Anda di halaman 1dari 4

Resume Non Pharmacological Pain Management in Cancer

Nama : Nurul Kholifah

NIM : 1130020034

Kelas : 5A

1. Definisi Nyeri
Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri
didefinisikan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan yang berhubungan dengan adanya atau potensi rusaknya jaringan atau
keadaan yang menggambarkan kerusakan jaringan tersebut. Berdasarkan definisi tersebut
nyeri merupakan suatu gabungan dari komponen objektif (aspek fisiologi sensorik nyeri)
dan komponen subjektif (aspek emosional danpsikologis).
Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang dimulai dari teraktivasinya nosiseptor (reseptor
nyeri) sebagi akibat dari adanya stimulus kuat baik mekanik, termal atau
kimiawi. Nyeri nosiseptif inilah yang sering disebut sebagai nyeri akut. Nyeri akut
berperan penting dalam kehidupan kita karena merupakan pertanda bahwa ada
sesuatu yang salah dalam tubuh kita, yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Ciri
khas suatu nyeri akut adalah selain ditandai dengan adanya kerusakan jaringan, yang
akan diikuti dengan proses inflamasi juga bersifat self-limited, artinya berlangsung
singkat dan segera menghilang seirama dengan penyembuhannya. Lazimnya
berlangsung dari beberapa hari sampai beberapa minggu. Jika nyerinya berlangung
lebih dari 3 bulan, disebut sebagai nyeri kronik.
Nyeri adalah gejala yang paling menakutkan pada kanker dan, seringkali, tidak
dievaluasi dan diobati dengan baik, meskipun ada kemungkinan kontrol saat ini.
Meskipun upaya kontrol ini, menurut penulis yang berbeda nyeri hadir pada saat
diagnosis di 30 %–50% kasus dan, saat penyakit berkembang ke stadium lanjut, antara
70% dan 90% (dalam persentase terakhir ini, 70% termasuk jenis nyeri yang terkait
dengan perkembangan penyakit dan 30% sisanya terkait dengan pengobatan yang
digunakan atau penyakit lain). Meskipun telah ada kemajuan yang cukup besar dalam
studi, diagnosis, dan pengobatan nyeri terkait kanker. Dihitung 30% pasien kanker
terdiagnosis pada stadium awal sedangkan diagnosis tertunda pada 70%. Dari pasien
onkologi ini, 58% datang dengan rasa sakit; dari pasien ini, 33% mengacu pada hanya
satu jenis nyeri, 33% lainnya untuk dua jenis dan sisanya 33% untuk tiga jenis atau lebih.
Nyeri memiliki konsekuensi penting dalam kehidupan sehari-hari pasien. Kualitas
hidup (QoL) tampaknya berkurang, menyebabkan efek yang menghancurkan pada
banyak aspek kehidupan sehari-hari pasien. Beberapa penyelidikan telah menunjukkan
bahwa nyeri terkait kanker dikaitkan dengan gangguan tidur, isolasi, dan kurangnya
nafsu makan atau pengurangan aktivitas. Menurut beberapa penulis, sekitar 69% pasien
kanker mengalami nyeri selama aktivitas sehari-hari mereka, yang mungkin memiliki
konsekuensi psikososial yang berbahaya, seperti kecemasan atau depresi. Sekitar
50%70% pasien kanker menderita nyeri yang tidak terkontrol yang, dalam banyak kasus,
menyebabkan kecemasan, depresi, kecenderungan bunuh diri, dan lebih takut akan rasa
sakit daripada kematian mereka sendiri

