Anda di halaman 1dari 4

Date: 2020-03-12

PLAGIARISM SCAN REPORT

56% 44% 921 6846


Plagiarised Unique Words Characters

Exclude Url : None

Content Checked For Plagiarism


Warga masyarakat yang mengikuti sayembara untuk mengajukan gambar “calon” lambang negara itu cukup banyak. Tetapi setelah panitia
menyeleksi gambar-gambar calon lambang negara itu, maka pada akhirnya tersisa dua gambar calon yang diseleksi akhir, yaitu gambar-
gambar yang diajukan oleh Mr. Muhammad Yamin dan Sultan Hamid II. Setelah diseleksi kembali oleh panitia dan Presiden/ Wakil
Presiden, maka yang diterima adalah konsep yang diajukan oleh Sultan Hamid II dari Pontianak. Tetapi perlu diberi catatan di sini agar
masyarakat tidak salah mengerti tentang proses terwujudnya gambar lambang negara seperti yang diakui dan digunakan seperti sekarang
ini. Memang benar, gambar awal yang diterima oleh panitia yang diajukan kepada pemerintah, Presiden adalah karya Sultan Hamid II,
tetapi konsep Sultan Hamid II itu kemudian diperbaiki oleh pelukis Dullah atas permintaan Presiden Soekarno. Tentang hal ini pelukis
Dullah memberikan keterangan-kesaksiannya sebagai berikut: “Namun demikian usulan lambang negara yang diusulkan oleh Sultan
Hamid tersebut mengalami beberapa perubahan yang dilakukan oleh pelukis Dullah, yang menyatakan bahwa ketika ia sampai di Istana
dari Yogyakarta, tugas pertama yang diberikan oleh Soekarno adalah merubah rancangan lambang negara yang diajukan oleh panitia.
Perubahan mengenai kaki Garuda, tadinya kaki Garuda yang mencengkeram tulisan Bhinneka Tunggal Ika yang nampak dari depan,
hanya jempolnya, kemudian oleh Bung Karno diperintahkan merubah menjadi yang sekarang ini, yaitu tiga jarinya yang nampak dari
depan” 7. Dari keterangan yang dikutip ini menunjukkan perkaitan antara burung Garuda yang kakinya mencengkeram tulisan yang sasanti
Bhinneka Tunggal Ika. Dan apa makna dari kalimat seloka ini, Muhammad Yamin memberikan penjelasannya lebih lanjut, sebagai berikut.
“Apabila kita pelajari buah fikiran ahli filsafat Indonesia saat abad ke-XIV sampai kini, maka kagumlah kita kepada percikan otak ahli
pemikir Empu Tantular, seperti dijelaskan dalam kitab Sutasoma yang dikarangnya pada zaman kencana keperabuan Majapahit pada
pertengahan abad XIV. Hal itu bukanlah suatu hal yang sudah mati. Dari ahli filsafat Tantular yang ulang itu berasal dari kalimat Bhinneka
Tunggal Ika dan tanhana dharma mangrawa. Artinya seluruh kalimat seloka Tantular itu, berbedalah itu, tetapi satulah itu; dan di dalam
peraturan Undang-Undang tidak adalah diskriminasi atau dualisme Seloka filsafat itu berasal dari pada tinjauan hidup untuk memperkuat
persatuan dalam negara 7 Ibid., h. 127 10 | Bhinneka Tunggal Ika keprabuan Majapahit di zaman emas. Aliran agama pada waktu itu
memang banyak dan aliran fikiranpun demikian juga. Begitu pula aliran kebudayaan. Kehidupan rohani yang meriah itu disebabkan karena
perkembangan kelahiran dan kebatinan yang bergelora. Bagaimana jalannya untuk menyatakan pelbagai aliran fikiran supaya jangan
timbul perpercahan? Seloka itu dapat menyatukan segala aliran dengan mengemukakan persamaan dengan pengertian bahwa di antara
pelbagai fikiran, perbedaan agama dan perbedaan filsafat ada jugalah persamaan yang menyatukan. Dan persatuan inilah yang mengikat
segalanya, yaitu Bhinneka Tunggal Ika, berjenis-jenis, tetapi tetap bersatu. Dalam perbedaan fikiran dan pendapat adalah persamaan yang
dapat mengikat dalam pokok peraturan”.8 Walaupun konsep lambang negara yang diterima adalah usulan sayembara Sultan Hamid II
yang kemudian diubah oleh pelukis Dullah atas perintah Bung Karno, namun, Sultan Hamid II tidaklah pernah – sepanjang yang saya
ketahui – menulis dan menjelaskan lambang negara itu. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Mr. Muhammad Yamin. Di atas telah
dikutip keterangan penjelasannya tentang arti Bhinneka Tunggal Ika. Di dalam tafsiran-pikiran Muhammad Yamin, lambang negara itu
terbagi atas tiga bagian yaitu lukisan elang rajawali, perisai Pancasila, dan seloka Empu Tantular. Burung sakti Elang Radjawali dilukiskan
– demikian Muhammad Yamin selanjutnya – dengan 17 bulu sayap terbang, 8 helai sayap kemudi dan 45 helai bulu sayap sisik pada
batang tubuh. Perlambangan ketiga angka itu ialah lukisan Candra Sengkala 17 Agustus 1945. 8 Ibid., h. 45 11 | Bhinneka Tunggal Ika
Jika kita memperhatikan keterangan-penjelasan yang diberikan seperti di atas, maka ketiga bagian (lihat sketsa di atas) saling berkaitan
dan tidak dapat dipisahkan. Selanjutnya, Muhammad Yamin memberikan gambaran tentang posisi lambang negara – tampaknya diambil
dari pidato Bung Karno, kalau memperhatikan kalimat-kalimat dalam gambaran itu - di tengah-tengah masyarakat dan pemahamannya
tentang lambang negara tersebut. “Banteng Indonesia Lambang Kedaulatan Rakyat. Kapas dan Padi lambang kecukupan sandang-
pangan, Keadilan Sosial. Lihatlah sekali lagi, aku berkata indahnya lambang Negara ini, yang menurut pendapat saya Lambang Negara
Republik Indonesia ini adalah lambang yang terindah dan terhebat daripada seluruh lambang-lambang Negara di muka bumi ini.
Saya telah melihat dan mempelajari lambang-lambang negara yang lain-lain, tapi tidak ada satu yang sehebat, seindah, seharmonis seperti
lambang Negara Republik Indonesia. Lambang yang telah dicintai oleh rakyat kita sehingga jikalau kita masuk ke desa-desa sampai ke
pelosok-pelosok yang paling jauh dari dunia ramai, lambang itu sering dicoretkan orang di gardu-gardu, di tembok-tembok, di gerbang-
gerbang, yang orang dirikan jikalau hendak menyatakan suatu ucapan selamat datang kepada seorang tamu”.9 Sebagai catatan akhir
bagian ini, perlu diketahui, siapakah yang memilih kata seloka Bhinneka Tunggal Ika itu untuk menjadi kata-kata simbolis di dalam rangka
lambang Negara Republik Indonesia. Dalam kaitan itu, menurut tokoh pejuang Adam Malik itu berasal dari Muhammad Yamin; sedang
menurut Wakil Presiden Hatta, semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah “ciptaan” Bung Karno setelah Indonesia merdeka.10 Demikianlah
gambaran singkat tentang seloka Bhinneka Tunggal Ika dalam rangka lambang Negara Burung Garuda yang juga di dalam terdapat
“simbol-simbol” dari kelima sila Pancasila, dasar negara, alat pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk. Dalam Peraturan Pemerintah
nomor 66 tahun 1951 disebutkan bahwa Lambang Negara Republik Indonesia terdiri dari: 1) Lukisan Burung Garuda yang digambarkan
dengan kepala menengok ke kanan; 2) Lukisan perisai berbentuk jantung yang dipasang bergantung pada leher Garuda; 3) Pita dengan
tulisan Bhinneka Tunggal Ika yang dicengkram oleh kaki-kaki Garuda. Mengenai ketentuan warna dan ukuran yang digunakan pada
Lambang Negara tersebut diatur
3% Plagiarised

