Anda di halaman 1dari 20

IMPLEMENTASI PERIJINAN PENGELOLAAN

WILAYAH PESISIR DAN LAUT*

Sudirman Saad
Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar.
*Pelatihan Integrated Coastal Management, Himpunan Ahli
Pengelolaan Pesisir Indonesia, Surabaya, 24 Mei 2016.
Filosofi Perijinan

Persetujuan dari penguasa berdasarkan perundang-


undangan untuk memperbolehkan melakukan suatu
perbuatan tertentu yang selama ini dilarang.

Perbuatan tertentu yg diperbolehkan diatur metode/


prosedur melakukannya.

Tujuannya untuk mengendalikan aktivitas tertentu,


mencegah bahaya dari aktivitas tsb, melindungi objek
tertentu, mengatur distribusi benda langka, dan seleksi
orang atau aktivitas tertentu.
Bentuk Perijinan

Dispensasi, Negara membolehkan suatu perbuatan yg


sesungguhnya dilarang menurut perundang-undangan.

Ijin, Negara membolehkan suatu perbuatan yg tidak


dilarang tetapi pelaksanaan perbuatan tsb disyaratkan
prosedur tertentu.

Konsesi, akumulasi dispensasi & ijin disertai


pemberian kewenangan pemerintah terbatas kepada
konsesionaris.
dari HAK ke IJIN

UU 27/2007 menganut rejim HAK, tetapi Mahkamah


Konstitusi membatalkannya & mengganti dg rejim
IJIN.

Hak Pengusahaan Perairan Pesisir (HP3),


sesungguhnya sudah menjadi tren pengelolaan
wilayah pesisir & laut di beberapa Negara.

UU 1/2014 menganut rejim IJIN.


Perijinan Pengelolaan Wilayah
Pesisir & Pulau Kecil
Ijin Lokasi Reklamasi (Perpres 122/2012).

Ijin Lokasi Sumber Material Reklamasi (Perpres 122/2012).

Ijin Pelaksanaan Reklamasi (Perpres 122/2012).

Ijin Lokasi (Pasal 16 UU 1/2014).

Ijin Pengelolaan (Pasal 19 UU 1/2014).

Ijin Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil & Pemanfaatan


Perairan di sekitarnya (Pasal 51 UU 1/2014).
Reklamasi

• Untuk meningkatkan manfaat dan


nilai tambah WP3K dari sisi teknis,
lingkungan, dan sosek.
• Menjaga keberlanjutan kehidupan &
penghidupan masyarakat,
keseimbangan pemanfaatan &
perlindungan.
6
Dasar Hukum Reklamasi Pantai

UU 26/2007 ttg Penataan Ruang.

UU 27/2007 Jo UU 1/2014 ttg PWP3K.

PP 26/2008 ttg RTRW Nasional.

Perpres 122/2012 ttg Reklamasi di Wilayah Pesisir & Pulau-Pulau Kecil.

PermenKP 17/2013 ttg Perijinan Reklamasi di Wilayah Pesisir & Pulau-


Pulau Kecil.

Keputusan Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau-Pulau Kecil 04A/2013 ttg


Pedoman Penyusunan Proposal Reklamasi, Rencana Induk, Studi
Kelayakan, dan Rencana Detail Reklamasi.

7
Pengertian...

• Reklamasi adalah kegiatan yg dilakukan oleh Orang


dalam rangka meningkatkan manfaat sumberdaya lahan
ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi
dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau
drainase (Pasal 1 angka 23 UU 27/2007).

• Kawasan strategis nasional adalah wilayah yg


penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai
pengaruh sangat penting secara nasional terhadap
kedaulatan negara, pertahanan & keamanan negara,
ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
wilayah yg ditetapkan sebagai warisan dunia (Pasal 1
angka 17 PP 26/2008).

8
Perencanaan Reklamasi

• Penentuan lokasi meliputi lokasi reklamasi & lokasi sumber


material reklamasi sesuai RZWP3K provinsi, kabupaten/kota dan/
atau RTRW nasional, propinsi, kabupaten/kota.

• Penyusunan rencana induk memuat rencana peruntukan lahan,


kebutuhan fasilitas, tahapan pembangunan, rencana
pengembangan & jangka waktu pelaksanaan reklamasi.

• Studi kelayakan meliputi kelayakan teknis, ekonomi-finansial, dan


lingkungan hidup.

