TENTANG
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) PENGAWASAN
SUMBERDAYA PERIKANAN
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 6 September 2010
DIREKTUR JENDERAL
PENGAWASAN SUMBER DAYA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
ttd
HAPPY SIMANJUNTAK, SH
DAFTAR ISI
PENGAWASAN
PENANGKAPAN IKAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
1. Surat Laik Operasi Kapal Perikanan, yang selanjutnya disebut SLO adalah surat
keterangan tentang kelayakan administrasi dan kelayakan teknis kapal
perikanan untuk melakukan penangkapan dan/atau pengangkutan ikan,
pelatihan perikanan, penelitian/eksplorasi perikanan, dan operasi pendukung
penangkapan dan/atau pembudidayaan ikan.
2. Surat Laik Operasi Kapal Perikanan, yang selanjutnya disebut SLO adalah
keterangan tertulis dalam bentuk format tertentu yang dibuat oleh Pengawas
Perikanan dengan memuat kelayakan kapal perikanan untuk melakukan
kegiatan perikanan.
3. Hasil Pemeriksaan Kapal, yang selanjutnya disebut HPK adalah lembar formulir
yang memuat hasil pemeriksaan kapal perikanan yang dibuat oleh Pengawas
Perikanan sebagai dasar penerbitan SLO dan berlaku sebagai Berita Acara.
4. Surat izin penangkapan ikan, yang selanjutnya disebut SIPI, adalah izin tertulis
yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan penangkapan ikan
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari SIUP.
5. Surat izin kapal pengangkut ikan, yang selanjutnya disebut SIKPI, adalah izin
tertulis yang harus dimiliki setiap kapal perikanan untuk melakukan
pengangkutan ikan.
6. Kapal Perikanan adalah kapal, perahu, atau alat apung lain yang dipergunakan
untuk melakukan penangkapan ikan, mendukung operasi penangkapan ikan,
pembudidayaan ikan, pengangkutan ikan, pelatihan perikanan, dan penelitian/
eksplorasi perikanan.
7. Pengawas Perikanan adalah Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di bidang
perikanan yang diangkat dan ditunjuk oleh Menteri.
8. Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.
2. Hasil Evaluasi
Berdasarkan pelaksanaan evaluasi yang telah dilaksanakan terhadap
hasil penerbitan HPK dan SLO kapal perikanan dapat diketahui:
a. Jumlah kapal perikanan yang melakukan operasi penangkapan/
pengangkutan ikan sesuai ketentuan.
b. Jumlah kapal perikanan yang melakukan operasi penangkapan/
pengangkutan ikan tidak sesuai ketentuan.
c. Kesesuaian jenis hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan
pangkalan
d. Jumlah kapal perikanan selama periode triwulan yang tidak
diketahui keberadaannya/ tidak pernah berpangkalan dipelabuhan
sesuai yang tercantum dalam izin;
b. UPT PSDKP
Tembusan rekapitulasi yang diterima oleh UPT PSDKP dari
beberapa Satker untuk selanjutnya dilakukan evaluasi dan dan
pemeriksaan silang (cross check) antar satuan unit kerja di wilayah
kerjanya. Hasil evaluasi dan pemeriksaan silang tersebut untuk
selanjutnya dilaporkan kepada Direktur Jenderal dengan tembusan
Direktorat Teknis.
c. Direktorat PSDP
2. Hasil Evaluasi
Berdasarkan pelaksanaan evaluasi yang telah dilaksanakan terhadap
penggunaan buku lapor pangkalan dapat diketahui:
a. Jumlah kapal perikanan yang melaksanakan operasional
penangkapan/ pengangkutan ikan sesuai pelabuhan pangkalan;
b. Kesesuaian jumlah hasil tangkapan berbanding hari operasi dari
masing-masing jenis alat tangkap.
c. Jumlah kapal perikanan yang masuk ke pelabuhan pangkalan lain
atau diduga melakukan transhipment berdasarkan perbandingan
kesesuaian jumlah hasil tangkapan berbanding hari operasi.
