PERORANGAN
HUBUNGAN SOSIAL
DALAM KERANGKA HUKUM
Hukum mengatur hubungan
hukum antara orang dan benda
disekelilingnya.
Hukum mengatur siapa saja yang
dapat berhubungan dalam
lingkup hukum.
SIAPA SUBYEK HUKUM
Selaku penyandang HAK dan KEWAJIBAN
ORANG BADAN
Manusia yang hidup Sifat Imajiner (kreasi imajinatif)
yang dipersamakan dengan orang,
terdiri dari :
- NON BADAN HUKUM
- BADAN HUKUM
KEWENANGAN BERTINDAK
Pembahasan terkait dengan :
A. BATAS KEDEWASAAN
C. PERWALIAN
D. PENGAMPUAN
E. PERKAWINAN
F. ORANG HILANG.
KECAKAPAN BERTINDAK
Dikatakan mampu untuk melakukan perbuatan
hukum secara mandiri :
Telah Dewasa
Lingkup perwalian :
• Pengawasan terhadap anak yang belum dewasa/belum kawin.
• Pengurusan terhadap benda atau kekayaan anak tersebut.
JENIS PERWALIAN
1. Berdasarkan Undang-undang
Tanpa proses:
a. Salah satu orang tua meninggal, orang tua yang masih hidup praktis
sebagai wali.
b. Anak yang lahir di luar perkawinan, berada dalam perwalian ibunya atau
ayah yang mengakuinya.
Melalui proses:
c. Anak yang tidak berada dibawah kekuasaan orang tua dan wali, maka
hakim akan mengangkat wali atas permintaan salah satu pihak yang
berkepentingan atau karena jabatannya. Selanjutnya hakim akan menunjuk
pula wali pengawas, yang tugasnya mengawasi wali.
2. Berdasarkan Wasiat
Seorang ayah atau ibu di dalam surat wasiatnya (testament) mengangkat
seorang wali untuk anaknya.
Pengangkatan demikian berlaku, jika salah seorang dari orang tuanya
sesuai ketentuan yang berlaku tidak dapat menjadi wali.
KRITERIA DAN LARANGAN BAGI WALI
Orang yang dilarang sebagai wali :
Belum Dewasa.
Dibawah Pengampuan.
Dicabut kekuasaannya sebagai orang tua.
Kepala dan anggota-anggota balai harta
peninggalan juga tidak dapat diangkat menjadi wali,
kecuali untuk anak-anaknya sendiri.
Harta bawaan,
Adalah harta yang diperoleh Suami atau
Istri : Dalam tindakan hukum,
1.Sebelum perkawinan. dilakukan sendiri tanpa
2.Karena Pewarisan. persetujuan pasangan
kawin.
3.Hadiah (dan lain2) yang diperoleh
masing2 baik sebelum atau sesudah
perkawinan.
PERJANJIAN KAWIN