II. Tujuan :
Setelah mempelajari buku ajar dan terlibat langsung dalam kegiatan
praktikum diharapkan saya :
1. Dapat mengamati dengan jelas hewan-hewan yang termasuk Filum
Mollusca seperti keong sawah, bekicot, cumi-cumi.
2. Terampil membedah specimen yang disiapkan agar dapat mengamati
organ-organ internalnya.
3. Dapat menggambar dengan baik specimen-spesimen yang diamatinya
pada table yang sudah dibuat.
4. Dapat memberikan keterangan-keterangan bagian gambar, yang telah
selesai dibuatnya.
5. Dapat menyebutkan klasifikasi dari hewan yang diamati.
1
seperti cacing dan umumnya berukuran panjang 2,5 cm, namun ada yang berukuran
5mm. tubuh memiliki sisik kalkareus dan spikula sebagai pengganti cangkang. Pada
spesie yang meimilki lekukan pada pertengahan ventral tubuhnya yang digunakan
untuk bejalan. Bentukan tersebut homolog dengan bentuk kaki Mollusca lainnya.
Ujung posterior tubuh mengandung suatu rongga tempat anus berada. Salah satu
anggota kelas Aplacophora adalah Neomenia carinata (Kastawi, 2003).
Kelas Monoplacophora memiliki sebuah cangkang dan bersifat bilateral
simetri. Bentuk cangkang bervariasi ada yang pipih, perisai atau bentuk kerucut
pendek. Pada awalnya monoplacophora memiliki sebuah klasifikasi dengan
gastropoda, namun karena umumnya cangkang gastropoda memiliki 2 otot retractor
kaki, sedangkan cangkang monoplacophoran memiliki 3 sampai 8 pasang
(tergantung spesies) sehingga akhirnya diklasifikasikan menjadi kelas tersendiri.
Pada hewan yang tergolong monoplacophora, system pencernaannya termasuk juga
sebuah radula dan sebuah organ subradular tedapat di dalam rongga bukal. Perut
mengandung sebuah style sac dan crystalline style. Usus berkelok-kelok bermuara
pada anus. Salah satu anggota kelas Monoplacophora yaitu Neopilina.
(Kastawi,2003)
Kelas polyplacophora, chiton termasuk dalam kelas Polyplacophora. Chiton
memiliki struktur yang sesuai dengan kebiasaan melekat pada batu karang dan
cangkang mirip hewan lainnya. Hewan ini jika disentuh akan melekat pada batu
karang. Bentuk tubuh chiton, oval, pipih dorso-ventral, dan pada dorsal tubuhnya
melindungi oleh delapan keeping cangkang yang tersusun tumpeng tindih seperti
genting. Tepi setiap keeping cngkang ditutup oleh jaringan mantel dan luas
sempitnya penutupan tersebut berbeda antara satu spesies dengan spesies lainnya.
Bagian yang digunakan untuk melekat pada substrat adalah kaki dan gelang. Alat
respirasi chiton adlah insang bipectinate yang terletak di dalam lekuk mantel yaitu
ruang yang terletak antara kaki dan ruang mantel. (kastawi,2003)
Kelas Scaphopoda lebih dikenal sebagai siput gading ataumollusca
bercabgkang gigi. Pemberian nama tersebut karena cangkangnya terbentuk tabung
silinder panjang, seperti gading gajah. Umumnya Scaphopoda memiliki kebiasaan
membenamkan diri di pasir pada kedlaaman air lebih dari 6m. tubuh Scaphopoda
memanjang seperti sumbu anterior/posterior. Kepala dan kaki terdapat pada daerah
2
terbesar dari cangkang yaitu daerah anterior. Kebiasaan hidup hewan ini adalah
menggali dengan kepala mengarah kebawah dan hanya sebagian kecil ujung
posterior tubuh muncul dipermukaan substrat. Contoh spesies kelas Scaphopoda
adalah Dentalium vernedei (kastawi, 2003).
Kelas gastropoda merupakan kelas dari Mollusca terbesar. Disebut juga dengan
siput. Gastropoda berkaki lebar dengan pipih sehingga membentuk “kaki perut”
gastropoda hidup di daratan dan di lautan atau di perairan, baik di air tawar maupun
air laut. Siput selain bermanfaat sebgai sumber makanan dan sebagai pengurai
(decomposer), juga dapat merugikan manusia karena dapat merusak tanaman
pertanian dan juga menjadi perantara penyakit. Umumnya gastropoda memiliki
sebuah cangkok berbentuk spiral. Beberpa yang tidak cangkok banyak yang hidup
di darat dan sering disebut siput telanjang. Gastropoda bersifat hermaprodit. Akan
tetapi tidak pernah terjadi pembuahan sendiri. Gastropoda darat bernafas dengan
paru-paru. Telurnya mempunyai cangkang (kulit). Gastropoda air bernafas dengan
insang. Telurnya dilepas satupersatu atau berkelompok dalam zat semacam gelatin.