Nama Perusahaan :
Alamat :
Penanggung Jawab :
Nomor SIUP :
Tanggal SIUP :
Alokasi :
Daerah penangkapan
Jenis Usaha :
Jenis Kapal Penangkap
No Nama No. SIPI/ Negara Asal Grosse Foto Pelabuhan
Kapal/GT Masa kapal Akte Copy DC Pangkalan
Berlaku
1
Ket :
Nama Perusahaan :
Alamat :
No / Tgl SIUP :
Nama Kapal :
No. /Tgl. SIPI / Masa Berlaku :
DATA HASIL
No URAIAN
SIPI/SIKPI IDENTIFIKASI KET
1 Ukuran kapal (GT/NT)
2 Tempat/Thn Pembangunan
3 Dimensi kapal (LxBxD)
- L (m)
- B (m)
- D (m)
4 Bahan Konstruksi kapal
5 Tanda Selar
6 Tanda Panggilan
7 Nama Kapten/Kebangsaan
8 Jumlah ABK (Ind / Asing)
9 Pelabuhan Pangkalan
10 Merek Mesin dan type
11 No. Mesin / Daya
12 Kapasitas palkah (M3/Ton/0C)
13 Jumlah palkah
14 Asal Kapal
17 Jenis Alat Tangkap
An.
ALAT TANGKAP : Pemilik//Nakhoda Petugas
Kapal, Pelaksana,
SPESIFIKASI ALAT TANGKAP :
1
2
3
……………, ……….
Mengetahui
Catatan :
NIP.
Format identifikasi dan verifikasi kapal perikanan
PENGAWASAN
BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN
(2) Setiap pemasukan ikan jenis atau varietas baru ke dalam wilayah
negara RI harus melalui pengujian layak edar pasca karantina, yang
meliputi pengujian ekologis, biologis, dan sosial ekonomi.
Jenis ikan berbahaya adalah jenis ikan tertentu yang berasal dari luar
wilayah Negara RI yang dapat merugikan dan/atau membahayakan
kelestarian sumberdaya ikan, lingkungan dan manusia, sehingga dilarang
masuk ke dalam wilayah Negara RI.
(1) Pakan ikan adalah pakan alami maupun pakan buatan yang
dipergunakan dalam proses pembudidayaan ikan.
1. Metode Kerja
Metode kerja yang digunakan adalah dengan melakukan pengumpulan
data hasil penerbitan HPUPI pada UPT dan Satker PSDKP seluruh
Indonesia. Hasil pengumpulan selanjutnya dilakukan rekapitulasi
sesuai form evaluasi penerbitan HPUPI untuk mengetahui kesesuaian
Usaha Budidaya Ikan dengan yang tercantum dalam izin. Hasil evaluasi
akan digunakan sebagai bahan pengambilan kebijakan bidang
pengawasan dan pengendalian Usaha Budidaya ikan.
Alamat :
Penanggung Jawab :
Nomor SIUP :
Tanggal SIUP :
Jenis Perusahaan :
Sistem Budidaya :
Jenis Usaha :
Pembudidayaan ikan
Jenis Kegiatan Usaha :
No Nama Perusahaan No. SIUP/ Masa Jenis Jenis ikan yang Luas lahan/ Lokasi
Titik
Berlaku Kegiatan dibudidayakan usaha
koordinat
usaha
NIP.
1. Pengawas mendatangi lokasi usaha, dengan Surat Perintah Tugas, antara lain
berisi tujuan operasi pengawasan, nama personil yang terdiri dari Pengawas
Perikanan yang bertugas, serta daerah operasi pengawasan. Surat Perintah
Tugas tersebut ditanda tangani oleh Kepala instansi yang bersangkutan
(Direktur Jenderal P2SDKP atau Kepala UPT PSDKP dari pengawas yang
bersangkutan).
7. Klarifikasi, dalam hal dijumpai kecurigaan ijin usaha diduga palsu maka
dilakukan klarifikasi tertulis hasil operasi pengawasan kepada Ditjen P2SDKP.
8. Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan, serah terima Barang Bukti dan Laporan
Kejadian.
