Anda di halaman 1dari 14

Sistem hukum

Guna memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Dosen pengampu:

M. Pasca Zakky Ridwan S.H, M.Kn

Oleh :

Arfalin adinia 05010420002

Hindun miratul ummah 05010420006

Moch. Firman ramadhan 05010420010

Diajeng widia syavara 05020420029

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

2021/2022

Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya sehingga bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul SISTEM HUKUM ini pada tepat waktu.

Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak M. Pasca
Zakky Ridwan S.H, M.Kn selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Hukum Indonesia
,dan makalah sederhana ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengantar
Hukum Indonesia ,semoga penulisan makalah ini bermanfaat bagi penulis sendiri dan seluruh
yang membaca.

Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum penulis ketahui,
sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan penulis terbuka atas saran dan kritikan
pembaca atau dosen pengampu, demi tercapainya makalah yang sempurna di masa
mendatang.

Surabaya,03 maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
1.2.Rumusan masalah
1.3.Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem hukum


2.2. Sistem Hukum Adat
2.3. Sistem Hukum Eropa Kontinental (civil law system)
2.4. Sistem Hukum Anglo Saxon (common law system)
2.5. Sistem Hukum Islam

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Daftar Pustaka

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dengan berjalan nya perkembangan zaman permasalahan di bidang hokum semakin
rumit. Hukum merupakan urat nadi seluruh aspek kehidupan sehingga dengan demikian,
hukum mempunyai posisi yang sangat strategis dan dominan di dalam kehidupan
bermasyarakat berbangsa dan bernegara.1 Oleh karena itulah, ada pepatah yang
mengatakan ubi societas ibi ius, ini muncul karena hukum ada karena adanya masyarakat
dan hubungan antar individu dalam bermasyarakat. Hubungan antar individu dalam
bermasyarakat merupakan suatu hal yang hakiki sesuai kodrat manusia yang tidak dapat
hidup sendiri karena manusia adalah makhluk sosial .
hukum merupakan suatu aturan ,norma yang mengatur perilaku atau perbuatan
manusia dalam bermasyarakat. Tujuan adanya hukum untuk mewujudkan ketentraman,
keamanan dan keadilan ditengah tengah kehidupan masyarakat, dalam penegakan hukum
agar tujuan hukum bisa tercapai diperlukan sistem hukum yang menjadi dasar penegakan
hukum. Sistem hukum terbentuk oleh hasil pemikiran dan pembentukan sistem ,sistem
hukum yang di ketahui saat ini terbagi menjadi empat macam yaitu, sistem hukum adat,
eropa kontinental ,anglo saxon, sistem hukum islam,sistem ini di gunakan oleh berbagai
negara menurut keperluan hukum yang disesuaikan dengan tujuan negara.
1.2. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian sistem hukum ?
2. Apa yang dimaksud dengan sistem Hukum Adat ?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem Hukum Eropa Kontinental (civil law
system) ?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem Hukum Anglo Saxon (common law
system) ?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem Hukum Islam ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem hukum
2. Mengetahui tentang sistem Hukum adat
3. Mengetahui tentang sistem Hukum Eropa Kontinental (civil law system
4. Mengetahui tentang sistem Hukum Anglo Saxon (common law system)
5. Mengetahui tentang sistem Hukum Islam

BAB II

1 Marwan Effendi, Kejaksaan Republik Indonesia Posisi dan Fungsinya Dari Perspektif Hukum, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 2005, hlm 1.
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Hukum

Sistem merupakan satu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian atau sub subsistem yang
saling bergantung untuk mencapai suatu tujuan.2 Sistem yaitu seperti potongan-potongan
gambar yang menjadi bagian kecil, untuk kemudian dihubungkan dan tampak seperti bentuk
semula. Tetapi setiap bagian kait mengait dalam bagian lainnya, didalam kesatuan sistem
tidak dikehendaki konflik / kontradiksi ataupun jika terjadi maka akan diselesaikan oleh
sistem itu sendiri.3 Sebab suatu sistem mengandung beberapa asas yang menjadi pedoman
dalam pembentukannya.4

Hukum merupakan sistem yang sangat kompleks dan berkaitan, sebuah sistem tidak akan
berjalan jika di antara unsur tidak terjadi sinkronisasi, koordinasi dan harmonisasi. Maka
hukum adalah suatu sistem, artinya suatu tatanan hukum yang terdiri atas sub subsitem dari
aturan aturan hidup dan tersusun secara sistematis untuk mencapai aspek eksistensial menusia
dalam hidup bermasyarakat.

