Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap
molekul nutrisi ke dalam sel-selnya, bersifat sprofit, parasit dan mutualisme.
Fungi yang hidup di lingkungan laut didasarkan pada kemampuan fungi
tumbuh pada konsentrasi air laut, dapat diisolasi dari kayu dan serasah di laut,
atau dari cabang-cabang dan akar tumbuhan yang ada di dalam laut, dari algae,
phanerogam, hewan laut, dan juga dari buih air laut. Contohnya adalah
jenis cyclostome atau elasmobranch yang ditemukan beracun dan membentuk
serabut putih seperti kapas yang menutupi karang.
Fungi laut sering diperoleh dari substrat yang ada di laut menggunakan
metode isolasi yang umum. Akan tetapi banyak peneliti gagal mendemonstrasikan
bahwa spesies yang diisolasi di laboratorium dapat tumbuh di habitat laut. Fungi
tersebut kemungkinan dalam keadaan dorman berbentuk spora atau fraksi hifa
akan tumbuh serta bersporulasi apabila keadaan menguntungkan.
Fungi laut dapat diisolasi dari kayu dan serasah dilaut,atau dari cabang-cabang
dan akar tumbuhan yang ada didalam laut,dari algae,phanerogam,hewan laut dan
juga buih air laut.
Menurut Kohlemeyer(1979) melaporkan bahwa jumlah genus fungi laut dari
kelompok fungi tingkat tinggi(Ascomycota, Basidiomycota, dan anamorf
keduanya) yang telah ditemukan berjumlah 55 genera kapang.
Ada penelitian yang menunjukkan bahwa di dalam air laut segar terdapat
senyawa yang tidak untuk fungi laut. Faktor mikostatik dalam air laut segar yang
tidak diidentifikasi lebih lanjut rusak pada waktu sterilisasi panas.ada konidia dari
fungi terrestrial yang tidak tumbuh di habitat laut, meskipun diketahui bahwa
adaPenicillium sp. Yang tumbuh dalam air laut. Oleh karena itu fungi yang
diisolasi dari laut dengan metode yang lazim dipakai tidak dapat dikatakan isolate
fungi laut selama fungi itu tidak dapat tumbuh di lingkungan laut.
Reddy et al. (2011), jumlah metabolit sekunder yang diisolasi dari jamur
laut yang bersimbiosis dengan alga, sponge, avertebrata lainnya dan sedimen
sebagai antibakteri, antijamur dan sitotoksik rata-rata 75% memiliki aktivitas
biologis. Samuel et al. (2011), tahun 2002-2004, dari jamur laut telah ditemukan
272 produk alami baru, hal ini membuktikan bahwa jamur laut memiliki potensi
farmakologis.
Fungi laut dapat diisolasi dari kayu dan serasah di laut, atau dari cabang-
cabang dan akar tumbuhan yang ada di dalam laut, dari algae, phanerogam, hewan
laut, dan juga dari buih air laut.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah defenisi dari fungi laut ?
2. Apa saja jenis-jenis fungi laut ?
3. Bagaimanakah simbiosis antara fungi dan organisme laut ?
4. Apakah keuntungan dan kerugian dari adanya fungi laut ?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian fungi laut.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis fungi laut
3. Untuk mengetahui simbiosis antara fungi dan organisme laut.
4. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari adanya fungi laut.

D. Manfaat penulisan
1. Mahasiswa mengetahui pengertian fungi laut, simbiosis antara fungi
dan organisme laut, serta keuntungan dan kerugian dari adanya fungi
laut.
2. Menambah informasi untuk para pembaca dan sebagai sumber literatur
untuk penelitian mengenai fungi laut.

