Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH METODE PENELITIAN

"Metode/teknik dan instrumen pengumpulan data penelitian'

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Brigita J. Kaligis (19507032)


2. Reine Jacob (19507053)
3. Geral Lembong (195070

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


KATA PENGANTAR
Pertama-tama patutlah penulis mengucap syukur kepada Tuhan yang Maha Esa,
karena atas penyertaan dan lindungan-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dan maksud penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
yang telah diberikan oleh Ibu dosen selaku dosen mata kuliah Cryptogamae. Selain
itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan


dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan saran, kritik,
tanggapan maupun sanggahan dari pembaca agar dapat menyempurnakan makalah
ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................I

DAFTAR ISI.........................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang......................................................................................1

2. Rumusan Masalah.................................................................................1

3. Tujuan Penulisan...................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Oomycetes......................................................................2

2.2 Klasifikasi Zygomycota.......................................................................4

2.3 Divisi Deuteromycota....................................................................7

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Jamur/fungi merupakan organisme eukariotik yang memiliki dinding sel dan pada
umumnya tidak motil. Karakteristik ini menyerupai tumbuhan namun fungi tidak
memiliki klorofil. Dengan demikian fungi tidak dapat melaakukan fotosintesis
menghasilkan bahan organik dari karbondioksida dan air. Sehingga fungi disebut
sebagai organisme heterotof dan sifat heteretof menyerupai sel hewan. Karena
beberapa sifat yang menyerupai tumbuhan menyebabkan secara tradisionil fungi
dikelompokan ke dalam kingdom plantae. Namun karena keunikannya, klasifikasi
modern mengelompokan fungi ke dalam kingdom tersendiri yang terpisah dari
kingdom plantae dan kingdom animalia. Fungi merupakan kingdom yang cukup
besar terdiri dari kurang lebih 50.000 species, dan bisa mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda baik secara struktur, fisiologi, maupun reproduksinya. Fungi
dapat ditemukan dalam bentuk kapang pada permukaan sayuran busuk, ssebagai
ragi pada roti, mauun sebagai cendawan (jamur berukuran besar yang tumbuh
ditanah atau pada kayu-kayu lapuk). Jadi fungi mempunyai berbagai penampilan
tergantung dari spesiesnya. Ilmu yang mempelajari morfologi fungi dan sifat
fisiologi fungi disebut mikologi. Mikologi berasal dari kata “mykos” yang berarti
cendawan (fungi yang berbentuk payung) dalam bahasa Yunani.

Seperti telah disebutkan, fungi merupakan organisme heterotof sehingga


memerlukan bahan organik dari luar untuk kebutuhan nutrisinya. Sebagai
organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik yang
telah mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan yang
kompleks menjadi bahan organik yang lebih sederhana.
Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan
kesuburan tanah. Disamping itu hasil penguraian dari fungi saprofit ini dapat
menghancurkan atau menguraikan sampah, kotoran hewan, dan bahan organik
lainnya, sehingga tidak terjadi penumpukan dari bahan organik mati tersebut.
B. Rumusan Masalah

1. Apa itu klasifikasi Oomycetes?


2. Apa itu klasifikasi Zygomycota?
3. Apa itu Divisi Deuteromycota?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang klasifikasi Oomycetes


2. Mengetahui tentang klasifikasi Zygomycota
3 Mengetahui tentang Divisi Deuteromycota
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Oomycetes

Jamur air atau Oomycota adalah kelompok protista uniseluler yang berfilamen.
Jamur air secara fisik mirip dengan fungi. Mereka mikroskopik. Nama “jamur air”
yang diberikan berdasarkan fakta bahwa mereka tumbuh dengan baik dalam kondisi
kelembaban yang tinggi dan berair.
Oomycetes yang dikenal juga dengan jamur air merupakan kelompok protista bersel
tunggal yang berfilamen. Dari segi fisik menyerupai dengan fungi ( jejamuran ),
organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi bahkan sampai sekarang
kajian biologinya masih dimasukkan kedalam mikologi ( imu tentang biologi fungi ).
Oomycetes dalam bahasa inggris disebut juga sebagai water moulds ( jamur air )
karena kebiasaannya yang dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban
yang terbilang tinggi dan berair.

