau salah sangka telah


diketahui telah diketahu i 6 bulan tetap hidup
bersama dan tidak menggunakan haknya, haknya
untuk mengajukan pembatalan menjadi gugur.
Permohonan pembatalan perkawinan diajukan
kepada pengadilan dalam hukum di mana perkawinan
dilangsungkan atau ditempat tinggal kedua suami
isteri
Tata cara Pengajuaan Permohonan pembatalan
perkawinan dilakukan sesuai dengan tatacara
pengajuan gugatan perceraian
Pembatalan menurut Kompilasi
Hukum Islam(pasal 70 dan 71KHI)
Pembatalan ---” batal dan dapat dibatalkan” atau “batal demi
hukum atau dapat dibatalkan”
Pasakl 70 KHI menyatakan bahwa suatu perkawinan batal
apabila:
1. suami melakukan perkawinan, sedangkan ia tidak berhak
melakukan akad nikah karena sudah mempunyai empat iorang
oranbg isteri, sekalipun salah satu dari empat isterinya dalam
iddah talak raji
2. Sesorang menikahi bekas isteri yang telah di liiannya,
3. Seseorang menikahi bekas isterinya yang pernah dijatuhi talak
tiga olehnya kecuali bila bekas isterinya tersebut pernah
menikah dengan orang lain. K
4. Perkawinan dilakukan antara dua orang yang
mempunyai hubungan darah semenda, dan sesusuan
sampai derajat tertentu yang menghalangi suatu
perkawinan;
5. isteri adalah saudarakandung atau sebagai bibi atau
kemenakan dari isteri atau isteri-isterinya.
Perkawinan dapat dibatalkan (Pasal 71 KHI)
Seorang suami melakukan poligami tanpa izin
Pengadilan |Agama
Perempuan yang dikawini ternyata masih dalam masa
iddah dari suami yang lain
Perempuan yang dikawini ternyata kemudian
diketahui masih menjadi isteri orang lain yang
mafqud
Perkawinan yang dilangsungkan tanpa wali atau
dilaksanakan oleh wali yang tidak berhak
Perkawinan yang dilaksanakan dengan paksaan
Akibat hukum Batalnya Perkawinan
Pasal 28 UUP –hukum yang tetap dan berlaku sejak saat berlangsungnya
perkawinan.

Batalnya perkawinan tidak mengakibatkan putusnya hubungan hukum


antara anak dan orang tuanya sebab putusan tersebut tidak berlaku surut
terhadap :

A. anak-anak yng dilahirkan dari perkawinan tersebut


B. suami atauisteri yang bertindak dengan itikad baik kecuali terhadap harta
bersama, bila pembatalan perkawinan didasarkan atas adanya perkawinan
yang lebih dahulu
C.orang-orang ketiga lainnya tidak termasuk dalam a dan b sepanjang
mereka memperoleh hak-hak dengan itikad baik sebelum putusan tentang
pembatalan mempunyai kekuatan hukum tetap.

Anda mungkin juga menyukai