MOLLUSCA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biosistematika Hewan
Dosen pengampu:
Prof. Yayan Sanjaya, M.Si., Ph.D.
Oleh :
Kelompok 7
Biologi C 2020
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengenal keanekaragaman hewan Mollusca;
2. Observasi morfologi dan struktur tubuh Mollusca;
3. Mengelompokkan hewan-hewan ke dalam classis yang berbeda berdasarkan
persamaan dan perbedaan ciri;
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.
C. LANDASAN TEORI
Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu mollis yang berarti lunak. Oleh karena
itu ciri utama hewan yang tergolong phylum ini tubuhnya lunak, pada bagian anterior
terdapat kepala, kaki terletak di bagian ventral, dan bagian dorsal berisi organ-organ
visceral. Berdasarkan habitatnya Mollusca memiliki rentang habitat yang cukup lebar
mulai dari dasar laut sampai garis pasang surut tertinggi. Selain itu ada juga yang hidup
di air tawar.
1. Ciri-ciri umum yang dimiliki anggota Mollusca adalah:
a. Tubuh bersimetri bilateral, tidak bersegmen, kecuali pada Monoplacophora;
b. Memiliki kepala yang jelas dengan organ reseptor kepala yang bersifat
khusus;
c. Coelom mereduksi, dinding tubuh tebal dan berotot;
d. Pada permukaan ventral tubuh terdapat kaki berotot yang secara umum
digunakan untuk bergerak;
e. Dinding tubuh sebelah dorsal meluas menjadi satu atau sepasang lipatan
yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel adalah mensekresi cangkang dan
melingkupi rongga mantel yang di dalamnya berisi insang;
f. Lubang anus dan ekskretori umumnya membuka ke dalam rongga mantel;
g. Saluran pencernaan berkembang dengan baik. Sebuah rongga bukal
umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis. Esofagus
merupakan perkembangan dari stomodeum yang umumnya merupakan
daerah khusus untuk menyimpan makanan dan fragmentasi. Pada darah
pertengahan saluran pencernaan terdapat lambung dan sepasang kelenjar
pencernaan yaitu hati, sedangkan daerah posterior saluran pencernaan
terdiri atas usus panjang yang berakhir dengan anus;
h. Memiliki sistem peredaran darah dan jantung. Jantung dibedakan atas
aurikel dan ventrikel. Meskipun memiliki pembuluh darah namun darah
biasanya mengalami sirkulasi melalui ruangan terbuka dan mengandung
hemosianin, merupakan pigmen respirasi;
i. Organ ekskresi berupa ginjal yang berjumlah sepasang atau terkandung
hanya berjumlah satu buah. Ginjal berhubungan dengan rongga
perikardium, tempat jantung berada;
j. Memiliki sebuah cincin saraf yang berhubungan dengan dua pasang tali
saraf. Satu pasang tali saraf menuju ke kaki dan sepasang lainnya menuju
ke organ viseral dan mantel. Memiliki ganglion saraf yang biasanya
berhubungan dengan cincin saraf dan tali saraf;
k. Ovum berukuran kecil dan mengandung sedikit kuning telur (Kastawi dkk,
2003).
l. Memiliki radula yang terbuat dari zat kitin, kecuali pada kelompok
Aplacophora dan Bivalvia (Ruppert et al., 2004).
m. Memiliki caecum yang besar pada saluran pencernaannya, kecuali pada
kelompok Aplacophora dan Scaphopoda (Ruppert et al., 2004).
n. Memiliki kaki yang berotot, pada Cephalopoda termodifikasi menjadi
lengan (Ruppert et al., 2004).
2. Klasifikasi Mollusca
a. Polyplacophora
Hewan ini memiliki keping atau lempeng kapur yang terdapat pada
bagian dorsal tubuh. Memiliki girdle yang merupakan bagian dari mantel
terletak di bagian sisi tubuh. Kakinya menempati daerah sepanjang bagian
ventral tubuh. Hewan dari kelas ini memiliki radula, pergerakannya
menggunakan kaki yang lebih berfungsi untuk menghisap, dan tidak memiliki
kepala (Campbell et al., 2008).
