Anda di halaman 1dari 37

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 62/PERMEN-KP/2020

tentang Pembentukan Produk Hukum di Lingkungan KKP

Biro Hukum, Sekretariat Jenderal KKP

Disampaikan pada acara


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Pasca Berlakunya Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

Bogor, 12-13 Juli 2022

1
Latar Belakang Pembentukan

Menyesuaikan dengan Pembentukan


Peraturan Perundang-undangan terbaru Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 48/PERMEN-KP/2020 tentang
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 5 Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
2019 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1 Kelautan dan Perikanan
2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan
Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun
Penyempurnaan
2014 tentang Peraturan Pelaksanaan 2
Undang-Undang Nomor 12 Tahun Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan
2011 Nomor PER.25/MEN/2012 tentang
Peraturan Menteri Hukum dan Pembentukan Peraturan Perundang-
HAM Nomor 13 Tahun 2018 tentang 3 undangan di Lingkungan Kementerian
Penerjemahan Resmi Peraturan
Perundang-undangan
Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 23
Tahun 2018 tentang Pengharmonisasian Rancangan
Kelautan dan Perikanan Nomor
Peraturan Menteri, Rancangan Peraturan Lembaga 4 49/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan
Pemerintah NonKementerian, atau Rancangan atas Peraturan Menteri Kelautan dan
Peraturan dari Lembaga Nonstruktural oleh Perikanan Nomor PER.25/MEN/2012
Perancang Peraturan Perundang-undangan
tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan di Lingkungan 2
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Pasal 1 Ketentuan Umum

2 3 4
1
PEMBENTUKAN
PEMBENTUKAN PEMBENTUKAN PUU INSTRUMEN HUKUM PERATURAN PERUNDANG -
PRODUK HUKUM
Pembentukan PUU adalah Pembentukan Instrumen Hukum UNDANGAN
Pembentukan Produk Hukum Pembuatan peraturan perundang- adalah pembuatan instrumen Peraturan Perundang-undangan
adalah pembuatan peraturan undangan yang mencakup tahapan hukum yang mencakup tahapan adalah peraturan tertulis yang
perundang-undangan dan perencanaan, penyusunan, perencanaan, penyusunan, memuat norma hukum yang
instrumen hukum di pembahasan, pengesahan atau pembahasan, pengesahan, mengikat secara umum dan
lingkungan Kementerian penetapan, dan pengundangan. dan/atau penetapan dibentuk atau ditetapkan oleh
Kelautan dan Perikanan. lembaga negara atau pejabat
yang berwenang melalui
prosedur yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan

3
Produk Hukum di Lingkungan KKP

Pasal 4-6 Instrumen Hukum


1. Keputusan Presiden;
Peraturan Perundang-undangan 2. Keputusan Menteri;
1. UU/Perpu; Penyusunan dilakukan 3. Keputusan Sekretaris Jenderal/Direktur Jenderal/Inspektur
2. Peraturan Pemerintah; sesuai dengan Peraturan Jenderal/Kepala Badan;
Perundang-undangan 4. surat edaran;
3. Peraturan Presiden; dan 5. petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis/pedoman;
4. Peraturan Menteri. 6. perjanjian internasional;
 Selain ke 4 PUU tersebut dikenali juga Persekjen, 7. memorandum of understanding;
8. kontrak internasional;
Perdirjen, Perirjen, Perkabadan yang hanya
9. keterangan pemerintah;
mengikat internal di eselon I terkait (Pasal 12) 10. kegiatan di bidang bantuan hukum;
 Kepsekjen, Kepdirjen, Kepirjen, dan Kepkabadan: 11. legal opinon; dan
1. Diperintahkan oleh Peraturan Menteri/ 12. memberikan mediasi langsung bagi pihak yang memerlukan
terkait dengan permasalahan hukum.
Keputusan Menteri; atau
2. Untuk melaksanakan tugas di Internal unit Angka 4-12 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peratuan
kerja Eselon I (Pasal 15) Perundang-undangan
4
Kewenangan Pembentukan PUU
Menteri 1 penyusunan rancangan Undang-Undang, rancangan Peraturan Pemerintah, rancangan
Peraturan Presiden, dan rancangan Keputusan Presiden;
mengajukan Prakarsa penyusunan rancangan Undang-Undang, rancangan Peraturan