Maka sistem mempunyai aturan-aturan hukum atau norma-norma untuk elemen-elemen


tersebut kesemuanya, yang berhubungan pada sumber dan keabsahan aturan-aturan yang
lebih tinggi. Hubungan-hubungan ini membentuk kelas-kelas struktur piramida dan hierarki
dengan aturan norma dasar di posisi puncaknya.5 Dalam arti sempit, sistem hukum adalah
suatu kesatuan hukum yang dibatasi pada segi materiil dan substansi hukum. Dalam arti luas,
sistem hukum adalah semua aturan hukum yang telah disusun secara tersistem dan terpadu
berdasarkan asas-asas tertentu.

Sistem hukum menurut J.H. Merryman (1995) adalah “sistem hukum adalah merupakan
suatu perangkat operasional yang meliputi institusi, prosedur, dan aturan hukum“. 6 Dalam
sistem hukum terbagi menjadi 4 macam sistem, yaitu ;

1. Sistem Hukum Adat


2. Sistem Hukum Eropa Kontinental (civil law system)

2 H.R Otje Salman S dan Anthon F Susanto, 2009, Teori Hukum, Mengingat, Mengumpulkan dan Membuka
Kembali, Bandung: Refika Asitama, hal, 85.
3 Sudikno Mertokusumo, 1991, Mengenal Hukum (Suatu Pengantar), Yogjakarta: Liberty, hal, 102-103.
4 Ibid.
5 H.R Otje Salman S dan Anthon F Susanto. Ibid., hal, 89.
6 Ade Maman Suherman, 2004, Pengantar Perbandingan Sistem Hukum, Civil Law, Common Law, dan Hukum
Islam, Jakarta: Rajawali Press, hal 10,
3. Sistem Hukum Anglo Saxon (common law system)
4. Sistem Hukum Islam

2.2. Sistem Hukum Adat

Karakteristik hukum dikelompokkan dalam berbagai suku bangsa dengan penyebutan


Eropa Kontinental, Anglo Saxon, dan juga berdasarkan karakteristik agama yang mayoritas
warganya beragama islam, akan tetapi hal itu tidak akan memengaruhi dalam rasa
nasionalisme warga terhadap negaranya. Wilayah Asia yang kental akan budaya atau adat
istiadatnya terjadi perkembangan sistem hukum adat yang merupakan sistem hukum yang
dianut oleh penduduk asli daerah-daerah di wilayah Asia sebelum sistem hukum bangsa eropa
masuk.

Sistem hukum adat berkembang di Indonesia dan sebagian negara-negara di dunia


antara lain India, Jepang, China dan negara-negara lain. Cristian Snouck Hourgronge
merupakan tokoh di Indonesia yang mengemukakan istilah hukum adat yang disebut
adatrecht. Pada umumnya sistem hukum adat bersumber dari peraturan-peraturan hukum
yang tumbuh dan berkembang namun tidak tertulis serta dipertahankan karena kesadaran
hukum masyarakatnya. Hukum adat bersifat tradisional yang bersumber dari nenek moyang.
Situasi kehidupan sosial dan perkembangan masyarakat yang berubah dari waktu kewaktu
menjadikan sistem hukum adat bersifat statis dan tidak kaku, dimana dalam hukum adat
terdiri dari tiga unsur yaitu unsur hukum tidak tertulis, keagamaan, dan ketentuan legislatif.