2. Patofisiologi Nyeri Kanker


Rangsangan nyeri diterima oleh nociceptors pada kulit bisa intesitas tinggi maupun
rendah seperti perennggangan dan suhu serta oleh lesi jaringan. Sel yang mengalami
nekrotik akan merilis K + dan protein intraseluler . Peningkatan kadar K + ekstraseluler
akan menyebabkan depolarisasi nociceptor, sedangkan protein pada beberapa keadaan
akan menginfiltrasi mikroorganisme sehingga menyebabkan peradangan / inflamasi.
Akibatnya, mediator nyeri dilepaskan seperti leukotrien, prostaglandin E2, dan histamin
yang akan merangasng nosiseptor sehingga rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya
dapat menyebabkan nyeri (hiperalgesia atau allodynia). Selain itu lesi juga mengaktifkan
faktor pembekuan darah sehingga bradikinin dan serotonin akan terstimulasi dan
merangsang nosiseptor. Jika terjadi oklusi pembuluh darah maka akan terjadi iskemia
yang akan menyebabkan akumulasi K + ekstraseluler dan H + yang selanjutnya
mengaktifkan nosiseptor. Histamin, bradikinin, dan prostaglandin E2 memiliki efek
vasodilator dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. Hal ini menyebabkan
edema lokal, tekanan jaringan meningkat dan juga terjadi Perangsangan nosisepto. Bila
nosiseptor terangsang maka mereka melepaskan substansi peptida P (SP) dan kalsitonin
gen terkait peptida (CGRP), yang akan merangsang proses inflamasi dan juga
menghasilkan vasodilatasi dan meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.
Vasokonstriksi (oleh serotonin), diikuti oleh vasodilatasi, mungkin juga bertanggung
jawab untuk serangan migrain . Peransangan nosiseptor inilah yang menyebabkan nyeri.
(Silbernagl & Lang,2000)
3. Penatalaksanaan Non Farmakologi
Terapi ini digunakan selain obat untuk mengurangi atau mengontrol nyeri kanker.
Bicaralah dengan penyedia layanan kesehatan Anda tentang terapi yang tepat untuk
Anda:
a. Panas membantu mengurangi rasa sakit dan kejang otot. Oleskan panas ke area
tersebut selama 20 hingga 30 menit setiap 2 jam selama berhari-hari sesuai petunjuk.
b. Es membantu mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. Es juga dapat membantu
mencegah kerusakan jaringan. Gunakan kompres es atau masukkan es serut ke
dalam kantong plastik. Tutup dengan handuk dan letakkan di area tersebut selama 15
hingga 20 menit setiap jam sesuai petunjuk.
c. Rehabilitasi mungkin termasuk terapi fisik dan okupasi. Seorang ahli terapi fisik
mengajarkan Anda latihan untuk membantu meningkatkan gerakan dan kekuatan,
dan untuk mengurangi rasa sakit. Terapis okupasi mengajarkan Anda keterampilan
untuk membantu aktivitas sehari-hari Anda.
d. Stimulasi listrik menggunakan perangkat yang mengirimkan sinyal listrik ringan dan
aman. Sinyal-sinyal ini mengurangi rasa sakit Anda saat digunakan di bagian tubuh
yang sakit.
e. Terapi Perifer, Ini melibatkan stimulasi kulit pasien dengan cara yang tidak
berbahaya. Teknik stimulasi kulit meliputi perawatan panas-dingin, olahraga,
positioning, pembatasan gerakan-istirahat, akupunktur, hidroterapi, TENS, pijat dan
sentuhan terapeutik. Ketika digunakan dengan cara yang tepat metode ini diyakini
efektif pada patologi sekunder seperti peradangan, edema, kerusakan jaringan
progresif, kejang otot dan hilangnya fungsi yang berperan dalam nyeri akut.
f. Akupunktur, Ini adalah komponen penting dari Pengobatan Tradisional Cina (TCM)
yang telah menjadi pelengkap sebagian besar di Barat bersama-sama dengan
pengobatan konvensional. Akupunktur diterima sebagai metode pengobatan ilmiah
yang memberikan tubuh untuk mengembalikan keseimbangan dengan cara
merangsang beberapa titik khusus pada tubuh dengan jarum
g. Pijat, Ini melibatkan manipulasi jaringan lunak tubuh menggunakan berbagai teknik
manual dan penerapan tekanan dan traksi. Reseptor perifer dirangsang yang
mencapai otak melalui sumsum tulang belakang. Pijat tampaknya meningkatkan
kesejahteraan melalui pengurangan tingkat stres dan kecemasan, dan dengan
demikian dapat berkontribusi pada pengendalian rasa sakit.
4. Daftar Pustaka

Complementary and Alternative Medicine in Cancer Pain Management: A Systematic


Review https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4332115/

Nonpharmacological Management of Cancer Pain


https://www.drugs.com/cg/nonpharmacological-management-of-cancer-pain.html

Psychological and Non-Pharmacologic Treatments for Pain in Cancer Patients: A


Systematic Review and Meta-Analysis
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0885392421006801

SANGLAH, R. S. U. P. MANAJEMEN NYERI AKUT.


https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/7a7e6ab189e88b456637b8a
831bdec07.pdf

TANRA, A. H. NYERI AKUT. https://www.academia.edu/download/62967432/nyeri-


akut-summary20200415-69098-1ns91i4.pdf

Anda mungkin juga menyukai