Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PLANKTONOLOGI

(Holoplankton Annelida : Polychaeta )

Di Susun Oleh :

Kelompok 6

1. Difta Safira Samalehu (202063009)


2. Sumira Umanahu (202063004)

Mata Kuliah : Planktonologi

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN


UNIVERSITAS PATTIURA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt atas berkat dan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan makalah degan judul “Holoplankton Annelida”. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas dari pengajar mata kuliah Planktonologi.

Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan makalah ini.

Kami berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah
memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberagaman mahluk hidup kian berkembang setelah ditemukannya ilmu science. Dengan
adanya keberagaman tentu saja membuat setiap insan harus mengetahui apa saja manfaat dari
setiap biodiversitas yang ada sebagai salah satu bentuk tafakur terhadap alam.

Salah satu cara para ilmuan mempermudah dalam memahami setiap ciri mahkluk hidup
yang ada dibumi dengan melakukan klasifikasi. Para ilmuan umumnya melakukan klasifikasi
dengan mengelompokkan mahluk hidup berdasarkan kingdom, Fillum, kelas, ordo, family,
genus, species hingga pada akhirnya akan dieri nama dengan menggunakan aturan tata nama
Carrolus linneus.

Dengan mengetahui klasifikasi dapat mempermudah kita menggolongkan setiap jenis


mahluk hidup yang ada, cara perkembangbiakannya, daur hidupnya, bahkan mengetahui manfaat
dan perannya dalam kehidupan.

Salah satu Fillum yang memiliki peran yang sangat penting di alam ialah Filum Annelida,
Kelas Polychaeta.

Polychaeta merupakan organisme bagian dari fillum annelida yang memiliki peran penting
dalam siklus nutrien, dekomposisi, mineralisasi, magnifikasi dan penyedia makanan bagi
organisme dasar laut (Sahidin and Wardiatno 2016). Sebagian annelida juga ditemukan di sungai
dan danau (air tawar) dan sebagin lainnya ditemukan di darat, tetapi khusus fillum Polychaeta
hanya dapat ditemukan di laut.

Polychaeta merupakan bagian dari benthos, atau mahluk hidup yang berada didasar
perairan, pergerakkannya lambat dan tidak terpengaruh oleh arus bahkan bersifat sesil atau tidak
bergerak (Sahidin and Wardiatno 2016).
1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana Orientasi Polychaeta ?


b. Bagaimana Klasifikasi Polychaeta ?
c. Bagaimana Morfologi Polychaeta ?
d. Bagaimana Anatomi Polychaeta ?
e. Bagaimana cara Reproduksi Polychaeta ?
f. Bagaimana Fisiologi Polychaeta ?
g. Bagaimana peran Polychaeta dalam ekosistem perairan ?

1.3 Tujuan dan Manfaat

a. Mengetahui karakteristik dan ciri Fillum anelida kelas Polychaeta


b. Mengetahui klasifikasi, morfologi, anatomi dan cara reproduksi kelas polychaeta
c. Mengetahui peran polychaeta dalam ekosistem
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Orientasi Polychaeta

Polychaeta merupakan salah satu dari tiga kelas Filum Annelida, yakni Olygochaeta,
Hirudinea dan Polychaeta.

Polychaeta berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata yaitu Poli yang berarti
banyak, dan Chaeta berarti rambut. Sehingga Polychaeta adaalah kelas pada fillum annelida yang
memiliki rambut banyak.

Ciri-Ciri Polychaeta:

• Berambut banyak
• Hidup di laut dan dapat dibedakan antara jantan dan betina
• Mempunya parapodia (alat gerak)
• Memiliki panjang tubuh sekitar 5-10 cm, dengan diameter 2-10 mm.
• Tinggal dalam tabung dan ada juga hidup bebas
• Tubuh dapat dibedakan menjadi prostomium (kepala) dan peristomium (segmen
pertama).

Contoh Jenis Polychaeta

• Eunice viridis (Cacing Palolo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
• Lysidice oele (Cacing Wawo), sebagai bahan makanan (mengandung protein tinggi)
• Nereis domerlili, Nereis Virens, Neanthes Virens (cacing air laut).
• Arenicola sp
2.2 Klasifikasi Polychaeta

Dalam dunia ilmu pengetahuan klasifikasi dibutuhkan untuk mempermudah mempelajari


mahluk hidup, ilmu yang mempelajari klasifikasi adalah taksonomi. Jika keanekaragaman hayati
dipelajari tanpa klasifikasi sangat mungkin terjadi kerancuan nama, karena setiap mahluk hidup
memiliki nama berbeda di setiap daerah. Ilmu taksonomi yang digunakan pada masa sekarang
mengacu pada sistem klasifikasi dari Carl Von Linne atau Carolus Linneaus.Tujuan diadakannya
klasifikasi ini diantaranya mempermudahkan kita untuk memperlajari mahluk hidup dilihat
berdasarkan persamaan ciri yang dimiliki, sehingga memudahkan untuk mengetahui hubungan
satu mahluk hidup dengan mahluk hidup lainnya, serta untuk mempermudah dalam pemberian
nama ilmiah terhadap mahluk hidup yang belum diketahui namanya atau yang belum memiliki
nama (Asmarayani 2007) .