Pasal 16 2 Pemerintah, rancangan Peraturan Presiden, rancangan Keputusan Presiden, rancangan


Peraturan Menteri, dan rancangan Keputusan Menteri;

3
mengajukan usulan rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
berdasarkan penugasan dari Presiden;

4 mengajukan usulan rancangan Undang-Undang tentang Penetapan Peraturan


Pemerintah Pengganti Undang-Undang menjadi Undang-Undang;

5
mengajukan usulan rancangan Undang-Undang tentang Pencabutan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang;

6 menetapkan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri.

7
untuk urusan tertentu Menteri melimpahkan kewenangannya kepada Sekjen meliputi urusan
keuangan, kepegawaian, pengelolaan arsip, pengelolaan barang milik negara, pembentukan
panitia/tim/kelompok kerja dan/atau hal yang sejenis, yang berlaku secara internal di lingkungan
Kementerian (Penandatanganan Keputusan Menteri harus menyebutkan atas nama Menteri).
5
Kewenangan Pembentukan PUU
Sekretaris Jenderal Pasal 17
1
melakukan penyusunan rancangan
Undang-Undang, rancangan Peraturan
Pemerintah, rancangan Peraturan
Presiden, rancangan Peraturan Menteri,
rancangan Keputusan Presiden,
dan rancangan Keputusan Menteri; 5
menyusun dan menetapkan
Keputusan Sekretaris Jenderal.
2
mengajukan Prakarsa penyusunan
rancangan Peraturan Menteri dan
rancangan Keputusan Menteri; 4
menyusun dan menetapkan
3
Peraturan Sekretaris Jenderal;
menetapkan Keputusan
dan
Menteri yang ditandatangani
atas nama Menteri;
Kewenangan Pembentukan PUU
Direktur Jenderal/Kepala
Badan Pasal 18
melakukan penyusunan rancangan 1 5
Undang-Undang, rancangan
Peraturan Pemerintah, rancangan menyusun dan menetapkan
Peraturan Presiden, rancangan Keputusan Direktur
Keputusan Presiden, rancangan Jenderal/Kepala Badan.
Peraturan Menteri, rancangan
Keputusan Presiden, dan rancangan
Keputusan Menteri;
2 4
mengusulkan penyusunan rancangan menyusun dan menetapkan
Undang- Undang, rancangan Peraturan Peraturan Direktur
Pemerintah, rancangan Peraturan Presiden, 3 Jenderal/Kepala Badan; dan
dan rancangan Keputusan Presiden kepada
Menteri; mengajukan Prakarsa penyusunan
rancangan Peraturan Menteri dan
rancangan Keputusan Menteri;
Kewenangan Pembentukan PUU
Inspektur Jenderal (Pasal 19)

1 mengajukan Prakarsa
2 melakukan penyusunan
3 menyusun dan menetapkan 4
menyusun dan menetapkan
penyusunan rancang- rancangan Peraturan Keputusan Inspektur
Peraturan Inspektur Jenderal;
an Peraturan Menteri Menteri dan rancangan Jenderal
dan
dan rancangan Keputusan Menteri;
Keputusan Menteri;
Tugas Unit Hukum Sekjen
mengoordinasikan perencanaan,
Pasal 20 4 penyusunan, pembahasan, dan
mengoordinasikan perencanaan, penyusunan,
penetapan Keputusan Menteri;
1 dan pembahasan rancangan Undang-Undang,
rancangan Peraturan Pemerintah, rancangan
Peraturan Presiden, dan rancangan Keputusan 5 mengoordinasikan penyusunan, pembahasan,
dan penetapan Keputusan Menteri yang
Presiden di Kementerian;
ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal
mengoordinasikan penyusunan dan
2 pembahasan rancangan Peraturan
atas nama Menteri, Peraturan Sekretaris
Jenderal, dan Keputusan Sekretaris Jenderal
Pemerintah Pengganti Undang-Undang
dan rancangan Undang-Undang tentang melaksanakan autentikasi dan penyebar-
penetapan Peraturan Pemerintah 6 luasan Peraturan Menteri, Keputusan
Pengganti Undang-Undang menjadi Menteri, Keputusan Menteri yang
Undang-Undang atau pencabutan ditanda-tangani oleh Sekretaris Jenderal
Peraturan Pemerintah Pengganti atas nama Menteri, Peraturan
Undang-Undang di Kementerian. Sekretaris Jenderal, dan Keputusan
Sekretaris Jenderal;
mengoordinasikan perencanaan, 8 7 mengoordinasikan evaluasi terhadap Program
3 penyusunan, pembahasan, penetapan, mengoordinasikan evaluasi terhadap
Penyusunan Peraturan Menteri dan Keputusan
dan pengundangan Peraturan Menteri; Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Menteri di Lingkungan Kementerian Kelautan
Peraturan Presiden, Keputusan Presiden,
dan Perikanan; dan
Peraturan Menteri, Keputusan Menteri,
dan Peraturan Sekretaris Jenderal di bidang
kelautan dan perikanan.
Tugas Sekretariat Ditjen/Badan

