Anda di halaman 1dari 12

MIKROBIOLOGI PERAIRAN

MARINE FUNGI DAN PERANANYA BAGI EKOSISTEM LAUT

Dosen Pengampu :

Dr. Gede Iwan Setiabudi, S.Pd., M.Si.

Oleh :

Diyo Wahyu Ardiansyah ; 2213111024

PROGRAM STUDI S1-AKUAKULTUR

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2023

1
DAFTAR ISI

Daftar Isi ……………………………………………………………………. 2


Daftar Gambar………………………………………………………………. 3
Daftar Tabel ………………………………………………………………… 4
Abstrak ……………………………………………………………………... 5
Pendahuluan
Latar Belakang ……………………………………………………… 5
Tujuan ………………………………………………………………. 6
Tesis ………………………………………………………………………… 6
Essay ………………………………………………………………………… 7
Ksimpulan …………………………………………………………………. 11
Daftar Isi ……………………………………………………………………12

2
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 …………………………………………………………………………… 6

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1 …………………………………………………………………………. 7

Tabel 2 …………………………………………………………………………. 8

4
ABSTRAK

Fungi banyak hidup di lingkungan sekitar, baik berupa makanan, lingkungan


sekitar, dan sebagainya.Namun, fungi tidak hanya terdapat di makanan saja, akan
tetapi juga terdapat pada ekosistem laut atau dikenal dengan marine fungi.fungi laut
adalah fungi yang menyelesaikan seluruh siklus hidupnya di dalam laut (tumbuh
dan bereproduksi di laut atau estuari). Jamur laut dapat dibagi menjadi jamur obligat
dan jamur fakultatif. Jamur laut wajib menghabiskan semua tahapan hidupnya di
air. Sedangkan jamur fakultatif adalah jamur darat dan air tawar yang mampu
tumbuh dan berkembang biak di lautan. Jamur fakultatif pertama yang diidentifikasi
adalah Phaeosphaeria typharum, yang sebelumnya dideskripsikan sebagai Sphaeria
scirpicola var.typhus. Jamur laut terbagi menjadi 3 filum, yaitu Ascomycota,
Basidiomycota dan Deuteromycota (proteobacteria).Fungi juga mempunyai
peranan yang menguntungkan dalam akuakultur, misalnya berperan dalam
mengatasi masalah penyakit karena mampu menghasilkan antibiotik dan
meningkatkan ketahanan tubuh ikan terhadap penyakit (imunostimulan). Selain itu
peran dari marine fungi di perairan laut, yaitu bersifat saprofit, sehingga dapat
mendegradasi komponen organik pada lingkungan laut.

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Fungi adalah kingdom dari organisme eukariotik bersifat heterotrof yang


mendapat nutrisinya dari bahan organik. Di Indonesia, fungi lebih dikenal sebagai
jamur. Jamur menjadi salah satu organisme yang paling banyak tersebar di bumi
dan berperan penting bagi lingkungan serta dunia medis. Mereka bisa ditemukan
hidup bebas di tanah ataupun air. Kemampuan unik jamur adalah mampu
bersimbiosis dengan tanaman maupun bakteri. Namun, jamur juga bertanggung
jawab atas beberapa penyakit yang terjadi pada hewan serta tumbuhan.

5
Terdapat Jumlah spesies fungi yang ada di alam diperkirakan mencapai 1.5-1.6
juta spesies.Dari sekian banyak spesies fungi yang ada, jumlah spesies fungi laut
hanya sebanyak 0.6% saja. Meskipun jumlahnya sedikit, fungi laut memegang
peranan penting dalam ekosistem laut.Di ekosistem laut, fungi dapat ditemukan di
dalam kolom air (mikoplankton), di sedimen, berasosiasi dengan biota laut (baik
sebagai parasit maupun simbiosis), dan pada sisa bahan-bahan organik yang
mengalami pelapukan. Substrat adalah salah satu faktor yang memengaruhi
biodiversitas fungi di laut (Jones , 2000).