Perilaku perorangan yang dilakukan secara terus-menerus dapat menimbulkan


kebiasaan pribadi. Adanya interaksi sosial antara individu yang satu dengan yang lainnya
secara berulang-ulang akan memberi pengaruh terhadap lingkungannya dan tingkah laku bagi
individu lainnya, sehingga terjadilah proses hubungan sosial. Apabila hubungan sosial
dilakukan dengan sistematis, maka hubungan sosial itu akan menjadi sebuah sistem sosial. 7
Alur inilah yang menunjukkan proses beralihnya istilah adat menjadi hukum adat (adatrecht).
Secara singkat, proses lahirnya hukum adat, dapat digambarkan sebagai berikut :

Manusia → Kebiasaan → Adat → Hukum Adat

Gambaran tersebut merupakan proses lahirnya hukum adat. Dimulai dari manusia
dengan pemikirannya, kehendak dan perilakunya kemudian menjadi suatu kebiasaan, dari

7 Prof. Dr. A. Suriyaman Masturi Pide S.H., M. Hum. Hukum Adat Dahulu, Kini, dan Akan Datang Edisi Pertama,
(Jakarta: Kencana, 2014), hal. 03
kebiasaan kemudian berkembang menjadi adat dan selanjutnya menjadi hukum adat. Dengan
demikian, hukum adat itu merupakan keseluruhan adat (yang tidak tertulis) dan hidup dalam
masyarakat berupa kesusilaan, kebiasaan, dan kelaziman yang mempunyai akibat hukum.

Sistem hukum adat bersumber dari peraturan-peraturan hukum tidak tertulis yang
dapat berubah tergantung dari pengaruh dan kejadian dalam kehidupan masyarakat sehingga
hukum adat dapat bersifat elastis utnuk menyesuaikan dengan situasi dan keadaan
masyarakat. Berbeda dengan hukum tertulis yang terdapat dalam sebuah kitab undangundang
atau peraturan perundang-undangan lainnya yang sangat sulit dirubah untuk menyesuaikan
dengan kondisi dan keadaan sosial tertentu dalam masyarakat, karena untuk merubahnya
diperlukan alat kelengkapan negara yang berwenang untuk membuat peraturan baru.
Meskipun tidak ditetapkan dalam hukum formal dan tidak tertulis, hukum adat merupakan
peraturan hidup tetap menjadi hukum yang ditaati dan didukung oleh rakyat dengan
keyakinan mereka bahwa peraturan itu memiliki kekuatan hukum.

Berdasarkan sumber hukum dan tipe hukum adat dari Sembilan belas daerah
lingkungan hukum (rechtskring) di Indonesia, sistem hukum adat dibagi dalam tiga kelompok
yaitu 8:

1) Hukum adat mengenai tata Negara (tata susunan rakyat). Hukum ini mengatur
tentang susunan dan ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum
(rechtsgemens-chappen) serta susunan dan lingkungan kerja alat-alat kelengkapan,
jabatan-jabatan, dan pejabatnya.
2) Hukum adat mengenai warga (hukum warga) terdiri dari :
a) Hukum pertalian sanak (perkawinan, waris)
b) Hukum tanah (hak ulayat tanah, transaksi-transaksi tanah)
c) Hukum perhutangan (hak-hak atasan, transaksi-transaksi tentang benda selain
tanah dan jasa)
3) Hukum adat mengenai delik (hukum pidana), memuat peraturan-peraturan tentang
pelbagai delik dan reaksi masyarakat terhadap pelanggaran hukum pidana itu.

Dengan demikian , sistem hukum adat merupakan sistem hukum yang dianut oleh
suatau daerah atau wilayah tertentu yang bersumber dari nenek moyang yang kemudian
diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi dalam masyarakat yang pada
umumnya bersifat sakral atau magis karena adanya pengaruh pandangan terhadap hal-hal

8 Dr. Rahman Amin, S.H., M.H. Pengantar Hukum Indonesia, (Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2019) hal. 75
yang supranatural sebagai salah satu bagian dari alam semesta. Seiring dengan perkembangan
kebudayaan masyarakat sekitar, sistem hukum adat akan berkembang mengikuti masyarakat
sekitar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada masanya.