(1)
Pengawas mendatangi lokasi usaha
Pembudidayaan ikan
(2)
Pemeriksaan Kelengkapan dan Keabsahan Surat/
Dokumen Perijinan Di Kantor Lapangan
(3) (4)
Tidak Lengkap dan Absah Ya Pemeriksaan obyek
pengawasan
(8)
Klarifikasi Standar
(9)
Buat Berita Acara Pemeriksaan, (6)
Nyata Pengujian Sesuai
Serah terima Barang Bukti dan
Laporan Kejadian
Tidak Nyata
(10)
Koordinasi Instansi terkait
Pengawasan
(11) (12) (7 a) (7 b)
Pencabutan Penyidik Teguran Penghentian
izin dan proses tertulis Sementara
hukum Operasional
Budidaya
(1) Pembinaan;
PENGAWASAN
BAB I
PENDAHULUAN
POS ini dibuat dengan maksud agar setiap Pengawas Perikanan mempunyai acuan
atau pedoman yang standar dalam melaksanakan kegiatan pengawasan.
Pos P3 2010
43
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.28/MEN/2009 tentang
Sertifikat Hasil Tangkapan ikan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan 722/Menkes/ Per/IX/1988 tentang
Bahan Tambahan Makanan.
7. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor: KEP.42/MEN/2003 tentang
Persyaratan Pemasukan Media Pembawa Berupa Ikan Hidup;
8. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.21/Men/2004 tentang
Sistem Pengawasan dan Pengendalian Mutu Hasil Perikanan untuk Pasar Uni Eropa;
9. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.16/MEN/2006 tentang
Penetapan Tempat-tempat Pemasukan dan Pengeluaran Media Pembawa Hama
dan Penyakit Ikan Karantina;
10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.01/MEN/2007 tentang
Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada proses Produksi,
Pengolahan dan Distribusi;
11. Keputusan Dirjen P2SDKP Nomor: KEP.042/DJ-P2SDKP/2008 tentang Petunjuk
Teknis Operasional Pengawasan Pengolahan, Pengangkutan dan Pemasaran Ikan;
12. Keputusan Dirjen PSDKP Nomor: KEP.187/DJ-P2SDKP/2010 tentang Penetapan
Pengawas Perikanan pada Unit Pelaksana Teknis, Satuan Kerja dan Pos
Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan.
Pos P3 2010
44
BAB 2
PENGERTIAN
1. Pengawas Perikanan adalah Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di bidang perikanan
yang diangkat dan ditunjuk oleh Menteri Kelautan dan Perikanan atau pejabat
yang ditunjuk, untuk melakukan kegiatan pengawasan perikanan.
2. Pengolahan adalah rangkaian kegiatan dan atau perlakuan dari bahan baku ikan
sampai menjadi produk akhir untuk menjadi konsumsi manusia.
3. Unit Pengolahan Ikan yang selanjutnya disebut UPI adalah tempat yang digunakan
untuk mengolah hasil perikanan, baik yang dimiliki perorangan, atau badan
hukum.
4. Hasil Perikanan adalah ikan termasuk biota perairan lainnya yang ditangani
dan/atau diolah dan/atau dijadikan produk akhir yang berupa ikan segar, ikan
beku dan olahan lainnya yang digunakan untuk konsumsi manusia dan/atau bahan
lainnya.
5. Produk Perikanan adalah setiap bentuk produk pangan berupa ikan utuh atau
produk yang mengandung bagian ikan, termasuk produk yang sudah diolah
dengan cara apapun yang berbahan baku utama ikan;
6. Laboratorium adalah laboratorium yang ditunjuk untuk dan atas nama Direktur
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan sebagai otoritas kompeten,
untuk menerbitkan sertifikat kesehatan di bidang mutu dan keamanan hasil
perikanan.
7. Hazard Analisis Critical Control Point yang selanjutnya disebut HACCP adalah
sistem manajemen keamanan pangan yang mendasarkan kesadaran bahwa dapat
timbul pada tahap-tahap proses, namun dapat dikendalikan melalui tindakan
pencegahan dan pengendalian titik-titik kritis.