Oomycetes yang meliputi jenis-jenis jamur lendir uniseluler yang membentuk


benang-benang miselium yang bercabang-cabang. Beberapa jenis ada yang bersifat
saprofit sebagai decomposer dan ada yang bersifat parasit pada tanaman dan
hewan air. Untuk reproduksi aseksual pada Oomycetes yang hidup di air dengan
zoospore berflagel dua. Sedangkan yang hidup didarat dengan sporangium dan
konidium. Reoproduksi seksual dengan oogami. Selnya membentuk struktur yang
mengandung sel telur dan struktur yang membentuk sel sperma.
Dari kedua struktur ini kemudian bersatu sehingga terjadi pembuahan yang
menghasilkan zigot diploid yang kemudian tumbuh membentuk spora berdinding
tebal, yang disebut zoospore dengan dua flagella, satu flagella tidak berbulu
menjurus ke belakang dan satu flagella berbulu yang menjurus ke bagian depan.
Zoospore ini bila berkecambah akan membentuk indivindu yang baru. Oomycetes
sangat penting ekonomi dan ilmu pengetahuan karena banyak menyebabkan
penyakit pada hewan dan tanaman budidaya.
a. Contoh ialah sebagai berikut

a. Lagenidium rabenhorsit yang memiliki hifa bercabang yang hidup parasit


dalam sel-sel ganggang.
b. Saprolegnia parasitica parasit pada ikan dan telur-telur ikan
c. Phytium debaryanum menyebabkan busuk pada kecambah
d. Phytophthora infestans merupakan parasit yang menyerang tanaman
kentang, tomat dan sebagainya.
e. Pythophtora faberi menimbulkan penyakit pada tanaman karet pada luka
bekas sadapan.
f. Plasmopara viticola merupakan parasit pada tanaman anggur.
g. Pseudoperonospora cubensis, parasit pada tanaman mentimun.
h. Albugo candida, parasit pada tanaman kol, kubis dan kelompok Cruciferae
yang lain.

b. Fungsi Peranan Oomycota

Oomycota memiliki peranan yang pada umunya merugikan. Kenamyakan


Oomycota hidup sebagai pengurai dan parasit pada hewan, tumbuhan dan bahkan
pada Oomycota yang lain. Berikut beberapa peranan Oomycota, yaitu:

a. Achlya sp yang hidup parasit pada ikan.


b. Saprolegnia sp.parasit pada ikan.
c. Plasmopora viticola hidup parasit pada tanaman anggur.
d. Sclerospora maydis penyebab penyakit bulai pada jagung.
e. Phytophthora infestans menyebabkan penyakit lateblight pada kentang.
f. Phytophhtora faberiyang hidup parasit pada tanaman karet.
g. Phytophthora nicotianae yang hidup parasit pada tanaman tembakau.
h. Phytophthora palmifora yang hidup parasit pada tanaman kelapa.
i. Phytophthora sp juga dapat menyebabkan penyakit pada buah cokelat,
tanaman lada, kina, kelapa, cengkeh, tembakau, dan jarak.
j. Phytium sp dapat menimbulkan penyakit rebah semai dan pembusukan pada
kecambah tembakau.

Saprolegnia, Aphanomyces dan Achlya merupakan Oomycota yang sering


menginfeksi ikan gurame (Osphronemus gouramy). Jamur air tersebut tersebar di
perairan tawar dan menginfeksi ikan liar maupun ikan budidaya, terutama induk dan
telur ikan. Secara eksternal, serangan jamur ini dapat dilihat dengan adanya
gumpalan putih pada tubuh ikan. Sedangkan secara internal, serangan suatu
penyakit dapat dilihat melalui gambaran darah ikan yang terinfeksi (skripsi FPIK IPB,
2006).
Penyakit lateblight pada kentang (Solanum tuberosum) yang disebabkan oleh
Phytophtora infestans menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi para petani
kentang. Gejala pertama yang timbul dari serangan jamur tersebut berupa bercak
kecil kecoklatan yang muncul di daun. Dalam kondisi basah, bercak tersebut akan
cepat menyebar sehingga seluruh bagian tanaman menjadi coklat dan busuk.
Akibatnya, fotosintesis terhenti sehingga tidak ada makanan untuk disimpan di umbi
akar. Miselium berkembang menghasilkan sporangia aseksual, yang mudah
menyebar melalui udara dan menginfeksi tanaman sehat sehingga untuk mencegah
penyebaran penyakit ini, semua tanaman yang terinfeksi harus dibakar, dan hanya
menanam umbi yang bebas penyakit. Daun tanaman dihancurkan sebelum umbi
dipanen untuk menekan resiko penyebaran spora ke tanaman lain. Tanaman juga
perlu disemprot fungisida secara teratur karena fungisida akan melapisi daun
sehingga enzim jamur tidak berfungsi. Fungisida juga dapat mencegah pertumbuhan
miselium.
Phythium sp yang menyebabkan penyakit rebah (damping off) pada biji yang
berkecambah. Penyakit rebah tersebut merupakan pembusukan pada leher akar
tumbuhan yang sedang berkecambah sehingga leher akar mengecil sehingga akar
tidak mampu menopang batang tumbuhan tersebut. Jamur ini menyebar dengan
cepat di rumah kaca yang kondisinya lembap.Penyakit ini dapat dikendalikan dengan
mensterilkan tanah di rumah kaca dengan pengasapan dan menghindari jarak
tanaman yang terlalu rapat. Beberapa jenis Phythium bahkan menjadi parasit pada
Oomycota lain dan jamur.

