Adapun tujuan dan maksud penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas
yang telah diberikan oleh Ibu dosen selaku dosen mata kuliah Cryptogamae. Selain
itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
juga penulis.
DAFTAR ISI.........................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang......................................................................................1
2. Rumusan Masalah.................................................................................1
3. Tujuan Penulisan...................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
A. Pengertian Oomycetes
Jamur air atau Oomycota adalah kelompok protista uniseluler yang berfilamen.
Jamur air secara fisik mirip dengan fungi. Mereka mikroskopik. Nama “jamur air”
yang diberikan berdasarkan fakta bahwa mereka tumbuh dengan baik dalam kondisi
kelembaban yang tinggi dan berair.
Oomycetes yang dikenal juga dengan jamur air merupakan kelompok protista bersel
tunggal yang berfilamen. Dari segi fisik menyerupai dengan fungi ( jejamuran ),
organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi bahkan sampai sekarang
kajian biologinya masih dimasukkan kedalam mikologi ( imu tentang biologi fungi ).
Oomycetes dalam bahasa inggris disebut juga sebagai water moulds ( jamur air )
karena kebiasaannya yang dapat tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban
yang terbilang tinggi dan berair.
Oomycota dikenal juga dengan jamur air, adalah kelompok protista bersel tunggal
yang berfilamen. Anggota-anggotanya secara fisik mirip dengan fungi (jamur),
sehingga organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi, bahkan hingga
sekarang kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi (ilmu tentang
biologi fungi). Dalam bahasa Inggris, Oomycota disebut juga sebagai water moulds
(“jamur air”) karena kebiasaannya yang tumbuh dengan baik dalam kondisi
kelembaban yang tinggi dan berair.
Ada juga disebutkan Oomycota berarti fungi telur. Istilah ini didasarkan pada cara
reproduksi seksual pada jamur air. Beberapa anggota Oomycota bersifat uniseluler
dan tidak memiliki kloroplas. Jamur air memiliki dinding sel terbuat dari selulosa,
yang berbeda dengan dinding sel jamur sejati yang terbuat dari polisakarida yang
disebut kitin. Yang membedakan jamur air dengan jamur sejati adalah adanya sel
biflagellata yang terjadi pada daur hidup jamur air. Sementara jamur sejati tidak
memiliki flagella.
Sebagian besar jamur air hidup secara bebas atau melekat pada sisa-sisa tumbuhan
di kolam, danau, atau aliran air. Meraka hidup sebagai pengurai dan berkoloni.
Walaupun begitu, ada juga yang hidup pada sisik atau insang ikan yang terluka
sebagai parasit. Contoh anggota Oomycota adalah Saprolegnia, Phytium, dan
Phytoptora infestans. Selain bersifat parasit, jamur air juga bersifat patogen (dapat
menimbulkan penyakit), seperti menyebabkan pembusukan kayu pada kentang dan
tomat.
1. Dinding Sel
Oomycota berbeda dari fungi karena dinding selnya terbuat dari selulosa,
bukan kitin, seperti yang dimiliki oleh fungi. Hal inilah yang menyebabakan
Oomycota berada dalam Kingdom Protista(Tjitrosoepomo,1989).
2. Alat Gerak
Ciri khas dari jamur ini adalah menghasilkan sel berflagela hasil reproduksi
aseksual yang berguna untuk berenang di dalam air, sedangkan pada jamur
yang lain tidak pernah menghasilkan flagela. Spora yang memiliki flagel ini
disebut zoospora, yang dikeluarkan dari sporangium berbentuk gada. Setelah
berhenti tidak bergerak, zoospora lalu membulat, bulu cambuk ditarik ke
dalam, melekat pada suatu alas, dan membuat suatu membran. Selanjutnya
spora ini tumbuh menjadi individu baru tergantung pada keadaan
lingkungannya(Tjitrosoepomo,1989).
3. Nutrisi
Filum Oomycota ada yang berperan sebagai saprofit dan ada yang berperan
sebagai parasit. Peran Oomycota adalah sebagai dekomposer dalam suatu
ekosistem. Dengan peran tersebut, anggota dari filum ini mendapat nutrisi dari
zat yang diserap nutrisinya, misalnya Phytophtora yang menyerang pada
tanaman kacang, kentang, lada, kina, kelapa, cengkih, tembakau, jarak, dan
buah coklat akan mendapat karbohidrat, selulosa, protein dan lain-lain.
