Anda di halaman 1dari 20

Z

PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI BAGI


PELANGGARAN KETENTUAN PERIZINAN
BERUSAHA DAN KELAYAKAN PENGOLAHAN BAGI
UNIT PENGOLAHAN IKAN

Dr. Drama Panca Putra, S.Pi, M.Si


Direktur Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan,
Ditjen PSDKP

Bali, Selasa 12 Juli 2022


Dasar Hukum
UU No. 31/2004 Permen KP No. 47 Tahun 2020
tentang Perikanan Pelaksanaan Tugas Pengawas Perikanan
UU No. 45/2009 Permen KP No. 10 Tahun 2021
ttg Perubahan atas UU No. 31/2004 Standar Kegiatan Usaha dan Produk pada
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko
UU No.7 tahun 2016 Sektor Kelautan dan Perikanan
Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan,
Permen KP No. 24 Tahun 2021
Pembudidayaan Ikan dan Petambak Karang Tentang Penyusunan Neraca Komoditas Perikanan
Dan Distribusi Alokasi Impor Komoditas Perikanan
UU No. 11 tahun 2020
tentang Cipta Kerja Permen KP No. 26 Tahun 2021
Pencegahan Pencemaran, Pencegahan Kerusakan,
PP No. 27 Tahun 2021
Rehabilitasi, dan Peningkatan Sumber Daya Ikan
Penyelenggaraan Bidang Kelautan dan dan Lingkungannya
Perikanan
Permen KP No.31 Tahun 2021
PP No. 5 Tahun 2021
Tentang Pengenaan Sanksi Administratif di Bidang
Tentang Penyelenggaraan Perizinan Kelautan dan Perikanan.
Berusaha Berbasis Risiko
Tujuan Pengawasan Perikanan
Tujuan Pengawasan adalah (Pasal 66 UU 45/2009)
Mengawasi tertib pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Perikanan

Kegiatan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan diawasi oleh Pengawas Perikanan


(Pasal 66 UU 45/2009 dan Pasal 235 PP No. 5/2021 )
Ruang lingkup Pengawasan:
1. Dokumen Perizinan Berusaha (Perizinan dan Sertifikat Standar)
2. Syarat dan Kewajiban Perizinan Berusaha
3. Kegiatan Penanganan dan Pengolahan
4. Kegiatan Importasi hasil perikanan
5. Kegiatan distribusi/pemasaran hasil perikanan (termasuk ketelusuran)
6. Produk/komoditas hasil perikanan
7. Bahan baku tambahan, pakan dan obat
8. Pencemaran lingkungan akibat kegiatan perikanan atau berdampak SDI
9. Laporan Pelaku Usaha
Tugas & Kewenangan Pengawas Perikanan (Pasal 66 C UU No. 45/2009)

Pengawas Perikanan berwenang :


1. riksa tempat kegiatan usaha perikanan;
2. riksa kelengkapan, keabsahan dokumen, dan kegiatan usaha;
3. riksa sarana dan prasarana yang digunakan;
4. mendokumentasikan hasil riksa;
5. mengambil contoh ikan dan/atau bahan yang diperlukan untuk keperluan pengujian
laboratorium;
6. menghentikan, memeriksa, membawa, menahan, dan menangkap kapal dan/atau orang yang
diduga melakukan tindak pidana perikanan sampai dengan diserahkannya kapal dan/atau orang
tersebut di pelabuhan tempat perkara tersebut dapat diproses lebih lanjut oleh penyidik;
7. menyampaikan rekomendasi kepada pemberi izin untuk memberikan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; melakukan tindakan khusus terhadap kapal
perikanan yang berusaha melarikan diri dan/atau melawan dan/atau membahayakan
keselamatan kapal pengawas perikanan dan/atau awak kapal perikanan;
8. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab
Ruang Lingkup Pengawasan
Pengawasan Pengawasan Pengawasan Pengawasan
Penangkapan Pengolahan Pembudidayaan Distribusi Hasil
Ikan Hasil Perikanan Ikan Perikanan

keberadaan dan Keberadaan dan Keberadaan dan


Dokumen perizinan
kesesuaian perizinan kesesuaian perizinan kesesuaian perizinan
usaha perikanan
berusaha dibidang berusaha dibidang berusaha dibidang
tangkap (SIUP, SIPI dan
SIKPI)
pengolahan ikan pembudidayaan ikan distribusi hasil 1. Dinas KP Provinsi/Kabupaten/ Kota → pelaksana
(NIB+SS) (NIB+SS) perikanan (NIB+SS)
program & sumber data
2. Dinas PMPTSP Provinsi/Kabupaten/ Kota → sumber data