Pasal 21
mengoordinasikan perencanaan, penyusunan,
dan pembahasan rancangan Undang-Undang,
4 mengoordinasikan penyusunan dan pembahasan
1 rancangan Peraturan Pemerintah, rancangan
Peraturan Presiden, dan rancangan Keputusan
rancangan Keputusan Menteri yang ditandatangani
oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri di
Presiden di Direktorat Jenderal/Badan yang Direktorat Jenderal/Badan yang bersangkutan;
bersangkutan;
mengoordinasikan penyusunan, pembahasan, penetapan,
mengoordinasikan penyusunan dan
pembahasan rancangan Peraturan Pemerintah
5 autentikasi, dan penyebarluasan Peraturan Direktur
Jenderal/Kepala Badan dan Keputusan Direktur
2 Pengganti Undang-Undang dan rancangan
Undang-Undang tentang penetapan Peraturan
Jenderal/Kepala Badan di Direktorat Jenderal/Badan yang
bersangkutan;
Pemerintah Pengganti Undang-Undang
mengoordinasikan evaluasi terhadap Program Penyusunan
menjadi Undang-Undang atau pencabutan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- 6 Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri di Lingkungan
Undang di Direktorat Jenderal/Badan yang Kementerian Kelautan dan Perikanan di Direktorat
bersangkutan; Jenderal/Badan yang bersangkutan;

mengoordinasikan perencanaan,
3 penyusunan, dan pembahasan Peraturan 7 mengoordinasikan evaluasi terhadap Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri,
Menteri dan Keputusan Menteri di
Direktorat Jenderal/Badan yang Keputusan Menteri, dan Peraturan Direktur Jenderal/ Kepala Badan
bersangkutan; serta Keputusan Direktur Jenderal/Kepala Badan di Direktorat
Jenderal/Badan yang bersangkutan.
Tugas Sekretariat Itjen (Pasal 22)
mengoordinasikan perencanaan, penyusunan, dan pembahasan Peraturan Menteri dan
1 Keputusan Menteri di Inspektorat Jenderal;

mengoordinasikan penyusunan dan pembahasan rancangan Keputusan Menteri


2 yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal atas nama Menteri di Inspektorat
Jenderal;
mengoordinasikan penyusunan, pembahasan, penetapan, autentikasi, dan
penyebarluasan Peraturan Inspektur Jenderal dan Keputusan Inspektur
3 Jenderal;

mengoordinasikan evaluasi terhadap Program Penyusunan Peraturan


4 Menteri dan Keputusan Menteri di Inspektorat Jenderal; dan

mengoordinasikan evaluasi terhadap Peraturan Menteri,


Keputusan Menteri, Peraturan Inspektur Jenderal, dan
5 Keputusan Inspektur Jenderal di Inspektorat Jenderal.
Perencanaan Pembentukan Kriteria Keputusan Menteri yang masuk
PUU di Lingkungan KKP dalam Program Penyusunan Peraturan
Pasal 23 Menteri dan Keputusan Menteri
Pasal 32

Perencanaan penyusunan
rancangan Undang-Undang,
rancangan Peraturan Pemerintah, dan Diperintahkan dalam Undang-Undang,
rancangan Peraturan Presiden Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,
Keputusan Presiden, atau Peraturan
Menteri; dan/atau