Pos P3 2010
45
10. Sertifikat Kesehatan (Health Certificate) di Bidang Mutu dan Keamanan hasil
Perikanan adalah sertifikat yang dikeluarkan oleh laboratorium yang ditunjuk oleh
pemerintah dan ditandatangani oleg Pengawas Mutu yang menyatakan bahwa
ikan dan hasil perikanan telah memenuhi persyaratan jaminan mutu dan
keamanan untuk konsumsi manusia.
11. Sertifikat Hasil Tangkapan (Catch Certificate) adalah surat keterangan yang
dikeluarkan oleh Kepala Pelabuhan Perikanan yang ditunjuk oleh Otoritas
Kompeten yang menyatakan bahwa hasil tangkapan ikan bukan dari kegiatan
Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing ).
12. Surat izin Usaha Perikanan, yang selanjutnya disingkat SIUP adalah izin tertulis
yang harus dimiliki perusahaan perikanan untuk melakukan usaha perikanan
dengan menggunakan sarana produksi yang tercantum dalam izin tersebut.
13. Surat Persetujuan Muat yang selanjutnya disingkat (SPM) adalah dokumen resmi
yang ditandatangani petugas karantina di tempat pengeluaran, yang menyatakan
bahwa media pembawa setuju untuk dimuat keatas alat angkut.
14. Surat Pelepasan adalah dokumen resmi yang ditandatangani oleh petugas
karantina yang menyatakan bahwa media pembawa yang tercantum didalamnya
tidak tertular atau bebas dari hama dan penyakit ikan karantina;
15. Pelabuhan Perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan
dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang dipergunakan sebagai tempat kapal
perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi
dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.
17. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan.
Pos P3 2010
46
BAB 3
PELAKSANAAN PENGAWASAN PENGOLAHAN,
PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN IKAN
A. Prosedur Pengawasan
B. Wilayah Pengawasan
Pos P3 2010
47
(2.) Verifikasi usaha pengolahan ikan dilakukan terhadap perusahaan
pengolahan ikan, baik yang memiliki kapal perikanan maupun tidak memiliki
kapal perikanan.
(3.) Untuk memperoleh data dalam rangka usaha perikanan tangkap terpadu
bagi perusahaan penangkapan ikan (kategori orang/badan hukum asing,
swasta nasional pemilik kapal pengadaan luar negeri, dan swasta nasional
pemilik kapal total 2000 GT) melakukan kemitraan dengan unit pengolahan
ikan.
d. Pemeriksaan harus dilakukan secara tertib, tegas, teliti, cepat, tidak terjadi
kehilangan, kerusakan, dan tidak menyalahi prosedur pemeriksaan;
a. SIUP;
b. SKP;
c. Sertifikat PMMT/HACCP
(2) Bahan
a. Bahan baku;
b. Bahan tambahan makanan;
c. Bahan penolong dan/atau alat yang membahayakan kesehatan
manusia dalam melaksanakan penanganan dan pengolahan ikan;
Pos P3 2010
48
c. Asal bahan baku dari hasil kerjasama dengan perusahaan
penangkapan ikan (surat perjanjian kerjasama dengan perusahaan
penangkap ikan yang disyahkan dengan akte notaris);
2. Terhadap hasil analisis pada butir 5(1) tersebut diatas digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan:
Pos P3 2010
49
verifikasi oleh Pengawas Perikanan dan hasil verifikasi sesuai ketentuan
yang berlaku;
Pos P3 2010
50
(1) Kelengkapan Dokumen
a. SIUP atau surat keterangan terdaftar di dinas/instansi.