c. Ciri-ciri Umum Oomycota

Oomycota dikenal juga dengan jamur air, adalah kelompok protista bersel tunggal
yang berfilamen. Anggota-anggotanya secara fisik mirip dengan fungi (jamur),
sehingga organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi, bahkan hingga
sekarang kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi (ilmu tentang
biologi fungi). Dalam bahasa Inggris, Oomycota disebut juga sebagai water moulds
(“jamur air”) karena kebiasaannya yang tumbuh dengan baik dalam kondisi
kelembaban yang tinggi dan berair.
Ada juga disebutkan Oomycota berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara
reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycota bersifat uniseluler
dan tidak memiliki kloroplas. Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa,
yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang
disebut kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel
biflagellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak
memiliki flagella.
Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa tumbuhan
di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan berkoloni.
Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan yang terluka
sebagai parasit. Contoh anggota Oomycota adalah Saprolegnia, Phytium, dan
Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen (dapat
menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada kentang dan
tomat.

Ciri-ciri dari Oomycota adalah sebagai berikut :


1. Benang-benang hifa tidak bersekat melintang (senositik) sehingga di
dalamnya di jumpai inti dalam jumlah banyak.
2. Dinding selnya terdiri dari selulosa.
2. Melakukan reproduksi aseksual dengan membentuk zoospore yang memiliki
2 flagela untuk berenang di dalam air.
4. Melakukan reproduksi secara seksual dengan membentuk gamet (sel
kelamin) setelah fertilisasi akan terbentuk zigot yang tumbuh menjadi oospora.
Nama divisi Oomycota diambil dari cirri jamur ini yang dapat menghasilkan
oospora. Oospora adalah spora yang dibentuk oleh zigot yang berdinding tebal,
dan setelah itu terjadi fase istirahat. Dinding tebal itu digunakan sebagai
perlindungan. Jika kondisi memungkinkan, spora akan tumbuh menjadi hifa
baru.

d. Struktur sel Filum Oomycota

1. Dinding Sel

Oomycota berbeda dari fungi karena dinding selnya terbuat dari selulosa,
bukan kitin, seperti yang dimiliki oleh fungi. Hal inilah yang menyebabakan
Oomycota berada dalam Kingdom Protista(Tjitrosoepomo,1989).

2. Alat Gerak
Ciri khas dari jamur ini adalah menghasilkan sel berflagela hasil reproduksi
aseksual yang berguna untuk berenang di dalam air, sedangkan pada jamur
yang lain tidak pernah menghasilkan flagela. Spora yang memiliki flagel ini
disebut zoospora, yang dikeluarkan dari sporangium berbentuk gada. Setelah
berhenti tidak bergerak, zoospora lalu membulat, bulu cambuk ditarik ke
dalam, melekat pada suatu alas, dan membuat suatu membran. Selanjutnya
spora ini tumbuh menjadi individu baru tergantung pada keadaan
lingkungannya(Tjitrosoepomo,1989).