BAB II
PEMBAHASAN

2
A. Definisi Fungi Laut
Defenisi fungi laut sering didasarkan pada kemampuan fungi tumbuh pada
konsentrasi air laut. Akan tetapi, kemudian ditetapkan bahwa fungi laut tidak
dapat didefenisikan berdasarkan sifat fisiologinya saja. Adalah lebih tepat
menggunakan defenisi ekologi untuk fungi laut, misalnya fungi laut yang obligat
adalah fungi yang tumbuh dan bersporulasi hanya di habitat laut atau estuarine
(samudra, perairan yang mengandung garam atau air payau, muara sungai, dan
lain sebagainya); fungi laut yang fakultatif adalah fungi dari lingkungan air tawar
atau lingkungan darat yang mampu tumbuh dan bersporulasi di lingkungan laut.
Fungi laut sering diperoleh dari substrat yang ada di laut menggunakan
metode isolasi yang umum. Akan tetapi banyak peneliti gagal mendemonstrasikan
bahwa spesies yang diisolasi di laboratorium dapat tumbuh di habitat laut. Fungi
tersebut kemungkinan dalam keadaan dorman berbentuk spora atau fraksi hifa
akan tumbuh serta bersporulasi apabila keadaan menguntungkan. Ada penelitian
yang menunjukkan bahwa di dalam air laut segar terdapat senyawa yang tidak
untuk fungi laut. Faktor mikostatik dalam air laut segar yang tidak diidentifikasi
lebih lanjut rusak pada waktu sterilisasi panas.ada konidia dari fungi terrestrial
yang tidak tumbuh di habitat laut, meskipun diketahui bahwa ada Penicillium sp.
Yang tumbuh dalam air laut. Oleh karena itu fungi yang diisolasi dari laut dengan
metode yang lazim dipakai tidak dapat dikatakan isolate fungi laut selama fungi
itu tidak dapat tumbuh di lingkungan laut.
Fungi laut terbagi 2 yaitu fungi laut obligat dan fungi laut fakultatif
Fungi laut obligat adalah fungi yang tumbuh dan bersporulasi hanya dihabitat
laut atau estuarin(Samudra,perairan yang mengandung garam atau air
payau,muara sungai dll).
Contoh : Cryptococcus Lactativorus . Sedangkan fungi laut fakultatif adalah fungi
dari lingkunga air tawar atau lingkungan darat yang mampu tumbuh dan
bersporulasi dilingkungan laut. Contoh : genus dari Cryptococcus.
Fungi laut dapat diisolasi dari kayu dan serasah di laut, atau dari cabang-
cabang dan akar tumbuhan yang ada di dalam laut, dari algae, phanerogam, hewan
laut, dan juga dari buih air laut.
B. Tinjauan Umum Fungi
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk
hidupeukariotikheterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam
bentuk. Awam mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang,
khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar
yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit
banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang

3
sama sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi
memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan
cara :dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh
menjadi tubuh buah, sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk
spora, bertunas atau fragmentasi hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut
sporangium. Di dalam sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk
spora adalah Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah
Saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap fragmen dapat tumbuh
menjadi tubuh buah. Ilmu yang mempelajari fungi disebut mikologi (dari akar
kata Yunani, "lendir", dan , "pengetahuan", "lambang"). Fungi dulu
dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan
dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda. Fungi bukan autotrof seperti
tumbuhan melainkan heterotrof sehingga lebih dekat ke hewan. Usaha
menyatukan fungi dengan hewan pada golongan yang sama juga gagal karena
fungi mencerna makanannya di luar tubuh (eksternal), tidak seperti hewan yang
mencerna secara internal. Selain itu, sel-sel fungi berdinding sel yang tersusun
dari kitin, tidak seperti sel hewan.
Tinjauan Fungi di lingkungan Laut
Jamur terdapat di semua jenis perairan air terutama yang mengandung banyak
bahan organik. Jamur hidup sebagai saprofit pada jaringan tubuh, merupakan
penyakit sejati, karena jamur tidak dapat menyerang ikan-ikan yang betul-betul
sehat, melainkan menyerang ikan-ikan yang sudah luka atau lemah.
Jamur khususnya Saprolegnia dapat menyerang semua jenis ikan di segala macam
lingkungan termasuk di lingkungan laut. Tanda adanya jamur ini terlihat sebagai
serabut putih seperti kapas yang tumbuh pada bagian tubuh ikan yang luka. Ikan
yang diperlakukan kurang cermat waktu penangkapan dan pengangkutan sering
menderita luka-luka yang kemudian ditumbuhi jamur.