Berikut merupakan klasifikasi Polychaeta:

• Kingdom : Animalia
• Filum : Annelida
• Class : Polycheta

Berdasarkan klasifikasi, Polychaeta terbagi menjadi dua subkelas, yaitu subkelas Errantia
dan subkelas Sedentaria. Pembagian ini didasarkan pada cara hidupnya.Yakni, berenang dan
meliang. Errantiater termasuk pada subkelas yang hidup berenang dan karnivora, sedangkan
sedentaria meliang Sedangkan subkelas Sedentaria,memiliki jumlah ruas pada bagian tubuhnya
yang relatif sedikit dibanding jumlahruas pada tubuh subkelas Errantia. Pada bagian anterior
subkelas Sedentaria, biasanya megalami modifikasi menjadi rongga mulut yang dikelilingi oleh
insang (Jauhara 2012).
2.3 Morfologi Polychaeta

Morfologi biologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tantang bentuk suatu
organisame (Zahro, Herdiyeni, and Hermadi 2014).

Filum Annelida memiliki tubuh tersegmentasi yang mana fitur morfologi internal dan
eksternal yang berulang di setiap segmen tubuh. Metamerisme memungkinkan hewan untuk
menjadi lebih besar dengan menambahkan kompartemennya, sementara membuat gerakan
mereka lebih efisien. Metamerisme ini diduga berasal dari sel teloblas identik dalam tahap
embrio, yang berkembang menjadi struktur mesodermal identik. Tubuh secara keseluruhan dapat
dibagi menjadi kepala, badan, dan pygidium (atau ekor). Clitellum adalah struktur reproduksi
yang menghasilkan lendir yang membantu dalam transfer sperma dan menimbulkan kepompong
di mana terjadi pembuahan.

Berikut morfologi Polychaeta:

• Memiliki tubuh bersegmen dan memiliki otot.


• Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri.
• Mempunyai sistem pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan, perut otot, tembolok,
usus, dan anus).
• Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab.
• Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi.
• Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali.
• Sistem peredaran tertutup.
• Sistem ekskresi berupa nefridia atau nefrostom.
• Sifat kelamin annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif dengan cara
konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi (mempunyai daya
regenerasi yang tinggi)
2.4 Anatomi Polychaeta

Anatomi (berasal dari bahasa Yunani anatomia, dari anatemnein, yang berarti memotong)
adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan organisasi dari makhluk hidup
(Hermawan 2016).

Berikut anatomi pada polychaeta:

• Sistem peredaran darah: Annelida mempunyai sistem peredaran darah tertutup dan
pada pembuluh darah mengandung hemoglobin, sehingga darah berwarna merah.
Fungsi pembuluh darah annelida yaitu untuk menghantarkan nutrisi dan oksigen ke
seluruh tubuh. Di bagian kulit, terdapat sejumlah pembuluh darah kecil, karena bernafas
melalui kulit (Warda t.thn.).
• Sistem pernafasan: Annelida dalam sistem pernafasan berlangsung di seluruh kulit
permukaan tubuhnya, tetapi ada sumber yang menyatakan bahwa, ada juga spesies yang
melalui insang.
• Sistem pencernaan: Annelida mempunyai sebuah sistem pencernaan lengkap yang
teridir dari mulut, faring, esofagus, usus, dan anus (Virus et al. 2009).
• Sistem ekskresi: Annelida mempunyai organ ekskresi berupa nefridia (organ ekskresi
yang merupakan saluran), nefrostom (corong bersilia dalam tubuh), dan nefrotor (pori
tubuh tempat kotoran keluar). Setiap segmen mempunyai organ ekskresinya masing-
masing.