3. Nutrisi

Filum Oomycota ada yang berperan sebagai saprofit dan ada yang berperan
sebagai parasit. Peran Oomycota adalah sebagai dekomposer dalam suatu
ekosistem. Dengan peran tersebut, anggota dari filum ini mendapat nutrisi dari
zat yang diserap nutrisinya, misalnya Phytophtora yang menyerang pada
tanaman kacang, kentang, lada, kina, kelapa, cengkih, tembakau, jarak, dan
buah coklat akan mendapat karbohidrat, selulosa, protein dan lain-lain.
Inti Sel
Oomycota mempunyai banyak inti yang terdapat dalam benang-benang hifa
yang tidak bersekat(Pratiwi dkk, 1996).

e. Habitat Oomycota

Jamur ini hidup di tempat yang lembap atau di air. Jamur ini umumnya hidup
saprofit, namun dapat pula parasit.Jamur ini dapat tumbuh dengan baik dalam
kondisi kelembaban yang tinggi dan berair(Kusumawati,2010).
Filum Oomycota hidup di tempat lembap atau berair. Struktur talus berupa
miselium yang tersusun atas hifa bercabang-cabang dan tidak bersekat-sekat. Hifa
ini mengandug banyak inti. Dinding sel tersusun atas selulosa. Inti sel banyak
terdapat dalam benang-benang hifa yang tidak bersekat. Reproduksi generaitf
dengan kontak gametangium yang kemudian dihasilkan oospora berinti haploid,
sedangkan reproduksi vegetatif dengan spora kembara(zoospora) berflagela ganda
yang dihasilkan oleh sporangium, zoospora ini berinti diploid. Anggota dari filum
Oomycota ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula yang hidup sebagai parasit
pada organisme yang masih hidup ataupun pada organisme yang telah mati.

f. Reproduksi Daur Hidup Oomycota

Dalam fase vegetatif dari pergiliran keturunannya, sel-selnya memiliki inti diploid,
padahal fungi memiliki inti haploid. Berdasarkan kajian biologi molekuler, organisme
ini ternyata berhubungan lebih dekat dengan alga coklat dan diatom daripada
dengan fungi, sehingga digolongkan dalam filum heterokontophyta. Nama ini
berasal dari tahap sel motil (bergerak) yang berciri memiliki dua flagella tidak sama
panjang. Beberapa anggota Oomycota memproduksi spora aseksual yang disebut
zoospora. Mereka juga memproduksi spora seksual yang disebut oospopra.
Reproduksi secara aseksual lebih berperan untuk kolonisasi species, sedangkan
reproduksi secara sekual untuk variasi adaptif dengan lingkungan.

1. Reproduksi Aseksual

Bermula dengan adanya zoosporangium (2n) yang berada pada ujung hifa yang
terbentuk dari benang atau hifa yang membengkak. Di dalam sporangium
tersebut, dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora (2n). Ketika
zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah
dan tumbuh menjadi mycelium baru. Namun jika lingkungan yang tidak
memungkinkan, maka Zoospora ini kemudian membentuk sista (2n) untuk
bertahan hidup.

2. Reproduksi Seksual

Reproduksi ini terjadi dengan cara oogami. Di dalam oogonium dibentuk sel
telur, sedangkan di dalam anteridium tidak terbentuk sel sperma, tetapi
terdapat banyak inti. Jika anteridium bersentuhan/menempel dengan
oogonium akan menghasilkan saluran fertilisasi yang akan menembus
oogonium dan menyediakan jalan bagi perpindahan inti. Pembuahan oosfer
(sel telur) menghasilkan zigot. Zigot mempunyai dinding tebal dan tahan
terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti udara dingin dan
kekeringan.
Zigot akan berkembang menjadi oospora. Setelah mengalami fase istirahat,
intinya mengalami reduksi dan selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Dimana individu baru ini mula-mula berinti empat, tetapi selanjutnya berinti
banyak. Selanjutnya zigot mengalami germinasi/ perkecambahan untuk
terjadinya pembebasan zigot yang dapat mengalami pembelahan meiosis
untuk menghasilkan individu-individu lainnya.

g. Contoh anggota dari Oomycota

1. Saprolegnia sp

Jamur ini umumnya hidup saprofit di bangkai ikan dan serangga baik di darat
maupun di air. Miseliumnya berkembang di dalam substrat, sedangkan yang terlihat
di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika diamati dengan mikroskop,
di bagian ujung miseliumnya akan tampak sporangium yang menghasilkan zoospora.
Saprolegnia sp yang hidup saprofit mudah dikembangbiakkan dengan meletakkan
serangga mati atau biji kacang tanah pada cawan berisi air kolam. Hifa yang baru
tumbuh akan menembus tubuh serangga atau biji kacang tanah untuk mendapatkan
makanan. Sebagian hifa lainnya akan tumbuh keluar membentuk sporangium
penghasil zoospora, sedangkan oogonium dan anteridiumnya berperan pada
perkembangbiakan seksual. Contoh jamur dari Oomycotina lainnya adalah Achlya sp
yang hidup saprofit, Saprolegnia sp parasit pada ikan.