Perencanaan penyusunan
rancangan Peraturan Menteri dan bukan menetapkan urusan terkait keuangan,
Keputusan Menteri. kepegawaian, pengelolaan arsip, pengelolaan barang
milik negara, pembentukan panitia/tim/ kelompok
kerja dan/atau hal yang sejenis.
Program Penyusunan Permen dan Kepmen memuat
Usulan Peraturan Menteri dan Keputusan
1 Menteri yang diajukan dalam Program
Daftar judul rancangan Peraturan Penyusunan Peraturan Menteri dan
Menteri dan rancangan Keputusan
Menteri;
Pasal 33 Keputusan Menteri di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan,
yang telah dilakukan pembahasan
dengan Unit Hukum Sekretariat Jenderal
pokok materi
2 muatan pada tahun berjalan tetapi belum
rancangan Peraturan selesai, dapat diusulkan kembali dalam
Menteri dan Keputusan Program Penyusunan Peraturan Menteri
Menteri; dan dan Keputusan Menteri di Lingkungan
. Kementerian Kelautan dan Perikanan
3 pada tahun berikutnya.
target penyelesaian. Program Penyusunan Peraturan Menteri dan
Keputusan Menteri di Lingkungan
Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat
dilakukan penambahan atau pengurangan,
paling lambat bulan September.
Pengusulan Program Penyusunan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri wajib
menyertakan kajian teknis, yang paling sedikit memuat

Pendahuluan
Pasal 34
1. Latar belakang; Data dukung teknis
2. Identifikasi masalah; dan
3. Sasaran yang akan diwujudkan

Materi yang akan


diatur Keterkaitan dengan PUU
lain
01 Dampak luas dimasyarakat meliputi
Jika Peraturan Menteri dan Keputusan 1. Perizinan;
Menteri memiliki dampak luas kepada 2. Pungutan; dan/atau
3. Hak dan kewajiban masyarakat.
masyarakat maka kajian teknis harus
menggunakan metode RIA
Metode RIA paling sedikit memuat
1. Pendahuluan (latar belakang, rumusan
masalah, dan identifikasi tujuan)
02 2. Opsi penyelesaian masalah;
Pasal 34 ayat (4) dan ayat (5)
3. Analisis manfaat dan biaya;
4. Konsultasi publik;
5. Materi yang akan diatur;
6. Strategi implementasi; dan
7. Penutup

Pengaturan lebih lanjut diatur dalam


03
Keputusan Menteri Kelautana dan Perikanan
Nomor 96/KEPMEN-KP/2020 tentang Petunjuk
Teknis Penyusunan Kajian Tertulis Rancangan
Peraturan Perundang-undangan di Lingkungan
KKP dengan Menggungakan Metode Regulatory
Impact Analysis (RIA)
Pengajuan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri diluar Program Penyusunan
Pengajuan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri diluar Program Penyusunan Peraturan
Peraturan Menteri
Menteri dan Keputusan
dan Keputusan Menteri,
Menteri diperkenankan
diperkenankan, dengan materi
dengan ketentuan ketentuan materi
muatan
muatan

Pengajuan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri


diluar Program Penyusunan Peraturan Menteri dan
3 Keputusan Menteri, harus didahului dengan
1 melaksanakan kebijakan
Melaksankan mengajukan izin prakarsa kepada MKP yang
nasional di bidang kelautan
kebijakan disertai dengan kajian teknis
dan perikanan; dan/atau
kementerian

