Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ZOOLOGI VERTEBRATA

“AGNATHA”

DOSEN PENGAMPU:

Irwandi Ansori

DISUSUN OLEH:

Kelompok I

1. Karolina Bllestasya Naibaho (A1D021016)


2. Eriq Prasetio (A1D021032)
3. Annisa Aulia Putri (A1D021033)
4. Meyliani Sri Utami (A1D021038)
5. Devy Janisca Shalihi (A1D021042)
6. Noprian Hadi Pizrin (A1D021046)

SEMESTER/ KELAS:

III/ B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dipanjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan
nikmatNya lah Penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah Zoologi Vertebrata
“Agnatha” ini dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Zoologi Vertebrata pada Semester III. Selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan Penulis.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih karena Penyusunan makalah Zoologi


Vertebrata “Agnatha” ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak termasuk
Dosen Pengampu mata kuliah Zoologi Vertebrata Semester III bapak Irwandi ansori, M.Si.

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis menyadari masih banyak ke tidak


sempurnaan dalam makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak yang sifatnya membangun untuk dijadikan bahan masukan untuk penulisan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya sebagai makalah yang bermanfaat serta dapat menambah refrensi
keilmuan kita semua.

Bengkulu, Sebtember
2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Morfologi dan Anatomi Agnatha


B. Sistem Reproduksi Agnatha
C. Klasifikasi Agnatha
D. Habitat Dan Lingkungan Agnatha
E. Peranan Agnatha Dalam Kehidupan

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vertebrata pertama yang ditemukan sebagai fosil adalah ikan tak berahang,
ostrakodermi. Beberapa terdapat dalam batu-batuan Ordovisium, meskipun pada
zaman silur mereka terdapat dalam jumlah lebih banyak yaitu ikan pipih (15 sampai
30 cm). Hidup dengan dengan menghisap zat-zat organik dari dasar sungai. Pertukaran
gas terjadi pada pasangan-pasangan insang interna, dengan tiap insang ditunjang satu
lengkung tulang. Air masuk melalui mulut, melalui insang dan keluar melalui
serangkaian kantung insang yang bermuara di permukaan. Tidak memiliki sirip dan
ikan tersebut bergerak dengan gerakan undulasi. Satu-satunya ikan tak berahang yang
sekarang masih hidup adalah Lamprey dan ikan hag (Hagfish). Hewan-hewan ini
masih merupakan ikan primitif. Disamping tidak memiliki rahang dan tidak memiliki
sirip berpasangan. Notokord dipertahankan selama hidupnya dan tidak pernah diganti
secara sempurna dengan kerangka yang terdiri atas tulang rawan. Pada tubuhnya tidak
terdapat sisik (Maya dan Nur, 2021).

Hewan yang termasuk Agnatha merupakan ikan primitif belum punya rahang.
Hidup secara parasit ataupun pemakan bangkai (Scavanger). Bentuknya mirip seperti
belut yang memiliki mulut pengisap bundar. Aghnata juga disebut Cyclostomata yaitu
(hewan bermulut lingkar) adalah salah satu superkelas dari Craniata (hewan
bertengkorak). Walaupun hidup di air, agnatha tidak dapat dikatakan sebagai kelas
pisces / ikan secara biologi karena tidak berahang, siripnya tidak berpasangan, dan
rangka tubuhnya tersusun dari tulang rawan.

