Anda di halaman 1dari 23

BIOLOGI

Untuk Kelas X SMA dan MA

Tim Penyusun:
M. Khamzah Syawal
Paewa Panennungi
Rasdianah Sudirman

Editor:
Dr. Muhiddin P., M.Pd.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaah, puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat
Rahmat dan Karunia yang diberikan oleh-Nya sehingga buku Biologi
untuk Kelas X SMA dan MA ini dapat dirampungkan.
Buku ini merupakan produk dari mata kuliah Pengembangan Bahan
Ajar dan Penilaian Pembelajaran Biologi yang diampu oleh Ayahanda
Dr. Muhiddin P., M.Pd. sekaligus selaku editor dalam penyusunan
buku ini.
Buku ini adalah hasil kolektif dari tiga mahasiswa yang bertanggung
jawab masing-masing atas bab sesuai dengan keahliannya, yaitu:
1. Muhammad Khamzah Syawal pada Bab 8 (Dunia Hewan)
2. Paewa Panennungi pada Bab 9 (Dunia Tumbuhan); dan
3. Rasdianah Sudirman pada Bab 10 dan 11 (Ekosistem)
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
buku ini sehingga masih membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif demi kemajuan pendidikan di Indonesia.

Makassar, Juni 2022


Tim Penyusun
BAB 8
Dunia Hewan (Kingdom Animaliae)
Hewan merupakan salah satu kelompok makhluk hidup yang sangat
dekat hubungannya dengan manusia. Sejak dahulu kala, manusia
dan hewan hidup berdampingan. Manusia menjadikan hewan
sebagai sumber makanan, alat bantu dalam pekerjaan, hingga
menjadi bahan pakaian.
Bagaimanakah pengelompokan hewan dalam ilmu biologi?
PETA KONSEP
Di dunia ini, kita hidup dengan berbagai jenis hewan yang
bahkan tidak bisa kita hitung sendiri jumlahnya. Dari banyaknya
hewan-hewan tersebut, kita pun pasti melihat ada beberapa hewan
yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan hewan lainnya. Ciri-
ciri khusus yang dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Kuasa tersebut
kemudian dipelajari oleh para ahli biologi dan selanjutnya
mengelompokkan mereka berdasarkan perbedaan dan persamaan
karakteristik khusus yang dimilikinya tersebut. Kelompok tersebut
adalah Kingdom Animaliae dengan berbagai klasifikasi di dalamnya.

Pada bab ini, kita akan mengenali dunia hewan dalam Kingdom
Animaliae yang beraneka ragam agar mampu mengidentifikasi
berbagai macam sifat morfologis dan fisiologis yang dimiliki oleh tiap
kelompoknya. Dengan begitu, kita akan lebih mudah dalam usaha
pemberdayaan agar mendapatkan manfaat dan meningkatkan nilai
hewan-hewan tersebut demi kebutuhan umat manusia.

A. CIRI UMUM KINGDOM ANIMALIAE


Pada dasarnya, jika kita melakukan identifikasi, umumnya
anggota kelompok Kingdom Animaliae menunjukkan karakteristik
sebagai berikut.

1. Merupakan organisme eukariot, tersusun atas banyak sel


(multiseluler), dan bersifat heterotrof. Hewan mengonsumsi bahan
organik yang ada dengan cara menelan (ingestion) atau memakan
organisme lain, serta beberapa lainnya dengan memakan bahan
organik yang telah terurai. Hal ini sangat berbeda dengan
kelompok tumbuhan yang sifatnya autotrof.
2. Hewan tidak memiliki dinding sel dan kloroplas seperti pada
tumbuhan atau jamur.
3. Tidak seperti kelompok makhluk hidup lainnya, hewan memiliki
jaringan saraf untuk menghantarkan impuls dan jaringan otot yang
mampu membuat mereka aktif bergerak.
4. Sebagian besar reproduksi hewan dilakukan secara seksual.

