Anda di halaman 1dari 17

LOGIKA DAN PENALARAN

HUKUM
Asal muasal Ilmu Logika
Sejak zaman Socrates abad 5 SM selalu mencari
kebenaran sejati dengan cara dialog.
Dialog yang dilaksanakannya melalui 2 cara,
yaitu MAIEUTIKA dan IRONIC. Dengan metode
Maieutika socrates terus bertanya sampai yang
ditanya tidak bisa menjawab. Dengan Metode
Ironik Socrates terus menyangkal jawaban
sampai ke akar-akarnya.
Masa Socrates
• Socrates tidak lagi memikirkan alam semesta, tetapi bagaimana manusia yang mengisi
alam semesta mencarikeutamaan.
• Tidak ada karya Socrates yang sempat ditulis, tetapi muridnya, yaitu Plato menuliskan
pemikiran dalam beberapa bukunya.
• Tugas utama negara adalah mendidik warganya dalam keutamaan (ARETE). TAAT pada
Hukum sebagai salah satu keutamaan.
• Keutamaan didasarkan pada intuisi yang baik dan buruk. Pengetahuan menganai baik
dan buruk ini disebut THEORIA Sumber pengetahuan ada dalam diri manusia yang
bersumber dari ROH ILLAHI ( DAIMONIA). Untuk itu kenalilah dirimu ( GNOOTI
SEAUTON)
• Socrates menyebarkan pemikiran kebijakannya melalui DIALOG yang terkenal dengan
Dialog Socrates, yaitu MAIEUTIKA TEKNIEC dan IRONIE TEKNIEC
• Metode pemikirannya bersifat DEDUKTIF dan INDUKTIF. Lord Palmerston :
• RIGHT OR WRONG my COUNTRY
• Socrates mengajar sambil berjalan-jalan dari lorong ke lorong dengan terus mengajukan
pertanyaan yang bersifat maieutik dan ironik
Tujuan Dialog Socrates
1. Mencari dasar-dasar hukum dan keadilan yang sejati dan bersifat
obyektif yang dapat diterapkan kepada setiap manusia ;
2. Di setiap hati kecil manusia terdapat rasa hukum dan keadilan yang
sejati, sebab setiap insan itu merupakan sebagian dari Nur Tuhan Yang
Maha Pemurah, adil dan penuh kasih sayang, meskipun tertutup kabut
tebal kepemilikan dan ketamakan, kejahatan dan kedoliman, namun
tetap ada serta tidak dapat dihilangkan laksana cahaya abadi ;
3. Negara dibuat untuk bukan untuk kepentingan pribadi, melalinkan suatu
susunan yang obyektif yang bersandarkan pada sifat hakekat manusia,
karena itu bertugas menerapkan hukum yang obyektif – keadilan untuk
umum ;
4. Keadilan sejati yang harus menjadi dasar pedoman negara, yang akan
melahirkan kenyamanan dan ketengan jiwa, sebab kebatilan hanyalan
membawa kesenangan yang palsu.
PLATO (428-347 SM)
Pemikiran Plato dapat dilihat dari karyanya, antara lain :
1. Georgias
2. Politeia
3. Nomoi
Dalam Georgias, Plato mengkritik demokrasi sebagai
tatanan yang berbahaya. Bukankah kaum penguasa
berupaya meraih kekuasaan materil daripada menegakan
kebenaran dan kemoderatan.
Pada masa itu mungkin sudah ada yang namanya sistem
demokrasi di Negara Polis.
Politeia- Plato
• Dalam Politeia Plato menguraikan tentang NEGARA IDEAL (Ideal
staat) – falsafahnya disebut Ideenleer atau ajaran cita van Plato
• Plato membagi 2 duni, yaitu :
1. Dunia Cita (ideen wereld) dunia kenyataan sejati yang berada di
alam cita bersifat immateril di luar dunia palsu.
2. Dunia alam (natuur wereld) bersifat materil - dunia fana yang
bersifat palsu.
Dunia alam ini seharusnya merupakan penjelmaan dari dunia cita.
Untuk mengukur persamaan itu digunakan sebagai dasar “ NORMA”
(het behoren atau ought to- seharusnya. Dari sinilah mulai dikenal
istilah NORM atau NORMA yang berlaku di dunia hukum.
3 Dunia Cita Mutlak ( Absolute Ideen
1. Idee der waarheid (logika) atau cita kebenaran;
2. Idee der schoonheid (estetika) atau cita
keindahan atau kesenian ;
3. Idee der zedelijheid ( etika) atau cita kesusilaan.
Ketiga cita tersebut terhadap dalam potensi
manusia, pikiran (verstand) , perasaan (rasa-
gevold) dan kehendak (willen)
Causal Verband Dunia Cita dan Dunia Alam

