Anda di halaman 1dari 6

SARANA DAN ALAT BERFIKIR ILMIAH

1. NALAR VERSUS INSTING


Nalar dan insting manusia adalah wujud kesejatian dari keunggulan makhluk
Tuhan, namun hal itu masih membutuhkan pengelolan agar menjadi sebagaimana
yang diharapkan.

Manusia diberi kemampuan yang tidak terbatas. Menyelam ke dalam lautan


atau terbang tinggi ke angkasa. Membelah gunung, menerobos batuan sedimen alam.
Semakin berat tantangan yang dihadapi, semakin besar potensi mengatasinya.
Batasan manusia adalah pikirannya. Selama pekiran masih berfungsi, otak kreatif
masih bekerja, tidak ada kemustahilan. Sudah menjadi hal yang biasa, inovasi
terjadi terus menerus. Memungkinkan kita memproduksi sekaligus mengkonsumsi
produk baru. Besarnya modal pengusaha mensyaratkan besarnya keuntungan. Dan
hasil karya pemikiran dapat menghasilkan produk yang bisa menghasilkan
kesejahteraan. Uang menjadi raja atas segala sesuatu. Tidak bisa menolak anggukan
terpaksa kita terhadap orang yang keluar dari mobil mewah. Dengan terpaksa pula
kita menyetujui permintaan tak masuk akal dari seorang dokter gadungan.

Bahkan kita sering terkecoh oleh omongan "bullshit" oknum berpakaian rapi
dan necis. Sangat logis, mereka adalah Orang-orang terlatih yang akan mengelabui
kita. Membohongi manusia bodoh yang tidak bisa memilih antara benar dan salah.
Kita mudah terpikat oleh manisnya senyum, pakaian rapi, mobil mewah, dan titel

Beruntung, kita masih bisa memilih. Mendahulukan Insting atau nalar?,


Keduanya bisa dipakai dengan porsi yang sesuai. Adalah berada ditengah laut, kapal
lebih tenang mengarungi samudra. Berada ditengah lapangan memberikan
keleluasaan bagi wasit memimpin pertandingan sepak bola. Keputusan ada ditangan
anda. Bijaklah memimpin Insting dan nalar secara proporsional dan manusiawi

2. BAHASA DANPENALARAN
Bahasa bukan sakadar alat komunikasi, melainkan juga sarana berpikir atau
bernalar dan sekaligus sebagai sarana mengungkapkan perasaan atau gagasan.
Bahasa yang baik dan benar menunjukkan penalaran yang baik dan benar pula. Oleh
karena itu, bahasa erat kaitannya dengan penalaran. Seseorang yang cenderung
memakai bahasa bentuk pasif dapat dinalarkan memiliki perilaku pasif pula. Oleh
karena itu, kita perlu mengubah penalaran dari sikap hidup pasif menjadi aktif
melalui bahasa.

Jikalau ada penalaran bahwa “berbahasa mencerminkan pikiran dan perasaan


seseorang”, bagaimana dengan sikap atau tindakan seseorang yang hanya menunggu,
menerima saja, menanti melulu, malas-malas, dan segan bertindak, jelas merupakan
sikap hidup yang pasif dan tentu sangat merugikan. Sebaliknya, apabila aktif, agresif,
dan dinamis, tentu menunjukkan pula sikap yang aktif dan memiliki inisiatif untuk
kreatif, maju, tegas, berani, dan mengambil tindakan yang bernas.

3. CIRI DAN KARAKTERISTIK NALAR


Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) atau menggabungkan informasi dan fakta, yang mengarah
pada kesimpulan yang diterima oleh akal sehat.
Ciri - Ciri Penalaran

Secara detail penalaran mempunyai ciri - ciri sebagai berikut:

• Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran ditimbang
secara objektif dan berdasarkan data yang valid.

• Analitis, artinya tindakan berpikir tidak terlepas dari imajinasi seseorang untuk
merangkai, menyusun atau menggabungkan arah pikirannya menjadi suatu pola
tertentu.

• Rasional, adalah fakta atau kenyataan yang benar - benar dapat dipikirkan.