Agnata memiliki lubang seluler dan termasuk endoskeleton yang memiliki


saraf spinal serta organ perasa yang berkembang. Beberapa jenis agnatha memiliki
gigi dan rahang yang sesuai dengan. Berdasarkan hal tersebutlah spesies dalam filum
agnatha ini beraneka ragam sehingga perlu adanya pembelajaran secara mendalam
seperti yang akan dibahas dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, dapat dirumuskan masalah:
1. Bagaimana morfologi dan anatomi dari agnatha?
2. Bagaimana sistem reproduksi dari agnatha?
3. Bagaimana klasifikasi dari agnatha?
4. Dimana sajakah Habitat dari agnatha?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diambil tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui morfologi dan anatomi dari agnatha        
2. Untuk mengetahui sistem reproduksi dari agnatha.
3.         Untuk mengetahui klasifikasi dari agntha.
4.         Untuk mengetahui habitat dari agnatha.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Morfologi dan Anatomi Agnatha


Agnata berasal dari kata Yunani, yang berarti “tidak ada rahang”. Agnatha
merupakan binatang vertebrata yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Setiap
insang yang dimilikinya disesuaikan dengan kondisi ia berada. Habitatnya ada yang di
air tawar maupun air asin (laut). Hewan kuno ini termasuk monofiletik yang telah
diidentifikasi sebanyak 48.000 spesies. Agnatha memiliki lubang seluler dan termasuk
endoskleton yang memiliki saraf spinal serta organ perasa yang berkembang.
Beberapa jenis agnatha  memiliki gigi dan rahang yang sesuai dengan makanannya
(Hicman, et al, 2001).
Superkelas Aghnata berasal dari kata “A”  yang berarti “tidak” dan “Gnathos”
yang berarti “rahang”. Jadi agnatha adalah hewan tidak berahang, yang hidup secara
parasit ataupun pemakan bangkai (Scavanger). Hewan yang termasuk Agnatha
merupakan ikan primitif yang belum mempunyai rahang. Bentuknya mirip seperti
belut yang memiliki mulut pengisap bundar. Contoh di kelas ini adalah
Cephalospidomorphi (lamprey) dan Kelas Myximi (remang / hagfish ).
Aghnata juga disebut Cyclostomata yaitu (hewan bermulut lingkar) adalah
salah satu superkelas dari Craniata (hewan bertengkorak). Walaupun hidup di air,
agnatha tidak dapat dikatakan sebagai kelas pisces/ ikan secara biologi karena tidak
berahang, siripnya tidak berpasangan, dan rangka tubuhnya tersusun dari tulang
rawan. Hewan ini mengambil makanan dengan cara mengaitkan mulutnya yang
bergigi kesisi tubuh ikan dan menghisap darahnya. Larvanya memakan partikel di air.
Larva lamprey hidup di perairan tawar. Hagfish hanya hidup di air laut. Hewan ini
tidak memiliki tahapan larva. Mulut hagfish tidak bergigi, namun memiliki tentakel
peraba. Makanannya adalah ikan mati yang kemudian di hisap darahnya dan cacing
laut.
Hal ini sesuai berdasarkan Soetarni dan Sugiri (1983), yang mengemukakan
bahwa anggota-anggota kelas ini tidak mempunyai rahang. Cara makannya ialah
dengan melekat pada ikan lain, membuat sebuah lubang dalam tubuh ikan ini dan
menghisap cairan badannya sehingga kemudian korbannya biasanya mati. Agnata
tidak mempunyai sirip yang berpasangan. Rangkanya terdiri dari tulang rawan dan
jantungnya hanya mempunyai satu vertikel. Bentuk badannya tersebut seperti belut,
yang juga licin berlendir.
Tubuh agnatha dapat dibedakan atas caput (kepala), truncus (batang tubuh) dan
cauda (ekor). Mulut berbentuk lingkaran, gigi dari zat tanduk dan mempunyai
lidah seperti parut. Kulit tidak bersisik (licin), rangka dari tulang rawan dan jantung
terdiri dari satu antrium dan satu ventrikel, memiliki ginjal yang berfungsi untuk
ekskresi dan mempertahankan keseimbangan ketika ia berada pada lingkungan yang
hipotonik.