C. Simbiosis Fungi dengan Organisme Laut


Jamur tidak hidup dalam isolasi. Mereka sering berinteraksi dengan spesies
lain. Bahkan, jamur dapat bergantung pada organisme lain untuk bertahan hidup.
Ketika dua spesies hidup berdekatan dan membentuk hubungan, hal itu disebut
simbiosis. Simbiosis dapat bermanfaat bagi salah satu atau kedua organisme, atau
kadang-kadang satu organisme menyakiti organisme lain.
a. Simbiosis Fungi dengan Karang Laut
Di antara jamur laut, temperatur yang optimum untuk pertumbuhannya
menyebabkan terjadinya pemutihan karang laut. Hal ini menimbulkan infeksi
jamur yang cukup berat pada karang laut. Jamur dari ordo Agaricales adalah
salah satu contohnya, yaitu marasmioid fungi. Jamur marasmioid ini terdiri
atas beberapa marga, antara lain Marasmius, Marasmiellus, dan Mycena,

4
yang banyak ditemukan di cabang-cabang kayu di laut, meskipun jenis jamur
ini lebih banyak ditemukan di hutan tropis.
b. Simbiosis Fungi dengan Ikan
Jamur hidup sebagai saprofit pada jaringan tubuh, merupakan penyakit
sejati, karena jamur tidak dapat menyerang ikan-ikan yang betul-betul sehat,
melainkan menyerang ikan-ikan yang sudah luka atau lemah.
Jamur khususnya Saprolegnia dapat menyerang semua jenis ikan di
segala macam lingkungan termasuk di lingkungan laut. Tanda adanya jamur
ini terlihat sebagai serabut putih seperti kapas yang tumbuh pada bagian
tubuh ikan yang luka. Ikan yang diperlakukan kurang cermat waktu
penangkapan dan pengangkutan sering menderita luka-luka yang kemudian
ditumbuhi jamur.

c. Simbiosis Fungi dan Spons


Heller (1999) telah mengisolasi 45 isolat Penicellium dari 11 jenis
spons dan 52 isolat Aspergillus dari 4 jenis spons. Hoeller et all (2000)
meneliti diversitas, aktivitas biologik, dan metabolit sekunder dari fungi yang
diisolasi dari spons.
Osterhage (2001) meneliti kapang-kapang yang hidup pada spons dan
metabolit sekunder yang dihasilkanya. Dia menemukan Aspergillus
ocharaceus dari spons Japsis cf.coriacea A. niger dari spons Hyrtios
proteus, Trichoderma harzianum dari spons Haloclonasp. Microsphaeropsus
olivacea dari spons Agela sp, dan Gymnascella dankaliensis dari
spons Halichondria japonica.
Abraham (2004) mengisolasi kapang-kapang dari spons Axinella
carteri Ridley dan Derdy yang hidup disekitar pulau pramuka, kepulauan
seribu, Jakarta. Ada enam spesies diperolehnya, dua diantaranya
yaitu Penicellium janthinellum dan Aspergillus sydowii .

d. Simbiosis Fungi dengan Tumbuhan Bakau

5
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh penulis terhadap jamur endofitik
Botryosphaeria australis yang diisolasi dari mangrove Avicennia marina
yang berasal dari Profinsi Hainan, Republik Rakyat China diperoleh senyawa
baru Botryosphaenin dari kelas senyawa naftoquinon, bersamasama dengan 5
senyawa yang telah dikenal botriosterpen, 5-hidroksi 2,7- dimetoksinaftalen-
1,4-dion dan derivatnya, 6-etil-5-hidroksi-2,7-dimetoksinaftalen-1,4- dion, O-
metilaspmenon, O-metilasparienon and 5-(karboksimetil)-7-hidroksi-
1,4adimetil-6-metilendekahidronaftalen 1-asam karbosiklat.
Senyawa baru yang diisolasi menunjukkan bioaktivitas terhadap bakteri
pathogen Staphylococcus aureus resisten, beberapa spesies Streptococcus dan
Bacillus subtilis dan juga menunjukkan aktivitas terhadap sel eukariot THP-1
(human leukemia monocyte) and BALB/3T3 (mouse embryonic fibroblast).
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi antibakteri jamur
endofit yang diisolasi dari mangrove Avicennia marina yang tumbuh di
Perairan Manado (ex-situ). Secara umum, jamur endofit dikultur dalam media
kaya karbohidrat, selanjutnya ditumbuhkan bersama dengan bakteri uji untu
melihat potensi antibakteri dari isolat tersebut.