B. KLASIFIKASI KINGDOM ANIMALIAE


1. Penggolongan Animalia

Pada sistem klasifikasi 5 kingdom, Kingdom Animaliae (dunia


hewan) dibagi berdasarkan struktur tubuh yang dimilikinya. Terdapat
empat karakteristik struktur tubuh yang menunjukkan perkembangan
dunia hewan secara filogenetik , yaitu keberadaan jaringan sejati,
bentuk simetri tubuh (asimetris, simetri radial, atau simetri bilateral),
keberadaan rongga tubuh (selom), dan tipe selom.

Pada umumnya, hewan yang merupakan anggota dari suatu filum


akan menunjukkan kombinasi ciri tubuh yang berbeda secara anatomi
dan embriologi dengan anggota filum lainnya. Contohnya pada
kelompok Annelida yang tidak memiliki tungkai gerak dan Arthropoda
yang memiliki kaki yang beruas-ruas.

2. Berbagai Filum Animalia

Hewan menempati permukaan bumi dengan berbagai jenis


habitat, beberapa hidup di lingkungan akuatik seperti di air tawar dan
di lautan, sebagian lagi hidup sebagai makhluk darat. Derek Tittensor,
salah satu ilmuan di Pusat Pengawasan Konservasi Dunia dari PBB
(Unep-WCMC) mengungkapkan dalam salah satu artikel BBC bahwa di
permukaan bumi terdapat sekitar 8,7 juta spesies yang sebagian besar
merupakan hewan.
Dengan penelitian tersebut, masih terbuka kemungkinan di masa
mendatang akan ditemukan lebih banyak spesies-spesies baru yang
belum diidentifikasi. Para ahli biologi akan menempatkan kelompok-
kelompok hewan tersebut sesuai dengan konsensus para ilmuan
berdasarkan karakteristik yang diamati.

Berikut ini adalah pembahasan karakteristik tubuh secara umum,


cara reproduksi, contoh hewan, dan peranannya bagi manusia secara
ringkas mewakili filum-filum utama Kingdom Animaliae.

a. Filum Porifera
Tahukah Kamu?
Porifera diambil dari bahasa Latin yang berarti “berpori”. Dari
kurang lebih 9000 spesies porifera, hanya sekitar 100 spesies yang
hidup di air tawar sementara sebagian besar berada di laut. Ukuran
spons sekitar 1-2 cm tanpa saraf atau otot. Setiap selnya menerima
impuls dan bereaksi terhadap lingkungannya.
Karakter Spongebob
Squarepants karya Bagian dalam rongga tubuh Porifera dilapisi oleh koanosit berflagel
Stephen Hillenburgh
terinspirasi dari yang berperan dalam pencernaan makanan. Gerakan flagel akan
kelompok hewan
porifera. Hillenburgh membangkitkan arus aliran air sehingga makanan masuk ke rongga
sendiri merupakan
seorang ahli biologi laut.
dan koanosit dapat memakannya secara fagositosis.
(Tempo.co)

Gambar 8.1 Sumber: Internet


Anatomi Porifera
Umumnya Porifera bersifat hermafrodit, artinya setiap individu
memiliki alat kelamin jantan dan betina dan berfungsi dalam
reproduksi seksual dengan cara menghasilkan sperma dan sel telur.
Fertilisasi atau pembuahan terjadi secara silang antara dua spons yang
berdekatan. Fertilisasi akan menghasilkan zigot yang kemudian
berkembang menjadi larva berflagel dan menyebar dari induknya. Jika
larva ini menempel pada substrat yang cocok maka akan tumbuh
membentuk spons dewasa. Spons memiliki daya regenerasi yang
besar. Dengan cara ini spons dapat menggantikan bagian-bagian
tubuhnya yang hilang.

Gambar 8.2 Sumber: Internet


Aplysina fistularis atau spons tabung kuning, salah satu
contoh anggota kelas Demospongia dari Filum Porifera.

