Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DIVISIO THALLOPHYTA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas kelompok Matak uliah Taksonomi Tumbuhan


Rendah

Dosen Pengampu :

Erda Muhartati, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Fera Santika (180384205034)


2. Heru Sulistiawan (180384205004)
3. Indah Saliana Putri (180384205035)
4. Rika Agustina (180384205048)
5. Shella Suttari (180384205022)

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

TANJUNGPINANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah, Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
karunianya serta kelapangan bepikir dan waktu, sehingga penyusun dapat
menyusun dan menyelasaikan makalah ini, dengan judul “Divisio Thallophyta
Kelas Phaeopyhta dan Kelas Bacillariopyhta”. Makalah disusun sebagai tugas
yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah “Taksonomi Tumbuhan
Rendah’’.Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu ibu


Erda Muhartati,S.Si, M.Si yang sudah mengarahkan dalam menyusun makalah ini
sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penyusun juga menyadari bahwa materi dan penulisan dalam makalah ini
masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karna itu keritik dan saran dari para
pembaca sangat diharapkan oleh penulis agar kedepannya pembuatan makalah ini
menjadi lebih sempurna lagi. Atas keritik dan sarannya diucapkan terima kasih.

Tanjung Pinang, 08 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

A. Divisi Thallophyta ...................................................................... 3


B. Kelas Phaeophyta ....................................................................... 3
C. Kelas Bacillariophyceae........................................................... 11

BAB III PENUTUP .................................................................................... 20

3.1 Kesimpulan ................................................................................ 20


3.2 Saran ........................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Divisio ini meliputi tumbuhan-tumbuhan yang memiliki ciri utama


tubuh yang berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang
struktur tubuhnya masih belum bisa dibedakan antara akar,batang dan
daun disebut dengan tumbuhan kormus. Ciri lain dari tumbuhan talus ini
adalah terususn oleh satu sel yang berbentuk bulat hingga banyak sel yang
kadang-kadang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi ( sudah mengalami
diferensiasi).

Ganggang termasuk tumbuuhan bertalus,tidak memiliki


akar,batang dan daun sejati. Ganggang ada yang bersel satu dan bersel
banyak,bersifat eukariotik,ada yang hidup melayang-layang (neustonik)
dan ada yang didasar air (bentik). Habitat di air tawar,air laut dan daerah-
daerah yang lembab,reproduksi dapat dilakukan secara seksual
(konjugasi,anisogami,isogami) atau aseksual.

Tubuh alga terdapat berbagai zat warna (pigmen),yaitu :

Klorofil : warna hijau

Fikosantin : warna perang/ coklat

Fikoerittrin : warna merah

Xantofil : warna kuning

Berdasrakan pigmennya, ganggang dapat dibedakan menjadi empat

1. Chlorophyta (ganggang hijau)


2. Chrysophyta (ganggang keemasan)
3. Phaeophyta (ganggang coklat/perang)
4. Rhodophyta (ganggang merah)

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Kelas Phaeophyta dan Kelas
Bacillariophyceae ?
2. Bagaimana morfologi dari Kelas Phaeophyta dan Kelas
Bacillariophyceae ?
3. Bagaimana struktur dari Kelas Phaeophyta dan Kelas
Bacillariophyceae ?
4. Bagaimana proses reproduksi dari Kelas Phaeophyta dan Kelas
Bacillariophyceae?
5. Bagaimana taksonomi dari Kelas Phaeophyta dan Kelas
Bacillariophyceae ?
6. Apa saja manfaat dan kerugian dari Kelas Phaeophyta dan Kelas
Bacillariophyceae ?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Kelas Phaeophyta dan Kelas Bacillariophyceae.
2. Untuk mengetahui morfologi Kelas Phaeophyta dan Kelas
Bacillariophyceae.
3. Untuk mengetahui struktur Kelas Phaeophyta dan Kelas
Bacillariophyceae.
4. Untuk mengetahui proses reproduksi Kelas Phaeophyta dan Kelas
Bacillariophyceae.
5. Untuk mengetahui taksonomi Kelas Phaeophyta dan Kelas
Bacillariophyceae.
6. Untuk mengetahui manfaat dan kerugian dari Kelas Phaeophyta dan
Kelas. Bacillariophyceae.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Divisi Thallophyta