4. LOGIKA SEBAGAI SARANA BERFIKIR


Logika berasal dari bahasa Latin, dari kata “logos” yang berarti perkataan
atau sabda. Logika berasal dari kata Yunani Kuno (logos) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Sebagai Ilmu, logika disebut dengan logike episteme (Latin:logica scientia) atau
ilmu logika (ilmu pengetahuan) yang mempelajari kecakapan untuk berpikir secara
lurus, tepat, dan teratur.
Logika adalah cabang filsafat tentang berpikir. Logika membicarakan tentang
aturan-aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil
kesimpulan yang benar. Dengan mengetahui cara atau aturan-aturan tersebut dapat
menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Logika sama
tuanya dengan umur manusia, sebab sejak manusia itu ada, manusia sudah berpikir,
manusia berpikir sebenarnya logika itu telah ada. Hanya saja logika itu dinamakan
logika naturalis, sebab berdasarkan kodrat dan fitrah manusia saja.
5. SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA
Sejarah perkembangan logika dapat kita lihat dari pemikiran-pemikiran para filosof
yaitu filosofi Alam, filosofi Elea dan filosofi Klasik.
• FILOSOFI ALAM
Thales
Merupakan filsuf pertama dalam masa filosofi alam. Masa hidupnya
diperkirakan sekitar 625-545 SM. Thales adalah seorang saudagar yang banyak
berlayar ke daerah Mesir, ia mendalami ilmu matematika dan astronomi, walaupun
Thales disebut sebagai Bapak Filosofi Yunani tetapi ia tidak pernah meninggalkan
tulisan yang berisi buah pikirannya, Buah pikiran Thales ini antara lain dikatakan
bahwa “semuanya itu adalah air, air yang cair itu adalah pangkal, pokok dan dasar
segala-galanya, segala sesuatu berasal dari air dan berakhir kepada air pula”, yang
menarik dari ungkapan tersebut adalah suatu ide atau pikiran dengan akal yang
membebaskan diri dari belenggu dingeng/takhayul.

Anaximandros
Ia adalah murid Thales yang hidup sekitar 610-547 SM. Menurut
pendapatnya asal dari segala sesuatu itu bukan dari air tapi dari yang tidak berhingga
dan tidak berkeputusan yang selalu bekerja tanpa henti-hentinya dan dikenal dengan
nama apeiron. Apeiron ini tidak dapat disamakan dengan salah satu benda yang
tampak di dunia ini, sebab segala benda yang dapat dilihat dengan panca indra kita
adalah barang yang dapat berakhir dan terbatas

Anaximenes
Ia adalah salah satu filsuf alam yang memiliki buah pikiran bahwa segala sesuatu
yang ada berasal dari udara, berawal dari udara dan kembali pada udara.

Herakleitos
Ia juga merupakan filsuf alam yang berpikiran bahwa segala sesuatu itu berasal dari
api.

• FILOSOFI ELEA
Zeno
lahir di Elea 490 SM. Ia merupakan murid Parmenides, buah pikiran Zeno
dilontarkan untuk membela ajaran gurunya dan membalikkan serangan terhadap
dalil lawannya. Buah pikiran Zeno tersebut antara lain :
• Yang banyak itu tidak ada
• Faham Ruang.
• Penglihatan itu benar.
• Tentang gerak.

Filsafat elea yang dibahas tersebut mempengaruhi aliran pemikiran dalam


masa sesudahnya terutama tajamnya sudut pengertian yang mereka kemukakan.
Apabila dilihat dari ajaran Zeno, maka seolah-olah uraian mereka hanya persilatan
kata saja, tapi jika dipandang maka akan tampak satu logika yang terkandung di
dalamnya yaitu munculnya dasar dialektik yaitu komunikasi dengan bicara.

• FILOSOFI KLASIK
Plato
Lahir di Athena 427 SM, ia berasal dari keluarga aristokrat yang turun
temurun memegang peranan penting dalam politik Athena. Karya-karya Plato
dituangkan menjadi tulisan dalam 4 masa yaitu :

1. Karangan yang ditulis dalam masa mudanya tentang pembentukan pengertian


dalam daerah etika sebagai perwujudan hasil pemikiran gurunya yaitu Socrates.
2. Tulisan dalam masa peralihan yang disebut “Masa Megara” membicarakan
pertentangan politik dan pandangan hidup.
3. Buah pikiran yang dipersiapkan dalam masa matangnya terkenal dengan masa
Politiea II-X dan menjadi dasar teori pengetahuan metafisika, fisika, psikologi,
etik, politik dan estetika.
4. Ajaran yang ditulis pada hari tuanya yang membawa pembaca ke arah
kriminologi dan filosofi alam. Pada awalnya ajaran itu dikemukakan hanya
sebagai teori logika lalu berkembang menjadi pandangan hidup, dasar umum
ilmu dan politik sosial serta mencakup ajaran agama.

Arsitoteles
Lahir di Stageira 384 SM. Ia adalah murid Plato. Ar sependapat dengan Plato
bahwa kebenaran yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan jalan pengertian.
Intisari ajaran Ar adalah Silogisme yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan yang
umum atas kenyataan yang khusus,
contoh :
− Semua orang bakal mati
− Soc adalah orang
− Soc bakal mati
Ar membagi logika dalam 3 bagian yaitu mempertimbangkan, menarik kesimpulan
dan membuktikan/menerangkan.
Hukum logika menurut Ar ada 3 yaitu :
1. Hukum Identitas
2. Hukum Kontradiksi
3. Hukum Penyingkiran Ketiga
4. Hukum Cukup Alasan

Menurut Aristoteles, filsafat terdiri dari :

1. Logika
2. Filsafat teoritis (IPA, matematika, metafisika)
3. Filsafat praktis terdiri dari etika sebagai patokan bertingkah laku manusia dalam
masyarakat menurut norma agama, kesopanan, kesusilaan dan hukum; ekonomi
yang berbicara tentang kemakmuran; politik yang berbicara tentang kekuasaan.
4. Filsafat poeitika/aestetika, membahas tentang kesenian dan keindahan.