Berbagai spons memiliki rangka tubuh dari spikula yang tersusun


atas bahan berbeda, yaitu sebagai berikut:

1) Calcarea memiliki spikula dari zat kapur, contohnya Scypha,


Grantia, Sycon, Clathrina, dan Leucoselonia.
2) Demospongia dengan spikula dari silikat atau spongin,
contohnya Euspongia dan Demospongia.
3) Hexactinellida spikula dari bahan silikat, contohnya
Pheronema, Euplectella, dan Hexactinella.

b. Filum Cnidaria

Cnidaria berasal dari kata “knidos” yang berarti “jarum


penyengat”. Ciri khas dari filum ini adalah adanya knidoblas yang
memiliki sel khusus yaitu sel nematosit yang mengandung zat beracun
sebagai alat penangkap mangsa dan perlindungan dirinya. Cnidaria
memiliki simetri radial dan merupakan organisme diploblastik.

Hewan-hewan dari Filum Cnidaria memiliki struktur yang disebut


sebagai oskulum. Oskulum berfungsi sebagai mulut dan anus
sekaligus, serta memiliki saraf dan otot yang masih sederhana.

(b)

(a) (c)

Gambar 8.3 Sumber: Internet


(a) Struktur tubuh ubur-ubur; (b) Struktur Knidoblas/Knidosit;
(c) Struktur Knidoblas dengan Nematokis yang menjulur

Hingga saat ini diperkirakan terdapat hingga sekitar 10.000


spesies Cnidaria, sebagian besar hidup di perairan laut. Bentuk tubuh
Cnidaria terdapat dalam dua variasi yaitu polip yang menempel pada
suatu substrat dan medusa yang melayang-layang di air. Cnidaria
berkembang biak secara generatif dengan peleburan sperma dan sel
telur, sedangkan secara vegetatif dengan cara membentuk tunas.

Filum Cnidaria di bagi dalam tiga kelas, yaitu: Hydrozoa


contohnya Hydra dan Obelia, Scyphozoa contohnya ubur-ubur
seperti Mastigias papua dan Physalia physalis, dan Anthozoa
contohnya anemon laut seperti Heteractis sp.

Selain membahayakan manusia jika tidak berhati-hati saat


berenang di sekitar hewan Cnidaria yang menyengat, beberapa
Cnidaria dapat dimanfaatkan oleh manusia. Beberapa jenis ubur-ubur
digunakan sebagai bahan pembuatan agar-agar dan bahan baku
industri kosmetik. Pada bidang pariwisata, beberapa tempat di
Indonesia menjadikan populasi Mastigias papua menjadi alat penarik
turis domestik dan internasional. Pelancong dapat berenang bersama
ubur-ubur ini karena sengatannya hampir sama sekali tidak berasa
bagi manusia.

Gambar 8.4 Sumber: Detik Travel


Mastigias papua berenang bebas sebagai alat tarik pariwisata di beberapa
daerah seperti Misool di Papua Barat, Kakaban di Kalimantan Timur, dan
Togean di Sulawesi Tengah.

Sebagian besar Cnidaria lainnya pada ekosistem laut memiliki


peran ekologis yang penting, seperti membentuk batu karang penahan
gelombang. Terumbu karang yang terdiri dari spesies-spesies dari
filum Porifera dan Cnidaria membentuk pemandangan yang indah di
dasar laut.

c. Filum Platyhelminthes

Platyhelminthes secara harfiah berarti “cacing pipih” sesuai


dengan bentuk tubuhnya. Tubuh Platyhelminthes memiliki simetri
bilateral, berbentuk pipih dorsoventral, dan merupakan organisme
triploblastik. Ukuran hewan di kelompok ini berkisar dari berukuran
mikroskopis hingga lebih dari 20 cm seperti cacing pita.

Dibanding filum Porifera dan Cnidaria, Platyhelminthes memiliki


struktur tubuh yang lebih kompleks. Otot pada dinding tubuh
berkembang relatif baik, sistem saraf terdiri atas ganglion (simpul
saraf) anterior yang dihubungkan oleh tali saraf yang memanjang, dan
alat ekskresi berupa sel api (flame cell).