Thallophyta merupakan .kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri


utama yaitu tubuh berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan
yang struktur tubuhnya belum bisa dibedakan antara akar,batang dan daun.
Sedangkan tumbuhan yang sudah dibedakan antara akar,batang dan daun
disebut tumbuhan kormus. Ciri-ciri tumbuhan talus ini adalah tersusun
oleh satu sel yang berbentuk bulat hingga banyak sel yang kadang-kadang
mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi (sudah mengalami diferensiasi).
Perkembangbiakan pada umumnya secara vegetative (aseksual) dan
generative (seksual) dengan spora sebagai alatperkembangbiakannya.
Peerkembangbiakan secara generative terjadi melalui peleburan gamet
yang terbentuk didalam organ yang disebut gametangium. Cara hidup pada
tumbuhan talus ada tiga cara,yaitu : autotroph (asimilasi dengan
fotosintesis),heterotroph dan simbiosis.

B. Kelas Phaeophyta
1. Deskripsi Phaeophyta (Ganggang Cokelat)

Gambar Ganggang Cokelat

3
Phaeophyta atau Ganggang coklat adalah protista mirip tumbuhan
yang memiliki talus bersel banyak, sehingga dapat dilihat secara
makroskopis (kasat mata). Talusnya memiliki alat pelekat untuk
menempelkan tubuhnya pada substrat, sedangkan bagian tubuh yang
lainnya mengapung di atas air. Beberapa anggota Filum Phaeophyta
seperti Sargassum, Macrocystis, dan Nereocystis memiliki gelembung
udara yang berfungsi untuk menyimpan gas nitrogen dan untuk
mengapung di atas permukaan air. Ganggang cokelat mengandung pigmen
cokelat (xantofil), klorofil a dan c. Pigmen xantofil jumlahnya dominan,
sehingga menyebabkan warna talusnya coklat. Cadangan makanannya
disimpan dalam bentuk laminarin. Umumnya, ganggang cokelat bersel
banyak (multiseluler). Bentuk tubuhnya menyerupai tumbuhan tingkat
tinggi karena memiliki bagian menyerupai akar, batang, dan daun
sehingga membuat ganggang ini mudah untuk dikenali. Sekitar 1.500 jenis
Phaeophyta atau ganggang cokelat telah diketahui. Hampir semua jenis
Phaeophyta hidup di laut terutama di daerah yang dingin, yaitu hidup di
batu-batuan di dasar perairan sedalam 1,5 – 5 meter dari permukaan air.
Semua alga cokelat berbentuk benang atau lembaran dan bersifat autotrof
(mampu menghasilkan makanannya sendiri). Semua Phaeophyta hidup
berkoloni dengan bentuk bervariasi dari yang sederhana hingga yang
berbentuk besar dengan organisasi sel yang rumit. Pada Phaeophyta yang
berkoloni besar, belum terbentuk organ yang sesungguhnya meskipun
pada beberapa jenis terdapat bentuk menyerupai akar, batang, dan daun,
namun keseluruhan bagian itu disebut sebagai talus.

Ganggang coklat (Phaeophyta) memiliki ciri atau karakteristik


secara umum, yaitu sebagai berikut.

 Inti sel bersifat eukariotik karena inti sel telah memiliki membran.
 Multiseluler (bersel banyak).