Hewan dari kelas ini biasa hidup di laut. Polyplacophora merupakan
kelas paling primitif dari Phylum Mollusca. Anggota dari kelas Polyplacophora
yang paling terkenal adalah Kiton yang biasa ada di pesisir pantai menempel
pada bebatuan pesisir. Hewan-hewan Polyplacophora tidak memiliki mata,
tetapi terdapat organ sensitif cahaya bernama aesthete yang berada di bawah
permukaan cangkang. Organ ini mirip seperti ocelli dan tersusun atas
lensa-lensa yang terbuat dari kristal aragonit (Speiser et al., 2011).
b. Gastropoda
Putaran cangkok pada Gastropoda dapat ke arah kanan atau kiri, sifat ini
secara genetis dapat diwariskan kepada keturunannya. Tubuh bekicot yang
terlindung di dalam cangkok terdiri dari bagian-bagian: dua pasang tentakel
terdiri dari sepasang tentakel panjang yang mengandung mata, dan sepasang
tentakel pendek yang berfungsi sebagai alat penciuman dan terdapat juga
mulut dengan radula. Bagian yang dianggap sebagai kaki merupakan bagian
yang paling menonjol pada hewan ini. Bagian tubuh lainnya seperti anus, alat
kelamin tidak nampak dari luar tubuh untuk mengamatinya perlu dikeluarkan
dari cangkoknya. Bagian internal tubuh ini dikenal sebagai visceral mass yang
berada di dalam cangkang, mengalami rotasi 180 derajat pada sisi tertentu
selama perkembangannya, sehingga dapat menyebabkan posisi anus yang lebih
atas daripada kepala pada Gastropoda bercangkang (Brusca, 2003, hal. 711).
c. Bivalvia (Lamellibranchiata/Pelecypoda)
Pada Bivalvia, cangkok terbuat dari kalsium karbonat dan berjumlah dua,
disebut sebagai valve. Valve atau cangkok ini tidak dibedakan berdasarkan atas
dan bawah, melainkan kanan dan kiri. Kedua cangkok ini disatukan oleh
jaringan ligamen fleksibel yang membentuk engsel pada salah satu sisi tubuh,
biasanya pada bagian dorsal. Dekat dengan engsel ini biasanya ditemukan
umbo yang menunjukkan titik awal pertumbuhan Bivalvia (Barrett & Yonge,
1958).
d. Cephalopoda
Pada classis ini umumnya tidak bercangkok kecuali Nautilus sp. Anggota
geraknya terdapat di daerah kepala. Sebagai contoh adalah cumi cumi (Loligo
pealli). Pada cumi-cumi yang segar dapat diamati organ organ berikut: tentakel
dengan suckernya sejumlah lengan, sifon yang terletak di daerah ventral, mulut
dengan rahang yang kuat, mata, sirip, dan bagian-bagian lainnya. Organ-organ
dalam tubuh jika dibedah adalah sebagai berikut: sepasang insang, jantung
branchial, hati, esophagus, lambung, caecum, anus, ovarium dan kelenjar
nidamental pada hewan betina, serta tenis pada hewan jantan (Syulasmi dkk,
2016).
D. METODE
1. Alat dan Bahan
1. Ponsel 4 buah
2. Laptop 4 buah
Tabel D.2. Alat yang Dibutuhkan dalam Praktikum Pengamatan Octopus sp.
1. Pinset 1 buah
2. Langkah Kerja
No. Nama Spesies Simetri Classis Mantel Tipe/Letak Alat Karakteristik Cangkok
Tubuh Kaki Respirasi
Warna Arah Jumlah
Cangkok Putaran Cangkok
1 Regnum : Animalia
Phylum : Arthropoda
Classis : Gastropoda
Ordo : Stylommatophora
Familia : Limacidae
Genus : Limax
Species : Limax maximus
(Linnaeus, 1758) Gambar 1. Limax
Gambar 2. Limax maximus
itis.gov maximus
(Tomasi, 2021; gbif.org)
(Dok. Kelompok 6, 2018)
2 Regnum : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Nudibranchia
Familia : Dorididae
Genus : Doris
Species : Doris sp.
(Linnaeus, 1758) Gambar 3. Doris sp.
itis.gov (Dok. Kelompok 6, 2018) Gambar 4. Doris sp.
(Baker, 2016; gbif.org)
3 Regnum : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Cephalopoda
Ordo : Octopoda
Familia : Octopodidae
Genus : Octopus
Species : Octopus sp.
