Anda di halaman 1dari 10

I.

Judul : PRAKTIKUM PENGAMATAN FILUM PORIFERA

II. Tujuan :

Setelah mempelajari buku ajar dan terlibat langsung dalam kegiatan


praktikum diharapkan saya :
1. Dapat mengamati dengan jelas hewan-hewan porifera yang disiapkan.
2. Dapat menggambar dengan baik specimen-specimen yang diamati pada
buku gambar yang telah disiapkan sebelumnya.
3. Dapat membedakan tipe-tipe saluran air yang terdapat pada hewan-
hewan porifera.
4. Dapat membedakan tipe-tipe spikula pada hewan-hean porifera.
5. Dapat memberi keterangan pada gambar-gambar yang telah dibuat.

III. Dasar Teori :

Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yaitu
lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Kata tersebut
untuk menunjukkan akan kekhususan hewan yang bersangkutan, yaitu hewan
yang memiliki banyak lubang-lubang kecil dan bila dan jika disingkat cukup
disebut hewan berpori. (kastawi, 2003).
hewan ini sederhana karena selama hidupnya menetap pada karang atau
permukaan benda keras lainnya di dasar laut. Phylum porifera yaitu spons hidup
di air dan sebagian besar hidup di air laut yang hangat dan dekat dengan pantai
yang dangkal walaupun ada pula yang hidup pada kedalaman 8500 meter
bahkan lebih. Spons sering ditemukan melekat pada substrat yang keras dan
hidupnya berkoloni yang statif atau tidak bergerak. Spons belum memiliki alat-
alat ekskresi khusus dan sisa metabolismenya dikeluarkan melalui proses difusi
yaitu dari sel tubuh ke epidermis kemudian lingkungan hidup yang berair.
Porifera memiliki 3000 spesies dan secara umum hidupnya di laut dangkal
sampai kedalaman 5 km. dari 3000 spesies yang dikenal hanya 150 spesies yang

1
hidup di air tawar sampai kedalaman 2 meter dan jarang yang lebih dari 4 meter
yang biasanya hidup di air jernih dan tenang. (Kimball, 2000).
Tubuh hewan porifera memiliki beberapa jaringan tetapi deferensiasi
jaringan, kecuali jaringan ikat tidak berkembang layaknya sel-sel hewan
Metazoa lainnya. Disamping itu porifera tidak memiliki sel-sel syaraf dan otot
yang sebenarnya. Struktur tubuh hewan spons terdiri atas dua lapisan jaringan
yakni epidermis dan gastrodermis serta satu lapisan non selular yakni mesoglea.
Kekuatan tubuh dari hewan spons didukung oleh adanya jaringan ikat yang
berisi suatu skeleton dari serabut spongin organic, spikula silica atau kapur, atau
kombinasi serabut sponging dan spikula silika. (Kastawi,2003).
Makanan, pertukaran gas, dan pembuangan sampah tergantung pada aliran
air yang melalui tubuhnya. Makanan hewan spons berupa zat organic atau
organisme kecil lain, yang akan dicerna dalam vakuola makanan yang
kemudian diteruskan oleh sel amuboid ke sel-sel lainnya. Pernafasan dilakukan
oleh sel-sel tubuh dengan cara absorbs, O2 dari air sedangkan CO2 dikeluarkan
kembali melalui seluruh permukaan tubuhnya. Reproduksinya secara vegetative
dan generative. Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual.
Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule.
Gemmule disebut juga dengan tunas internal. Gemmule dihasilkan hanya
menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar.
Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi. Reproduksi seksual
dilakukan dengan pertukaran gamet. Ovum dan sperma dihasilkan oleh
koanosit. Sebagian besar porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada
individu yang sama sehingga disebut dengan Hermafrodit. (Suwignyo, 2005).
Berdasaran system saluran yang ada di dalam tubuhnya, terbagi menjadi 3
yaitu tipe ascon, sycon, rhagon atau leucon. Tipe ascon yaitu lubang-lubang
ostianya dihubungkan langsung ke spongocoel. Contohnya Olyntus. Tipe sycon
yaitu lubang ostianya dihubunkan oleh saluran berabang kemudian ke
spongocoel. Tipe leucon yaitu lubang ostianya dihubungkan dengan saluran
bercabang, berongga dan tidak dihubungkan langsung ke spongocoel.
Berdasarkan sifat skeletonnya, porifera terbagi menjadi tiga kelas yaitu kelas
Calsispongiae yaitu hidup di laut (pantai dangkal) bentuk tubuhnya sederhana,

2
kerangka tubuhnya tersusun atas CaCO3, dan koanositnya besar. Kelas
Hyalospiae yaitu hidup di laut dalam, kerangka tubuhnya tersusun atas bahan
kersik atau silikat (H2S13O7), spikula berduri 6, memiliki saluran air sederhana.
Kelas Demospongiae umumnya hidup di laut tapi pada beberapa spisies hidup
di air tawar. Pada umumnya tidak memiliki rangka dan kalaupun ada memiliki
rangka terbuat dri kersik, sponging atau campuran dari keduanya.