6. BENTUK DAN CARA KERJA LOGIKA


Macam-macam Logika
Terdapat beberapa jenis atau macam logika jika dilihat dari beberapa sudut pandang
tertentu. Menurut The Liang Gie dalam Adib (2015, hlm. 102- 104) jenis-jenis logika
adalah sebagai berikut.
1. Logika dalam pengertian sempit dan luas
Dalam arti sempit logika dipakai searti dengan logika deduktif atau logika formal.
Sedangkan dalam arti luas, pemakaiannya mencakup kesimpulan-kesimpulan dari
berbagai bukti dan tentang bagaimana sistem penjelasan disusun dalam ilmu alam
serta meliputi pula pembahasan mengenai logika itu sendiri.
2. Logika Deduktif dan Induktif
Logika deduktif adalah cara berpikir dengan menggunakan premis-premis dari fakta
yang bersifat umum ke khusus yang menjadi kesimpulannya. Sementara itu, logika
induktif merupakan cara berpikir yang berdasarkan fakta-fakta yang bersifat
(khusus) terlebih dahulu dipakai untuk penarikan kesimpulan (umum).

3. Logika Formal (Minor) dan Material (Mayor)


Logika Formal atau disebut juga Logika Minor mempelajari asas, aturan atau
hukum-hukum berfikir yang harus ditaati, agar orang dapat berpikir dengan benar
dan mencapai kebenaran. Sedangkan Logika Material atau Mayor mempelajari
langsung pekerjaan akal serta menilai hasil-hasil logika formal dan mengujinya
dengan kenyataan praktis yang sesungguhnya, mempelajari sumber-sumber dan
asalnya pengetahuan, alat-alat pengetahuan, proses terjadinya pengetahuan, dan
akhirnya merumuskan metode ilmu pengetahuan itu.
4. Logika Murni dan Terapan
Logika Murni merupakan pengetahuan mengenai asas dan aturan logika yang
berlaku umum pada semua segi dan bagian dari pernyataan-pernyataan dengan tanpa
mempersoalkan arti khusus dalam sesuatu cabang ilmu dari istilah pernyataan yang
dimaksud. Logika Terapan adalah pengetahuan logika yang diterapkan dalam setiap
cabang ilmu, bidang-bidang filsafat, dan juga dalam pembicaraan yang
menggunakan bahasa sehari-hari.
5. Logika Filsafati dan Matematik
Logika Filsafati merupakan ragam logika yang mempunyai hubungan erat dengan
pembahasan dalam bidang filsafat, seperti logika kewajiban dengan etika atau logika
arti dengan metafisika. Sedangkan Logika Matematik menelaah penalaran yang
benar dengan menggunakan metode matematik serta bentuk lambang yang khusus
dan cermat untuk menghindarkan makna ganda.

Cara kerja logika adalah sebagai berikut:


1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional,
kritis, lurus, tetap, tertib, metodis, dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-
asas sistematis
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan
berpikir, kekeliruan, serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.
7. Terhindar dari klenik, tahayul, atau kepercayaan turun-temurun (bahasa
Jawa: gugon-tuhon)
8. Apabila sudah mampu berpikir rasional, kritis, lurus, metodis, dan analitis
sebagaimana tersebut pada butir pertama maka akan meningkatkan citra diri
seseorang.

7. MODEL DAN CARA KERJA LOGIKA


Model logika adalah deskripsi hipotesis mengenai rantai sebab dan
akibat yang mengarah pada suatu hasil yang diinginkan (misalnya prevalensi
penyakit kardiovaskular, tabrakan lalu lintas tahunan, dll). Meskipun bisa berbentuk
naratif, model logika biasanya berbentuk gambaran grafis hubungan "jika-maka"
(kausal) antara berbagai elemen yang mengarah pada hasil. Namun, model logika
lebih dari sekedar gambaran grafis: model logika juga merupakan teori, bukti ilmiah,
asumsi dan keyakinan yang mendukungnya serta berbagai proses di baliknya.

Model logika digunakan oleh perencana, penyandang dana, manajer dan


evaluator program dan intervensi untuk merencanakan, mengkomunikasikan,
melaksanakan dan mengevaluasinya. Mereka juga dipekerjakan oleh komunitas
ilmiah kesehatan untuk mengatur dan melakukan tinjauan literatur seperti tinjauan
sistematis. Domain penerapannya bermacam-macam, misalnya pengelolaan
limbah, pemeriksaan unggas, pendidikan bisnis, pencegahan penyakit jantung dan
stroke. Karena digunakan dalam berbagai konteks dan untuk tujuan yang berbeda,
komponen khas dan tingkat kompleksitasnya bervariasi dalam literatur (bandingkan
misalnya presentasi model logika WK Kellogg Foundation , yang terutama ditujukan
untuk evaluasi, dan berbagai jenisnya. model logika dalam kerangka pemetaan
intervensi Selain itu, bergantung pada tujuan model logika, elemen yang
digambarkan dan hubungan di antara elemen tersebut

Anda mungkin juga menyukai