2.5 Reproduksi Polychaeta

Reproduksi Annelida terjadi secara seksual atau aseksual. Reproduksi secara aseksual
dengan cara fragmentasi (pemutusan sebagian tubuhnya). Tapi sebagian besar Annelida
bereproduksi secara seksual. Walaupun cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi individu tetap
melakukan perkawinan silang dengan cara saling mempertukarkan spermanya untuk membuahi
sel telur pasangan (Biologi et al. 2006).
2.7 Peran Polychaeta

Setiap mahluk hidup yang tuhan ciptakan pasti memiliki manfaat dan kegunaan. Seperti
halnya polychaeta. Cacing Polychaeta sangat berperan penting dalam perairan. Ia berperan
sebagai sumber makanan bagi ikan demersal. Ipolychaeta sendirimemakan makanan sisa mahluk
hidupdan plankton air. Karena perannya sebagai Benthos, Polychaeta juga sangat berpengaruh
pada proses dekomposisi kotoran atau limbah yang ada di wilayah perairan (Fahruddin 2015).

Selain itu, Polychaeta dapat dimanfaatkan sebagai pakan induk udang, karena memiliki
kandungan nutrisi yang dapat menyempurnakan mutu sel gamet dan viabilitas larva udang.
Selain itu cacing ini juga memiliki peran ekologis karena mampu memanfaatkan sisa-sisa
makanan dari ikan atau udang yang dipelihara di tambak. Oleh karena nilai ekonomisnya yang
tinggi maka dikhawatirkan terjadi eksploitasi yang berlebihan dihabitatnya dan dalam jangka
panjang dapat menyebabkan kerusakan ekosisitem (Basam, Rusilowati, and Ridlo 2016).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filum Annelida memiliki tiga kelas, salah satunya Polychaeta. Polychaeta umumnya hidup
dilaut berbentuk cacing dengan tubuh bersegmen dan berbulu, hidupberenang dan melubang.
Pada klasifikasinya Polychaeta memiliki dua subkelas yakni Errantia dan Sedentaria. Polychaeta
bernapas dengan kutikula layaknya cacing pada umumnya. Polychaeta bereproduksi dengan cara
seksual dan aseksual, meskipun bentuknya hermaprodit.

Peranan Polychaeta salah satunya ialah sebagai Benthos menguraikan zat sisa yang ada di
perairan, selain itu, Polychaeta juga dapat dijadikan sebagai pakan pada indukan udang karena
nutrisinya yang sangat tinggi. Selain itu, di perairan bebas, Polychata juga berperan sebagai
sumber makanan ikan demersal.
DAFTAR PUSTAKA

Asmarayani, Rani. 2007. “Memperingati Tiga Abad Linnaeus.” Berita Biologi 8 (1732).
https://doi.org/10.14203/beritabiologi.v8i4(a).1534.

Basam, Fajri, Ani Rusilowati, and Saiful Ridlo. 2016. “Pancasakti Science Education Journal.”
Formulasi Minyak Atsiri Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix D.C.) Sebagai Sediaan
Aromaterapi 7 (1): 1–8.

Biologi, Jurusan, Fakultas Matematika, D A N Ilmu, Pengetahuan Alam, and Universitas Sebelas
Maret. 2006. “KANDUNGAN LOGAM DALAM TUBUH CACING LAUT Namalycastis
Abiuma ( Polychaeta : Nereidae ) DARI TELUK JAKARTA,” 1–32.

Fahruddin. “KARAKTER MORFOLOGI DAN SUBSTRAT POLYCHAETA DI.” ilmu alam


dan lingkungan, 2015.

Hermawan, B. Pengertian anatomi biologi. Palangkaraya: academia.edu, 2016. Ihsan, M.

Jauhara, Ana. “STRUKTUR KOMUNITAS POLYCHAETA PADA LIMA MUARASUNGAI


DI TELUK JAKARTA.” Fmipa, 2012: 15-20.

Sahidin, Asep, and Yusli Wardiatno. 2016. “Distribusi Spasial Polychaeta Di Perairan Pesisir
Tangerang, Provinsi Banten.” Jurnal Perikanan Dan Kelautan 6 (2): 83–94.

“Sumber:Www.Oseanografi.Lipi.Go.Id.” 1985 X (4): 122–27. Virus, Syndrome, Wssv Di, Alam


Dan, Kajian Uji, and Tantangnya Di. 2009. “Full Paper,” no. 2: 183–91.

Warda, Azizah. “filum annelida.”

Zahro, Hani Zulfia, Yeni Herdiyeni, and Irman Hermadi. 2014. “Pengembangan Sistem Ontologi
Untuk Morfologi Tumbuhan Obat Ontology System Design for Medical Plants
Morphology.” Jurnal Ilmu Komputer Agri-Informatika 3 (2): 84–92

Anda mungkin juga menyukai