4
 Berbentuk lembaran, bahkan ada yang menyerupai tumbuhan
tinggi (Plantae) karena memiliki bagian menyerupai akar, batang,
dan daun.
 Memiliki gelembung-gelembung udara yang berfungsi sebagai
pelampung.
 Memiliki ukuran talus mikroskopis sampai makroskopis.
 Memiliki pigmen klorofil a, klorofil c, violaxantin, b-karotin,
diadinoxantin, serta xantofil yang jumlahnya dominan.
 Berbentuk filamen bercabang, tidak bercabang dan ada juga yang
tegak.
 Bersifat autotorof, karena memiliki klorofil untuk melakukan
fotosintesis.
 Memiliki kloroplas tunggal berbentuk seperti benang ada pula yang
berbentuk cakram (discoid).
 Kloroplas mengandung pirenois untuk menyimpan cadangan
makanan.
 Cadangan makanan yang disimpan berupa laminarin.
 Memiliki dinding sel.
 Pada dinding sel dan ruang intersel terdapat algi (asam alginate),
bagian dalam dinding sel tersusun oleh lapisan selulosa.
 Memiliki jaringan untuk transportasi seperti tumbuhan tingkat
tinggi.
 Hampir semua jenis Phaeophyta memiliki habitat di laut terutama
di daerah yang dingin, yaitu hidup di batu-batuan di dasar perairan
sedalam 1,5 – 5 meter dari permukaan air.
 Semua Phaeophyta hidup berkoloni dengan bentuk bervariasi dari
yang sederhana hingga yang berbentuk besar (lebih dari 30 meter)
dengan organisasi sel yang rumit.

5
2. Morfologi Phaeophyta
Adapun morfologi dari alga ini,yaitu :
Pada ujung-ujung lembaran fertil terdapat reseptakel, yaitu tubuh
yang berfungsi sebagai perkembangbiakan Phaeophyta ini. Di dalam
reseptakel tadi, terdapat sebuah bab lagi yang berjulukan konseptakel
yang menghasilkan ovum dan spermatozoid pada tumbuhan yang
berbeda.

Anggota filum Phaeophyta ini mempunyai talus yang bersel


banyak, dan sanggup menempel pada substrat. Sedangkan bab tubuh
yang lain mengapung di air. Beberapa anggota filum Phaeophyta
seperti Sargassum, Macrocytis dan Neurocytis memiliki gelembung
udara yang berfungsi untuk menyimpan gas nitrogen serta untuk
mengapung.

3. Struktur Phaeophyta

• Struktur tubuh Phaeophyta (Alga coklat)

Tubuh selalu berupa talus yang multi seluler yang berbentuk


filament atau lembaran atau menyerupai semak atau pohon yang
dapat mencapai beberapa puluh meter, terutama jenis-jenis yang
hidup di lautan daerah iklim, dingin. Panjang tubuh maximum
mencapai 100m.

• . Struktur sel Phaeophyta (Alga coklat)

Sel mengandung khloroplas berbentuk bulat, bulat panjang,


seperti pita,mengandung khorofil a dan klorofil c serta beberapa
xantofil misalnya fukosatin. Cadangan makanan berupa laminarin
dan manitol. Dinding sel menandung selulose dan asam alginate.
Umumnya dapat ditemukan adanya dinding sel, yang tersusun dari
tiga macam polimer, yaitu : selulosa, asam aginat, fukan dan

6
fukoidin. Dimana algin dan fukoidin lebih kompleks dari selulosa
dan gabungan dari keduanya membentuk fikokoloid. Kadang-
kadang dinding selnya juga mengalami pengapuran. Inti selnya
berinti tunggal, bagian pangkal berinti banyak. Kloroplas dengan
berbagai macam bentuk, ukuran dan jumlah.