2.3. Sistem Hukum Eropa Kontinental (civil law system)

Sistem hukum Eropa Kontinental atau biasa di sebut dengan civil law sistem ini adalah
sistem hukum yang berkembang di negara- negara eropa, dan termasuk sistem hukum yang di
gunakan pada masa kekaisaran romawi pada abad ke 5 sebelum masehi. Sistem civil law ini
di ambil dari sistem hukum sipil masa romawi yang terkodifikasi pada masa kaisar
justinianus dalam Corpus Juris Civilis karya kairsar agung justinianus9, kata civil sendiri
adalah kata rujukan dari Corpus Juris Civilis yaitu kata civilis. Dalam perkembanganya prisip
prisip yang terdapat pada corpus juris civilis itu dijadikan dasar perumusan dan kondifikasi
hukum di negara negara eropa seperti jerman, belanda, perancis,italia, dan juga asia seperti
indonesia yang termasuk negara bekas jajahan pemerintahan belanda.

Prinsip utama sistem hukum eropa kontinental atau civil law sistem ini adalah hukum
memperoleh kekuatan mengikat, karena diwujudkan dalam perturan yang berbentuk
undangundang dan tersusun secara sistematis di dalam kondifikasi atau kompilasi tertentu 10.
Dengan demikian, sistem eropa kontinental melihatkan bagaimana pentingnya hukum yang
tertulis, yaitu peraturan perundang-undangan sebagai prinsip utama sistem hukumnya. Pada
perkembangan sistem hukum ini mengenal pembagian, yaitu :

1. Hukum privat ,yaitu yang mecakup perturan hukum yang mengatur hubungan antar
individu dalam memenuhi kebutuhan hidup
2. Hukum publik ,yaitu yang mecakup peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan

wewenag negara atau hubungan masyarakat dan negara sistem hukum eropa

kontinental atau civil law sistem ini mempunyai 3 karakteristik, yaitu :

• Memiliki karakteristik kondifikasi , sistem hukum ini di kondifikasikan karena


adanya tujuan untuk kepentingan politik romawi ,karena wilayah kekuasaan romawi
melewati eropa timur dan barat sehingga dengan kondifikasi bisa menciptakan
keseragaman hukum di antara keragaman hukum wilayah kekuasaan romawi.
• Hakim tidak terikat kepada president Karakter yang kedua melekat pada sistem Civil
Law, tidak dapat dilepaskan dengan ajaran pemisahan kekuasaan yang telah

9 . agus riwanto,op.cit,72
10 abdoel djamali.pengantar hukum indonesia. Hal.68,69
mengilhami terjadinya revolusi Perancis. Paul Scholten mengatakan bahwa maksud
pengorganisasian organ-organ negara Belanda tentang adanya pemisahan antar
kekuasaan membuat undang-undang, keuasaan peradilan dan sistem kasasi serta
kekuasaan eksekutif, dan tidak dimungkinkannya kekuasaan yang satu mencampuri
urusan kekuasaan yang lainnya, adalah dengan cara itu, maka terbentuklah
yurisprudensi. Lebih lanjut, Scholten mengemukakan bahwa iudiciandum est,
putusan Hoge Raad atas suatu sengketa hukum perlu dihormati, akan tetapi tidak
lebih dari sekedar dihormati. Hal itulah yang membedakan dengan Common Law
System, dimana Civil Law System tidak tunduk pada doktrin Stare Decisis, yang
menganut paham presedent.
• Bersifat inkuisitorial
Dalam sistem ini hakim memiliki peranan penting dan besar terhadap memutuskan
atau mengarahkan masalah dengan mengandalkan profesionalisme dan kejujuran
hakim ,hakim juga harus bersifat aktif dalam menilai alat bukti dan menemuka
fakta ,hakim juga harus mengetahui lengkap sejak awal peristiwa yang di
tanganinya. Dan sistem hukum ini bersifat lebih efisien atau tidak
memihak ,dibandingkan dengan sistem yang berlaku pada common law sistem.11