Tujuan

● Mengetahui pengertian dari fungi laut


● Mengetahui Perbedaan karakteristik antara fungi laut, terestrial dan
pseudofungi.
● Mengetahui peranan fungi di bidang akuakultur dan bagi ekosistem laut

Tesis
Menurut Gandjar (2006) jamur atau fungi adalah sel eukariotik yang tidak memiliki
klorofil, tumbuh sebagai hifa, memiliki dinding sel yang mengandung kitin, bersifat
heterotrof, menyerap nutrien melalui dinding selnya, mengekskresikan enzim
ekstraselular ke lingkungan melalui spora, dan melakukan reproduksi secara
seksual dan aseksual. Sementara menurut Campbell (2003) Fungi adalah eukariota,
dan sebagian besarnya merupakan eukariota multiseluler. Meskipun fungi pernah
dikelompokkan ke dalam kingdom tumbuhan, fungi adalah organisme unik yang
umumnya berbeda dari eukariota lainnya ditinjau dari caranya memperoleh
makanan, organisasi struktural, pertumbuhan dan cara bereproduksi.

6
Gamabr 1 . Fungi laut

Jamur banyak hidup di lingkungan sekitar, baik berupa makanan, lingkungan


sekitar, dan sebagainya. Roti dapat mengembang karena dalam proses pembuatan
roti terdapat penambahan ragi yang berupa fungi. Fungi yang biasanya ditemukan
dalam roti yaitu Saccharomyces cerevisiae dan Rhizopus stolonifer. Namun, fungi
tidak hanya terdapat di makanan saja, akan tetapi juga terdapat pada ekosistem laut
atau dikenal dengan marine fungi.fungi laut adalah fungi yang menyelesaikan
seluruh siklus hidupnya di dalam laut (tumbuh dan bereproduksi di laut atau
estuari).

Jamur laut memiliki ciri morfologi dan taksonomi yang berbeda dari jamur darat
(geofungi) dan air tawar. Selain itu, terdapat organisme mirip jamur di laut yang
disebut pseudofungi. Klasifikasi sebelumnya mengklasifikasikan Pseudofungi
sebagai jamur laut, namun kelompok ini baru ditemukan termasuk dalam kelompok
Straminiphila. Meskipun demikian, sampai saat ini beberapa anggota pseudofungi
masih dikelompokkan dengan fungi. Perbedaan antara laut, darat dan pseudofungi
ditunjukkan pada Tabel 1. Jamur laut dapat dibagi menjadi jamur obligat dan jamur
fakultatif. Jamur laut wajib menghabiskan semua tahapan hidupnya di air.
Sedangkan jamur fakultatif adalah jamur darat dan air tawar yang mampu tumbuh
dan berkembang biak di lautan. Jamur fakultatif pertama yang diidentifikasi adalah
Phaeosphaeria typharum, yang sebelumnya dideskripsikan sebagai Sphaeria
scirpicola var.typhus.

7
Tabel 1. Perbedaan karakteristik antara fungi laut, terestrial dan pseudofungi.

Organisme Karakteristik

Fungi laut
Spora tidak berflagel, sebagian besar berukuran
mikroskopik, menghasilkan enzim nitrat reduktase,
toleran terhadap salinitas tinggi, menghasilkan spora
yang mampu mengapung dan dapat melekat pada
substrat, protein dinding sel prolin.