e. Simbiosis Fungi dengan Tunikata

6
Tunikata diketahui dapat berasosiasi dengan bakteri laut dan jamur laut
(marine derivated fungi). Pada tahun 2004, dilaporkan 20 senyawa baru dari
jamur laut yang telah diisolasi dari tunikata. Beberapa senyawa baru dari
jamur laut yang berasosiasi dengan tunikata adalah phitolides A-D (jamur
Phytomyces sp. yang berasosiasi dengan Oxycorynia fascicularis),
oxepinamides A-C (jamur Acremonium sp. yang berasosiasi dengan
Ecteinascidia turbinate) dan yanuthone A-E (jamur Aspergilus niger yang
berasosiasi dengan Aplidium sp.) yang diketahui berpotensi sebagai
antiinflamasi dan antimikroba.
Salah satu contoh tunikata yang banyak ditemukan di perairan
Indonesia, khususnya di Kepulauan Spermonde adalah Polycarpa aurata.
polycarpaurine A, B, C; serta polucarpathiamines A dan B. Beberapa
penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tunikata Polycarpa
aurata kaya akan senyawa bioaktif, diantaranya yakni: polycarpine;
polycarpaurine A, B, C; serta polucarpathiamines A dan B.
f. Simbiosis Fungi dengan Rumput Laut
Rumput laut banyak mengandung senyawa kimia sebagai metabolit
primer yang disebut hidrokoloid. Hidrokoloid telah dimanfaatkan untuk
berbagai bahan industri seperti agar-agar, keraginan, alginat, dan sebagainya.
Selain produk metabolit primer, produk metabolit sekundernya mulai banyak
diteliti. Salah satu metabolit sekunder yang sedang diteliti adalah senyawa
bioaktif (bioactive substances) yang memiliki potensi untuk dikembangkan
sebagai antimikroba seperti antibakteri, antijamur, antivirus, dan sebagainya.
Berbagai jenis jamur seperti Aspergillus flavus dan Penicillium sp.
sangat banyak menyerang bahan makanan pasca panen, jamur terebut dapat
menghasilkan aflatoksin yang sangat beracun bagi konsumen. Aflatoksin
tidak dapat dinetralisir melalui pemasakan sehingga upaya menghindari
kontaminasi jamurnya perlu dilakukan.
Penggunaan bahan kimia sintetis sebagai pengendali pertumbuhan
jamur pada bahan pangan dapat menimbulkan dampak yang merugikan bagi
kesehatan. Untuk itu perlu bahan pengendali alami yang tidak menimbulkan