b. SKP
(2) Bahan
a. Bahan baku;
b. Bahan tambahan makanan;
c. Bahan penolong dan/atau alat yang membahayakan kesehatan
manusia dalam melaksanakan penanganan dan pengolahan ikan;
(2) Terhadap hasil analisis pada butir 4(1) tersebut diatas digunakan sebagai
dasar untuk menetapkan:
a. SIUP sudah habis masa berlaku/ terdaftar ;
b. Pengawas perikanan menyampaikan rekomendasi kepada pemberi izin
untuk memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(1) Apabila hasil pemeriksaan usaha pengolahan ikan skala kecil sesuai
ketentuan maka Pengawas Perikanan membuat surat yang menyatakan
bahwa usaha pengolahan ikan skala kecil tersebut telah dilakukan
pemeriksaan oleh Pengawas Perikanan dan hasil sesuai ketentuan yang
berlaku;
Pos P3 2010
51
a. Pengawas Perikanan memerintahkan Pemilik/Pelaku untuk
melengkapi dokumen yang belum lengkap sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pos P3 2010
52
e. Pengawas Perikanan wajib melakukan pemeriksaan:
A. Keluar Internasional/Ekspor
(2) Fisik
a. Jumlah ikan
b. Jenis ikan
c. Jenis produk
B. Keluar Domestik
(2) Fisik
a. Jumlah
b. Jenis Ikan
c. Jenis Produk
a. Kesesuaian dokumen
b. Kesesuaian jumlah dan jenis ikan antara dokumen dengan fisik;
(2) Terhadap hasil analisis pada butir 4(2) digunakan sebagai dasar untuk
menetapkan:
a. Jumlah dan jenis ikan tidak sesuai antara dokumen dengan fisik;
b. Pengawas perikanan menyampaikan rekomendasi kepada otoritas
kompeten yang menerbitkan sertifikat kesehatan ikan untuk
memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pos P3 2010
53
6. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
c. Dalam hal Jumlah dan jenis ikan tidak sesuai, maka selanjutnya
pengawas perikanan merekomendasikan kepada Direktorat Jenderal
teknis terkait untuk memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pos P3 2010
54
c. Pemeriksaan harus dilakukan secara tertib, tegas, teliti, cepat, tidak
terjadi kehilangan, kerusakan, dan tidak menyalahi prosedur
pemeriksaan;
(2) Fisik
a. Jumlah
b. Jenis Ikan
c. Jenis Produk
B. Pemasukan Domestik
(2) Fisik
a. Jumlah
b. Jenis Ikan
c. Jenis Produk
Pos P3 2010
55
a. Kesesuaian dokumen
b. Kesesuaian jumlah dan jenis ikan antara dokumen dengan fisik;
(2) Terhadap hasil analisis pada butir 4(2) digunakan sebagai dasar untuk
menetapkan:
a. Jumlah dan jenis ikan tidak sesuai antara dokumen dengan fisik;
b. Pengawas perikanan menyampaikan rekomendasi kepada otoritas
kompeten yang menerbitkan sertifikat kesehatan ikan untuk
memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Dalam hal Jumlah dan jenis ikan tidak sesuai, maka selanjutnya
pengawas perikanan merekomendasikan kepada Direktorat Jenderal
teknis terkait untuk memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Pos P3 2010
56
BAB 4
PELAPORAN
Seluruh hasil pengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Perikanan dilaporkan kepada
Kepala Pangkalan/Stasiun/Satuan Kerja Pengawasan SDKP yang selanjutnya secara
hierarki dilanjutkan kepada Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan - Kementerian Kelautan dan Perikanan atau Dinas Kelautan dan Perikanan.
MEKANISME PEMERIKASAAN
Lampiran 1. :
Tabel Prosedur Verifikasi Pengolahan, Pengangkutan dan Pemasaran
Pos P3 2010
57
melengkapi dokumen dalam jangka
waktu yang telah ditetapkan, maka
selanjutnya dilaporkan kepada
Direktur Jenderal untuk selanjutnya
merekomendasikan kepada
Direktorat Jenderal teknis terkait
untuk memberikan sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
6. Hasil Pemeriksaan - Pengawas Perikanan meminta
tanda tangan penanggung jawab
UPI/Pelaku usaha pada Hasil
Pemeriksaan sesuai tanggal
dilaksanakannya pemeriksaan.
- Pengawas Perikanan menanda
tangani Hasil Pemeriksaan sebagai
bahan hasil pemeriksaan.
Pos P3 2010
58
Lampiran 2. :
Tabel Prosedur Pengawasan Usaha Pengolahan Ikan Skala Kecil
Pos P3 2010
59
7. Tes uji bahan berbahaya Pengawas Perikanan mengambil contoh ikan dan/atau
bahan yang diperlukan untuk keperluan pengujian
laboratorium.