(Cuvier, 1797)
itis.gov
Gambar 5. Octopus sp. Gambar 6. Octopus rubescens
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Thiebaud, 2021; gbif.org)
4 Regnum : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo: Systellommatophora
Familia : Veronicellidae
Genus : Vaginula (acc.
Vaginulus) Gambar 8. Vaginulus taunaisii
Species : Vaginula sp. (Dias, 2021; gbif.org)
(acc. Vaginulus sp.)
(Férussac, 1821) Gambar 7. Vaginula sp.
itis.gov (Dok. Kelompok 6, 2018)
5 Regnum : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Bivalvia
Ordo : Arcida
Familia : Arcidae
Genus : Barbatia
Species : Barbatia
decussata Gambar 10. Barbatia decussata
(Sowerby, 1833) Gambar 9. Barbatia (Massicard, 2016; gbif.org)
marinespecies.org decussata
(Dok. Kelompok 6, 2018)
6 Regnum : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Littorinimorpha
Familia : Naticidae
Genus : Polinices
Species : Polinices sp.
(Montfort, 1810) Gambar 12. Polinices
marinespecies.org Gambar 11. Polinices sp. mammilla
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Budak, 2019; gbif.org)
7. Regnum : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Familia : Muricidae
Genus : Murex
Species : Murex trapa
(Röding, 1798)
Gambar 14. Murex trapa
marinespecies.org Gambar 13. Murex trapa (Ria, 2020; wildsingapore.com)
(Dok. Kelompok 6, 2018)
8. Regnum : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Cephalopoda
Ordo : Myopsida
Familia : Loliginidae
Genus : Loligo
Species : Loligo sp. Gambar 16. Loligo vulgaris
(Lamarck, 1798) (Legas, 2021; gbif.org)
marinespecies.org Gambar 15. Loligo sp.
(Dok. Kelompok 6, 2018)
9. Regnum : Animalia
Phylum : Mollusca
Classis : Cephalopoda
Ordo : Nautilida
Familia : Nautilidae
Genus : Nautilus
Species : Nautilus sp.
(Linnaeus, 1758) Gambar 18. Nautilus
itis.gov Gambar 17. Nautilus sp. belauensis
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Squires, 2013; gbif.org)
(Shuttleworth, 1853)
marinespecies.org Gambar 23. Chaetopleura Gambar 24. Chaetopleura
sp. gemma
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Flora, 2021; gbif.org)
F. HASIL PENGAMATAN
1. Classis Gastropoda
Dari spesimen yang kami amati, terdapat cukup banyak yang termasuk ke
dalam kelas Gastropoda, di antaranya:
a. Limax maximus
b. Doris sp.
c. Vaginulus sp.
d. Polinices sp.
e. Murex trapa
f. Achatina fulica
g. Turbo sp.
Turbo sp. adalah siput laut yang cukup besar dan mempunyai insang
serta operculum. Hewan ini termasuk ke dalam Turbinidae yang memiliki
bentuk cangkang seperti turban, dan juga dicirikan dengan operculum tebal yang
terbuat dari zat kalsium karbonat (Alf et al., 2003, hal. 68). Hewan ini memiliki
simetri tubuh bilateral, memiliki mantel, alat pernapasan berupa insang berada di
rongga mantel, dan memiliki satu cangkok berwarna putih-coklat dengan arah
perputaran ke kanan (dextra). Cangkok Turbo berbentuk spiral, tebal, dengan
berbagai corak dan warna (Rosenberg, 1992, hal. 39).
h. Babylonia spirata
i. Bursa rubeta
k. Oliva carneola
l. Conus sp.
m. Cypraea sp.
n. Pleuroploca sp.
o. Busycon sp.
p. Tonna sp.
q. Lambis lambis
r. Oliva tessellata
2. Classis Cephalopoda
a. Octopus sp.
Octopus sp. dapat hidup di air dangkal dan juga terdapat pada batas
pasang surut hingga agak dalam dengan kedalaman 4000 meter hingga 5000
meter. Sebagian besar berenang dan bergerak bersama-sama dalam kawanan
yang besar. Octopus sp. termasuk karnivora yaitu pemakan binatang laut
lainnya, seperti ikan, udang, kepiting, kerang, dan keong. Octopus sp.
merupakan hewan yang memiliki jenis kelamin yang terpisah, yaitu jantan
dan betina (Budiyanto dan Sugiarto, 1997).
b. Loligo sp.
c. Nautilus sp.
d. Sepia sp.