Terdapat sekitar 20.000 spesies cacing pipih yang hidup pada


habitat air laut, air tawar, daratan yang lembap atau parasit pada
organisme lain. Filum Platyhelmimnthes digolongkan dalam 4 kelas,
yaitu Turbellaria contohnya Pseudoceros dimidiatus, Monogenea
contohnya Echinoplectanum laeve, Trematoda contohnya Fasciola
hepatica, dan Cestoidea contohnya Taenia solium.
(a) (b)

(c) (d)
Gambar 8.5 Sumber: internet
(a) Pseudoceros dimidiatus; (b) Echinoplectanum laeve; (c) Fasciola hepatica;
dan (d) struktur kepala Taenia solium

Banyak di antara kelompok cacing pipih merupakan parasit bagi


manusia dan hewan lainnya. Contohnya Schistosoma javanicum yang
dapat menyebabkan penyakit skistosomiasis pada manusia dan
Fasciola hepatica yang menyebabkan penyakit fascioliasis yang
menginfeksi domba, sapi, dan manusia.

d. Filum Nematoda

Anggota filum Nematoda memiliki panjang tubuh antara 1 mm


hingga lebih dari 1 m dengan bentuk tubuh silindris, tidak bersegmen,
dan bagian ujungnya meruncing membentuk ujung yang halus ke arah
posterior sehingga menjadi suatu ujung buntu pada bagian kepala.
Permukaan tubuhnya dilapisi kutikula. Nematoda memiliki pencernaan
sempurna, tetapi tidak memiliki sistem sirkulasi. Nutrisi diangkut ke
seluruh tubuh melalui cairan tubuh dalam pseudoselom. Otot-ototnya
dapat memanjang dan berkontraksi.
Umumnya Nematoda bereproduksi secara seksual dengan
fertilisasi internal. Zigot dapat bertahan dalam kondisi buruk.
Diperkirakan terdapat sekitar 90.000 spesies Nematoda yang hidup di
habitat akuatik, tanah yang lembab, didalam jaringan tumbuhan, serta
didalam cairan dan jaringan hewan.

Cacing gilig atau nematoda yang hidup bebas, berperan penting


dalam pembusukan dan daur ulang mineral. Namun banyak Nematoda
merupakan hama pertanian yang menyerang akar tumbuhan dan
merupakan parasit bagi makhluk hidup lain. Beberapa jenis Nematoda
yang merugikan, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang) yang
hidup sebagai parasit pada usus halus manusia, Necator americanus
(cacing tambang) yang larvanya masuk menembus kulit kaki manusia,
Oxyuris vermicularis (cacing kremi) dengan gejala gatal pada anus,
serta Wuchereria bancrofti (cacing filaria) yang merupakan parasit
pada pembuluh limfa manusia dan menyebabkan penyakit filariasis
atau elephantiasis (kaki gajah) dengan vektor nyamuk Culex.

AKTIVITAS MANDIRI Tugas Pengamatan


Banyak anggota filum Nematoda yang merugikan makhluk hidup lain, utamanya
manusia. Buatlah minimal tiga daftar masalah yang ditimbulkan oleh anggota
filum tersebut beserta langkah-langkah penyelesaian masalah dan
pencegahannya. Diskusikan bersama teman-teman kalian.

e. Filum Annelida

Annelida berasal dari kata “annulus” yang berarti cincin-cincin


kecil, gelang-gelang atau ruas-ruas, dan “oidus” yang berarti bentuk.
Oleh sebab itu, Annelida juga dikenal sebagai cacing gelang. Cacing
tanah sebagai anggota Annelida dapat digunakan untuk memberi
gambaran struktur umum dari filum ini. Tubuh cacing tanah memiliki
selom bersepta (bersekat), tetapi saluran pencernaan, pembuluh saraf
dan tali saraf memanjang menembus septa itu. Sistem pencernaan
terdiri atas: faring, esophagus, tembolok, empedal, dan usus halus.
Tahukah Kamu?
Sistem sirkulasi tertutup tersusun atas jaringan pembuluh darah yang
memiliki hemoglobin. Pembuluh darah kecil pada permukaan tubuh
cacing tanah berfungsi sebagai organ pernapasan.