B. Sistem Reproduksi Agnatha


Sistem reproduksi agnatha dilakukan secara eksternal, ovary, dan testes
terdapat pada satu individu pada Hagfish, di mana hanya gonad dari salah satu jenis
kelamin yang fungsional dan tanpa adanya tahapan larva. Pada Lamprey, Telur yang
dibuahi berkembang menjadi larva ammocoete (pride) yang sangat berbeda dengan
hewan dewasa. Pada fase belum dewasa tidak dapat dibedakan jantan dan betina
(hermafrodit). Hewan betina mempunyai ovariy menghasilkan beribu-ribu telor dan
hewan jantan mempunyai testis menghasilkan sperma. Saluran kelamin tidak ada pada
kedua jenis kelamin tersebut. Gamet tumpah ke dalam coelom melalui sepasang
lubang (porus genitalis) masuk kedalam sinus urogenitalis kemudian keluar (tumpah)
kedalam air dan disana terjadi pembuahan.

Gambar 2.1 Fase Reproduksi.

C. Klasifikasi Agnatha
Menurut Andi Iqbal Burhanuddin (2018) dalam bukunya, agnatha meliputi
ikan-ikan yang tidak berahang, memiliki mulut bulat, yang berada di ujung anterior.
Tanpa sirip, namun beberapa jenis Agnatha memiliki sirip ekor dan sirip punggung.
Notokorda tetap ada selama hidup, secara tidak sempurna dan diselubungi kartilago.
Jenis kelamin terpisah, ada yang hermaprodit dan mendapatkan makanan dengan
mengisap tubuh ikan lain dengan mulutnya. Contoh: Myxine sp (ikan hantu, ikan hag),
Petromyzonsp (lamprey, belut laut).
Agnatha terdiri atas 2 sub kelas
1. Ostacroderma
Sub kelas jenis ini diketahui sudah punah. Memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
1) Tubuhnya kecil dan pipih
2) Kulit diliputi sisik tulang dan sering sebagai cangkok
3) Tulang kepala bertulang keras dan rawan
4) Memiliki 2 lubang hidung

2. Cyclostomata
Sub kelas ini terdiri atas 2 ordo yaitu:
a. Ordo myximiformes, memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) mulut ditepi moncong dilengkapi dengan 4 pasang tentakel
2) terdapat beberapa gigi
3) kantong hidung dekat ujung kepala
4) kantong insang ada 9-10 pasang
5) langsung menyerupai binatang dewasa ketika menetas. Contohnya: hagfish
(ikan hantu)

Taksonomi ikan hagfish

Gambar3.1 Myxin glutinosa


Kingdo : Animalia
Filum : Chordata
Class : Pteraspidomorphi
Ordo : Myxiniformes
Family : Myxinidae
Genus : Myxine
Spesies : Myxin glutinosa

b. Ordo petromyzontiformes, memiliki ciri-ciri sebagai berikut:


1) Mulut berbentuk bulat terdapat gigi yang menyerupai parut
2) Celah ingsan hanya 7 pasang.
Contohnya: petromyzon marinus (lamprey).

Taksonomi ikan Lamprey


\

Gambar3.2 Petromyzon marinus

Kingdom :Animalia
Filum :Chordata
Kelas :Cephalaspidomorphi
Ordo :Petromyzontiformes
Genus :Petromyzon
Spesies :Petromyzon marinus

