Anda di halaman 1dari 12

I.

Latar Belakang
Pada hakekatnya perkembangan hukum adat tidak dapat dipisahkan
dari perkembangan masyarakat pendukungnya. Dalam pembangunan hukum
nasional, peranan hukum adat sangat penting. Karena hukum nasional yang
akan dibentuk, didasarkan pada hukum adat yang berlaku. Hukum adat adalah
hukum tidak tertulis dan bersifat dinamis yang senantiasa dapat
menyesuaikan diri terhadap perkembangan peradaban manusia itu sendiri.
Bila hukum adat yang mengatur sesuatu bidang kehidupan dipandang tidak
sesuai lagi dengan kebutuhan warganya maka warganya sendiri yang akan
merubah hukum adat tersebut agar dapat memberi manfaat untuk mengatur
kehidupan mereka. Hal ini dapat dilihat dari keputusan-keputusan yang dibuat
oleh para kepala adat. Hukum adat mengalami perkembangan karena adanya
interaksi sosial, budaya, ekonomi dan lain-lain. Persentuhan itu
mengakibatkan perubahan yang dinamis terhadap hukum adat.
Hukum adat menurut Prof. Mr. Dr. Soekanto adalah keseluruhan adat (
yang tidak tertulis dan hidup di dalam masyarakat berupa kesusilaan,
kebiasaan dan kelaziman ) yang merupakan akibat hukum. Hukum adat pada
saat kini selalu dipertanyakan kekuatan mengikatnya kedalam hukum positif
Indonesia, karena bentuk dari hukum adat adalah merupakan suatu hukum
yang tidak tertulis yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Dari
pengertian tersebut seolah olah hukum adat bertentangan dengan asas
legalitas dalam hukum positif Indonesia. Hukum adat seolah olah hanya
mengikat untuk masyarakat pedesaan dan pedalaman. Padahal hukum adat
adalah hukum murni bangsa Indonesia yang eksistensinya tidak bisa
dilupakan begitu saja. Hukum adat adalah hukum yang hidup dan tumbuh

dalam sendi sendi kehidupan masyarakat. Hukum adat tidak bisa mati
karena akan selalu bergerak dinamis menyesuaikan kehidupan masyarakat itu
sendiri.
Dalam sistem hukum agraria nasional atau hukum tanah nasional
hukum adat dijadikan sebagai sumber utama dalam penyusunanya. Hal
tersebut terdapat dalam pasal 5 Undang Undang Pokok Agraria No. 5 tahun
1960 yang berbunyi hukum agraria yang berlaku atas bumi, air, dan angkasa
ialah hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional
dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme
Indonesia serta dalam peraturan peraturan yang tercantum dalam Undang
Undang ini sertaperaturan peraturan lainya, segala sesuatu dengan
mengindahkan unsur unsur pada hukum agama. Serta tercantum dalam
pasal 3 UUPA No. 5 tahun 1960 dengan mengingat ketentuan pasal 1 dan 2
pelaksanaan hak ulayat dan hak hak serupa itu dari masyarakat
masyarakat hukum adat, sepanjang menurut kenyataanya masih ada, harus
sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kepentingan nasional dan Negara,
yang berdasarkan atas persatuan bangsa serta tidak boleh bertentangan
dengan undang undang dan peraturan peraturan yang lebih tinggi . Dari
kedua pasal tersebut terlihat bahwa dalam hukum agraria nasioanl bersumber
dari sistem hukum adat dan masih menggap eksistensi hukum adat dalam
hukum agararia nasional.
Hukum positif yang berlaku saat ini khususnya hukum agraria
nasional banyak sekali bersumber dan menjadikan hukum adat sebagai
pedoman penyusunan hukum positif tersebut. Apabila suatu hukum positif
pada umumnya atau hukum agraria pada khususnya bertentangan dengan

sistem hukum adat maka hal tersebut bertentangan dengan hukum yang
berlaku dalam masyarakat.
Eksistensi hukum adat dalam hukum positif tidak akan pernah mati,
karena sistem hukum adat bersifat elastik dan dinamik. Bagaimana kekuatan
mengikat hukum adat bila kita bandingkan dalam sistem hukum positif
II.

III.