Pada masing-masing segmen tubuh cacing tanah terdapat organ

Warga NTB memiliki ekskretoris berupa metanephridia bersilia, yang disebut nefrostom.
budaya bau nyale, yaitu
budaya menangkap
Sistem saraf tersusun atas ganglion saraf yang dihubungkan dengan
cacing palolo di pantai.
sepasang tali saraf memanjang disepanjang arah posterior.
Cacing palolo dipercaya
merupakan jelmaan
Putri Mandalika yang Cacing tanah merupakan hewan hermafrodit, mereka melakukan
mengorbankan dirinya
demi menghindari pembuahan secara silang. Sel sperma yang dipertukarkan disimpan
peperangan. Cacing
palolo sendiri dapat dalam klitelum untuk kemudian diselubungi mukus (lendir)
dikonsumsi dan memiliki
protein yang tinggi.
membentuk kokon. Kokon dilepas dalam tanah dan berkembang

(Kompasiana)
menjadi embrio yang siap menjadi individu baru. Perkembangbiakan
vegetatifnya dengan cara fragmentasi tubuh yang diikuti dengan
regenerasi.

Filum Annelida dibagi dalam tiga kelas, yaitu: Oligochaeta


contohnya Lumbricus rubellus (cacing tanah) , Polychaeta contohnya
Palola viridis (cacing palolo), dan Hirudinea contohnya Hirudo
medicinalis (lintah).

Terdapat sekitar 15.000 spesies Annelida yang telah diketahui


menghuni habitat laut, air tawar dan tanah yang lembab. Annelida
yang hidup di tanah, berperan penting dalam memperbaiki struktur
tanah untuk pertanian dan mengembalikan mineral yang penting
untuk menjaga kesuburan tanah. Beberapa contoh kelas Oligochaeta
yang penting adalah Pheretima (cacing tanah) yang mampu
menghancurkan sampah dan membantu proses sirkulasi bahan
organik di tanah serta sebagai makanan sumber protein bagi ternak.
Contoh lainnya adalah Perichaeta (cacing hutan), Tubifex (cacing air),
Lumbricus rubellus yang banyak diternakkan orang karena berkhasiat
untuk mengobati penyakit tifus, ekstraknya sebagai minuman
kesehatan dan bahan kosmetik. Serta Hirudinea yang merupakan
kelas dari Annelida yang mampu menghasilkan zat hirudin, semacam
bahan kimia yang mencegah coagulasi atau pembekuan darah,
contohnya Hirudo medicinalis.

f. Filum Moluska

Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak yang dilindungi oleh


cangkang keras yang tersusun dari senyawa kalsium karbonat, kecuali
cumi-cumi dan gurita yang cangkangnya tereduksi. Tubuh Mollusca
terdiri atas tiga bagian, yaitu

1) kaki untuk pergerakan;


2) massa visceral yang menampung organ internal; dan
3) mantel yang berfungsi untuk melindungi massa visceral dan
mensekresikan bahan pembuat cangkang

Hingga saat ini telah diketahui ada sekitar 150.000 spesies


Tahukah Kamu?
Mollusca. Sebagian besar merupakan hewan laut, beberapa di
antaranya hidup di air tawar dan di darat. Terdapat perbedaan
pendapat mengenai kelas-kelas moluska, salah satunya adalah
pengklasifikasian enam kelas moluska (gastropoda, bivalvia,
polyplacophora, cephalopoda, scaphopoda, aplacophora) dan
dua kelas yang telah punah (rostroconchia dan helcionellioda). Berikut
adalah enam kelas yang masih dapat ditemukan:

Kraken adalah legenda 1) Gastropoda contohnya siput (Achatina fulica) dan siput telanjang.
monster laut yang
diperkirakan muncul 2) Bivalvia mencakup semua jenis kerang-kerangan.
saat para pelaut melihat
cumi-cumi raksasa 3) Polyplacophora contohnya Chiton sp.
(Architeuthis dux) yang
dapat tumbuh hingga 13 4) Cephalopoda contohnya gurita (Octopus cyanea), cumi-cumi , dan
meter. Lukisan di atas
adalah ilustrasi novel
sotong.
“20.000 Leagues Under 5) Scaphophoda contohnya Dentalium vulgare.
the Sea” dari Jules
Verne. 6) Aplacophora contohnya Epimenia babai.
g. Filum Arthropoda

Secara umum tubuh Arthropoda bersegmen dengan eksoskeleton


yang keras dari senyawa protein dan kitin. Memiliki tungkai yang
bersendi. Tubuh ditutupi oleh kutikula. Organ sensoris berkembang
dengan baik, meliputi mata, reseptor pembau, dan antena untuk
peraba.

Arthropoda memiliki sistem sirkulasi terbuka, cairan tubuh yang


disebut hemolimfa didorong oleh suatu jantung, masuk ke ruang sinus
yang mengelilingi jaringan dan organ. Terdapat organ khusus untuk
pertukaran gas, seperti spesies akuatik yang bernafas dengan sejenis
insang tipis dan berbulu. Pada Arthropoda terrestrial menggunakan
trakea untuk pertukaran gas.

Arthropoda diklasifikasikan ke dalam lima kelas, yaitu Arachnida


(kelompok laba-laba, kutu, kalajengking, dan tungau), Diplopoda
(kelompok kaki seribu), Chilopoda (kelompok kelabang), Insecta
(kelompok serangga), dan Crustacea (kelompok kepiting dan udang-
udangan).

Gambar 8.6 Sumber: Internet


Larva Black Soldier Fly atau lalat tentara hitam (Hermetia illucens)
merupakan komoditi ekspor sebagai pakan ternak alternatif.
(Kementerian Pertanian)
Walaupun hewan-hewan dari filum Arthropoda banyak yang
dikenal sebagai hama, parasit, hingga vektor penyakit yang merugikan
manusia, banyak pula di antaranya yang dapat dimanfaatkan sebagai
bahan makanan, seperti dari kelas Crustacea, karena kandungan
nutrisinya yang cukup baik. Bahkan saat ini, sudah banyak dilakukan
penelitian untuk mendapatkan bahan pakan ternak alternatif dari
kelompok Arthropoda seperti lalat tentara hitam (Hermetia illucens)
atau lebih sering disebut BSF (black soldier fly).

h. Filum Echinodermata

Sebagian besar Echinodermata merupakan hewan yang bergerak


lamban dengan simetri tubuh radial. Bagian internal hewan ini
menjalar dari pusat menuju lengan-lengan yang berjumlah lima. Kulit
tipis menutupi eksoskeleton keras yang terbuat dari zat kapur.
Sebagian besar Echinodermata merupakan hewan berbulu kasar
karena adanya tonjolan kerangka dari duri yang memiliki berbagai
fungsi. Yang khas pada filum ini adalah struktur pembuluh air ( water
vascular system), yaitu suatu jaringan hidrolik yang bercabang
menjadi penjuluran, disebut kaki tabung yang berfungsi untuk
lokomosi (pergerakan), makan dan pertukaran gas.

Reproduksi seksual Echinodermata melibatkan individu jantan


dan betina yang membebaskan gametnya ke dalam air laut. Hewan
dewasa dengan simetri tubuh radial, berkembang dari larva yang
simetris bilateral. Lebih dari 7.000 spesies Echinodermata hidup di
laut. Dalam ekosistem laut, hewan-hewan anggota filum ini
berkedudukan sebagai konsumen dalam berbagai tingkatan, yang
berperan menjaga keseimbangan rantai makanan. Dibagi dalam 6
kelas, yaitu: Asteroidea (bintang laut), Ophiuroidea (bintang
mengular), Echinoidea (bulu babi), Holothuroidea (timun laut atau
teripang) dan Concentrychyloidea (aster laut).