Pada phaeophyta umumnya dapat ditemukan adanya


dinding sel yang tersusun dari tiga macam polimer yaitu selulosa,
asam alginat, fukan dan fukoidin. Algin dari fukoidin lebih
kompleks dari selulose dan fukoidin lebih kompleks dari selulose
dan gabungan dan keduanya membentuk fukokoloid. Dinding
selnya juga tersusun atas lapisan luar dan lapisan dalam, lapisan
luar yaitu selulosa dan lapisan dalam yaitu gumi. Tapi kadang-
kadang dinding selnya juga mengalami pengapuran. Inti selnya
berinti tunggal yang mana pana pada pangkal berinti banyak.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan
berkembang bebas, layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini
berakibat positif karena dinding-dinding sel dapat memberikan
dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan
fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk
ke dalam sel.Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen,
tergantung golongan organisme.

4. Reproduksi Phaeophyta

7
Perkembangbiakan pada Phaeophyta dilakukan secara aseksual
(vegetatif) dan seksual (generatif). Reproduksi aseksual alga cokelat
dilakukan dengan fragmentasi dan pembentukan spora (aplanospora
dan zoospora). Zoospora yang dihasilkan memiliki flagel yang tidak
sama panjang dan terletak di bagian lateral (sisi atau pinggir).

Sedangkan perkembangbiakan seksual dilakukan dengan isogami,


anisogami, atau oogami. Fucus vesiculosis adalah salah satu contoh
alga cokelat yang berkembang biak secara oogami. Ada cara
reproduksi generatif/seksual ganggang cokelat yang mirip dengan
tumbuhan tingkat tinggi, yaitu ujung-ujung lembaran talusnya yang
fertil membentuk suatu badan yang mengandung alat pembiak disebut
reseptakel. Di dalam reseptakel ini terdapat konseptakel yang
mengandung anteridium yang menghasilkan sel kelamin jantan berupa
spermatozoid dan oogonium yang menghasilkan sel telur (ovum) dan
benang-benang mandul yang disebut parafisis. Anteridium berupa sel-
sel berbentuk corong yang muncul dari dasar dan tepi konseptakel,
oogonium berupa badan yang duduk di atas tangkai.Jika spermatozoid
dapat membuahi sel telur akan terbentuklah zigot. Zigot lalu
membentuk dinding selulosa dan pektin yang tebal, kemudian melekat
pada suatu substrat seperti bebatuan, selanjutnya tumbuh menjadi
individu baru yang kromosom tubuhnya diploid.

8
5. Taksonomi Phaeophyta
• Klasifikasi Berdasarkan tipe pergantian keturunan, phaeophyta
dibagi dalam 3 golongan, yaitu:
1. Golongan Isogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturunan isomorf. Sporofit dan gametofit mempunyai bentuk
dan ukuran yang sama secara morfologi tetapi sitologinya
berbeda. Contoh: Ectocarpus, Dictyota dan Cutleria
2. Golongan Heterogeneratae
Yaitu golongan tumbuhan yang memiliki pergiliran
keturunan yang heteromorf. Sporotif dan gametofitnya berbeda
secara morfologi maupun sitologisnya. Contoh: Laminaria,
Nercosystis.
3. Golongan Cyclosporae
Yaitu golongan tumbuhan yang tidak memiliki pergiliran
keturunan. Contoh : Fucus.
• Urutan Taksonomi/Klasifikasi Phaeophyta :
Domain : Eukaryota
Kingdom : Protista
Phylum : Heterokontophyta
Class : Phaeophyceae
Order : Fucales, Laminarales, Dictyotales, Ectocarpales
Family : Fucaceae
Genus : Fucus
Species : Distichus, serratus, Spiralis, Vesiculosus
Sargasum sp. Sargasum polyphylum
Dictyota sp. Turbinaria ornate