2 4 Pasal 35
melaksanakan Peraturan Perundang- berdasarkan putusan
undangan yang diundangkan Mahkamah Agung.
kemudian;
Pembentukan Peraturan Menteri
Analisis kemungkinan oleh
Pasal 55-66 1. Unit Hukum Sekjen untuk prakarsa
yang berasal dari Menteri dan
Pemrakarsa Sekjen;
1. Menteri; 2. Sekretaris Ditjen, Itjen, atau Badan
2. Sekjen; untuk prakarsa yang berasal dari
3. Dirjen; Menteri, Dirjen, Irjen, dan
4. Irjen; dan 01 02 Kabadan,
5. Kabadan apakah materi muatan tersebut dapat
diatur dalam Peraturan Menteri, Jika
Add Text tidak memungkinkan akan disampai-
Simple PowerPoint kan kepada pemrakarsa bahwa
Presentation rancangan Peraturan Menteri
tersebut tidak dapat di proses lebih
Harmonisasi dengan lanjut disertai dengan alasannya,
04 03 dan jika memungkinkan maka
Kumham dapat dilanjut-kan
Pembahasan oleh Biro Hukum
dengan melibatkan Unit Eselon II
Ditetapkan oleh MKP dengan membubuhkan terkait dan meminta masukan
tanda tangan kepada masyarakat (jika
diperlukan)
Pembentukan Keputusan Menteri
Analisis kemungkinan oleh
1. Unit Hukum Sekjen untuk prakarsa
yang berasal dari Menteri dan
Sekjen;
Pemrakarsa 2. Sekretaris Ditjen, Itjen, atau Badan
1. Menteri; Pasal 55-66 untuk prakarsa yang berasal dari
2. Sekjen; Menteri, Dirjen, Irjen, dan
3. Dirjen; 01 02 Kabadan,
4. Irjen; dan
apakah materi muatan tersebut dapat
5. Kabadan
diatur dalam Keputusan Menteri atau
Add Text Keputusan menteri yang
Simple PowerPoint ditandatangani oleh Sekjen atas nama
Presentation Menteri, jika tidak memungkinkan
akan disampaikan kepada
pemrakarsa bahwa rancangan
04 03 tersebut tidak dapat di proses lebih
Ditetapkan oleh MKP dengan lanjut disertai dengan alasannya, dan
membubuhkan tanda tangan jika memungkinkan maka dapat
dilanjutkan
Pembahasan oleh Biro Hukum dengan
melibatkan Unit Eselon II terkait, dan
meminta masukan kepada masyarakat (jika
diperlukan)
Pembentukan Peraturan Eselon I
Pemrakarsa Analisis kemungkinan oleh
1. Sekjen;
2. Dirjen;
Pasal 67-72 1. Unit Hukum Sekjen untuk prakarsa yang berasal
dari Sekjen atau unit kerja eselon II lingkup
3. Irjen; Setjen;
4. Kabadan; 2. Sekretaris Ditjen, Itjen, atau Badan untuk
prakarsa yang berasal dari Dirjen, Irjen,
5. Unit eselon II lingkup Setjen,Ditjen,Itjen, dan Kabadan, dan Unit kerja eselon II lingkup Ditjen,
Badan 01
Irjen, dan Badan

apakah materi muatan tersebut dapat diatur


dalam Keputusan Eselon I, jika tidak
05 02 memungkinkan akan disampaikan kepada
pemrakarsa bahwa rancangan tersebut tidak dapat
di proses lebih lanjut disertai dengan alasannya,
dan jika memungkinkan maka dapat
dilanjutkan

04 03 Pembahasan Internal dioordinasikan oleh


Biro Hukum untuk Setjen, dan
Ditetapkan oleh Sekjen/Dirjen, Sekretaris Ditjen/Itjen/Badan untuk
Irjen, atau KaBadan dengan cara Ditjen, Itjen, dan Badan dengan
membubuhkan tandatangan melibatkan Unit Eselon II terkait.
PENGGUNAAN LOGO DAN KEPALA SURAT
Pasal 73 ayat (1)

Garuda Emas
Untuk Peraturan atau Keputusan yang
ditandatangani oleh Menteri dan
Keputusan Menteri yang di tandatangani
oleh Sekjen atas nama Menteri
PENGGUNAAN LOGO DAN KEPALA SURAT
Kepala Surat sesuai dengan Unit Kerja Eselon I

Untuk Peraturan dan Keputusan Eselon I


Contents Here

Pasal 73 ayat (2)


