Ananto
11200480000106
1. Hukum keluarga
2. Hukum perkawinan
3. Hukum waris
4. Hukum tanah
5. Hukum hutang piutang
6. Hukum pelanggaran
Ter Harr didalam bukunya “ Beginselen en stelsel
van het Adat-recht”, mengemukakan
pembidangnya sebagai berikut
• Tata Masyarakat
• Hak-hak atas tanah
• Transaksi-transaksi tanah
• Transaksi-transaksi dimana tanah tersangkut
• Hukum Hutang piutang
• Lembaga/ Yayasan
• Hukum pribadi
• Hukum Keluarga
• Hukum perkawinan.
• Hukum Delik
• Pengaruh lampau waktu
Menurut Surojo Wignjodipuro,
• Tata susunan rakyat Indonesia
• Hukum perseorangan
• Hukum kekeluargaan
• Hukum perkawinan
• Hukum harta perkawinan
• Hukum (adat) waris
• Hukum tanah
• Hukum hutang piutang
• Hukum (adat) delik
1. Tata susunan rakyat Indonesia
Bentuk dan susunan masyarakat hukum yang merupakan persekutuan hukum adat
terikat oleh faktor Territorial dan Genealogis.
A. Faktor Teritorial (territorial constitution) adalah masyarakat yang tetap dan teratur
yang anggota masyarakatnya terikat pada suatu daerah kediaman tertentu, baik dalam
kaitan dengan duniawi maupun dalam kaitannya dengan rohani / roh-roh leluhur
1. Persekutuan Desa.
Merupakan suatu tempat kediaman bersama di dalam daerahnya sendiri termasuk
beberapa pedukuhan yang terletak di sekitarnya yang tunduk pada perangkat desa yang
berkediaman di pusat desa.
2. Persekutuan Daerah.
Merupakan suatu daerah kediaman bersama dan menguasai hak ulayat bersama yang
terdiri dari beberapa dusun atau kampung dengan satu pusat pemerintahan.
3. Perserikatan Desa.
Bila di beberapa desa atau marga yang letaknya berdampingan yang masing-masing
berdiri sendiri kemudian mengadakan perjanjian kerjasama untuk mengatur kepentingan
bersama seperti pertahanan, ekonomi, pertanian
B. Faktor genealogis (tribal constitution), dalah suatu kesatuan
masyarakat yang teratur, di mana para anggotanya terikat pada suatu
garis keturunan yang sama dari satu leluhur, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung karena pertalian perkawinan atau
pertalian adat.
a) Patrilineal,
yaitu sistem kekerabatan dengan pertalian keturunan menurut garis
laki-laki / bapak.
b) Matrilineal,
yaitu sistem kekerabatan dengan pertalian keturunan menurut garis
perempuan / ibu.
c) Parental / Unilateral,
yaitu sistem kekerabatan dengan memperhitungkan / menghubungkan
garis keturunan baik dari pihak ibu maupun bapak.
2. Hukum perseorangan
• Kecakapan bersikap-tindak atau berperilaku dalam Hukum adat itu ada apabila
yang bersangkutan telah dewasa. Pendapat dari soepomo yang dituangkan dalam
bukunya adatprivaatrecht van west java, yang menyatakan bahwa seseorang
sudah dianggap dewasa dalam hukum adat, apabila seseorang sudah kuat gawe
(mampu untuk bekerja secara mandiri), cakap mengurus harta benda serta
keperluannya sendiri, serta cakap untuk melakukan segala tata cara pergaulan
hidup kemasyarakatan termasuk mempertanggungjawabkan segala tindakannya.
• Manusia menurut pengertian hukum terdiri dari tiga pengertian :
a. Mens, yaitu manusia dalam pengertian biologis yang mempunyai anggota
tubuh,kepala, tangan, kaki dan sebagainya.
b. Persoon, yaitu manusia dalam pengertian yuridis,baik sebagi individu/pribadi
maupun sebagai makhluk yang melakukan hubungan Hukum dalam masyarakat.
c. Rehts Subject (Subjek Hukum).yaitu manusia dalam hubungan dengan hubungan
hukum (rechts relatie), maka manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban
3. Hukum kekeluargaan
• 1). Keturunan
Keturunan adalah ketunggalan leluhur, artinya ada hubungan darah antara seseorang
dengan orang lain. Keturunan setiap kelahiran merupakan tingkatan atau derajat
yang biasanya dipergunakan untuk kerabat-kerabat raja. Keturunan dapat dibedakan
beberapa macam, yatiu :
A. Lurus : yaitu apabila seseorang merupakan keturunan langsung dari atas kebawah
atau sebaliknya.
B. Menyimpang atau bercabang Yaitu apabila kedua orang atau lebih ada ketunggalan
leluhur.
C. Keturunan garis bapak (patrilineal), yaitu hubungan darahnya dilihat dari segi
laki-laki/ bapak.
D. Keturunan garis ibu : yaitu hubungan darahnya dilihat dari garis perempuan atau
matrilineal .
E. Keturunan garis ibid an garis bapak (parental) yaitu apabila dilihat dari keturunan
kedua belah pihak yaitu ibu dan bapak.n dengan mengganti teks ini dengan teks Anda
sendiri.
• 2. Hubungan anak dengan orang tuanya
• Anak kandung memiliki kedudukan yang penting dalam dalam
keluarga yaitu:
• Sebagai penerus generasi
• Sebagai pusat harapan orang tuanya dikemudian hari
• Sebagai pelindung orang tua kemudian hari dan lain
sebagainya, apabila orang tuanya sudah tidak mampu baik
secara fisik ataupun orang tuanya tidak mampu bekerja lagi.
4. Hukum perkawinan
• Perkawinan adalah salah satu peristiwa yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat adapt, sebab perkawinan itu tidak
hanya menyangkut kedua mempelai saja, kedua keluarga, tetapi
juga menyangkut masyarakat bahkan menyangkut arwah leluhur-
leluhur kedua belah pihak.. Dalam hukum dapat dikenal ada tiga
system perkawinana yaitu :
a. Sistem Endogami : Yaitu seseorang hanya dibenarkan
mengadakan perkawinan dengan seseorang dalam suku sendiri.
b. Sistem Exogami : Yaitu perkawinan dengan seseorang yang
berlainan suku atau suku yang lain.
c. Sistem Eleutherogami : Sistem ini tidak mengenal larangan-
larangan atau keharusan-keharusan
• 1).Perkawinan dalam kekeluargaan Patrilineal
• Corak perkawinan adalah “perkawinan jujur”
• Pemberian jujur dari pihak laki-laki melambangkan diputuskan hubungan keluarga si
isteri dengan orang tuanya dan kerabatnya.
• Isteri masuk dalam keluarga suami berikut anak-anaknya.
• Apabila suami meninggal, maka isteri tetap tinggal di rumah suaminya dengan saudara
muda dari almarhum seolah-olah seorang isteri itu diwarisi oleh adik almarhum.
2). Perkawinan dalam keluarga Matrilineal
• Dalam upacara perkawianan mempelai laki-laki diljemput
• Suami berdiam di rumah isterinya, tetapi suami tetap dapa keluarganya sendiri.
• Anak-anak masuk dalam clan isterinya dan si ayah tidak mempunyai kekuasaan
terhadap anak-anaknya.
3). Perkawinan dalam keluarga Parental
setelah kawin keduanya menjadi satu keluarga, baik keluarga suami maupun keluarga
isteri.
5. Hukum harta perkawinan
Harta perkawinan atau harta keluarga dapat dibedakan dalam 4
golongan, yaitu