Telur menetas menjadi berbagai fase larva sebelum menjadi dewasa. Banyak
telurnya menetas dalam uerus (ovovivipar) (Nurhayati,2007).
Kelas pelecypoda mempunyai cangkok yang terdiri atas dua bagian. Dua bagian
tersebut dihubungkan dengan semacam engsel. Mempunyai kaki berbentuk pipih
seperti kapak dan insang (bronkia) berupa lembaran-lembaran. Pada cangkok
menempel mantelnya. Di tepi cangkok, mantel membentuk bagian cangkok yang
baru secara terus menerus sehingga cangkok makin lama makin membesar.
Cangkok pelecypoda terdiri atas 3 lapisan yaitu periostrakum, lapisan prisma, dan
lapisan nacre(Nurhayati,2007)
Cephalopoda merupakan Mollusca yang mempunyai kepala jenis dan mata
yang besar. Kaki otot dimodifikasi menjadi tangan, tentakel disekeliling mulut, dan
corong yang merupakan saluran keluar dari rongga mantel. Umumnya mempunyai
kelenjar tinta. Cephalopoda yang memiliki cangkok yang lengkap adalah Nautilus.
Pada cumi-cumi dan sotong cangkok direduksi dan letaknya di dalam, sedangkan
pada gurita sama skali tidk mempunyai cangkok. (nurhayati,2007)
3
IV. Alat dan Bahan :
Alat seksi
Achatina fulica (Bekicot).
Loligo pealli (Cumi-Cumi).
Pila ampullacea (Keong sawah).
Sarung tangan lateks
Pinset jarum pentul
Pensil
Kertas HVS yang sudah berisi tabel
Penghapus
Sumber :
V. Prosedur Kerja :
A. Bekicot (Achatina fulica)
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk
mengerjakan praktikum.
2. Meletakkan bekicot (Achatina fulica) yang masih hidup di atas
papan seksi dan yang sudah mati dibelah dan diamati morfologi dan
anatominya.
3. Menggambar morfologi dan anatomi dari tubuh bekicot (Achatina
fulica).
4. Memberi keterangan gambar dari bagian-bagian yang ditunjuk.
5. Menuliskan klasifikasi dari bekicot (Achatina fulica).
B. Cumi-cumi (Loligo sp.)
1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk
mengerjakan praktikum.
4
2. Mengambil seekor cumi-cumi (Loligo sp.) dan meletakkan di
atas papan seksi
3. Mengamati morfologi bagian ventral dan dorsal , bagian anterior
dan bagian posterior dari cumi-cumi (Loligo sp.)
4. Menggambar dan menuliskan keterangan pada gambar.
5. Mengamati anatomi dari cumi-cumi (Loligo sp.) dengan cara
memotong mantel bagian posterior, dari ujung ventral ke arah
dorsal.
6. Menggambar dan memberikan keterangan pada bagian-bagian
tubuh dari cumi-cumi (Loligo sp.)
7. Menuliskan klasifikasi dari cumi-cumi (Loligo sp.)
5
6
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan bahwa hewan yang
digunakan untuk praktikum, yaitu bekicot (Achatina fulica), cumi-cumi (Loligo
sp), keong sawah (Pila ampullacea) dikelompokkan ke dalam filum Mollusca
karena hewan-hewan ini memiliki ciri-ciri yang umumnya dimiliki oleh filum
Mollusca diantaranya memiliki tubuh simetri bilateral, dan tidak bersegmen,
kecuali monoplacophora yang memilki kepala yang jelas dengan organ reseptor
kepala yang bersifat khusus. Coelom mereduksi, dinding tubuh tebal dan
berotot. Pada permukaan ventral dinding tubuh terdapat kaki berotot yang
secara umum digunakan untuk bergerak. Dinding tubuh sebelah dorsal meluas
menjadi satu atau sepasang lipatan yaitu mantel atau pallium. Fungsi mantel ini
adalah mensekresi cangkang dan melingkupi rongga mantel yang di dalamnya
berisi insang. Lubang anus dan eksretori umumnya membuka ke dalam rongga
mantel. Saluran pencernaan berkembang baik. Sebuah rongga bukal yang
umumnya mengandung radula berbentuk seperti proboscis. Memiliki system
peredaran darah dan jantung. Jantung dibedakan atas aurikel dan ventrikel.
Meskipun memiliki pembuluh darah namun darah biasanya mengalami
sirkulasi melalui ruang terbuka. Darah mengandung hemosianin yaitu
merupakan pigmen respirasi. Organ ekskresi berupa ginjal yang berjumlah
sepasang atau terkadang hanya berjumlah satu buah. Memiliki sebuah cincin
syaraf yang berhubungan dengan dua pasang tali syaraf. Ovum berukuran kecil
dan mengandung sedikit kuning telur.
Achatina fulica yaitu hewan yang termasuk ke dalam kelas gastropoda.