2. Phytophthora sp
Biasanya hidup parasit pada tumbuhan budidaya, contohnya pada kentang.
Miselium vegetatifnya berkembang dalam jaringan tubuh inang. Ujung-ujung
hifanya dapat menjulur ke luar tubuh inangnya melalui stomata. Pada ujung hifa
dapat terbentuk konidium yang mampu menghasilkan spora. Jika sporangium jatuh
pada daun yang berair, zoospora akan keluar berkecambah atau tunas.selanjutnya
tumbuh menjadi hifa dan membentuk miselium. Jika sebagian hifanya mencapai
stoma/ lentisel maka akan tumbuh keluar membentuk kondium baru. Phytophthora
dapat berkembang biak secara generatif dengan cara konjugasi zoospora yang
dilakukan dalam laboratorium. Phytophtora sp tidak hanya menyebabkan penyakit
pada tanaman kentang, melainkan dapat pula menyebabkan penyakit pada buah
cokelat, tanaman lada, kina, kelapa, cengkeh, tembakau, dan jarak.

B. Pengertian Zygomycota

Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual,terutama pada


pembentukan zigospora. Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk
spora istirahat yang berdinding tebal yang disebut zygospora. Zygospora merupakan
hasil peleburan menyeluruh antara dua gametangium yang sama atau berbeda.

Zygomycota adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang
bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat. Jamur ini bersifat senositik yaitu hifa
yang mngandung banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang , jadi hifa
berbentuk satu tabung halus yang mengandung protoplast dengan banyak inti. Serta
dapat membentuk struktur dorman bersfat sementara yang disebut zigospora.

Zygomycota memiliki anggota sekitar 600 spesies. Contoh Zygomycota yang terkenal
adalahRhizopus oryzae. Amur dalam kelas ini disebut jamur paling tinggi
dibandingkan dengan kelas Ascomycota dan Basidiomycota. Jamur ini biasa
dipergunakan untuk membuat tempe dan merupakan jamur hitam yang biasa
tumbuh pada roti. Contoh spesies lain dari divisi ini, antara lain Mucor sp.
DanPilobolus sp. Siklus hidup dari jamur Rhizopus stolonifer yang tumbuh pada roti,
memperlihatkan siklus seksual dan aseksual Zygomycota. Hifa haploid dari
Zygomycota tampak serupa, tetapi sebenarnya memiliki cara perkawinan yang
berbeda.

a. Ciri-Ciri Zygomycota

Ciri khas jamur ialah reproduksi seksualnya yang membentuk spora khusus yaitu
Zigospora sehingga dimasukkan dalam kelas Zygomycota. Untuk cara reproduksi
dengan seksual yaitu secara konjugasi, dimulai dari ujung-ujung hifa yang berlainan
jenis terdiri atas hifa jantan ( hifa + ) dan hifa betina ( hifa – ) kedua hifa tersebut
bersifat haploid ( n ).

Bila kedua hifa tersebut mengalami pembengkekan dan pemanjangan pada


ujungnya, maka akan bertemu dan bersatu dan selanjutnya akan melebur dan akan
menghasilkan zygot berdinding tebal yang disebut dengan zygospora ( bersifat
diploid 2n ). Karena berdinding tebal, maka dia tahan terhadap kondisi lingkungan
yang buruk.

Untuk fase istirahat ( dormasi ) selama 1-3 bulan. Bila keadaan lingkungan telah
membaik, maka zygospora akan berkecambah serta tumbuh menjadi hifa-hifa baru
dan akan membentuk sporangiosfor yang pada ujungnya terdapat sporangium yang
berisi spora dan selanjutnya akan terjadi proses reproduksi aseksual demikian
seterusnya.

Rhizopus stolonifer dapat membantu terbentuknya tempe yaitu dapat membantu


menguraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asa amino dengan
bantuan enzim yang dikeluarkan. Karena dia mampu menguraikan sehingga memiliki
kesamaan fungsi dengan bakteri. Jamur kelas dapat hidup secara saprofit baik
ditanah, sisa-sisa organism, kayu lapuk misalnya Mucor yang hidup pada roti yang
sudah basi. Tetapi ada juga yang lebih menguntungkan, misalnya Rhizopus oryzae
yang digunakan untuk pembuatan sake ( minuman khas Jepang ).