Inti Sel
Oomycota mempunyai banyak inti yang terdapat dalam benang-benang hifa
yang tidak bersekat(Pratiwi dkk, 1996).
e. Habitat Oomycota
Jamur ini hidup di tempat yang lembap atau di air. Jamur ini umumnya hidup
saprofit, namun dapat pula parasit.Jamur ini dapat tumbuh dengan baik dalam
kondisi kelembaban yang tinggi dan berair(Kusumawati,2010).
Filum Oomycota hidup di tempat lembap atau berair. Struktur talus berupa
miselium yang tersusun atas hifa bercabang-cabang dan tidak bersekat-sekat. Hifa
ini mengandug banyak inti. Dinding sel tersusun atas selulosa. Inti sel banyak
terdapat dalam benang-benang hifa yang tidak bersekat. Reproduksi generaitf
dengan kontak gametangium yang kemudian dihasilkan oospora berinti haploid,
sedangkan reproduksi vegetatif dengan spora kembara(zoospora) berflagela ganda
yang dihasilkan oleh sporangium, zoospora ini berinti diploid. Anggota dari filum
Oomycota ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula yang hidup sebagai parasit
pada organisme yang masih hidup ataupun pada organisme yang telah mati.
Dalam fase vegetatif dari pergiliran keturunannya, sel-selnya memiliki inti diploid,
padahal fungi memiliki inti haploid. Berdasarkan kajian biologi molekuler, organisme
ini ternyata berhubungan lebih dekat dengan alga coklat dan diatom daripada
dengan fungi, sehingga digolongkan dalam filum heterokontophyta. Nama ini
berasal dari tahap sel motil (bergerak) yang berciri memiliki dua flagella tidak sama
panjang. Beberapa anggota Oomycota memproduksi spora aseksual yang disebut
zoospora. Mereka juga memproduksi spora seksual yang disebut oospopra.
Reproduksi secara aseksual lebih berperan untuk kolonisasi species, sedangkan
reproduksi secara sekual untuk variasi adaptif dengan lingkungan.
1. Reproduksi Aseksual
Bermula dengan adanya zoosporangium (2n) yang berada pada ujung hifa yang
terbentuk dari benang atau hifa yang membengkak. Di dalam sporangium
tersebut, dihasilkan spora yang berflagella yang disebut zoospora (2n). Ketika
zoospora matang dan jatuh di tempat yang sesuai, maka akan berkecambah
dan tumbuh menjadi mycelium baru. Namun jika lingkungan yang tidak
memungkinkan, maka Zoospora ini kemudian membentuk sista (2n) untuk
bertahan hidup.
2. Reproduksi Seksual
Reproduksi ini terjadi dengan cara oogami. Di dalam oogonium dibentuk sel
telur, sedangkan di dalam anteridium tidak terbentuk sel sperma, tetapi
terdapat banyak inti. Jika anteridium bersentuhan/menempel dengan
oogonium akan menghasilkan saluran fertilisasi yang akan menembus
oogonium dan menyediakan jalan bagi perpindahan inti. Pembuahan oosfer
(sel telur) menghasilkan zigot. Zigot mempunyai dinding tebal dan tahan
terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti udara dingin dan
kekeringan.
Zigot akan berkembang menjadi oospora. Setelah mengalami fase istirahat,
intinya mengalami reduksi dan selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Dimana individu baru ini mula-mula berinti empat, tetapi selanjutnya berinti
banyak. Selanjutnya zigot mengalami germinasi/ perkecambahan untuk
terjadinya pembebasan zigot yang dapat mengalami pembelahan meiosis
untuk menghasilkan individu-individu lainnya.
1. Saprolegnia sp
Jamur ini umumnya hidup saprofit di bangkai ikan dan serangga baik di darat
maupun di air. Miseliumnya berkembang di dalam substrat, sedangkan yang terlihat
di luar substrat berfungsi untuk perkembangbiakan. Jika diamati dengan mikroskop,
di bagian ujung miseliumnya akan tampak sporangium yang menghasilkan zoospora.
Saprolegnia sp yang hidup saprofit mudah dikembangbiakkan dengan meletakkan
serangga mati atau biji kacang tanah pada cawan berisi air kolam. Hifa yang baru
tumbuh akan menembus tubuh serangga atau biji kacang tanah untuk mendapatkan
makanan. Sebagian hifa lainnya akan tumbuh keluar membentuk sporangium
penghasil zoospora, sedangkan oogonium dan anteridiumnya berperan pada
perkembangbiakan seksual. Contoh jamur dari Oomycotina lainnya adalah Achlya sp
yang hidup saprofit, Saprolegnia sp parasit pada ikan.