(a) (b)

Gambar 8.7 Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan; Trans Media


(a) Bentuk teripang lasuata (Holothuria atra); (b) penyelam menangkap
teripang lasuata di perairan Bulukumba, Sulawesi Selatan. (Trans Media)

i. Filum Chordata

Filum Chordata merupakan kelompok hewan-hewan yang memiliki


lima ciri khusus yang dapat ditemukan di fase embrio yang
membedakan mereka dengan filum lainnya, yaitu keberadaan
notokord, tali saraf dorsal berlubang, endostyle atau thyroid, celah
faring, dan struktur ekor yang melewati bagian anus. Ciri tersebut
dipertahankan oleh beberapa organisme hingga dewasa, namun ada
pula yang mengalami reduksi ketika berkembang menjadi dewasa.
Notokord adalah struktur seperti pipa/batang fleksibel yang ditemukan
di embrio hasil perkembangan embrio. Chordata terdiri atas tiga
subfilum: Tunikata (Urochordata), Cephalochordata, dan
Vertebrata. Subfilum Vertebrata sendiri terbagi lagi atas dua
superkelas, yaitu Agnatha meliputi kelas Myxini dan
Cephalaspidomorphi, serta Gnathostomata yang beranggotakan
kelas Chondrichtyes dan Osteichtyes (keduanya dahulu
dikelompokkan sebagai Pisces), Amphibia, Reptilia, Aves, serta
Mammalia. Agnatha merupakan kelompok vertebrata yang tidak
berahang dengan kerangka bertulang rawan, notokord yang tidak
berubah menjadi vertebra, anggota tubuhnya tidak berpasangan,
serta hidup di air laut atau air tawar. Sementara Gnathostomata
adalah kelompok yang memilik rahang berengsel/bersendi,
notokordnya berubah menjadi vertebra saat dewasa, dan anggota
tubuhnya berpasangan.

Dari berbagai pengelompokan tadi, anggota superkelas


Gnathostomata adalah yang paling umum dibahas. Berikut adalah
penjelasan detail mengenai berbagai kelas Vertebrata dari superkelas
Gnathostomata:

1) Kelas Chondrichtyes
Ikan bertulang rawan, berespirasi dengan insang, melakukan
pembuahan internal (pembuahan terjadi dalam tubuh induk), bertelur
atau melahirkan anak, memiliki indera yang berkembang dengan baik.
Contoh kelas Chondrichtyes yang dapat ditemukan di perairan
Indonesia adalah ikan hiu paus (Rhincodon typus) dan ikan pari manta
(Manta birostris).

(a) (b)

Gambar 8.8 Sumber: Monaco Nature Encyclopedia


Ikan hiu paus adalah jenis ikan bertulang rawan yang terancam punah dan menjadi ikon
wisata di beberapa tempat di Indonesia. Di Gorontalo, kita dapat berenang bersama ikan
hiu paus karena merupakan salah satu jenis hiu yang jinak. (Kumparan)
2) Kelas Osteichtyes
Ikan bertulang keras, memiliki kerangka dan rahang yang
bertulang, sebagian besar berkembang biak dengan fertilisasi
eksternal, bernafas dengan insang, hidup di laut dan air tawar. Banyak
sekali contoh ikan dari kelas Osteichtyes yang dapat kita lihat sehari-
hari seperti ikan bandeng (Chanos chanos) yang menjadi bahan utama
makanan pallumara khas Sulawesi Selatan.
3) Kelas Amphibia
Amfibia memiliki anggota tubuh yang menyesuaikan dengan
kehidupan di darat. Kelompok hewan ini bermetamorfosis dari larva
akuatik (berudu atau kecebong) menjadi hewan dewasa terrestrial.
Bereproduksi dengan bertelur atau melahirkan anak, serta bernafas
dengan paru-paru dan/atau kulit. Contoh hewan dari kelas Amphibia
adalah Limnonectes grunniens, jenis katak raksasa yang dapat
ditemukan di Enrekang, Sulawesi Selatan.