PENOMORAN DAN PENGECUALIAN
Pasal 74 Pasal 94
Unit Hukum Setjen Pengecualian
Untuk Peraturan atau Keputusan yang (1) Penetapan dan penomoran Keputusan
telah ditandatangani oleh Menteri dan Menteri untuk urusan keuangan,
Keputusan Menteri yang telah di kepegawaian, arsip, dan pengelolaan
tandatangani oleh Sekjen atas nama barang milik negara dilakukan sesuai
Menteri, Peraturan Sekretaris dengan ketentuan Peraturan Perundang-
Jenderal, dan Keputusan Sekretaris undangan yang mengatur tentang keuang-an,
Jenderal yang telah di tandatangani kepegawaian, pengelolaan arsip, dan/ atau
oleh Sekretaris Jenderal.
pengelolaan barang milik negara.
(2) Penomoran Keputusan Menteri sebagaima-na
dimaksud pada ayat (1) diberikan kode
keuangan, kepegawaian, arsip, dan
pengelolaan barang milik negara.
Sekretariat Ditjen/ Badan, dan
Itjen
Untuk Peraturan dan Keputusan
Dirjen/Ka Badan, dan Intjen, setelah
di tandatangani oleh Dirjen/Ka
Badan/Itjen
CONTOH PENOMORAN
PENGUNDANGAN, DAN AUTENTIKASI
Pasal 76 1
Pengundangan Peraturan Menteri
Setelah diberi Nomor, Sekjen menyampaikan Peraturan Menteri
dimaksud kepada kepada menteri atau kepala lembaga yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan untuk diundangkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia

Autentikasi oleh Kepala Unit Hukum Sekretariat Jenderal


2
1. Peraturan Menteri yang telah diundangkan;
2. Keputusan Menteri;
3. Keputusan Menteri yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal atas
nama Menteri;
4. Peraturan Sekretaris Jenderal; dan
5. Keputusan Sekretaris Jenderal.

3 Autentikasi oleh Sekretaris Ditjen, Itjen, dan Badan

1. Peraturan Dirjen, Irjen, dan Ka Badan; dan


2. Keputusan Dirjen, Irjen, dan Ka Badan
Teknik Penyusunan Produk Hukum
Pasal 77
Dilakukan sesuai dengan ketentuan
1. Peraturan Perundang-undangan;
dan
2. sesuai dengan Lampiran I dan
Lampiran II dari Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan
Nomor 62/PERMEN-KP/2020
tentang Pembentukan Produk
Hukum di Lingkungan KKP
PENYEBARLUASAN
Unit Hukum Setjen Pasal 79-80
1. Peraturan Menteri;
2. Keputusan Menteri; Sekretariat Ditjen, Itjen, dan Badan
3. Keputusan Menteri yang ditanda- 1. Peraturan Direktur Jenderal/Inspektur
tangani oleh Sekretaris Jenderal atas Jenderal/ Kepala Badan; dan
nama Menteri; 2. Keputusan Direktur Jenderal/Inspektur
4. Peraturan Sekretaris Jenderal; dan Jenderal/ Kepala Badan.
5. Keputusan Sekretaris Jenderal.

Sekretaris Ditjen, Itjen, dan Badan menyam-


Metode paikan salinan
1. media elektronik; 1. Peraturan Direktur Jenderal/Inspektur Jenderal/
Kepala Badan; dan
2. media cetak; 2. Keputusan Direktur Jenderal/Inspektur Jenderal/
3. forum tatap muka atau dialog Kepala Badan,
langsung; dan/atau Kepada unit hukum Setjen untuk bahan pengelolaan JDIH
4. jaringan dokumentasi dan informasi
hukum KKP.
Penerjemahan Pasal 81-82
Dalam hal Peraturan Perundang-undangan perlu diterje-
mahkan ke dalam bahasa Inggris, Direktur Jenderal/ Urgensi
Inspektur Jenderal/Kepala Badan mengajukan Urgensi mendukung dunia usaha
permohonan secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal. mendukung program strategis perekonomian
pemerintahan di bidang politik,
hukum, keamanan, dan kesejahte-raan
Persyaratan rakyat
konsep penerjemahan Peraturan
Perundang-undangan yang
dimohonkan.

Berdasarkan permohonan tersebut, Sekretaris Jenderal


Persyaratan meneruskan permohonan penerjemahan Peraturan
salinan naskah Peraturan Perundang-undangan kepada Kepala Unit Hukum
Perundang-undangan yang Sekretariat Jenderal untuk dilakukan pembahasan
telah diundangkan dengan Unit Kerja Eselon I dan unit kerja terkait.