2.4. Sistem Hukum Anglo Saxon (Common Law System)


Sistem hukum Anglo saxon atau Common law berawal dengan menguatnya peranan
hakim, sistem hukum ini berekembang sejak penundukan bangsa norman di inggris pada
tahun 1066 dan dikenal dengan istilah common law atau unwritten law (hukum tidak tertulis).
12
Meskipun disebut Unwritten law hal ini tidak sepenuhnya benar sebab sistem ini terdapat
sumber-sumber hukum yang tertulis. Kata Anglo Saxon ini berasal dari nama bangsa yaitu
Angel Saxon yang menyerang inggris, yang kemudian ditaklukan oleh Herton
Normandia,William.
Sistem Anglo Saxon adalah suatu sistem hukum yang didasarkan pada Yurisprudensi,
yaitu keputusan-keputusan hakim yang terdahulu untuk menghadapi perkara yang tidak diatur
didalam undang-undang dan kemudian menjadi dasar putusan hakim hakim selanjutnya.
Dalam membuat yurisprudensi, hakim biasanya akan melaksanakan berbagai macam
penafsiran, misalnya ; Gramatikal, historis, sistematis, teleologis, otentik, Sistem hukum
Anglo Saxon cenderung mengutamakan hukum kebiasaan yang sejalan dengan dinamika

11 Nurul qamar,op.cit,hal 46,47


12 H. Patrick Glenn, Op.cit., hlm. 239.
masyarakat, Pembentukan hukum melalui lembaga peradilan dengan sistem Yurisprudensi
dianggap lebih baik agar hukum berjalan dengan adil dan manfaat dan dapat dirasakan
langsung ke masyarakat.
Sistem hukum ini diterapkan di Irlandia, Inggris, Australia, Selandia Baru, Afrika
Selatan, Kanada dan Amerika Serikat. Selain negara itu, beberapa negara juga menerapkan
sistem Anglo Saxon bersama dengan hukum adat dan hukum agama, seperti Pakistan, India,
dan Nigeria.1314 Putusan hakim merupakan sumber hukum dalam sistem Hukum Anglo Saxon
dan fungsi hakim tidak hanya menafsirkan dan menetapkan tetapi membentuk seluruh tata
kehidupan masyarakat, hakim dapat menciptakan hukum baru yang akan menjadi pegangan
bagi hakim-hakim untuk menyelesaikan perkara yang sama. Anglo Saxon menganut doktrin
Stare Decisis yaitu, memutuskan perkara hakim dalam putusanya harus berdasarkan prinsip
hukum yang sudah ada dalam putusan hakim lain dari perkara yang sama sebelumnya
(preseden).14
Kelebihannya hukum Anglo Saxon yakni hukum-hukum yang diberlakukan tidak tertulis
(common law), sehingga lebih memiliki sifat yang fleksibel dan sanggup menyesuaikan
perkembangan zaman dan masyarakat. Pada kelemahannya karena dasar hukum untuk
menyelesaikan perkara diambil dari hukum kebiasaan yang tidak tertulis.15

Dalam perkembangannya, sistem ini terbagi menjadi dua, yaitu:

1. Hukum privat Ditujukan pada kaidah-kaidah hukum tentang hak milik, hukum tentang
orang, hukum perjanjian, dan tentang perbuatan melawan hukum.
2. Hukum publik Mencakup peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan wewenang
penguasa atau negara serta hubungan antara masyarakat dan negara.

Karakteristik Sistem Hukum Anglo Saxon

1. Sistem hukum anglo saxon pada hakikatnya bersumber pada :


• Custom, Merupakan sumber hukum tertua, karena lahir dan berasal dari sebagian
hukum Romawi, custom ini tumbuh dan berkembang dari kebiasaan suku anglo
saxon yang hidup pada abad pertengahan. Pada abad ke 14 custom law akan
melahirkan common law dan kemudian digantikan dengan precedent
• Legislation, Berarti undang-undang yang dibentuk melalui parlemen.
undangundang yang demikian tersebut disebut dengan statutes.