Selain untuk membuat sake, golongan jamur ini ada pula yang digunakan untuk
mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti ( penyebar penyakit demam
berdarah ) yaitu dengan menggunakan jamur Entomophthera culicis. Jamur
Entomophthera culcis dapat hidup sebagai parasit didalam rongga tubuh nyamuk,
yang kemudian akan menggerogoti membrane tubuh nyamuk bagian dalam
sehingga lama kelamaan nyamuk tersebut akan mati.

a. Struktur Tubuh Zygomycota

Jamur ini dinamakan Zygomycota karena membentuk spora istrahat berdinding


tebal yang disebut zigospora. Zigospora merupakan hasil peleburan menyeluruh
antara dua gametangium yang sama atau berbeda.
Jamur yang tergolong divisi ini hidup di darat, di atas tanah, atau pada tumbuhan
dan hewan yang telah membusuk.
Stuktur tubuh Zygomycota memiliki miselium yang bercabang banyak dan tidak
bersekat-sekat dengan dinding sel mengandung kitin. Hifanya bersifat senositik.
Septa hanya ditemukan pada sel-sel bereproduksi. Tubuh zygomycota. Bagian
tertentu dari zygomycota membentuk sporagium yang didukung sporangiofor.
Sporagium adalah struktur penghasil spora vegetatif. Alat reproduki seksual adalah
zigosporagium yang berdinding tebal dan berwarna kehitaman. Nama zygomycota
menujukan alat reproduksi seksual tersebut. Zigomycota tidak memiliki tubuh buah.

Ada beberapa tipe hifa pada Zygomycota yaitu :


1. Stolon, hifa yang membentuk jaringan pada permukaan substrat. Misalnya
jamur pada roti
2. Rizoid, Hifa yang menembus substrat dan berfungsi sebagai jangkar untuk
menyerap makanan
3. Sporangiofor, Hifa yang tegak dipermukaan substrat dan memiliki sporangium
globuler diujungnya.

b. Habitat Zygomycota

Zygomycota sebagian besar merupakan jamur terestrial yang hidup sebagai


saprofit di tanah, makanan atau pada sisa-sisa tumbuhan dan hewan. Jamur
zygomycota ada yang hidup sebagai parasit pada manusia dan tumbuhan sehingga
menyebabkan penyakit.
Jenis jamur zygomycota lainnya hidup bersimbiosis saling menguntungkan dengan
organisme lain. Misalnya dengan ganggang hijau- biru atau ganggang hijau
membentuk lumut kerak (lichen), dan dengan akar tumbuh tinggi sebagai mikoriza.

c. Karakteristik Jamur Zygomycota

Anggota filum ini seringkali disebut sebagai cendawan tingkat rendah, karena pada
umumnya dianggap “primitif” dalam skala evolusi. Ciri yang dimiliki jamur ini
adalah :

1. Habitat di darat.
2. Mempunyai hifa senositik, yaitu hifa yang mengandung banyak inti dan tidak
mempunyai sekat melintang, jadi hifa berbentuk satu tabung halus yang
mengandung protoplast dengan banyak inti. Jamur yang mempunyai hifa senositik
dianggap jamur tingat rendah.
3. Beberapa spesies ada yang mempunyai rhizoid dan juga stolon. Rhizoid adalah
hifa seperti akar yang pendek dan bercabang banyak, yang dapat menembus
substrat, juga hifa fertil yang membentuk sporangium di ujung-ujung sporangiofor.
Sedangkan stolon adalah filamen seperti akar yang menghubungkan kumpulan
sporangium.

4. Jumlah kromosom dalam thalus haploid.


5. Komponen utama dinding selnya adalah chitin atau chitosan.
6. Berkembangbiak secara aseksual menggunakan spora dalam spongarium, yaitu
sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di dalam kantung yang disebut
sporangium di ujung hifa khusus (sporangiosfor).Selain itu juga, reproduksi
aseksualnya menggunakan klamidospora, yaitu spora bersel satu yang berdinding
tebal, yang sangat resisten terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa
somatik. Dinding sel yang tebal dan protoplasnya berubah menjadi cadangan dan
seluruh sel berfungsi sebagai spora istirahat.
7. Reproduksi seksual → Isogametangium melakukan kopulasi/fusi yang
menghasilkan zigospora. Isogametangium adalah gametangium atau gamet jantan
dan betina mempunyai bentuk dan ukuran serupa. Zigospora adalah spora besar
berdinding tebal yang terbentuk apabila ujung-ujung dua hifa yang secara seksual
serasi (gametangium).