3. Classis Polyplacophora
a. Chaetopleura sp.
4. Classis Bivalvia
a. Barbatia decussata
b. Pinna muricata
c. Anadara sp.
d. Tridacna sp.
Tridacna sp. adalah Bivalvia besar yang hidup di perairan dangkal hangat
di Samudera Hindia dan Pasifik. Cangkang hewan dapat mencapai panjang 60
cm dan memiliki 4-6 lekukan tebal. Hewan ini bersimbiosis dengan alga
fotosintesis zooxanthellae yang hidup di bagian mantel. Simbiosis ini
menyebabkan adanya berbagai warna pada permukaan mantel. Pada mantel
terdapat struktur seperti lensa bernama ocelli yang dapat memfokuskan
cahaya. Tridacna sp. dewasa hidup secara sesil dengan menancapkan diri
pada substratnya dengan byssus threads (Murphy, 2002).
e. Semele crenulata
5. Classis Scaphopoda
a. Dentalium sp.
G. PERTANYAAN
Jawab: Ya, dapat ditemukan. Persamaan dari setiap spesies yang ditemukan
ialah memiliki tubuh lunak dengan simetri bilateral, memiliki mantel,
bernapas dengan insang dan memiliki tiga lapisan tubuh (triploblastik).
Jawab: Ya, perbedaan tersebut terletak pada bentuk tubuh, alat gerak (tipe
atau letak kaki), alat respirasi, karakteristik cangkok (warna, arah putar, dan
jumlah), serta habitatnya. Berdasarkan alat geraknya, pada Polyplacophora
kakinya berada di sepanjang bagian ventral tubuh, pada Gastropoda alat
geraknya terletak di bagian perut, pada Bivalvia alat geraknya berupa kaki
dengan bentuk pipih dan mantel dengan rongga mantelnya, sedangkan pada
Chepalopoda alat geraknya menempel pada bagian kepala.
Jawab:
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang ada peroleh mengenai
Phylum Mollusca, lengkapilah tabel berikut ini:
H. KESIMPULAN
1. Keanekaragaman hewan-hewan yang telah diamati dalam filum Mollusca
diantaranya ada, Bursa rubeta, Trochus niloticus, Tridacna sp., Oliva carneola,
Conus sp., Cypraea sp., Pleuroploca sp., Busycon sp., Tonna sp., Lambis lambis,
Oliva tesselata, Babylonia spirata, Semele crenulata, Dentalium sp., Anadara
sp., Turbo sp., Pinna muricata, Chaetopleura sp., Sepia sp., Achatina fulica,
Nautilus sp., Loligo sp., Murex trapa, Polinices sp., Barbatia decussata,
Vaginula sp., Octopus sp., Doris sp., Limax maximus.
2. Hewan-hewan Mollusca termasuk hewan multiseluler, hidup di laut, air tawar,
dan darat, memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, bertubuh lunak, triploblastik.
Sebagian besar spesiesnya memiliki cangkang atau cangkok yang terbuat dari
zat kapur, mantel, dan rongga mantel.
3. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa hewan-hewan dalam filum
Mollusca terbagi kedalam lima kelas yaitu Gastropoda, Chepalopoda, Bivalvia,
Polyplacophora, Scaphopoda.
4. Kelas yang pertama yaitu Cephalopoda yang umumnya tidak memiliki cangkok
kecuali pada Nautilus sp. Anggota geraknya berada di daerah kepala. Pada kelas
Gastropoda hewan-hewannya memiliki cangkok (kecuali pada Limax maximus,
Vaginulus sp., dan Doris sp.) yang beraneka ragam ukuran dan warnanya, bagian
yang dianggap kaki adalah bagian yang paling menonjol pada tubuhnya. Kelas
Polyplacophora hewannya memiliki keping atau lempeng dari zat kapur yang
pada bagian dorsal tubuhnya berjumlah delapan dan kakinya berada pada daerah
sepanjang bagian ventral tubuh. Kelas Bivalvia atau Pelecypoda yang memiliki
sepasang cangkok yang disatukan oleh otot sehingga membentuk tonjolan yang
disebut umbo, letaknya ke arah anterior tubuh, karena hidup di perairan ia
memiliki insang berbentuk lembaran (lamella), dan kaki yang berbentuk pipih
seperti kapak.