Pikiran

Cita
Perasaan
Keindahan

Cita
Kehendak
Kesusilaan
ARTI LOGIKA
• Logika atau logis, atau logikal – dalam bahasa
sehari-hari menunjuk pada cara berpikir yang
masuk akal yang reasonable yang wajar yang
beralasan atau yang berargumen yang ada
hubungan rasionalnya meskipun belum tentu
disetujui benar atau salah
Tempat logika sebagai disiplin Ilmu
• Logika berasal dari kata LOGIKE (yunani) kata
bendanya LOGOS yang berarti perkataan
sebagai manifestasi pikiran manusia. Secara
etimologi, logika adalah ilmu atau disiplin ilmu
yang mempelajari jalan pikiran yang
dinyatakan atau diungkapkan dalam BAHASA.
• Pelopor logika selain Socrates, Zeno, Kaum
Stoa, Plato dan Aristoteles, Theoprostus.
LOGIKA BAGIAN FILSAFAT
• LOGIKA merupakan bagian dari Filsafat, selain
Etika dan Estetika, Ontologi,Epistemologi, dan
Axiologi.
• Karakter Filsafat adalah :
1. Menyeluruh (universal)
2. Mendadar (radikal)
Obyek Material Logika
• Setiap ilmu mempunyai obyek material dan formal. Obyek material
adalah segala sesuatu yang dipelajari manusia yang meliputi duania alam
semesta dan dunia manusia sendiri.
• Obyek material LOGIKA adalah KEGIATAN Berfikir bukan proses berfikir.
Dalam arti teknis kegiatan berpikir ini adalah proses ruhani atau akal budi
dalam kerangka bertanya dan berusaha memperoleh jawaban.
• Faktor-faktor yang membuat manusia berpikir sungguh-sungguh, antara
lain :
1. Jika pernyataan atau pendiriannya dibantah orang lain;
2. Jika dalam lingkungannya terjadi perubahan secara mendadak atau
terjadi peristiwa yang tidak diharapkan;
3. Jika ia ditanya
4. Dorongan rasa ingin tahu
Berpikir Reflektif dan Praktikal dan Teoritikal.

Berpikir Reflektif adalah kegiatan akal budi


dengan jalan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
dan berusaha memecahkan masalah tersebut
secara terarah dan sistematik.
Berpikir Praktikal adalah cara berpikir untuk
mengubah keadaan.
Berpikir Teoritikal – adalah cara berpikir untuk
mengubah pengetahuan, memperoleh,
menambah atau memperbaiki pengetahuan.
Obyek Formal Logika
• Obyek formal logika adalah bentuk atau
struktur berpikir untuk menentukan tepat atau
tidak tepatnya suatu alur pemikiran.
• Bentuk atau stuktur berpikir dalam bentuk
kalimat itulah yang menjadi ukuran benar
tidaknya alur berpikir seseorang. Inilah yang
disebut PENALARAN. Penalaran yang tepat
jujur, jernih disebut ARGUMEN YANG VALID
(Straight thinking or correct argument)
Penalaran
- Bahasa

Pikiran
IDE
Kalimat

VALID

Struktur Kalimat
PALLACE
TIDAK VALID
KESIMPULAN
Penalaran Hukum
Dalam ilmu hukum dikenal adanya Penafsiran
Hukum (interpretation) dan Penemuan Hukum
(rechtvinding)
Jenis Penafsiran :
1. Penafsiran Otentik
2. Penafsiran Sistematik
3. Penafsiran Taleologis
Penafsiran Otentik

Anda mungkin juga menyukai