2. Phytophthora sp
Biasanya hidup parasit pada tumbuhan budidaya, contohnya pada kentang.
Miselium vegetatifnya berkembang dalam jaringan tubuh inang. Ujung-ujung
hifanya dapat menjulur ke luar tubuh inangnya melalui stomata. Pada ujung hifa
dapat terbentuk konidium yang mampu menghasilkan spora. Jika sporangium jatuh
pada daun yang berair, zoospora akan keluar berkecambah atau tunas.selanjutnya
tumbuh menjadi hifa dan membentuk miselium. Jika sebagian hifanya mencapai
stoma/ lentisel maka akan tumbuh keluar membentuk kondium baru. Phytophthora
dapat berkembang biak secara generatif dengan cara konjugasi zoospora yang
dilakukan dalam laboratorium. Phytophtora sp tidak hanya menyebabkan penyakit
pada tanaman kentang, melainkan dapat pula menyebabkan penyakit pada buah
cokelat, tanaman lada, kina, kelapa, cengkeh, tembakau, dan jarak.
B. Pengertian Zygomycota
Zygomycota adalah tumbuhan jamur yang terdiri dari benang-benang hifa yang
bersekat, tetapi ada pula yang tidak bersekat. Jamur ini bersifat senositik yaitu hifa
yang mngandung banyak inti dan tidak mempunyai sekat melintang , jadi hifa
berbentuk satu tabung halus yang mengandung protoplast dengan banyak inti. Serta
dapat membentuk struktur dorman bersfat sementara yang disebut zigospora.
Zygomycota memiliki anggota sekitar 600 spesies. Contoh Zygomycota yang terkenal
adalahRhizopus oryzae. Amur dalam kelas ini disebut jamur paling tinggi
dibandingkan dengan kelas Ascomycota dan Basidiomycota. Jamur ini biasa
dipergunakan untuk membuat tempe dan merupakan jamur hitam yang biasa
tumbuh pada roti. Contoh spesies lain dari divisi ini, antara lain Mucor sp.
DanPilobolus sp. Siklus hidup dari jamur Rhizopus stolonifer yang tumbuh pada roti,
memperlihatkan siklus seksual dan aseksual Zygomycota. Hifa haploid dari
Zygomycota tampak serupa, tetapi sebenarnya memiliki cara perkawinan yang
berbeda.
a. Ciri-Ciri Zygomycota
Ciri khas jamur ialah reproduksi seksualnya yang membentuk spora khusus yaitu
Zigospora sehingga dimasukkan dalam kelas Zygomycota. Untuk cara reproduksi
dengan seksual yaitu secara konjugasi, dimulai dari ujung-ujung hifa yang berlainan
jenis terdiri atas hifa jantan ( hifa + ) dan hifa betina ( hifa – ) kedua hifa tersebut
bersifat haploid ( n ).
Untuk fase istirahat ( dormasi ) selama 1-3 bulan. Bila keadaan lingkungan telah
membaik, maka zygospora akan berkecambah serta tumbuh menjadi hifa-hifa baru
dan akan membentuk sporangiosfor yang pada ujungnya terdapat sporangium yang
berisi spora dan selanjutnya akan terjadi proses reproduksi aseksual demikian
seterusnya.
Selain untuk membuat sake, golongan jamur ini ada pula yang digunakan untuk
mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti ( penyebar penyakit demam
berdarah ) yaitu dengan menggunakan jamur Entomophthera culicis. Jamur
Entomophthera culcis dapat hidup sebagai parasit didalam rongga tubuh nyamuk,
yang kemudian akan menggerogoti membrane tubuh nyamuk bagian dalam
sehingga lama kelamaan nyamuk tersebut akan mati.
b. Habitat Zygomycota
Anggota filum ini seringkali disebut sebagai cendawan tingkat rendah, karena pada
umumnya dianggap “primitif” dalam skala evolusi. Ciri yang dimiliki jamur ini
adalah :
1. Habitat di darat.
2. Mempunyai hifa senositik, yaitu hifa yang mengandung banyak inti dan tidak
mempunyai sekat melintang, jadi hifa berbentuk satu tabung halus yang
mengandung protoplast dengan banyak inti. Jamur yang mempunyai hifa senositik
dianggap jamur tingat rendah.