d. Reproduksi Hidup Zygomycota

1. Reproduksi aseksual
Bila dinding sporangium melarut, maka sporangiospora dibebaskan.
Sporangiospora berkecambah dan berkembang menjadi organisme dengan hifa
somatik.
Ujung sporangiosfor berkembang menjadi sporangium yang berisikan banyak sekali
sporangiospora.
2. Reproduksi seksual
Reproduksi seksual mensyaratkan adanya dua lawan jenis serasi (+ dan -). Apabila
kedua tipe ini bersentuhan satu dengan yang lain, terbentuklah progametangium.
Kemudian terjadi septum dekat ujung setiap progametangium, yang
memisahkannya menjadi dua sel, gametangium dan sel suspensor.
Dinding kedua gametangium yang bersentuhan itu melarut pada titik sentuh, kedua
protoplasma bercampur (plasmogami).
Lalu nukleus (+) dan (–) melebur (kariogami) untuk menghasilkan banyak nukleus
zigot. Struktur yang mengandungnya dinamakan senozigot.
Dinding yang mengelilingi senozigot menebal dan permukaannya menjadi hitam dan
berkutil-kutil, maka terbentuklah zigospora, yang tetap dorman 1 sampai 3 bulan.
Setelah berkecambah, terbentuklah organisme baru. Meiosis berlangsung selama
proses perkecambahan.

e. Peranan Zygomicetes Dalam Kehidupan Sehari-Hari

1. Dekomposer dalam tanah dan kotoran, sehingga bermain peranan yang


cukup besar dalam siklus karbon.
Berperan dalam beberapa simbiosis, seperti yang pada Harpellales yang
mendiami arthropoda (khususnya larva serangga air tawar akuatik) yang melekat
pada lapisan chitinous dari hindgut. Harpellids memperoleh gizi pada pakan yang
tidak dimanfaatkan oleh arthropoda. Karena mereka pada umumnya dianggap
tidak berbahaya dan tidak bermanfaat bagi hewan inang, asosiasi ini dianggap
commensalistik.
2. Bearing trichospores yang melekat pada kutikula hindgut dari Chili blackfly.
Pathogen serangga yang dapat menyebabkan penyakit wabah besar
Parasit pada jamur Basidimycota Sejumlah spesies digunakan dalam
fermentatios, seperti Rhizopus oligosporus yang dimanfaatkan dalam
pembuatan tempe, dan Actinomucor elegans di Cina untuk pembuatan keju atau
sufu (Hesseltine 1991).
3. Menyebabkan infeksi oportunistik dari diabetes, immuno-tertindas, infeksi
virus dan dikompromi immuno-pasien (de Hoog dkk. 2000).
Parasit pada amoeba.
Sebagai agen penyakit tanaman misalnya, Choanephora cucurbitarum yang
menyebabkan bunga cucurbita membusuk. Beberapa jenis memiliki dampak
negatif ekonomi pada manusia menyebabkan buah-buahan terutama strawberry
oleh Rhizopus stolonifer.
C. Divisi Deuteromycota

Siklus hidup: reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan


hifa khusus disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini merupakan suatu
perkembangan jamur yang tergolong Ascomycocetes ke Basidiomicetes tetapi tidak
diketahui hubungannya.
Jamur ini bersifat saprofit dibanyak jenis materi organic, sebagai parasit pada
tanaman tingkat tinggi , dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini
juga menyebabkan penyakit pada manusia , yaitu dermatokinosis (kurap dan panu)
dan menimbulkan pelapukan pada kayu. Contoh klasik jamur ini adalah monilia
sitophila , yaitu jamur oncom. Jamur ini umumnya digunakan untuk pembuatan
oncom dari bungkil kacang. Monilia juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan,
tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya
sangat banyak dan berwarna jingga (Mueller, 2004).
Fase pembiakan pada monilia sp., yaitu secara vegetative kemudian diteliti
ternyata juga terdapat fase generatif. Setelah diketahui fase generatifnya, kemudian
jamur ini dimasukkan golongan ascomycocetes dan diganti namanya menjadi
Neurospora sitophilla atau Neurospora crassa (Mueller, 2004).
Reproduksi generative Monilia sp., dengan menghasilkan askospora. Askus-askus
yang tumbuh pada tubuh buah dinamakan peritesium, tiap askus mengandung
delapan spora. Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya
antara lain : Chalado sporium, curvularia, gleosporium, dan diploria. Untuk
memberantas jamur ini digunakan fungisida, misalnya lokanol dithane M-45 dan
copper Sandoz.
a. Contoh jamur Divisi Deuteromycota

Aspergillus Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derjat keasaman
dan kandungan gula tinggi.