Kesesuaian zonasi dan


Kesesuaian Kesesuaian
kewilayahan,
Kapal perikanan Pengelolaan Limbah Peruntukkan (horeka,
Pengelolaan Limbah
(IPAL/Amdal) pindang, UPI dll)
(IPAL/Amdal)

Kesesuaian jenis ikan,


Pemeriksaan
induk dan benih yang Kesesuaian Jenis,
Aktivitas pendaratan Keberadaan bahan
dibudidayakan serta Jumlah dan Tempat
hasil tangkapan tambahan pangan yang
kapal angkut ikan Pemasukan
berbahaya
hidup

Kesesuaian penerapan
CBIB/CPIB meliputi:
Kesesuaian penerapan Lokasi; Tata Letak dan Kesesuaian waktu
Jalur penangkapan konstruksi; Penggunaan
SKP, HACCP, HC wadah; Penggunaan pemasukan
benih/induk; Penggunaan
Obat/Pakan

API dan Alat Bantu Kesesuaian asal bahan Ketertelusuran


Penangkapan Ikan baku asal/tujuan ikan
Jenis - Jenis Pelanggaran
• Penggunaan Obat/pakan yang tidak
• Tidak memiliki perizinan berusaha
sesuai dengan ketentuan/tidak terdaftar
1 6
• Tidak memenuhi perizinan berusaha
• Perizinan tidak lengkap • Tidak memenuhi/memiliki standar
• Tidak memenuhi persyaratan dan kewajiban pengolahan limbah
2 • Tidak memenuhi sertifikat standar 7

• kelayakan pengolahan ikan, sistem jaminan mutu,


dan keamanan hasil perikanan • Pencemaran lingkungan
3 8

• Penggunaan bahan baku/penolong/tambahan


yang dilarang • Menghalangi kegiatan pengawasan
4 9

• Pelanggaran importasi (pintu pemasukan, waktu


pemasukan, peruntukan jenis, dan jumlah) • Tidak melaporkan kegiatan berusaha
5 10
Sanksi Pidana
1. Undang Undang No. 31 tahun 2004, UU no. 45 tahun 2009, UU no.11 tahun 2020

Unsur unsur pidana (UU31/2004, BAB ketentuan Pidana)

Subjek Hukum:
1. Pelanggaran importasi terkait pintu pemasukan, waktu pemasukan, jenis, dan jumlah
yang menimbulkan korban atau kerusakan K2L dengan sanksi pidana penjara paling lama 4 tahun
dan denda paling banyak 6 Milyar (UUCK pasal 74, bagian ke-8 )
2. Pemalsuan dokumen/penggunaan izin milik orang lain dengan sanksi pidana penjara paling lama
7 tahun dan denda paling banyak 3 Milyar
3. Pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan/SDI dengan sanksi pidana penjara paling lama 10
tahun dan denda paling banyak 2 Milyar
4. Melaksanakan usaha Perikanan tanpa izin dengan sanksi pidana penjara paling lama 8 tahun dan
denda paling banyak 1,5 milyar (pasal 92)
5. Penggunaan bahan baku/tambahan/penolong/alat yang membahayakan Kesehatan
manusia dengan sanksi pidana penjara paling lama 6 tahun dan denda 1,5 Milyar
Sanksi Pidana

1. Undang Undang No. 31 tahun 2004,


UU No. 45 Tahun 2009, UU no.11 Tahun 2020
Unsur unsur pidana (UU31/2004, BAB ketentuan Pidana)

Subjek Hukum:
6. Perusakan plasma nutfah dengan sanksi pidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak
1 Milyar
7. Tidak memiliki SKP/tidak memenuhi/menerapkan system jaminan mutu dan keamanan
hasil Perikanan yang menimbulkan korban terhadap kesehatan manusia dengan sanksi
pidana penjara paling lama 1 tahun dan denda paling banyak 800 juta
8. Melakukan ekspor impor tanpa sertifikat kesehatan dengan sanksi pidana penjara paling lama 1
tahun dan denda paling banyak 800 juta (pasal 90)
9. Kelalaian yang menimbulkan kerusakan plasma nutfah dengan sanksi pidana penjara paling
lama 1 tahun dan denda paling banyak 500 juta
10. Perorangan dan koorporasi dikenakan sanksi tambahan 1/3 dari pidana denda yang dijatuhkan (pasal
101)
Sanksi Pidana
2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Unsur unsur penyertaan& pembantuan)
Pasal 55 :
Ayat (1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:
1.mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan
perbuatan;
2.mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu dengan menyalahgunakan kekuasaan
atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi
kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan.
Ayat (2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan saja yang diperhitungkan,
beserta akibat-akibatnya.