3. Beberapa spesies ada yang mempunyai rhizoid dan juga stolon. Rhizoid adalah
hifa seperti akar yang pendek dan bercabang banyak, yang dapat menembus
substrat, juga hifa fertil yang membentuk sporangium di ujung-ujung sporangiofor.
Sedangkan stolon adalah filamen seperti akar yang menghubungkan kumpulan
sporangium.
1. Reproduksi aseksual
Bila dinding sporangium melarut, maka sporangiospora dibebaskan.
Sporangiospora berkecambah dan berkembang menjadi organisme dengan hifa
somatik.
Ujung sporangiosfor berkembang menjadi sporangium yang berisikan banyak sekali
sporangiospora.
2. Reproduksi seksual
Reproduksi seksual mensyaratkan adanya dua lawan jenis serasi (+ dan -). Apabila
kedua tipe ini bersentuhan satu dengan yang lain, terbentuklah progametangium.
Kemudian terjadi septum dekat ujung setiap progametangium, yang
memisahkannya menjadi dua sel, gametangium dan sel suspensor.
Dinding kedua gametangium yang bersentuhan itu melarut pada titik sentuh, kedua
protoplasma bercampur (plasmogami).
Lalu nukleus (+) dan (–) melebur (kariogami) untuk menghasilkan banyak nukleus
zigot. Struktur yang mengandungnya dinamakan senozigot.
Dinding yang mengelilingi senozigot menebal dan permukaannya menjadi hitam dan
berkutil-kutil, maka terbentuklah zigospora, yang tetap dorman 1 sampai 3 bulan.
Setelah berkecambah, terbentuklah organisme baru. Meiosis berlangsung selama
proses perkecambahan.
Aspergillus Merupakan jamur yang hidup pada medium dengan derjat keasaman
dan kandungan gula tinggi.
Epidermophyton dan Mycosporium : Kedua jenis jamur ini merupakan parasit pada
manusia. Epidermophyton menyebabkan penyakit kaki pada atlit, sedangkan
Mycosporium penyebab penyakit kurap.
Fusarium, Verticellium, dan Cercos : Ketiga jenis jamur ini merupakan parasit pada
tumbuhan. Jamur ini jika tdaik dibasmi dengan fungisida dapat merugikan
tumbuhan yang diserangnya.
Tubuh jamur tersusun atas komponen dasar yang disebut Hifa. Hifa membentuk
jaringan yang disebut Miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
membentuk tubuh buah. Hifa sendiri adalah struktur menyerupai benang yang
tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma
dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan
hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang
cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir
dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak
diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang yang bersifat prasit
biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap
makanan dari substrat, haustoria dapat menembus jaringan substrat.
- Manfaat Jamur
-Reproduksi Jamur
Spora fungi memiliki berbagai bentuk dan ukuran, dan dapat dihasilkan secara
seksual maupun aseksual. Pada umumnya spora adalah organisme uniseluler , tetapi
ada juga spora multiseluler. Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang
terspesalisasi. Ketika kondisi lingkngan memungkinkan, pertumbuhan yang cepat,
fungi mengklon diri mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekal spora
secara aseksual. Terbawa oleh angin atau air, spora-spora tersebut berkecamabh
jika berada pada tempat yang lembab pada permukaan yang sesuai (Campbell
2003).
Menurut Pelczar (1986), bahwa spora seksual yang dihasilkan dari peleburan dua
nukleus. Ada beberapa spora seksual yaitu:
1) Aksospora: Spora bersel satu ini terbentuk di dalam pundi atau kantung yang
dinamakan askus. Biasanya terdapat delapan askospora di dalam setiap askus.
2) Basidiospora: Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada
yang dinamakan basidium.
3) Zigospora: merupakan spora besar berdinding tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangin, pada
beberapa cendawan melebur.
4) Oospora: Spora ini terbentuk di dalam struktur betina khusus yang disebut
ooginium, pembuahan telur atau oosfer oleh gamet jantan yang terbentuk di dalam
anteredium mengasilkan oospora.
BAB III
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Oomycetes
https://m.merdeka.com/pendidikan/jamur-air-oomycota-
ternyata-nggak-termasuk-kingdom-fungi.html
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Zygomycota
https://www.sciencedirect.com/topics/food-science/
zygomycetes
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Deuteromycota
https://www.kompas.com/sains/read/
2022/02/01/215623023/perkembangbiakan-fungi-
deuteromycota