The mission of the National Institute of Arthritis and Musculoskeletal and Skin Diseases (NIAMS) is to support research into the causes, treatment, and

http://www.niams.nih.gov/

3% Plagiarised

https://blog.mide.com/how-electronic-components-work

3% Plagiarised

If an agreement is incapable of creating a duty enforceable by law, it is not a ... by free consent of the parties competent to contract, for lawful consider
and ... to Section 10, all agreements are contracts if they are made by the free consent of ... the subject-matter of our subsequent chapters, we purpos
discuss them in ...

https://books.google.de/books?id=u6dDDAAAQBAJ

3% Plagiarised

I identify my weak areas and see them as challenges to work on. I learn from my mistakes. I know what I want from life. I can put my wishes into words
set ...

https://wenku.baidu.com/view/e9837d552f60ddccdb38a04d.html

3% Plagiarised

Selamat datang di situs Agen Judi Play Slot1628, situs Slot1628 ini merupakan bagian dari penyedia permainan judi slot dari Bet88 Online yang terper

https://www.bet88online.com/play-slot1628/

3% Plagiarised

2019/09/27 - Ungkapan ini berlaku pada kondisi meja kerja yang idealnya dirancang sederhana supaya kamu bisa bekerja secara fokus. ... Selain bag
atasnya dibiarkan polos untuk meminimalisir gangguan saat kamu bekerja, meja kerja minimalis ini ... bagian atas yang dikombinasikan dengan mater
pada kaki sehingga lebih kukuh, kesan maskulin pun sangat ... Mengombinasikan warna ...

https://today.line.me/id/pc/article/Tak+Perlu+Ribet+6+Meja+Kantor+Minimalis+Ini+Siap+Membuat+Kerja+Lebih+Efisien-krJng0

3% Plagiarised

For this kind wish, coming just as the new debutants are making their first and ... a wish that it were not quite so tacitly assumed that a College periodic
have no ... to every student to speak any sincere opinion imparts to it its greatest value. If it were our rule never to let anything, however slight, escape
hand ...

https://books.google.com.br/books?id=X4suAgAAQBAJ

3% Plagiarised

Theo các s? ki?n chính th?c, s? can thi?p c?a M? vào Vi?t Nam ???c coi là b?t ??u ... Tuy nhiên, sau khi Th? chi?n k?t thúc, quân Anh ???c c? t?i Vi?
gi?i giáp ... t?n công Sài Gòn, m? ??u cu?c chi?n tranh xâm l??c Vi?t Nam l?n th? hai. ... xít là m?t hình thái c?c ?oan và ph?n ??ng c?a ch? ngh?a t?
qu?c v?i ...

https://vi.wikipedia.org/wiki/Qu%C3%A1_tr%C3%ACnh_can_thi%E1%BB%87p_c%E1%BB%A7a_M%E1%BB%B9_v%C3%A0o_Vi%E1%BB%87t_Na
1975)

3% Plagiarised

Seloka itu dapat menyatukan segala aliran dengan mengemukakan persamaan, dengan pengertian bahwa diantara berbagai fikiran, perbedaan agam
perbedaan filsafah ada jugalah persamaan yang menyatukan. Dan persamaan ...

Anda mungkin juga menyukai