I. KLASIFIKASI FILOGENIK
1. Seriasi
1 2 3 4 5
Sepia sp. (A) Skor Octopus sp. Skor Limax Skor Pleuroploca Skor
(B) maximus (C) sp. (D)
Total skor 31 31 25 21
(Lanjutan Tabel I.2)
Pinna muricata (E) Skor Anadara sp. (F) Skor Chiton sp. (G) Skor
Total skor 27 27 21
2. Cangkang menutupi
keseluruhan 0 0 0 1 1 1 1
4. Mempunyai coelom 1 1 1 1 1 1 1
8. Mempunyai endoskeleton 1 1 0 0 0 0 0
9. Mempunyai umbo 0 0 0 0 1 1 0
Tabel I.4. Koefisien Kesamaan
AB = 9/9 = 1 BC = 4/9 = 0.44 CD = 6/9 = 0.67 DE = 8/9 = 0.89 EF = 9/9 = 1 FG = 8/9 = 0.89
AC = 4/9 = 0.44 BD = 5/9 = 0.56 CE = 5/9 = 0.56 DF = 8/9 = 0.89 EG = 8/9 = 0.89
AG = 5/9 = 0.56
A B C D E F G
A 1
B 1 1
C 0.44 0.44 1
P C D E F G
P 1
C 0.44 1
D 0.56 0.67 1
P C D Q G
P 1
C 0.44 1
D 0.56 0.67 1
QC = (EC + FC)/2 = (0.56 + 0.56)/2 = 0.56 QD = (ED + FD)/2 = (0.89 + 0.89)/2 = 0.89
QG = (EG + FG)/2 = (0.89 + 0.89)/2 = 0.89 QP = (EP + FP)/2 = (0.44 + 0.44)/2 = 0.44
P C R Q
P 1
C 0.44 1
R 0.56 0.67 1
RC = (DC + GC)/2 = (0.67 + 0.67)/2 = 0.67 RP = (DP + GP)/2 = (0.56 + 0.56)/2 = 0.56
P C S
P 1
C 0.44 1
S 0.5 0.615 1
SC = (RC + QC)/2 = (0.67 + 0.56)/2 = 0.615 SP = (RP + QP)/2 = (0.56 + 0.44)/2 = 0.5
Tabel I.10. Klastering 5, CS = T
P T
P 1
T 0.47 1
Kesimpulan fenetika: Dari ciri yang digunakan, spesimen G dan D berkerabat dekat
(koefisien = 1), E dan F berkerabat dekat (koefisien = 1), A dan B berkerabat dekat
(koefisien = 1). Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori, karena G dan D
menempati classis berbeda, sehingga seharusnya tidak berkerabat dekat dengan
koefisien = 1. Hal ini dapat disebabkan karena ciri yang digunakan belum cukup luas
sehingga tidak bisa menemukan perbedaan kedua spesimen tersebut.
3. Kladistika
2. Cangkang menutupi
keseluruhan (2) 0 0 0 0 1 1 1 1
8. Mempunyai endoskeleton
(8) 0 1 1 0 0 0 0 0
Perubahan evolusi 0 5 5 4 3 4 4 3
Kesimpulan kladistika: Dari ciri yang digunakan, sifat simetri tubuh bilateral (1) dan
mempunyai coelom (4) adalah sinapomorf bagi seluruh sampel. G, D, E, F memiliki
sinapomorf berupa cangkang yang menutupi keseluruhan tubuh (2). E dan F kemudian
dibedakan dari cabang sebelumnya, dengan sinapomorf keduanya berupa adanya umbo
(9). Kembali ke cabang utama, C dibedakan dari A dan B, dengan ciri C adalah habitat
larva terrestrial (3) dan habitat dewasa terrestrial (7). A dan B memiliki sinapomorf
berupa fungsi kaki menangkap mangsa (5), sistem peredaran darah tertutup (6), dan
memiliki endoskeleton (8). Hasil kladistika secara umum sesuai dengan teori, yaitu G
dari Polyplacophora adalah yang paling primitif, serta A dan B dari Cephalopoda adalah
yang paling maju. Hal yang tidak sesuai terletak pada D yang memiliki ciri evolusi
sama dengan D, meskipun keduanya berbeda classis. Hal ini disebabkan karena ciri
yang kurang menyeluruh untuk membedakan ciri setiap spesimen.
DAFTAR PUSTAKA