Pasal 56
Dipidana sebagai pembantu kejahatan:
1.mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan;
2.mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau ke- terangan untuk melakukan kejahatan.
Dengan Sanksi dapat dijatuhi sanksi 2/3 dari pelaku utama
Sanksi Pidana
3. UU no. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan TPPU
Unsur unsur yang memenuhi TPPU
1. Harta berasal dari tindak pidana kelautan perikanan (Pasal 2, pasal 1 ayat 1, junto ayat 1)
2. Yang diketahui/patut diduga hasil tindak pidana dengan tujuan menyembunyikan
atau menyamarkan asal usul harta
3. Menerima, menguasai, menempatkan, mentransfer, membayar, menghibahkan
sumbangan penitipan atau menggunakan harta hasil tindak pidana dengan pidana
penjara paling lama 5 tahun dan denda 1 Milyar

4. Terhadap koorporasi dikenai pidana 100 Milyar dan pidana tambahan (pembekuan
usaha dan perampasan aset)
Sanksi Administratif

1. Peringatan/teguran 1. Penghentian sementara


tertulis; kegiatan;
2. Paksaan pemerintah; 2. Pembekuan Perizinan
3. Denda administratif; Berusaha
4. Pembekuan Perizinan 3. Denda administratif;
Berusaha; dan/atau 4. Paksaan pemerintah;
5. Pencabutan Perizinan 5. Pencabutan Perizinan
Berusaha. Berusaha
SIFAT PENGENAAN SANKSI
BERTAHAP TIDAK BERTAHAP

Didahului sanksi yang Kewenangan pejabat


paling ringan sampai berwenang untuk
paling berat menentukan pilihan jenis
sanksi

KUMULATIF INTERNAL KUMULATIF EKSTERNAL

Menggabungkan Penggabungan salah


beberapa jenis sanksi satu jenis sanksi
administratif pada satu administratif dengan
pelanggaran sanksi lainnya diluar SA

12
Norma sanksi administrasi
DENDA ADMINISTRATIF

Jenis Pelanggaran:
A. Usaha pengolahan ikan yang tidak memenuhi dan menerapkan persyaratan kelayakan dikenakan denda
administrative:
25% dikali harga patokan ikan dikali jumlah produksi

B. Pelanggaran terhadap importasi komoditas perikanan yang tidak sesuai dengan tempat pemasukan,
jenis, waktu pemasukan, dan/atau standar mutu wajib dikenakan denda administrative:

50% dikali harga dasar komoditas yang diimpor dikali jumlah


komoditas yang diimpor

Harga Patokan Ikan mempertimbangkan:


1. Jenis Ikan Harga dasar komoditas yang diimpor dilihat dari harga di dalam
2. Rata-rata mutu ikan hasil tangkapan Pemberitahuan Impor Barang (PIB)
3. Rata-rata ukuran ikan
4. Rata-rata harga ikan di seluruh lokasi pendaratan ikan
Norma sanksi administrasi
Hasil Pengawasan UPI Lingkup UPT PSDKP Tahun 2022

Hasil Pengawasan 155 UPI dengan skala 83 UPI YANG MELANGGAR (JUNI 2022)
menengah – besar (Juni 2022) Tidak Memiliki Persetujuan Lingkungan
Tidak Memiliki SKP
Tidak Memiliki Persetujuan Lingkungan dan SKP 16 UPI

14%
Tidak Melanggar
46% Melanggar
(72 UPI) 54%
(83 UPI)
22%
64%

Melanggar Tidak Melanggar


Hasil Pengawasan UPI Lingkup UPT PSDKP Tahun 2022

JENIS PELANGGARAN SKP PELANGGARAN SKP

SKP Proses Perpanjangan 3 60%

SKP Expired 12 40%

Tidak Memiliki SKP 10

0 2 4 6 8 10 12 14

PMA PMDN
Hasil Pengawasan UPI Lingkup UPT PSDKP Tahun 2022

PELANGGARAN IZIN LINGKUNGAN

30%

70%

PMA PMDN
Hasil Pengawasan UPI yang ditangani Pangkalan Benoa 2022

UPI yang diriksa oleh Pangkalan PSDKP Benoa s.d Juni 2022 sebanyak 37 buah
PELANGGARAN YANG DITANGANI OLEH PANGKALAN BENOA 2022
14

12
12
10

6 7
6
4
4 4
2
2 1 1
0
KBLI tidak sesuai KBLI tidak sesuai Tidak memiliki Tidak memiliki Tidak memiliki Tidak memiliki SKP Tidak memiliki SKP Tidak memiliki
dan tidak memiliki NIB, KBLI tidak Persetujuan Persetujuan dan KBLI tidak dan Persetujuan SKP, KBLI tidak
Persetujuan sesuai dan tidak Lingkungan Lingkungan sesuai Lingkungan sesuai dan tidak
Lingkungan memiliki SKP memiliki
Persetujuan
Lingkungan
Direktorat Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan
Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Jalan Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat

Anda mungkin juga menyukai