13 Ibid.
14 http://nuravik.wordpress.com/2014/10/27/kedudukan-hukum- administrasi-negara-dalam-tata-hukum/
15 Ibid.
• Case-Law, Sebagai salah satu sumber hukum, khsusnya dinegara Inggris
merupakan ciri karakteristik yang paling utama.
2. Sebagai konsekuensi dipergunakannya sistem case law dengan doktrin precedent yang
merupakan ciri utama dari sistem hukum anglo saxon (Inggris) maka tidak
sepenuhnya menganut sistem asas legalitas,
3. Adanya undang-undang sebagai sumber hukum disampaing custom law dan case law
4. Sistem hukum yang menganut sistem anglo saxon atau comman law tidak mengenal
adanya perbedaan kejahatan dan pelanggaran, sebagaimana halnya di negara-negara
yang menganut civil law atau eropa continental. Kitab Undang-undang Hukum Pidana
(KUH Pidana) sebagai hukum positif di negara Indonesia mengenal adanya perbedaan
di atas.
2.5. Sistem Hukum Islam

Sistem hukum ini semula dianut oleh masyarakat Arab sebagai awal dari timbulnya
dan penyebaran agama Islam. kemudian berkembang ke negara-negara lain di Asia, Afrika,
Eropa, dan Amerika secara individual atau sekelompok. Sementara itu untuk beberapa negara
di Afrika dan Asia perkembangannya sesuai dengan pembentukan negara yang berasaskan
ajaran Islam.bagi negara Indonesia, walaupun mayoritas warga negaranya beragama Islam,
pengaruh agama itu tidak besar dalam bernegara. Hal itu karena asas pembentukan negara
bukanlah menganut ajaran Islam.

Berikut ini sumber dalam sistem hukum Islam.

1. Qur’an,yaitu kitab suci dari kaum muslimin yang diwahyukan oleh Allah kepada
Nabi Muhammad Rasul Allah dengan perantaraan malaikat Jibril.
2. Sunnah Nabi, iyalah cara hidup dari Nabi Muhammad atau cerita-cerita (hadis)
mengenai Nabi Muhammad.
3. Jima, iyalah kesepakatan para ulama besar tentang suatu hal dalam cara bekerja
(berorganisasi).
4. Qiyas, iyalah analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan antara dua
kejadian. Cara ini dapat dijual makan melalui metode ilmu hukum berdasarkan
deduksi. Hal itu dilakukan dengan menciptakan atau menarik suatu garis hukum baru
dari garis hukum lama dengan maksud memberlakukan yang baru itu kepada suatu
keadaan karena persamaan yang ada di dalamnya.
Agama Islam dengan sengaja diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad dengan maksud menyusun ketertiban dan keamanan serta keselamatan umat
manusia. oleh karena itu, dasar dasar hukumnya mengatur mengenai segi-segi pembangunan,
politik, sosial, ekonomi, dan budaya.

Berdasarkan sumber-sumber hukum nya, sistem hukum Islam dalam “ hukum Fiqh” terdiri
dari 2 hukum pokok.

1. Hukum rohaniah, lazim disebut “ibadat”, yaitu cara-cara menjalankan upacara


tentang kebaktian terhadap Allah, seperti salat, puasa, zakat, dan menjalankan haji.
2. Hukum duniawi, terdiri dari:
a. Muamalat, yaitu tata tertib hukum dan peraturan mengenai hubungan antar
manusia dalam bidang jual beli sewa menyewa, perburuhan, hukum tanah,
hukum perikatan, hak milik, hak kebendaan, dan hubungan ekonomi pada
umumnya;
b. Nikah, yaitu perkawinan dalam arti membentuk sebuah keluarga yang terdiri
dari syarat-syarat dan rukun rukunnya, hak dan kewajiban, dasar-dasar
perkawinan monogami dan akibat-akibat hukum perkawinan;
c. Jinayat, yaitu hukum pidana yang meliputi ancaman hukum terhadap hukum
Allah dan tindak pidana kejahatan.