Gambar 8.9 Sumber: Mongabay


Katak raksasa yang ditangkap oleh salah seoran penduduk
Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. (Mongabay)
4) Kelas Reptilia
Reptilia seringkali disebut sebagai hewan melata. Ciri khas reptilia
adalah kulitnya yang bersisik, merupakan organisme tetrapoda
(bertungkai empat, kecuali pada ular), sistem pernapasan dengan
paru-paru, bereproduksi dengan bertelur atau melahirkan anak,
bersifat poikiloterm sehingga suhu tubuhnya mengikuti suhu
lingkungannya, dan memiliki empat ruang jantung.

Gambar 8.10 Sumber: Pinterest


Baning Sulawesi (Indotestudo forstenii) adalah kura-kura darat yang tersebar
dari Palu hingga Gorontalo. Baning Sulawesi termasuk salah satu reptil yang
keberadaannya terancam. (Neliti)
Tahukah Kamu?
5) Kelas Aves
Aves mencakup semua jenis burung. Organisme penyusun kelas
Aves merupakan tetrapoda berbulu dengan tungkai depan
termodifikasi menjadi sayap. Sistem pernapasan dengan paru-paru,
dan sudah termasuk hewan endotermik. Pembuahan hewan di kelas
ini berlangsung secara internal dan menghasilkan telur yang
Walaupun Soppeng bercangkang. Contoh hewan dari kelas Aves adalah ayam kampung
dikenal sebagai kota
kalong, lambang (Gallus domesticus), itik manila atau entok (Cairina moschata), dan
Kabupaten Soppeng
menggunakan hewan merpati (Columba domestica).
kakatua yang diceritakan
sebagai asal muasal Hewan-hewan dari kelas Aves banyak dimanfaatkan sebagai
terbentuknya wilayah
Soppeng. (Mediata)
bahan makanan utama, hewan peliharaan, bahkan beberapa di
antaranya dimanfaatkan sebagai pembasmi hama alami seperti elang
(Nisaetus lanceolatus).
6) Kelas Mammalia
Mamalia merupakan tetrapoda yang kulitnya ditutup oleh rambut.
Sebagian besar mamalia menyusui anaknya karena adanya kelenjar
mammae atau kelenjar susu. Semua mamalia bernafas dengan paru-
paru dan merupakan hewan endotermik. Kecuali kelompok
Monotremata yang bertelur, semua mamalia melahirkan anak.
Mamalia bervariasi dari organisme yang hidup di lingkungan laut
seperti paus (Balaenoptera musculus atau paus biru), menjadi bahan
makanan seperti sapi (Bos taurus) dan kuda (Equus caballus), menjadi
peliharaan seperti kucing (Felis catus domesticus) dan anjing (Canis
lupus familiaris), hingga kita semua, manusia (Homo sapiens).

Gambar 8.1 Sumber: Kemdikbud


Kuda banyak digunakan dalam kegiatan sehari-hari masyarakat Sulawesi,
contohnya pada tradisi Sayyang Pattuduq atau kuda menari di Mandar,
Sulawesi Barat. (Kemdikbud)
AKTIVITAS MANDIRI Tugas Pengamatan

Kambing marica adalah salah satu rumpun kambing asli lokal asal Sulawesi
Selatan dan telah diakui oleh pemerintah. Sayangnya, keberadaan kambing
marica di alam sudah digolongkans sebagai hewan langka (endangered) dan
butuh untuk dilestarikan. Silakan baca prosiding dosen-dosen UNM dan buatlah
ringkasan mengenai karakteristik morfologis kambing marica dengan
menggunakan berbagai sumber yang kalian bisa temukan.

Anda mungkin juga menyukai