Epidermophyton dan Mycosporium : Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada
manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit, sedangkan
Mycosporium penyebab penyakit kurap.

Fusarium, Verticellium, dan Cercos : Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada
tumbuhan. Jamur ini jika tdaik dibasmi dengan fungisida dapat merugikan
tumbuhan yang diserangnya.

-Fungi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.Berupa benang tunggal/bercabang (hifa). Kumpulan hifa disebut sebagai miselium.


2.Mempunyai spora
3.Memproduksi spora
4.Tidak memiliki klorofil, sehingga tidak berfotosintesis
5.Berkembang biak secara seksual dan aseksual
Tubuh berfilamen dan dinding sel mengandung khitin, glukan, selulosa, dan mannan.

-Fungi merupakan organisme yang menyerupai tanaman namun memiliki


perbedaan, yaitu:

1.Tidak memiliki klorofil


2. Mempuyai dinding sel dengan komposisi berbeda
3. Berkembang biak dengan spora
4. Tidak miliki batang, cabang, akar, dan daun
5. Tidak mempunyai sistem vaskuler seperti pada tanaman
6. Bersifat multiseluler, tidak mempunyai pembagian fungsi masing-masing bagian.

-Struktur Tubuh Jamur

Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
membentuk tubuh buah. Hifa sendiri adalah struktur menyerupai benang yang
tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma
dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan
hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang
cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir
dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.

Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak
diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang yang bersifat prasit
biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap
makanan dari substrat, haustoria dapat menembus jaringan substrat.

- Manfaat Jamur

1. Sebagai Bahan Makanan


2. Sebagai Bahan Obat-obatan
3. Sebagai Dekomposer

-Reproduksi Jamur

Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara
seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler , tetapi
ada juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang
terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat,
fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora
secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh
jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell
2003).
Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua
nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:
1) Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2) Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada
yang dinamakan basidium.
3) Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada
beberapa cendawan melebur.
4) Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium mengasilkan oospora.

BAB III
A. KESIMPULAN

Jamur air atau Oomycota adalah kelompok protista uniseluler yang


berfilamen. Jamur air secara fisik mirip dengan fungi. Mereka
mikroskopik. Nama “jamur air” yang diberikan berdasarkan fakta bahwa
mereka tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang tinggi dan
berair.
Oomycetes yang dikenal juga dengan jamur air merupakan kelompok
protista bersel tunggal yang berfilamen. Dari segi fisik menyerupai dengan
fungi ( jejamuran ), organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota
fungi bahkan sampai sekarang kajian biologinya masih dimasukkan
kedalam mikologi ( imu tentang biologi fungi ). Oomycetes dalam bahasa
inggris disebut juga sebagai water moulds ( jamur air ) karena
kebiasaannya yang dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban
yang terbilang tinggi dan berair.

Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual,terutama


pada pembentukan zigospora. Jamur ini dinamakan Zygomycota karena
membentuk spora istirahat yang berdinding tebal yang disebut zygospora.
Zygospora merupakan hasil peleburan menyeluruh antara dua
gametangium yang sama atau berbeda.

Zygomycota adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa


yang bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat. Jamur ini bersifat
senositik yaitu hifa yang mngandung banyak inti dan tidak mempunyai
sekat melintang , jadi hifa berbentuk satu tabung halus yang mengandung
protoplast dengan banyak inti. Serta dapat membentuk struktur dorman
bersfat sementara yang disebut zigospora.

Siklus hidup: reproduksi aseksual dengan menghasilkan konidia atau


menghasilkan hifa khusus disebut konidiofor. Kemungkinan jamur ini
merupakan suatu perkembangan jamur yang tergolong Ascomycocetes ke
Basidiomicetes tetapi tidak diketahui hubungannya.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Oomycetes

https://m.merdeka.com/pendidikan/jamur-air-oomycota-
ternyata-nggak-termasuk-kingdom-fungi.html

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Zygomycota

https://www.sciencedirect.com/topics/food-science/
zygomycetes

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Deuteromycota

https://www.kompas.com/sains/read/
2022/02/01/215623023/perkembangbiakan-fungi-
deuteromycota

Anda mungkin juga menyukai