7
dampak bagi kesehatan manusia. Salah satu pengendali jamur alami adalah
ekstrak biota laut.
D. Keuntungan dan Kerugian Adanya Fungi Laut
a. Keuntungan
Di daerah Belitung suatu penemuan menyatakan sebagian besar
makroalga yang ditemukan terbesar setelah Sargassum dan Turbinaria yang
berasosiasi dengan karang masif dan submasif adalah Jamur laut (Padina).
Keberadaan jamur ini member keindahan di bawah laut sama halnya dengan
jenis alga lain dan terumbu karang
Genus Emericella merupakan genus yang paling banyak menghasilkan
senyawa bioaktif. Diantaranya, Emericella nidulans mengandung senyawa
alkaloid indole, poliketida terprenilasi, benzophenon, dan xanthon (memiliki
aktivitas sebagai antitumor). Emericella variecolor mengandung quinone
(sitotoksik), indole alkaloid (aktivitas penangkal radikal), poliketida
(antimikroba). Emericella quadrilineata mengandung senyawa xanton
(immunostimulant). Emericella heterothalica dan Emericella striata
mengandung senyawa epitetrathiodioxopiperazine (antialergi). Penelitian
beberapa dekade sebelumnya telah mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa
emestrin berasal dari Emericella striata, Aspergillus sp, Emericella faveolata,
Verticimonosporium ellipticusdan Emericella nidulans. Senyawa ini diketahui
memiliki kemampuan aktivitas biologi sebagai antifungal.
b. Kerugian
Keberadaan jamur di perairan laut pada umumnya bersifat saprofit yaitu
memanfaatkan bahan anorganik di laut untuk pertumbuhannya, karena itu
jenis jamur ini yang dikenal dengan jamur beracun
seperti cyclostome atau elasmobranch ditemukan menyerang ikan - ikan yang
telah terluka dan jarang ditemukan menyerang ikan sehat, namun
keberadaannya tetap merugikan karena mampu meminimalisir peluang hidup
bagi ikan yang terluka. Selain itu, keberadaan jamur racun ini juga mampu
membentuk pemutihan karang laut, karena pertumbuhannya yang didukung
oleh suhu optimum membentuk akar putih yang menjalar hingga menutupi
karang yang ditumpanginya.
Penelitian lebih lanjut menunjukan, musnahnya terumbu karang dan
landak laut terjadi hampir serentak mulai tahun 1983. Penyebabnya sama,
yakni akibat serangan sejenis jamur racun, yang berasal dari Afrika. Biasanya
jamur racun ini tidak dapat hidup di dalam laut. Akan tetapi penelitian
menggunakan citra satelit menunjukan, pada tahun 1983, 1987 dan 1993
volume debu pasir gurun yang bergerak ke seluruh dunia meningkat hampir
tiga kali lipat.
BAB III

8
PENUTUP

Kesimpulan
Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup
eukariotik heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu
menyerap molekul nutrisi ke dalam sel-selnya, bersifat sprofit, parasit dan
mutualisme.

Fungi laut terbagi 2 yaitu fungi laut obligat dan fungi laut fakultatif.

Jamur dapat diisolasi dari kayu dan serasah di laut atau dari cabang-cabang
dan akar tumbuhan yang ada didalam laut, dari alga, phanerogam, hewan
laut, dan buih air laut.

Ketika dua spesies hidup berdekatan dan membentuk hubungan, hal itu
disebut simbiosis. Simbiosis dapat bermanfaat bagi salah satu atau kedua
organisme, atau kadang-kadang satu organisme menyakiti organisme
lain.Contohnya simbiosis antara fungi dengan karang laut, ikan, spons,
tumbuhan bakau, tunikata, dan rumput laut.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://thescientz.blogspot.co.id/2013/01/mikologi.html

Hutasoit, Sanggul., dkk. 2013. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Beberapa Jenis
Biota Laut terhadap Aspergillus flavus LINK dan Penicillium sp. LINK. E-
Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 2, No. 1

Namirah, Irah., dkk. 2016. Screening Senyawa Metabolit Sekunder Pada Fungi
Laut Emericella Nidulans. EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan).
Vol.1, No.1, e-ISSN 2502-4787.

Nurfadillah, Arafah., dkk. 2015. Potensi Tunikata Polycarpa Aurata Sebagai


Sumber Inokulum Jamur Endosimbion Penghasil Antimikroba. Submit to
Jurnal Alam dan Lingkungan. Hal 1-2.

Posangi, Jimmy dan Robert A.Bara. 2014. Analisis Aktivitas Dari Jamur Endofit
Yang Terdapat Dalam Tumbuhan Bakau Avicennia Marina Di Tasik Ria
Minahasa. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Volume 1 Nomor 1 Tahun.

Reddy, D.R.S., Audipudi, A.V., Reddy, G.D., and Bhaskar, C.V.S. 2011.
Antioxidant, Anti-Inflammatory and Antifungal Activity of Marine Sponge
Subergargoria suberosa-Derived Natural Products.Interna-tional Journal of
Pharm Tech Research.Vol.3,No.1, pp. 342-348.

10

Anda mungkin juga menyukai