Fungi terestrial
Spora tidak berflagel, sebagian besar filum
Basidiomycota berukuran makroskopik, tidak
menghasilkan enzim nitrat reduktase, tidak toleran
terhadap salinitas tinggi, protein dinding selprolin

Pseudofungi
Spora berflagel, dinding sel dari selulosa, pada
dinding sel selterdapat protein hidroksiprolin

Jamur laut terbagi menjadi 3 filum, yaitu Ascomycota, Basidiomycota dan


Deuteromycota (proteobacteria). Jamur ini dibedakan berdasarkan cara reproduksi
seksual. Ascomycetes bereproduksi secara seksual dengan membentuk spora di
askus. Pada basidiomycetes, reproduksi seksual terjadi melalui pembentukan spora
pada basidiomycetes. Sementara itu, mekanisme reproduksi seksual Deuteromycota
masih belum jelas, pandangan lain adalah bahwa Deuteromycota merupakan filum
informal, sehingga jamur dibagi menjadi Chytridiomycota, Zygomycota,
Ascomycota, Glomus Ada 5 filum bakteri dan basidiomycota. Pintu-pintu tersebut
ditunjukkan pada Tabel 2 di bawah ini.

8
Tabel 2. Perbedaan antara kelima filum fungi.

Filum fungi Ciri pembeda

Chytridiomycota Spora berflagel

Zygomycota Zigosporangium yang resisten sebagai tahap


seksual

Glomeromycota Membentuk mikorhiza arbuskular dengan


tumbuhan

Ascomycota
Spora seksual (askospora) dihasilkan secara internal

di dalam kantong yang disebut dengan askus. Spora

aseksual dihasilkan dari konidia

Basidiomycota
Spora seksual (basidiospora) dihasilkan dalam

basidium secara eksternal. Membentuk tubuh

buah yang rumit (basidiokarpus).

Jamur mempunyai peranan yang penting dalam akuakultur. Selain dapat


menimbulkan kerugian yaitu sebagai penyebab penyakit pada ikan, jamur juga
mempunyai peranan yang menguntungkan dalam akuakultur, misalnya berperan
dalam mengatasi masalah penyakit karena mampu menghasilkan antibiotik dan
meningkatkan ketahanan tubuh ikan terhadap penyakit (imunostimulan). Dalam
bidang pakan berperan dalam fermentasi pakan untuk meningkatkan nilai nutrisi
pakan ikan, berperan dalam proses bioremediasi untuk mengatasi masalah
lingkungan perairan.

9
peran dari marine fungi di perairan laut, yaitu bersifat saprofit, sehingga dapat
mendegradasi komponen organik pada lingkungan laut. Selain itu, marine fungi
dapat berperan sebagai parasite atau pathogen bagi organisme dominan pada
ekosistem tertentu. Sehingga dapat menjadi biokontrol keseimbangan ekosistem
laut. Fungi juga berperan sebagai simbion yaitu bersimbiosis dengan organisme
lainnya untuk bertahan hidup

10
Kesimpulan

Jumlah spesies fungi laut lebih rendah dibandingkan dengan fungi terrestrial tetapi
fungi laut memiliki berbagai manfaat yang penting bagi ekosistem laut dan
akuakultur. Fungi laut adalah sumber bagi penemuan senyawa- senyawa bioaktif
serta sebagai agen-agen bioremediasi.

11
Daftar Pustaka

Ananda Wildhan Wahyu Pratama.2021."Perananan Marine Fungi sebagai


Stabilitas Ekosistem Laut dan Pesisir"

https://perpustakaan.kkp.go.id/knowledgerepository/index.php?p=show_d
etail&id=1062936 diakses pada 25 maret 2022 pukul 10.30

Pamungkas Wahyu.2010."PERANAN FUNGI DALAM


AKUAKULTUR",

https://perpustakaan.kkp.go.id/knowledgerepository/index.php?p=show_d
etail&id=1062936,diakses pada 25 Maret 2022 pukul 11.00

I Nyoman Giri Putra.2017."ASPEK BIOLOGI, KEANEKARAGAMAN DAN


PEMANFAATAN FUNGI LAUT DALAM KEHIDUPAN MANUSIA",

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b6a34c13a8c8710c
4c238b241b4cb94c.pdf,diakses pada 28 Maret 2022 pukul 14.00

12

Anda mungkin juga menyukai