Filsafat merupakan seseorang yang berfikir secara kritis mengenai suatu masalah atau
objek untuk mencari suatu kebenaran, subjek itu bisa berupa ilmu metafisika,Politik,ekonumi dll
Kenapa kita harus belajar filsafat ? karena dengan berfilsafat kita mampu berfikir sistematis,
kritis untuk memperoleh suatu kebenaran.
Tahapan berfilsafat :
1. logis
2. sistematis
3. radikal
4. universal
Terminologi adalah ilmu tentang istilah dan penggunannya kajian terminology antara lain
mencakup pembentukan serta kaitanya istilah dengan suatu budaya
Filsafat sulit dipahami kalau tidak benar-benar difahami
Filsafat bisa menjadi kambing hitam,bisa jadi penengan terhadap suatu masalah dan bisa jadi
salah satu pemikiran yang tidak ada ujungnya.
Impris adalah berwujud
Teologi adalah tidak berwujud
VVITE : pelanggaran hokum kata-kata yang tidak baik
Akal itu dari hati dan pikiran
Debat kusir : debat tanpa bukti
Pengenalan filsafat :
- Ontologi Filsafat
- Epistemologi Filsafat
- Aksiologi Filsafat
Cabang Filsafat :
- Logika
- Etika
- Metafisika
- Epistemologi
- Estetika
TM 2 : Logika
definisi logika : Logika berasal dari kata Yunani kuno λόγος (logos ) yang berarti hasil
pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa.
Objek formal logika adalah berpikir/penalaran yang ditinjau dari segi ketepatannya
Logika Tradisional
• Orang yang pertama kali menggunakan istilah “logika” bernama Cicero (pada abad ke-1 SM)
tetapi dalam pengertian “seni berdebat”
• Kemudian pada permulaan abad ke-3 M, Alexander Aphrodisias menggunakan istilah “logika”
dengan arti yang kita kenal sekarang.
• Logika tradisional atau logika klasik adalah sebuah sistem yang diciptakan Aristoteles untuk
menganalisis Bahasa. Nama lain dari logika tradisional adalah Aristotelian
Logika Modern
Pengembangan dan penggunaan logika Aristoteles secara murni diteruskan oleh Thomas
Hobbes (1588 - 1679) dengan karyanya Leviatan dan John Locke (1632- 1704) dalam An Essay
Concerning Human Understanding
Francis Bacon (1561 - 1626) mengembangkan logika induktif yang diperkenalkan dalam
bukunya Novum Organum Scientiarum.
J.S. Mills (1806 - 1873) melanjutkan logika yang menekankan pada pemikiran induksi dalam
bukunya System of Logic
Logis : 1. pemahaman
2. keputusam
3. Argumentasi
Logika dapat dibedakan atas dua macam. Meskipun demikian keduanya tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua macam logika itu ialah logika kodratiah dan
logika ilmiah.
Logika kodratiah ada pada setiap manusia karena kodratnya seabgai makhluk
rasional. Sejauh manusia itu memiliki rasio maka dia dapat berpikir. Atau dengan
akal budi manusia dapat bekerja menurut hukum-hukum logika entah secara
spontan atau disengaja. Misalnya manusia dapat berpikir secara spontan bahwa si A
berada dengan si B atau “makan” tidak sama dengan “tidur”. Jadi tanpa belajar
logika ilmiah pun orang dapat berpikir logis dengan mendasarkan pikirannya pada
akal sehat saja. Contoh yang lain misalnya, seorang pedagang tidak perlu belajar
logika ilmiah untuk maju di bidangnya. Namun apabila hal yang dipikirkan itu bersifat
rumit dan kompleks akal sehat saja tidak mencukupi untuk menjamin prosedur
pemikiran yang tepat sebab akal sehat saja tidak dapat diuji sepenuhnya secara
kritis dan ilmiah. Di sinilah kita ditantang untuk berpikir tentang caranya kita berpikir.
Bagaimana kita mengetahui hukum-hukum kodrat pemikiran secara tegas dan
eksplisit, agar kita dengan sadar menerapkannya sehingga kita mempunyai
kepastian akan kebenaran proses berpikir dan juga kepastian atas kesimpulannya.
Tuntutan itu lebih terasa apabila kita harus menggeluti jalan ilmu pengetahun
yang panjang, berliku-liku, dan penuh kesukaran.
jenis kebenaran :
a.Kebenaran objektif
b.Kebenaran subjektif: yang dianggap seseorang itu benar padahal tidak semua oarang menganggap itu
benar
c. Kebenaran rasional: berdasarkan pertimbangan yang logis
d. Jalan pikiran