Indonesia menjadi suatu hal yang menarik untuk dibahas dalam makalah ini.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan maka dapat dirumuskan
tumusan masalah sebagai berikut ini :
1. Apa yang dimaksud dengan sistem Hukum Adat ?
2. Bagaimanakah eksistensi Hukum Adat dalam Hukum Positif (Nasional) ?
3. Apakah pengaruh Hukum Adat terhadap Hukum Nasional ?
Pembahasan
1. Apakah yang dimaksud dengan Hukum Adat ?
Sukar untuk menentukan pengertian hukum adat yang benar,
karena setiap pakar memiliki pengertian sendiri sendiri mengartikan
sistem hukum adat. Hukum adat adalah suatu hukum yang menjadi
budaya asli bangsa Indonesia. Hukum adat menurut saya adalah hukum
yang berkembang dalam masyarakat yang memiliki kekuatan mengikat
dan ditaati dalam diri masyarakat adat yang secara umum berbentuk tidak
tertulis. Hukum adat merupakan suatu hukum yang berkembang dan
hidup dalam masyarakat adat yang memiliki kekuatan mengikat bagi
masyarakat adatnya.
Hukum adat masyarakat satu dengan lainya berbeda beda
tergantung dengan sistem masyarakat itu sendiri. Karena pada dasarnya
hukum adat itu tumbuh dan hidup dalam masyarakat menyesuaikan sistem
dari masyarakat itu sendiri.
Hukum adat untuk mencapai tujuanya menurut Djoyodiguno dalam
bukunya yang berjuduk reorientasi hukum adat , hukum adat agar
mencapai tujuanya harus berubah sesuai zaman atau bersifat dinamis dan

elastis. Hukum adat adalah living law atau suatu hukum yang hidup yang
sesuai dengan keinginan masyarakat. Hukum adat tidak akan pernah mati
karena sesuai dengan perkembangan zaman dan keinginan masyarakat itu
sendiri, sehingga apabila suatu hukum adat sudah dirasa tidak sesuai
keinginan masyarakat maka hukum adat itu akan mati dan berganti
dengan hukum baru secara sendiri.
Hukum adat juga memiliki kekuatan meteriil yang mengikat bagi
masyarakat adat, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya kekuatan meteriil hukum adat antara lain; seberapa jauh hukum
adat selaras dengan nilai kemasyarakatan, seberapa jauh peraturan yang
diterapkan selaras dengan sestem hukum yang berlaku, sebarapa jauh
hukum adat tersebut sapat membawa perubahan keadaan sosial dari
masyarakat. Hal hal tersebut merupakan suatu yang menjadi faktor
faktor tinggi rendahnya kekuatan mengikat hukum adat.
Menurut Berrand ter Haar, yang menjadi sumber pengenal hukum adat
adalah keputusan penguasa adat.
Hukum adat merupakan suatu hukum yang memiliki sifat sifat
yang memiliki ciri khas tersendiri. Sifat sifat hukum adat adalah religius
magis atau hukum adat memiliki hubungan batin yang melekat dari diri
individu, sikap komunal yang lebih mengutamakan kepentigan umum
daripada kepentigan individual, yang ketiga memiliki sifat kontak dan
yang terakhir memiliki sifat konkret. Sifat sifat tersebut merupakan
suatu sifat yang membedakan hukum adat dengan hukum yang lainya.
Dari sifat diatas bisa disimpulkan hukum adat lebih mengutamakan
kepentingan umum daripada individual ( komunal ).
2. Bagaimanakah eksistensi Hukum Adat dalam Hukum Positif (Nasional) ?

Kenyatannya tertib sosial hanya dapat tercipta apabila hukum itu


dibangun dengan kesadaran dan tanggung jawab moral untuk membela
keadilan. Tanpa keadilan sebagai tujuan utama, maka hukum ( positif dan
adat ) hanya akan terperosok menjadi alat pembenaran kesewenang
wenangan mayoritas atau pihak penguasa terhadap minoritas atau yang
dikuasai. Tidak salah bila Aristoteles melihat keadilan merupakan
keutamaan yang lengkap dibandingkan dengan keutamaan yang lain.
Hukum adat adalah suatu hukum asli dari bangsa kita. Hukum adat
tidak akan bisa mati terhapus oleh waktu. Sedangkan hukum positif
adalah hukum yang saat ini berlaku atau hukum yang sekarang. Dalam
penerapanya hukum adat, hukum adat selalu menjadi sumber hukum bagi
hukum positif Indonesia. Pada dasarnya sistem hukum positif tidak akan
pernah melenceng dari sistem hukum adat, karena hukum positif itu
sendiri tidak mungki bertentangan dengan hukum masyrakat yang ada.
Apabila hukum positif bertentangan pasti akan ditolak dalam masyarakat.
Yang mengakibatkan hapusnya hukum yang diterapkan oleh Negara ini
oleh masyarakat yang menganggap bertentangan dengan hukum positif
yang berlaku tersebut.
Hukum adat pada masa kini dianggap sudah tidak punya kekuatan
mengikat dan hanya ada dalam masyarakat masyarakat tertentu saja,
padahal pada dasarnya hukum adat selalu ada dalan kehidupan kita baik
dalam kehidupan bemasyarakat maupun bernegara. Hukum adat tetap
akan selalu ada dan memiliki kekuatan mengikat dalam diri sendiri yang
mengandung kekuatan moril dari setiap individu. Hukum adat akan selalu
mengikuti perkembangan masyarakat yang dinamis dalam mencapai

tujuanya, sehingga hukum adat akan tidak lekang dimakan waktu dan
zaman.
Dalam hukum positif atau hukum yang berlaku saat ini banyak
sekali bersumber dalam hukum adat dan menjadikan hukum adat sebagai
patokan dalam penyusunan hukum, seperti dalam sistem hukum agraria
yang berpedoman dalam sistem sistem adat terutama dalam hukum adat
atas tanah atau hak hak ulayat dan sebagainya. Sehingga dalam
pelaksanaan harus tidak boleh bertentangan dengan norma norma yang
hidup dalam masyarakat.
Norma norma yang hidup dalam masyrakat secara umum dapat
disimpulkan sebagai suatu hukum yang hidup dalam masyarkat atau
hukum adat. Dalam pelaksanaanya hukum positif dan hukum adat
memiliki interpedensi atau hubungan yang sangat erat dan tidak boleh
bertolak belakang antara satu dengan lainya, sehingga akan menjadi
penyenpurna antara satu dengan lainya. Hukum adat harus bersifat
dinamis sehingga dapat menyesuaikan antara kebutuhan hidup dalam
masyarakat dan hukum positif, sebaliknya setiap hukum positif tidak
boleh betentangan dengan hukum adat yang hidup dalam masyarakat.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa eksistensi hukum adat dalam
hukum positif Indonesia akan selalu ada dan tidak akan pernah mati.
Hukum adat dan hukum positif menjadi suatu yang saling melengkapi
antara satu dengan lainya. Hukum adat selalu akan bergerak elastik dan
dinamis menyesuaikan kehidupan dalam masyarakat dan hukum positif
akan selalu tidak bertentangan dengan hukum yang hidup dalam
masyarakat atau hukum adat. Apabila hukum adat bertentangan dengan
masyarakat maka hukum adat tersebut tidak akan bisa eksistensi, sehingga

apabila dirasa sudah tidak memberikan atau tidak sesuai dengan


kehidupan masyarakat maka hukum adat tersebut akan bergantu dengan
sendirinya sesuai dengan kehidupan masyarakat yang kompleks. Selain
itu eksistensi hukum adat dalam hukum positif juga tidak akan pernah
mati.
3. Apakah pengaruh Hukum Adat terhadap Hukum Nasional ?
Di negara kita bukan hanya hukum adat yang menjadi sumber
hukum untuk akan tetapi masih ada Hukum Islam dan Hukum yang di
ambil dari zaman kolonial belanda. Namun, Hukum Adat adalah hukum
yang mencerminkan sikap dan identitas Bangsa Indonesia. Karena itu
sangatlah penting pengaruh Hukum Adat bagi bangsa ini dan menjadi
sumber telaah Hukum Positif yang berlaku.
Pada dasarnya hukum dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu, Ius
Constituendum atan hukum yang dicita-citakan, yang berisi rumusanrumusan yang belum berlaku. Ius Constitutum atau Hukum Positif yang
berlaku dalam suatu Negara. Berdasarkan penggolongn tersebut, maka
muncul permasalahan yaitu bagaimanakah peranan hukum adat dalam
dalam hukum positif itu sendiri maupun dalam perkembangannya di
kemudian hari.
Hukum adat bisa dimasukkan dalam kerangka hukum positif (Ius
Constitutum) yang memiliki sanksi tertentu, namun hukum adat juga
merupakan hukum yang tidak tertulis dan juga tidak dikodifikasikan.
Maka permasalahannya adalah dalam implementasi hukum adat itu
sendiri tidak mempunyai asas legalitas, namun hanya ditaati oleh
masyarakat hukum adat secara sukarela.
Hukum adat juga diakui eksistensinya dalam konstitusi UndangUndang Dasar 1945 yang termuat dalam pasa 18B ayat (2) yaitu Negara

mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat


serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Dari ayat tersebut dapat
diambil intisari bahwa keberadaan hukum adat masih diakui dalam tertib
hukum nasional, namun apabila sepanjang masih ada, dengan kata lain
tidak diperkenankan menggali suatu pranata hukum yang telah mati atau
sudah tidak berlaku sejak duhulu. Selain itu, hukum adat dalam
pelaksaannya sebagai sumber hukum yang diakui secara nasional juga
harus sesuai dengan perkembangan masyarakatnya.
Saat ini, penerapan hukum adat dalam kehidupan sehari-hari juga
sering diterapkan oleh masyarakat. Bahkan seorang hakim, jika ia
menghadapi sebuah perkara dan ia tidak dapat menemukannya dalam
hukum tertulis, ia harus dapat menemukan hukumnya dalam aturan yang
hidup dalam masyarakat. Artinya hakim juga harus mengerti perihal
Hukum Adat.
Sumbangsih Hukum adat bagi pembentukan hukum nasional,
adalah dalam hal pemakaian azas-azas, pranata-pranata dan pendekatan
dalam pembentukan hukum, misalnya dalam Undang-Undang Pokok
Agraria (UUPA) Nomor 5 Tahun 1960 yang menggunakan dasar-dasar
hukum tanah adat sebagai politik hukum tanah nasional.antara lain
penghapusan domein verklaring, diakuinya hak ulayat, dan dihapusnya
dualisme hukum tanah di Indonesia. UUPA ini sebagai salah satu
perwujudan pemasukan asas-asas hukun adat dalam pembangunan hukum
nasional yang sangat responsif terhadap tuntutan masyarakat, juga

memberikan peranan yang besar kepada Negara untuk mendistribusikan


kemakmuran melalui distribusi tanah, dan mencerminkan rasa keadilan
dalam masyarakat, seperti yang telah diuraiakan pengertian hukum adat
oleh Soepomo diatas.
Dalam pembangunan hukum adat diperlukan adanya penguatan
peranan-peranannya agar memberikan dampak positif, sehingga mampu
berfungsi dan berperan aktif sebagai filter dari kemajuan arus
modernisasi. Oleh karena itu diperlukan pengamatan yang cermat dan
seksama atas nilai-nilai, perkembangan nilai-nilai, norma-norma yang
tumbuh, dan berkembang. Sehingga pemahaman mengenai eksistensi
hukum adat dalam hal ini secara substantif, bukan terletak pada apakah
hukum adat tersebut telah ditetapkan oleh Negara atau tidak. Lebih dari
itu adalah, nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat, sekalipun tidak
IV.

tertulis.
Kesimpulan
Dari paparan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Hukum
Adat adalah hukum yang elekat di tengah-tengah masyarakat Indonesia,
yang merupakan hukum tidak tertulis yang sangat ditaati selama masih
berlaku di tengah tengah masyarakat. Hukum Adat juga mencerminkan sifat
asli Bangsa Indonesia yang berbentuk tidak tertulis. Hukum adat bersifat
elastis dan dinamis bergerak berdasarkan kehidupan masyarakat untuk
mencapai tujuannya, karena untuk bisa di terima di dalam masyarakat
sebagai norma yang ditaati. Serta hubungannya dengan Hukum Positif yang
berlaku di negara ini adalah, Hukum Adat sebagai sumber Hukum lain yang
dapat di pakai dalam memutus sebuah perkara oleh hakim bila hakim tidak
menemukan pemecahannya di dalam hukum tertulis (positif). Hukum Positif

dan Hukum Adat hubungannya adalah saling melengkapi satu sama lainnya.
Dan kedua hukum tersebut harus mengikuti perkembangan manusia secara
V.

seiring sejalan agar tidak ada pertentangan antara keduannya.


Saran
Sebagai penulis makalah ini saya menyarankan kepada para hakim
agar memutus perkara tidak hanya melihat hukum positif tetapi juga melihat
hukum adat yang berlaku di tengah tengah masyarakat agar putusan hakim
tidak bertentangan dan berat sebelah. Dan seorang hakim itu wajib memutus
perkara dan mengkajinya dengan hukum adat yang berlaku di masyarakat
walaupun hukum adat tidak tertulis, tetapi hukum adat adalah sebagai
sumber dari hukum positif itu sendiri. Serta dalam merancang suatu
Undang-undang seharusnya para ahli hukum juga menyelaraskan dengan
hukum adat bangsa Indonesia agar Undang-undang yang dihasilkan dapat
menjadi produk hukum yang dapat diterima masyarakat.

MAKALAH HUKUM ADAT

Eksistensi Hukum Adat dalam Hukum Positif (Nasional)

Nama : Ibnu Surahman


NIM : 11010111120005
Kelas : Hukum Adat (A)

Fakultas Hukum
Universitas Diponegoro
2015

DAFTAR PUSTAKA
Wiyarti, Sri. 2005, Hukum Adat Suatu Pengantar, Surakarta : UNS press.
Astuti, Andri. 1996, Hukum Adat, Surakarta : UNS press.
Abdurrahman. 1978, Kedudukan Hukum Adat dalam Rangka Pembangunan
Nasional, Bandung : Alumni.
Soerjono Soekanto. 1976, Beberapa Permasalahan Hukum dalam Kerangka
Pembangunan di Indonesia, Jakarta : Yayasan Penerbit UI.

Anda mungkin juga menyukai