D. Habitat Dan Lingkungan Agnatha


Habitat Agnatha ada yang di air tawar (danau dan sungai) maupun air asin (laut
dan samudra). Agnatha merupakan binatang vertebrata yang hidup di air dan bernapas
dengan insang. Walaupun hidup di air, agnatha tidak dapat dikatakan sebagai kelas
pisces/ikan secara biologi karena tidak berahang, siripnya tidak berpasangan, dan
rangka tubuhnya tersusun dari tulang rawan.
1. Ostracoderma
Ostracoderma merupakan Agnatha purba yang telah punah, sedangkan yang masih
hidup adalah sub klas Cytalostoma
2. Cytalostoma
Cytalostoma terdapat di air bergaram maupun dalam air tawar
Selain itu, klasifikasi Agnatha dibagi menjadi dua kelompok hidup yaitu Myxine
(Hagfish) dan Petromyzone (Lamprey) :
1. Ikan hagfish yang modern semuanya habitatnya di laut, hidup di dasar
perairan, dan biasanya menggali lubang.
2. Petromyzone (Lamprey) habitatnya pada lingkungan laut dan perairan tawar.
Lamprey laut adalah parasit ditemukan di pantai Atlantik dari Eropa dan
Amerika Utara, di Laut Mediterania barat, dan di Great Lakes. Salah satunya
adalah Petromyzon marinus Larva lamprey hidup di perairan tawar.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Agnatha merupakan ikan yang tidak mempunyai rahang. Tubuh agnatha dapat
dibedakan atas caput (kepala), truncus (batang tubuh) dan cauda (ekor). Ikan-ikan
anggota Agnatha memang tidak memiliki pasangan sirip. Cara memperoleh
makanan, yaitu dengan mengisap cairan tubuh mangsa.
2. Agnatha memiliki kelamin hermafrodit dengan fertilisasinya secara ekternal.
Karakteristik agnatha yaitu memiliki notokorda dengan kerangka yang terdiri atas
tulang rawan, memiliki sepasang mata, badannya memanjang berbentuk silinder,
ekornya pipih, kulitnya licin tanpa sisik dan diliengkapi kelenjar lendir (mucus),
jantung terdiri dari 2 ruang (serambi dan bilik), insang terdiri dari 6-14 pasang
terdapat di sisi pharynx berbentuk kantong, suhu tubuh tidak tetap, pembuahan
terjadi di luar tubuh, telur yang sudah dibuahi menetas menjadi larva dan ada yang
langsung menjadi hewan (anak) dewasa. Klasifikasi Agnatha dibagi menjadi dua
kelompok hidup yaitu Myxine (Hagfish) dan Petromyzone (Lamprey).
3. Agnatha meliputi ikan-ikan yang tidak berahang, memiliki mulut bulat, yang
berada di ujung anterior. Tanpa sirip, namun beberapa jenis Agnatha memiliki
sirip ekor dan sirip punggung. Notokorda tetap ada selama hidup, secara tidak
sempurna dan diselubungi kartilago. Jenis kelamin terpisah, ada yang hermaprodit
dan mendapatkan makanan dengan mengisap tubuh ikan lain dengan mulutnya.
Contoh: Myxine sp (ikan hantu, ikan hag), Petromyzonsp (lamprey, belut laut).
Agnatha terdiri atas 2 sub kelas: Ostacroderma dan Cyclostomata.
4. Habitat Agnatha ada yang di air tawar (danau dan sungai) maupun air asin (laut
dan samudra). Walaupun hidup di air, agnatha tidak dapat dikatakan sebagai kelas
pisces/ikan secara biologi karena tidak berahang, siripnya tidak berpasangan, dan
rangka tubuhnya tersusun dari tulang rawan.

B. Saran
Demikian yang bisa kami sampaikan pada kesempatan kali ini, berhubung
karena makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak yang harus
diperbaiki untuk itulah kami minta maaf dan saran dari pembaca sangat bermanfaat
untuk kesuksesan kami dalam pembuatan makalah seterusnya.
DAFTAR PUSTAKA

Andi Iqbal Burhanuddin, Vertebrata Laut, (Yogyakarta: Deepublish, 2018), hlm.59-60

Fried George H, George J Hademenos. 2006. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Hicman, et al. 2003. Animal Diversity Third Edition. New York: McGraw-Hill Company

Kimball, John W. Biologi, Jilid 1, terj. Siti Soetarmi dan Nawangsari Sugiri, Bandung;
Erlangga, 1983, Cet. 5.

Maskoeri Jasin. 1989. Biologi Umum. Surabaya: Bina Pustaka Tama

Anda mungkin juga menyukai