IV. Alat dan Bahan :

Praktikum Lapangan
 Garpu / sendok
 Ember
 Toples
 Sarung tangan kain

Praktikum Laboratorium

 Mikroskop
 Object glass
 Cover glass
 Pipet tetes
 Preparat
 Sarung tangan lateks
 Jarum pentul
 Air
 Pensil
 Buku gambar
 Penghapus
 Gambar-gambar hewan porifera

Sumber :

3
 Buku ajar Zoologi Invertebrata oleh Prof. Dr. Wayan Bawa
 Taksonomi Avertebrata, Pengantar Praktikum Laboratorium oleh : Boen
S. Oemarjati, Wisnu Wardana.

V. Prosedur Kerja :

Praktikum Lapangan
1. Menyiapkan semua alat yang diperlukan dalam praktikum lapangan.
2. Mencari sampel specimen dari phylum porifera.
3. Mengambil foto dari specimen yang sudah didapatkan.

Praktikum Laboratorium

1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan


praktikum.
2. Mengamati dengan cermat specimen-specimen yang telah disiapkan
serta mengamati spikula specimen tersebut menggunakan mikroskop.
3. Mengambil foto spikula dari objek yang diamati melalui mikroskop.
4. Menggambar dengan baik hasil pengamatan pada buku gambar.
5. Memberi keterangan bagian-bagian pada gambar yang sudah dibuat.
6. Memperhatikan gambar 01, dan menulis nama tipe saluran air pada
gambar 01A, 01B, dan 01C.
7. Menulis keterangan bagian-bagian dari masing-masing tipe saluran air
pada gambar 01.
8. Menggambar hewan Spycha, Leucosolenia dan Euspongia serta
memberi penjelasan tentang tipe saluran yang dimiliki.
9. Memberi gambar 04, lalu menggambar dan memberi keterangan
seperlunya,

VI. Hasil dan Pembahasan

4
5
6
Berdasarkan dari hasil praktikum yang sudah dilakukan diatas, dapat dibahas
disini mengenai hewan-hewan porifera dan tentang bagaimana system saluran
airnya. Terdapat tiga macam hewan porifera yang sudah diamati pada praktikum
ini. Yang pertama yaitu hewan Agelas citrina. Pada hewan porifera Agelas citrina
ini didapati memiliki atau termasuk pada tipe saluran leukon. Pada hewan porifera
ini memiliki spikula yang berbentuk lonjong meruncing. Agelasida adalah kelas
dari Demospongiae dengan acanthostyles tegak berduri (Agelas spicule), kadang-
kadang disebut juga dengan acanthoxeas. Serat sponging berintikan dan tersusun
oleh acanthostyles lebih dominan hadir dalam satu family. Family lainnya disebut
sclerosponges memiliki lapisan tipis jaringan hidup diatas kerangka berkapur basal.

Pada hewan porifera yang kedua yaitu Phakellia ventilabrum. Organisme ini
berbentuk seperti bunga, pipih dan mirip dengan jamur kuping. Diseluruh
permukaan tubuhnya terdapat lubang-lubang kecil sebagai saluran keluarnya air
yang disebut osculum. Pada hewan porifera ini didapati memiliki tipe saluran air

7
leukon. Hewan porifera ini memiliki bentuk spikula yang memiliki 3 ujung runcing.
Phakellia merupakan ordo dari Axinellida.

Pada hewan porifera yang ketiga yaitu Ircinia sp. Hewan ini berbentuk seperti
batu namun memiliku lubang-lubang kecil pada tubuhnya. Pada hewan porifera ini
didapati memiliki tipe saluran air leukon. Hewan porifera ini memiliki bentuk
spikula batang yang meruncing. Rangka dari tubuhnya sepenuhnya tersusun atas
partikel pasir, kerang dan spons lainnya.

VII. Simpulan :

Porifera disebut juga dengan hewan spons karena tubuhnya dipenuhi dengan
lubang-lubang kecil yang disebut pori.Tubuh poifera tidak memiliki jaringan
maupun organ yang sesungguhnya. hewan ini sederhana karena selama hidupnya
menetap pada karang atau permukaan benda keras lainnya di dasar laut. Spons
sering ditemukan melekat pada substrat yang keras dan hidupnya berkoloni yang
statif atau tidak bergerak. Spons belum memiliki alat-alat ekskresi khusus dan sisa
metabolismenya dikeluarkan melalui proses difusi. Struktur tubuh hewan spons
terdiri atas dua lapisan jaringan yakni epidermis dan gastrodermis serta satu lapisan
non selular yakni mesoglea. Dari praktikum di atas dapat disimpulkan dari ketiga
hewan porifera yaitu Agelas citrina, Phakellia ventilabrum, dan Ircinia sp.
memiliki tipe saluran air leukon. Pada Agelas citrina memiliki bentuk spikula yang
meruncing, sedangkan pada Ircinia sp. memiliki bentuk spikula meruncing namun
lebih ramping dan kecil.. pada Phakellia ventilabrum memiliki bentuk spikula yang
membentuk 3 sudut yang meruncing.

8
Daftar Pustaka

https://www.google.co.id/amp/s/wicaktini.wordpress.com/2014/06/07/laporan
-praktikum-avertebrata-phylum-porifera/amp/

https://adidodo.wordpress.com/tugas/

https://www.google.co.id/amp/usaha321.net/3-saluran-air-pada-
porifera.html/amp

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Porifera

9
10

Anda mungkin juga menyukai