Hasil pembahasan diserahkan kepada menteri atau


kepala lembaga yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan.
Sumber Daya Manusia
Pasal 87-88 Perancang Peraturan Perundang-undangan dapat
diikutsertakan dalam kegiatan

1. penyebarluasan naskah rancangan Peraturan


Perundang-undangan;

Selain Perancang PUU Pembentukan Peraturan


04 2. penyebarluasan naskah Peraturan Perundang-

Perundang-undangan dan Instrumen Hukum 03 undangan; dan/atau


3. penyusunan dan penyebarluasan instrumen
dapat melibatkan peneliti dan tenaga ahli hukum lainnya.

02
Keikutsertaan dilakukan pada tahap
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan 01 1. perencanaan;
Pembentukan Instrumen Hukum dilakukan dengan 2. penyusunan;
mengikutsertakan perancang Peraturan
Perundang-undangan
3. pembahasan;
4. pengesahan atau penetapan; dan
5. pengundangan.
Evaluasi Pasal 91-92 Hasil evaluasi digunakan sebagai
pertimbangan pengambilan kebijakan di
bidang kelautan dan perikanan

Evaluasi dilakukan terhadap:


1. Program Penyusunan Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri di
Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan
2. Peraturan Perundang-undangan dan instrumen hukum di bidang
kelautan dan perikanan.

Evaluasi Program Penyusunan


Peraturan Menteri dan Keputusan Evaluasi Program Penyusunan Permen dan
Menteri dilakukan paling sedikit 3 kali Kepmen dilakukan untuk Evaluasi Peraturan PUU dan Evaluasi Peraturan PUU dan Instrumen Hukum dilakukan
dalam 1 tahun Instrumen Hukum untuk menentukan
a. Kemungkinan perubahan judul;
a. ketepatan jenis Peraturan Perundang-undangan;
b. Kemungkinan penambahan atau
Dilakukan paling sedikit 1 b. potensi disharmoni pengaturan;
pengurangan judul;
kali dalam 1 tahun c. kejelasan rumusan;
c. Perubahan pokok materi muatan
d. kesesuaian norma dengan materi muatan; dan
d. Capaian penyusunan
e. efektivitas pelaksanaan Peraturan Perundang-undang- an
dan instrumen hukum.
Lampiran
Kerangka Peraturan Menteri terdiri dari

5
1 2 3 4
Lampiran (Jika diperlukan)
Judul Pembukaan Batang Tubuh Penutup
Judul
Contoh:

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 7 TAHUN 2021
TENTANG
TATA CARA PENETAPAN PEJABAT PENGELOLA ANGGARAN DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

1. memuat keterangan mengenai jenis,


nomor, tahun penetapan, dan nama
Peraturan Menteri;
2. ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital yang diletakkan di tengah
marjin tanpa diakhiri tanda baca.
Pembukaan
Pembukaan Peraturan Menteri terdiri atas

Dasar Hukum
Konsideran Diktum

Jabatan Pembentuk
Frasa Dengan Rahmat
Peraturan Menteri
Tuhan Yang Maha Esa
Batang Tubuh

02
Materi Muatan
dikelompokkan dalam
01 a. Ketentuan umum
Peraturan Menteri b. Materi pokok yang diatur

Memuat semua materi muatan Peraturan


Menteri yang dirumuskan dalam Pasal atau
beberapa Pasal
Penutup
Penutup merupakan bagian akhir Peraturan Menteri

Rumusan perintah pengundangan dan penempatan dalam


Berita Negara Republik Indonesia
Penandatanganan penetapan Peraturan Menteri

Pengundangan Peraturan Menteri

Bagian akhir Penutup


Text Here
Lampiran

Dalam hal Peraturan Menteri Lampiran memuat antara lain


memerlukan lampiran, hal tersebut uraian, daftar, tabel, gambar,
dinyatakan dalam batang tubuh peta, dan sketsa
bahwa lampiran dimaksud
merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri
Bentuk dan format Naskah Permen, Kepmen, Font: Bookman Old Style
Kepmen SJ, dan Peraturan Eselon I Font size: 12
Spasi: 1,5
Biro Hukum
Sekretariat Jenderal
KKP

Anda mungkin juga menyukai