8. Hasil uji laboratorium UPI Skala Kecil dapat melanjutkan produksi
tidak mengandung bahan
berbahaya
9. Hasil uji laboratorium Dalam hal contoh ikan dan/atau bahan yang diperlukan
mengandung bahan untuk keperluan pengujian laboratorium menunjukan
berbahaya bahwa hasil uji laboratorium mengandung bahan
berbahaya, maka selanjutnya dilaporkan kepada
Direktur Jenderal untuk selanjutnya merekomendasikan
kepada Direktorat Jenderal teknis terkait untuk
memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pos P3 2010
60
Lampiran 3. :
Tabel Prosedur Pengawasan Keluar Masuk Hasil Perikanan
Bila jumlah dan jenis ikan yang dibawa tidak sesuai dengan dokumen perizinan
Pos P3 2010
61
Lampiran 4. :
Format 1. Verifikasi Pengawasan Pengolahan, Pengangkutan dan Pemasaran
HASIL PEMERIKSAAN
Pos P3 2010
62
( ……………………………………………………………….. ) (
Nama dan Tanda Tangan …………………………………………
…………………….. )
Nama, NIP dan Tanda Tangan
Analisa Hasil Pemeriksaan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………….……………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………….…………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………..
Pos P3 2010
63
Lampiran 5. :
Format Pemeriksaan Pengawasan Usaha Pengolahan Ikan Skala Kecil
PEMERIKSAAN PENGAWASAN
USAHA PENGOLAHAN IKAN SKALA KECIL
Sesuai
No Pemeriksaan Data Ijin Hasil Pemeriksaan
Ya/Tidak
1. Nama Perusahaan
2. Nama Pimpinan
3. Status Kepemilikan
4. Alamat
5. Telepon/ Fax/ E-Mail
6. Dokumen Perijinan
7. Tahun berdiri
8. Asal Bahan Baku
9. Jenis Ikan
10. Jenis Produk
11. Merk Produk
12. Produksi rata-rata per hari
13. Jumlah Karyawan
14. Bahan Tambahan
15. Bahan Penolong
16. Tujuan Pemasaran
17. Sarana dan Prasarana
18. Hasil Uji laboratorium
........................................... ...........................................
NIP. ................................
Pos P3 2010
64
Lampiran 6. :
Format Pemeriksaan Pengawasan Keluar Masuk Hasil Perikanan
PEMERIKSAAN PENGAWASAN
KELUAR MASUK HASIL PERIKANAN
........................................... ...........................................
NIP. ................................
Pos P3 2010
65
Lampiran 7. :
MEKANISME VERIFIKASI
USAHA PENGOLAHAN, PENGANGKUTAN DAN PEMASARAN
SPT
KOORDINASI DINAS/
INSTANSI TERKAIT
PENGAWAS PERIKANAN
MELAPORKAN HASIL
PEMERIKSAAN KE DIT.
PSDP, DITJEN PSDKP
Pos P3 2010
66
Lampiran 8. :
MEKANISME PENGAWASAN
USAHA PENGOLAHAN IKAN SKALA KECIL
SPT
KOORDINASI DINAS/
INSTANSI TERKAIT
PEMERIKSAAN UPI :
- DOKUMEN PERIJINAN
- BAHAN BERBAHAYA
DUGAAN TIDAK
PRODUKSI
TINDAK PIDANA UPI LANJUT
PERIKANAN
Ya
YA
PENGAWAS PERIKANAN
MELAPORKAN HASIL
PEMERIKSAAN KE DIT.
PSDP, DITJEN PSDKP
Pos P3 2010
67
Lampiran 9. :
MEKANISME PENGAWASAN
KELUAR MASUK HASIL PERIKANAN
SPT
KOORDINASI DINAS/
INSTANSI TERKAIT
PENGAWAS PERIKANAN
MELAPORKAN HASIL
PEMERIKSAAN KE DIT.
PSDP, DITJEN PSDKP
Pos P3 2010
68
BAB 5
PENUTUP
Pos P3 2010
69