• Penyusunan rencana detail mencakup penyiapan lahan &


prasarana reklamasi, perbuatan dinding/pemecah gelombang,
pengangkutan material reklamasi, pengurugan, pematangan lahan
& sistem drainase.

9
Jenis Perijinan Reklamasi

• Ijin lokasi reklamasi, mensyaratkan kesesuaian


RZWP3K dan/atau RTRW, peta lokasi reklamasi &
sumber material reklamasi serta proposal reklamasi.

• Ijin lokasi sumber material reklamasi, mengecualikan


lokasi di PPKT, kawasan konservasi, PPK <100 hektar
serta kawasan koral, mangrove, padang lamun.

• Ijin pelaksanaan reklamasi, mensyaratkan Ijin Lokasi,


Ijin Lingkungan, rencana induk reklamasi, studi
kelayakan, rancangan detail reklamasi, metode
pelaksanaan dll.
10
Kewenangan & Tanggungjawab

• Menteri pada kawasan strategis nasional tertentu,


perairan pesisir di dalam kawasan strategis nasional,
lintas propinsi, pelabuhan perikanan nasional, dan
objek vital nasional.

• Gubernur pada perairan laut di luar kewenangan


kabupaten/kota sampai 12 mil dan pelabuhan
perikanan propinsi.

• Bupati/Walikota pada perairan laut 1/3 dari wilayah


kewenangan propinsi dan pelabuhan perikanan
kabupaten/kota.
11
Reklamasi Pantai Utara Jakarta
Keppres 52/1995
• Gubernur DKI Jakarta berwenang &
bertanggungjawab terhadap reklamasi pantura
Jakarta (Pasal 4).

• Dibentuk Badan Pengendali diketuai Gubernur DKI


Jakarta (Pasal 5).

• Dibentuk Tim Pengarah diketuai Menteri Negara PPN/


Ketua Bappenas (Pasal 7).

• Gubernur DKI Jakarta membentuk Badan Pelaksana


(Pasal 8).
12
Ijin Lokasi

Untuk pemanfaatan ruang & sebagian perairan pesisir serta pemanfaatan


sebagian pulau-pulau kecil secara menetap.

Berdasarkan RZWP3K.

Wajib mempertimbangkan kelestarian ekosistem P3K, masyarakat, nelayan


tradisional, kepentingan nasional & hak lintas damai bagi kapal asing.

Diberikan dalam luasan & waktu tertentu.

Tidak dapat diberikan pada zona inti kawasan konservasi, alur laut,
kawasan pelabuhan & pantai umum.

Ijin dicabut apabila dalam 2 tahun tidak merealisasikan kegiatannya.


Ijin Pengelolaan

Pemanfaatan sumberdaya perairan pesisir & perairan


pulau-pulau kecil untuk kegiatan produksi garam,
biofarmakologi laut, bioteknologi laut, pemanfaatan air
laut selain energi, wisata bahari, pemasangan pipa &
kabel bawah laut, BMKT.

Dapat ditambah dengan PP.


15
Pembagian Kewenangan

Menteri berwenang memberikan & mencabut Ijin Lokasi


& Ijin Pengelolaan di WP3K lintas propinsi, KSN, KSNT &
kawasan konservasi.

Gubernur berwenang memberikan & mencabut Ijin


Lokasi & Ijin Pengelolaan di WP3K sesuai
kewenangannya.

Bupati/Walikota berwenang memberikan & mencabut


Ijin Lokasi & Ijin Pengelolaan di WP3K sesuai
kewenangannya.
Pengecualian

Kewajiban memiliki Ijin Lokasi & Ijin Pengelolaan


dikecualikan bagi masyarakat hukum adat.

Pengakuan eksistensi masyarakat hukum adat


ditetapkan sesuai perundang-undangan yg berlaku.
Subjek Hukum

Orang perorangan WNI.

Korporasi yg didirikan berdasarkan Hukum Indonesia.

Koperasi yg dibebtuk oleh masyarakat.


Sanksi Hukum

Pemanfaatan ruang perairan pesisir & pulau2 kecil


tanpa Ijin Lokasi dipidana penjaran maksimum 3 tahun
dan denda maksimum 500 juta rupiah.

Pemanfaatan ruang perairan pesisir & pulau2 kecil


tanpa Ijin Pengelolaan dipidana penjaran maksimum 4
tahun dan denda maksimum dua milyar rupiah.
terima kasih

terima kasih

Anda mungkin juga menyukai