Dilihat dari morfologinya, memiliki cangkang, tentakel, mulut, dan juga anus.
Cangkang berbentuk kerucut terpilin (kalsium karbonat), cangkang tersusun
dari tiga lapis yaitu periostrakum yang tipis, lapisan prismatic (kalsium
karbonat) dan lapisan nakreas berupa lembaran tipis yang mengkilat. Di dalam
tubuh Achatina fulica atau bekicot terdapat lambung, otak, ganglion pedal,
paru-paru, dan hati. Kepala bekicot langsung berhubungan dengan bagian kaki
yang berotot. Alat pencernaan terdiri dari mulut, faring, dibagian dorsal terdapat
rahang dari zat tanduk, dan pada bagian ventral terdapat radula dengan gigi yang
terbuat dari kitin, esophagus dengan saluran yang pendek, tembolok dengan
7
dnding yang tipis, lambung yang bulat, usus tempat terjadinya penyerapan
makanan dan berakhir di anus.
struktur tubuh yang bercangkok, kebanyakan berputar ke kanan (dekstral),
dan ada juga yang berputar ke kiri (sinistral). Putaran ini berasal dari Apex
melalui whorl sampai ke aperture. Pada kepalanya terdapat dua tentakel yaitu,
sepasang berukuran pendek terletak di anterior dan mengandung saraf pembau
serta pada ujung tentakel yang lebih panjang terdapat sepasang mata, leher
(pada sisi sebelah kanan terdapat lubang genital. Mulut bekicot terletak di
bagian anterior kepala di ventral tentakel tepat di bawah terdapat lubang yang
berhubungan dengan kelenjar mukosa kaki (pedal).
Alat pencernaan terdiri atas, rongga mulut (tempat dimana terdapat radula),
esophagus, kelenjar ludah, tombolok, lambung, intestin, rectum, dan anus.
Kelenjar pencernaan terdiri atas kelenjar ludah, hati dan pankreas. Makanan
bekicot berupa tumbuh-tumbuhan. Makanan dipotong-potong oleh mandibula,
kemudian dikunyah oleh radula. Zat-zat makanan diserap di dalam intestin.
Sistem reproduksi pada Achatina fulica, spermatozoa dihasilkan oleh ovotestis,
keluar menuju saluran hermaprodit kemudian saluran sperma menuju ke
vasdeferens dan menghasilkan suatu sel ovarium yang dibungkus dalam
cangkang yang dihasilkan oleh epitel saluran. Achatina fulica hidup di darat
khususnya daerah lembab dan berair.
8
Pada kepala terdapat mulut yang dikelilingi oleh empat pasang tangan
dan sepasang tentakel. Pada permukaan dalam tangan dan tentakel
terdapat batil isap. Di posterior kepala terdapat sifon, sedangkan di
daerah anterior badan terdapat endoskeleton. System skeletal terdiri atas
endoskeleton yang berbentuk pen dan beberapa tulang rawan. Beberapa
tulang rawan tersebut akan membentuk artikulasi untuk sifon dan
mantel, sedangkan yang lain melindungi ganglia dan menyokong mata.
Endoskeleton yang terbentuk pen tersebut homolog dengan cangkang
pada Mollusca lain.
9
Keong sawah (Pila ampullacea) memiliki ciri-ciri hampir sama
dengan bekicot (Achatina fulica), kakinya merupakan perpanjangan
atau penjuluran dari bagian ventral tubuh yang berotot. Kaki ini pada
keong sawah menyatu dengan perut. Massa visceral merupakan bagian
tubuh yang terdapat dalam cangkang, massa visceral ini tertutup oleh
mantel. Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral.
Mantel membentuk suatu rongga yang disebut rongga mantel. Kepala
keong sawah hampir tidak pernah tampak, karena terhalang oleh
cangkang. Namun, sesekali ketika keong sawah menempel pada substrat
(bidang yang ditempeli), maka ia akan menampakkan kepalanya
dengan menjulurkan dua pasang tentakel. Satu pasang berupa mata
untuk membedakan gelap dan terang, satu pasang berupa alat penerima
sinyal dari bahaya serangan musuh. Pila ampullacea bereproduksi
secara seksual. Organ reproduksi jantan dan betina pada umumnya
terpisah pada individu lain (gonokris). Fertilisasi dilakukan secara
internal.
10
ampullacea ialah di air tawar seperti sungai, kolam atau banyak
dijumpai di sawah.
11
VII. Simpulan :
12
Daftar Pustaka
Singaraja : UNDIKSHA
Kastawi, Yusuf ; Sri Endah Indriwati ; Ilbrohim ; Masjhudi ; Sofia Ery Rahayu.
2003. Zoologi Avertebrata. Malang : JICA Experts.
Rahardian, Renan & Azni Ananda. 2012. Master Biologi SMA kelas X, XI, XII.
Jakarta : Wahyumedia
13