Anda di halaman 1dari 18

Hukum Perdata :

HUKUM KELUARGA/UUP
• - Pengertian Hukum Keluarga
• - Pengertian Perkawinan
• - Tujuan Perkawinan
• - Asas-asas perkawinan

t er i : • - Syarat-Syarat Perkawinan
Ma •

- Sahnya Perkawinan
- Pencegahan Perkawinan
• - Pembatalan Perkawinan
• - Akibat Perkawinan
• - Putus Perkawinan
• - Perkawinan di Luar indonesia
• - Perkawinan Campuran
Pengertian Hukum Keluarga
• Hukum keluarga adalah hukum yang mampunyai
peraturan hubungan yang timbul karena hukum
keluarga, seperti : perkawinan, hubungan antara
orang tua dengan anak, perwalian dan
pengampuan, pengangkatan anak.
Pengertian Perkawinan
• Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga yang bahagia dan
kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha
Esa.
Tujuan Perkawinan
• Tujuan perkawinan adalah untuk membentuk suatu
rumah tangga atau keluarga yang bahagia dan kekal
sesuai kehendak Tuhan Y ang Maha Esa. Yang
dimaksud dengan keluarga adalah terdiri dari ayah,
ibu dan anak yang merupakan sendi dasar susunan
masyarakat indonesia.
Asas-asas perkawinan
Asas – asas atau prinsip mengenai perkawinan meliputi :
1.Tujuan perkawinan adalah membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal.

2.Menurut hukum agamanya dan kepercayaan.

3.Undang – undang ini menganut asas monogami.


4. Undang-undang Pasal 5 ayat 2 No 1 tahun 1974
ini menganut prinsip bahwa calon suami isteri
telah masak jiwa raganya.

5. Undang – undang ini mempersukar terjadinya


perceraian

6. Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang


dengan hak dan kedudukan suami baik di dalam
rumah tangga atau masyarakat
Syarat-syarat perkawinan
Adapun syarat – syarat yang harus dipenuhi

1.Adanya persetujuan kedua calon mempelai

2.Adanya ijin kedua orang tua/wali bagi calon mempelai yang


belum berusia 21 tahun.

3.Usia calon mempelai pria sudah mencapai 19 tahun dan


calon mempelai wanita sudah mencapai 16 tahun.
4. Antara calon mempelai pria dan calon mempelai
wanita tidak dalam hubungan darah/keluarga
yang tidak boleh kawin.

5. Tidak berada dalam ikatan perkawinan dengan


pihak lain

6. Tidak bercerai untuk kedua kali dengan


suami/istri yang sama akan dinikahi
Sahnya Perkawinan
Undang – undang nomor 1 tahun 1974 telah mengatur
dalam Pasal 2 yang berbunyi:
1.Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan
menurut hukum masing-masing agamanya
dan kepercayaan itu.

2. Tiap – tiap perkawinan dicatat menurut


peraturan perundang – undangan yang
berlaku.
Pencegahan Perkawinan
Pasal 14 dan 15 undang –undang Nomor 1 Tahun 1974 yang dapat
mengajukan pencegah perkawinan adalah :
1.Keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas
dan ke bawah.
2.Saudara
3.Wali nikah
4.Wali
5.Pengampu dari salah satu calon mempelai
6.Pihak yang berkepentingan
7.Suami atau isteri dari salah satu calon mempelai
8.Pejabat yang ditunjuk.
Pembatalan Perkawinan
• Menurut Pasal 22 undang – undang no 1 tahun 1974
perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak tidak
memenuhi syarat-syarat untuk melangsungkan perkawinan.

• Adapun perbedaan dari pencegahan dan pembatalan


perkawinan tersebut adalah untuk pencegahan perkawinan
sebelum terjadi perkawinan berlangsung. Sedangkan
pembatalan perkawinan terjadi setlah perkawinan
berlangsung.
Akibat Perkawinan
• Akibat perkawinan yang sah menimbulkan akibat-akibat
hukum terhadap hubungan antar suami istri, hubungan
antara orang tua dengan anak, dan terhadap masalah harta
benda.

• Akibat perkawinan terhadap anak, yaitu orang tua wajib


memelihara dan mendidik anak-anaknya sampai mereka
bisa membiayai hidup sendiri.
Putus Perkawinan

Sebab-sebab putusnya perkawinan diatur dalam Pasal 38


undang – undang nomor 1 tahun 1974 yaitu :

1.Kematian

2.Perceraian

3.Atas Putusan Pengadilan


Perkawinan di Luar indonesia
Pasal 56 undang – undang nomor 1 tahun 1974 menentukan
1.Perkawinan yang di langsungkan di luar
Indonesia antara dua orang warga negara
indonesia dengan warga negara asing adalah
sah bilamana dilakukan menurut hukum
yang berlaku di negara dimana perkawinan
itu dilangsungkan dan bagi warga negara
indonesia tidak melanggar ketentuan-ketentuan
undang- undang ini.
2. Dalam waktu 1 tahun setelah suami isteri kembali di
wilayah indonesia surat bukti perkawinan mereka harus di
daftar di
kntor prkawinan tempat tinggal mereka.
Perkawinan Campuran
• Perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang
yang di indonesia tunduk pada hukum yang berlainan karena
perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak
berkewarganegaraan indonesia (pasal 57 UU no 1 tahun 1974)

• Pasal 58 UUP bagi orang-orang yang berlainan


kewarganegaraan yang melakukan perkawinan campuran,
dapat memperoleh kewarganegaraan dari suami/isteri dan
dapat pula kewarganegaraanya.
TERIMA KASIH.....
• Anda cari kasus ttng :

PEMBATALAN PERKAWINAN, PENCEGAHAN PERKAWINAN

Anda mungkin juga menyukai