Dalam perkembangan hukum Islam, lahir cabang hukum lainnya. Hukum lainnya yaitu
meliputi sebagai berikut.

1. Aqdiyah, iyalah peraturan hukum pengadilan, meliputi kesopanan hakim, saksi,


beberapa hak peradilan, dan cara-cara kemerdekaan budak belian (kalau masih ada).
2. Al-Khilafah, iyalah mengatur mengenai kehidupan bernegara, meliputi bentuk negara
dan dasar-dasar pemerintahan, hak dan kewajiban warga negara, kepemimpinan, dan
pandangan Islam terhadap pemeluk agama lain.

Sistem hukum Islam ini menganut suatu keyakinan dari ajaran agama Islam dengan
keimanan lahir batin secara individual. Negara-negara yang menganut asas hukum Islam,
dalam bernegara melaksanakan peraturan-peraturan hukum yang secara taat. hal itu
berdasarkan peraturan perundangan negara yang dibuat dan tidak bertentangan dengan ajaran
Islam.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dapat diketahui dari pemaparan diatas, bahwasannya sistem hukum merupakan semua
aturan hukum yang telah disusun secara tersistem dan terpadu berdasarkan asas-asas tertentu.
Sistem hukum dibagi menjadi 4 macam sistem hukum, yaitu Sistem Hukum Adat, Sistem
Hukum Eropa Kontinental, Sistem Hukum Anglo Saxon, dan Sistem Hukum Islam. Keempat
sistem hukum tersebut memilik ciri khas masing-masing didalamnya. Sistem hukum
Indonesia merupakan paduan beberapa sistem hukum.

Indonesia merupakan Negara bekas jajahan belanda serta mayoritas penduduknya


beragama islam, juga mempunyai kultur dan budaya beragam. Sistem hukum di Indonesia
merupakan perpaduan dari hukum islam, hukum adat, dan hukum Negara eropa, terutama
belanda. Dapat dilihat pengaruh sistem eropa continental atau civil law di Indonesia yakni
hukum perdata, tak hanya itu hingga hukum adat sering dijumpai di beberapa wilayah
Indonesia, serta hukum islam yang bisa kita rasakan karena mayoritas masyarakat beragama
islam.

DAFTAR PUSTAKA

A. Suriyaman Masturi Pide. 2014. Hukum Adat Dahulu, Kini, dan Akan Datang Edisi
Pertama. Jakarta: Kencana
Dimyati, 2004, “Teorisasi hukum, Studi Tentang Perkembangan Pemikiran Hukum Di
Indonesia” 1945-1990, Surakarta: UMS Press

H.R Otje Salman S dan Anthon F Susanto. 2009. “Teori Hukum, Mengingat, Mengumpulkan
dan Membuka Kembali” Bandung: Refika Asitama.

I Gede A.B. Wiranata. 2005. Hukum Adat Indonesia Perkembangannya dari Masa ke Masa.
Bandung: Citra Aditya Bakti

Kuntowijoyo, 2013, “Pengantar Ilmu Sejarah” Yogjakarta: Tiara Wacana Khudaizaifah.


Marwan Effendi, 2005.Kejaksaan Republik Indonesia Posisi dan Fungsinya Dari
Perspektif Hukum,Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Riwanto, Agus. 2016. “Mensikapi Perda Syariah, Suara Merdeka” 19 Juli 2016, hal, 5.
Indonesia

Riwanto, Agus. 2016. “Sejarah Hukum” Karanganyar: Oase Pustaka

Rahman Amin. 2019. Pengantar Hukum Indonesia. Yogyakarta: Penerbit Deepublish

R. Abdoel Djamali. 2019. Pengantar Hukum Indonesia Edisi Revisi. Depok : PT Raja
Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai