Dosen pengampu:
Oleh :
2021/2022
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya sehingga bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul SISTEM HUKUM ini pada tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak M. Pasca
Zakky Ridwan S.H, M.Kn selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia
,dan makalah sederhana ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Hukum Indonesia ,semoga penulisan makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh
yang membaca.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum penulis ketahui,
sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan penulis terbuka atas saran dan kritikan
pembaca atau dosen pengampu, demi tercapainya makalah yang sempurna di masa
mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Rumusan masalah
1.3.Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dengan berjalan nya perkembangan zaman permasalahan di bidang hokum semakin
rumit. Hukum merupakan urat nadi seluruh aspek kehidupan sehingga dengan demikian,
hukum mempunyai posisi yang sangat strategis dan dominan di dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.1 Oleh karena itulah, ada pepatah yang
mengatakan ubi societas ibi ius, ini muncul karena hukum ada karena adanya masyarakat
dan hubungan antar individu dalam bermasyarakat. Hubungan antar individu dalam
bermasyarakat merupakan suatu hal yang hakiki sesuai kodrat manusia yang tidak dapat
hidup sendiri karena manusia adalah makhluk sosial .
hukum merupakan suatu aturan ,norma yang mengatur perilaku atau perbuatan
manusia dalam bermasyarakat. Tujuan adanya hukum untuk mewujudkan ketentraman,
keamanan dan keadilan ditengah tengah kehidupan masyarakat, dalam penegakan hukum
agar tujuan hukum bisa tercapai diperlukan sistem hukum yang menjadi dasar penegakan
hukum. Sistem hukum terbentuk oleh hasil pemikiran dan pembentukan sistem ,sistem
hukum yang di ketahui saat ini terbagi menjadi empat macam yaitu, sistem hukum adat,
eropa kontinental ,anglo saxon, sistem hukum islam,sistem ini di gunakan oleh berbagai
negara menurut keperluan hukum yang disesuaikan dengan tujuan negara.
1.2. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian sistem hukum ?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem Hukum Adat ?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem Hukum Eropa Kontinental (civil law
system) ?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem Hukum Anglo Saxon (common law
system) ?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem Hukum Islam ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem hukum
2. Mengetahui tentang sistem Hukum adat
3. Mengetahui tentang sistem Hukum Eropa Kontinental (civil law system
4. Mengetahui tentang sistem Hukum Anglo Saxon (common law system)
5. Mengetahui tentang sistem Hukum Islam
BAB II
1 Marwan Effendi, Kejaksaan Republik Indonesia Posisi dan Fungsinya Dari Perspektif Hukum, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2005, hlm 1.
PEMBAHASAN
Sistem merupakan satu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian atau sub subsistem yang
saling bergantung untuk mencapai suatu tujuan.2 Sistem yaitu seperti potongan-potongan
gambar yang menjadi bagian kecil, untuk kemudian dihubungkan dan tampak seperti bentuk
semula. Tetapi setiap bagian kait mengait dalam bagian lainnya, didalam kesatuan sistem
tidak dikehendaki konflik / kontradiksi ataupun jika terjadi maka akan diselesaikan oleh
sistem itu sendiri.3 Sebab suatu sistem mengandung beberapa asas yang menjadi pedoman
dalam pembentukannya.4
Hukum merupakan sistem yang sangat kompleks dan berkaitan, sebuah sistem tidak akan
berjalan jika di antara unsur tidak terjadi sinkronisasi, koordinasi dan harmonisasi. Maka
hukum adalah suatu sistem, artinya suatu tatanan hukum yang terdiri atas sub subsitem dari
aturan aturan hidup dan tersusun secara sistematis untuk mencapai aspek eksistensial menusia
dalam hidup bermasyarakat.
Sistem hukum menurut J.H. Merryman (1995) adalah “sistem hukum adalah merupakan
suatu perangkat operasional yang meliputi institusi, prosedur, dan aturan hukum“. 6 Dalam
sistem hukum terbagi menjadi 4 macam sistem, yaitu ;
2 H.R Otje Salman S dan Anthon F Susanto, 2009, Teori Hukum, Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka
Kembali, Bandung: Refika Asitama, hal, 85.
3 Sudikno Mertokusumo, 1991, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Yogjakarta: Liberty, hal, 102-103.
4 Ibid.
5 H.R Otje Salman S dan Anthon F Susanto. Ibid., hal, 89.
6 Ade Maman Suherman, 2004, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Civil Law, Common Law, dan Hukum
Islam, Jakarta: Rajawali Press, hal 10,
3. Sistem Hukum Anglo Saxon (common law system)
4. Sistem Hukum Islam
Gambaran tersebut merupakan proses lahirnya hukum adat. Dimulai dari manusia
dengan pemikirannya, kehendak dan perilakunya kemudian menjadi suatu kebiasaan, dari
7 Prof. Dr. A. Suriyaman Masturi Pide S.H., M. Hum. Hukum Adat Dahulu, Kini, dan Akan Datang Edisi Pertama,
(Jakarta: Kencana, 2014), hal. 03
kebiasaan kemudian berkembang menjadi adat dan selanjutnya menjadi hukum adat. Dengan
demikian, hukum adat itu merupakan keseluruhan adat (yang tidak tertulis) dan hidup dalam
masyarakat berupa kesusilaan, kebiasaan, dan kelaziman yang mempunyai akibat hukum.
Sistem hukum adat bersumber dari peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang
dapat berubah tergantung dari pengaruh dan kejadian dalam kehidupan masyarakat sehingga
hukum adat dapat bersifat elastis utnuk menyesuaikan dengan situasi dan keadaan
masyarakat. Berbeda dengan hukum tertulis yang terdapat dalam sebuah kitab undangundang
atau peraturan perundang-undangan lainnya yang sangat sulit dirubah untuk menyesuaikan
dengan kondisi dan keadaan sosial tertentu dalam masyarakat, karena untuk merubahnya
diperlukan alat kelengkapan negara yang berwenang untuk membuat peraturan baru.
Meskipun tidak ditetapkan dalam hukum formal dan tidak tertulis, hukum adat merupakan
peraturan hidup tetap menjadi hukum yang ditaati dan didukung oleh rakyat dengan
keyakinan mereka bahwa peraturan itu memiliki kekuatan hukum.
Berdasarkan sumber hukum dan tipe hukum adat dari Sembilan belas daerah
lingkungan hukum (rechtskring) di Indonesia, sistem hukum adat dibagi dalam tiga kelompok
yaitu 8:
1) Hukum adat mengenai tata Negara (tata susunan rakyat). Hukum ini mengatur
tentang susunan dan ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum
(rechtsgemens-chappen) serta susunan dan lingkungan kerja alat-alat kelengkapan,
jabatan-jabatan, dan pejabatnya.
2) Hukum adat mengenai warga (hukum warga) terdiri dari :
a) Hukum pertalian sanak (perkawinan, waris)
b) Hukum tanah (hak ulayat tanah, transaksi-transaksi tanah)
c) Hukum perhutangan (hak-hak atasan, transaksi-transaksi tentang benda selain
tanah dan jasa)
3) Hukum adat mengenai delik (hukum pidana), memuat peraturan-peraturan tentang
pelbagai delik dan reaksi masyarakat terhadap pelanggaran hukum pidana itu.
Dengan demikian , sistem hukum adat merupakan sistem hukum yang dianut oleh
suatau daerah atau wilayah tertentu yang bersumber dari nenek moyang yang kemudian
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi dalam masyarakat yang pada
umumnya bersifat sakral atau magis karena adanya pengaruh pandangan terhadap hal-hal
8 Dr. Rahman Amin, S.H., M.H. Pengantar Hukum Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2019) hal. 75
yang supranatural sebagai salah satu bagian dari alam semesta. Seiring dengan perkembangan
kebudayaan masyarakat sekitar, sistem hukum adat akan berkembang mengikuti masyarakat
sekitar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada masanya.
Sistem hukum Eropa Kontinental atau biasa di sebut dengan civil law sistem ini adalah
sistem hukum yang berkembang di negara- negara eropa, dan termasuk sistem hukum yang di
gunakan pada masa kekaisaran romawi pada abad ke 5 sebelum masehi. Sistem civil law ini
di ambil dari sistem hukum sipil masa romawi yang terkodifikasi pada masa kaisar
justinianus dalam Corpus Juris Civilis karya kairsar agung justinianus9, kata civil sendiri
adalah kata rujukan dari Corpus Juris Civilis yaitu kata civilis. Dalam perkembanganya prisip
prisip yang terdapat pada corpus juris civilis itu dijadikan dasar perumusan dan kondifikasi
hukum di negara negara eropa seperti jerman, belanda, perancis,italia, dan juga asia seperti
indonesia yang termasuk negara bekas jajahan pemerintahan belanda.
Prinsip utama sistem hukum eropa kontinental atau civil law sistem ini adalah hukum
memperoleh kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam perturan yang berbentuk
undangundang dan tersusun secara sistematis di dalam kondifikasi atau kompilasi tertentu 10.
Dengan demikian, sistem eropa kontinental melihatkan bagaimana pentingnya hukum yang
tertulis, yaitu peraturan perundang-undangan sebagai prinsip utama sistem hukumnya. Pada
perkembangan sistem hukum ini mengenal pembagian, yaitu :
1. Hukum privat ,yaitu yang mecakup perturan hukum yang mengatur hubungan antar
individu dalam memenuhi kebutuhan hidup
2. Hukum publik ,yaitu yang mecakup peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan
wewenag negara atau hubungan masyarakat dan negara sistem hukum eropa
9 . agus riwanto,op.cit,72
10 abdoel djamali.pengantar hukum indonesia. Hal.68,69
mengilhami terjadinya revolusi Perancis. Paul Scholten mengatakan bahwa maksud
pengorganisasian organ-organ negara Belanda tentang adanya pemisahan antar
kekuasaan membuat undang-undang, keuasaan peradilan dan sistem kasasi serta
kekuasaan eksekutif, dan tidak dimungkinkannya kekuasaan yang satu mencampuri
urusan kekuasaan yang lainnya, adalah dengan cara itu, maka terbentuklah
yurisprudensi. Lebih lanjut, Scholten mengemukakan bahwa iudiciandum est,
putusan Hoge Raad atas suatu sengketa hukum perlu dihormati, akan tetapi tidak
lebih dari sekedar dihormati. Hal itulah yang membedakan dengan Common Law
System, dimana Civil Law System tidak tunduk pada doktrin Stare Decisis, yang
menganut paham presedent.
• Bersifat inkuisitorial
Dalam sistem ini hakim memiliki peranan penting dan besar terhadap memutuskan
atau mengarahkan masalah dengan mengandalkan profesionalisme dan kejujuran
hakim ,hakim juga harus bersifat aktif dalam menilai alat bukti dan menemuka
fakta ,hakim juga harus mengetahui lengkap sejak awal peristiwa yang di
tanganinya. Dan sistem hukum ini bersifat lebih efisien atau tidak
memihak ,dibandingkan dengan sistem yang berlaku pada common law sistem.11
1. Hukum privat Ditujukan pada kaidah-kaidah hukum tentang hak milik, hukum tentang
orang, hukum perjanjian, dan tentang perbuatan melawan hukum.
2. Hukum publik Mencakup peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang
penguasa atau negara serta hubungan antara masyarakat dan negara.
13 Ibid.
14 http://nuravik.wordpress.com/2014/10/27/kedudukan-hukum- administrasi-negara-dalam-tata-hukum/
15 Ibid.
• Case-Law, Sebagai salah satu sumber hukum, khsusnya dinegara Inggris
merupakan ciri karakteristik yang paling utama.
2. Sebagai konsekuensi dipergunakannya sistem case law dengan doktrin precedent yang
merupakan ciri utama dari sistem hukum anglo saxon (Inggris) maka tidak
sepenuhnya menganut sistem asas legalitas,
3. Adanya undang-undang sebagai sumber hukum disampaing custom law dan case law
4. Sistem hukum yang menganut sistem anglo saxon atau comman law tidak mengenal
adanya perbedaan kejahatan dan pelanggaran, sebagaimana halnya di negara-negara
yang menganut civil law atau eropa continental. Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUH Pidana) sebagai hukum positif di negara Indonesia mengenal adanya perbedaan
di atas.
2.5. Sistem Hukum Islam
Sistem hukum ini semula dianut oleh masyarakat Arab sebagai awal dari timbulnya
dan penyebaran agama Islam. kemudian berkembang ke negara-negara lain di Asia, Afrika,
Eropa, dan Amerika secara individual atau sekelompok. Sementara itu untuk beberapa negara
di Afrika dan Asia perkembangannya sesuai dengan pembentukan negara yang berasaskan
ajaran Islam.bagi negara Indonesia, walaupun mayoritas warga negaranya beragama Islam,
pengaruh agama itu tidak besar dalam bernegara. Hal itu karena asas pembentukan negara
bukanlah menganut ajaran Islam.
1. Qur’an,yaitu kitab suci dari kaum muslimin yang diwahyukan oleh Allah kepada
Nabi Muhammad Rasul Allah dengan perantaraan malaikat Jibril.
2. Sunnah Nabi, iyalah cara hidup dari Nabi Muhammad atau cerita-cerita (hadis)
mengenai Nabi Muhammad.
3. Jima, iyalah kesepakatan para ulama besar tentang suatu hal dalam cara bekerja
(berorganisasi).
4. Qiyas, iyalah analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan antara dua
kejadian. Cara ini dapat dijual makan melalui metode ilmu hukum berdasarkan
deduksi. Hal itu dilakukan dengan menciptakan atau menarik suatu garis hukum baru
dari garis hukum lama dengan maksud memberlakukan yang baru itu kepada suatu
keadaan karena persamaan yang ada di dalamnya.
Agama Islam dengan sengaja diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad dengan maksud menyusun ketertiban dan keamanan serta keselamatan umat
manusia. oleh karena itu, dasar dasar hukumnya mengatur mengenai segi-segi pembangunan,
politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Berdasarkan sumber-sumber hukum nya, sistem hukum Islam dalam “ hukum Fiqh” terdiri
dari 2 hukum pokok.
Dalam perkembangan hukum Islam, lahir cabang hukum lainnya. Hukum lainnya yaitu
meliputi sebagai berikut.
Sistem hukum Islam ini menganut suatu keyakinan dari ajaran agama Islam dengan
keimanan lahir batin secara individual. Negara-negara yang menganut asas hukum Islam,
dalam bernegara melaksanakan peraturan-peraturan hukum yang secara taat. hal itu
berdasarkan peraturan perundangan negara yang dibuat dan tidak bertentangan dengan ajaran
Islam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dapat diketahui dari pemaparan diatas, bahwasannya sistem hukum merupakan semua
aturan hukum yang telah disusun secara tersistem dan terpadu berdasarkan asas-asas tertentu.
Sistem hukum dibagi menjadi 4 macam sistem hukum, yaitu Sistem Hukum Adat, Sistem
Hukum Eropa Kontinental, Sistem Hukum Anglo Saxon, dan Sistem Hukum Islam. Keempat
sistem hukum tersebut memilik ciri khas masing-masing didalamnya. Sistem hukum
Indonesia merupakan paduan beberapa sistem hukum.
DAFTAR PUSTAKA
A. Suriyaman Masturi Pide. 2014. Hukum Adat Dahulu, Kini, dan Akan Datang Edisi
Pertama. Jakarta: Kencana
Dimyati, 2004, “Teorisasi hukum, Studi Tentang Perkembangan Pemikiran Hukum Di
Indonesia” 1945-1990, Surakarta: UMS Press
H.R Otje Salman S dan Anthon F Susanto. 2009. “Teori Hukum, Mengingat, Mengumpulkan
dan Membuka Kembali” Bandung: Refika Asitama.
I Gede A.B. Wiranata. 2005. Hukum Adat Indonesia Perkembangannya dari Masa ke Masa.
Bandung: Citra Aditya Bakti
Riwanto, Agus. 2016. “Mensikapi Perda Syariah, Suara Merdeka” 19 Juli 2016, hal, 5.
Indonesia
R. Abdoel Djamali. 2019. Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi. Depok : PT Raja
Grafindo Persada