9
6. Manfaat dan Kerugian Phaeophyta
• Manfaat Adapun manfaat ganggang coklat dalam kehidupan yaitu:
a. Ganggang coklat dapat dimanfaatkan dalam industri makanan
b. Phaeophyta sebagai sumber alginat banyak dimanfaatkan
dalam dunia industri tekstil untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas bahan industri, kalsium alginat
digunakan dalam pembuatan obat-obatan senyawa alginat juga
banyak digunakan dalam produk susu dan makanan yang
dibekukan untuk mencegah pembentukan kristal es. Dalam
industri farmasi, alginat digunakan sebagai bahan pembuat
bahan biomaterial untuk teknik pengobatan.
c. Dapat digunakan sebagai pupuk organik karena mengandung
bahan-bahan mineral seprti potasium dan hormon seperti auxin
dan sylokinin yang dapat meningkatkan daya tumbuh tanaman
untuk tumbuh, berbunga dan berbuah.
d. Macrocytis Pyrifers menghasilkan iodine (unsur yang dapat
digunakan untuk mencegah penyakit gondok).
e. Laminaria, Fucus, Ascophylum dapat menghasilkan asam
alginat. Alginat biasanya digunakan sebagai pengental pada
produk makanan (sirup, salad, keju, eskrim) serta pengentalan
dalam industri (lem, tekstil, kertas, tablet antibiotik, pasta gigi)
dan pengentalan produk kecantikan (lotion, krim wajah).
f. Macrocytis juga dibuat sebagai makanan suplemen untuk
hewan ternak karena kaya komponen Na, P, N, Ca.
Alga coklat terdiri dari paduan struktur kimia manuronat dan
guluronat. Untuk pewarna tekstil, alga coklat yang digunakan
adalah yang memiliki struktur manuronat lebih banyak dalam hal
ini ada pada Sargassum dan Turbinaria. Struktur kimianya
mengikat zat pewarna, namun lebih mudah melepaskannya pada
bahan kain. "Sebagai pewarna makanan dipilih alga yang memiliki

10
struktur guluronat lebih banyak karena sifatnya yang mudah
dicerna,".
• Kerugian

Selain menjadi bermanfaat bagi kehidupan laut, jumlah


berlebihan alga juga berbahaya bagi mereka. Karena reproduksi
yang cepat, alga kadang menghalangi sinar matahari dari mencapai
tanaman air, yang menghasilkan kematian mereka. alga rambut
yang tumbuh di air dapat menyebabkan kematian hewan air akibat
cekikan. Proses berasal biofuel dari alga adalah mahal dan
membutuhkan suhu konstan dan, karena itu, tidak dapat
sepenuhnya dimanfaatkan. Selain menjadi berbahaya bagi hewan
air, alga juga membunuh keindahan lingkungan sebagai kolam
ditutupi dengan alga terlihat kotor dan jelek.

C. Kelas Bacillariophyceae
1. Deskripsi Bacillariophyceae

Gambar Bacillariophyceae

Bacillariophyta atau Diatom merupakan alga uniseluler yang


tersebar luas di perairan air tawar dan air laut, maupun di tanah-tanah yang
lembab. Jumlah diatom sangat banyak, diperkirakan mencapai 16.000
Jenis. Karena jumlahnya yang banyak, diatom yang berperan sebagai salah
satu fitoplankton menjadi komponen produsen penting di perairan laut.
Diatom ada yang hidup sendiri dan ada yang berkoloni membentuk

11
filamen. Sebagian hidup bebas di permukaan air, beberapa jenis yang lain
hidup menempel pada substrat. Bacillariophyta memiliki makanan yang
disimpan sebagai leukosin yang berupa tetes-tetes minyak dan memiliki
pigmen fotosintetik, yaitu klorofil a, klorofil c, xantofil, dan karoten.
Bentuk sel diatom memanjang dengan dinding sel atau cangkang yang
terdiri atas dua bagian seperti kotak (hipoteka) dengan tutupnya (epiteka).
Cangkang tersebut tersusun atas pektin dan silika dengan berbagai bentuk
ornamentasi. Apabila diatom mati, tersisa cangkang silika yang tembus
cahaya. Cangkang pada diatom dilengkapi dengan lubang kecil yang
memungkinkan sel berhubungan dengan lingkungan air. Diatom
mempunyai kelimpahan paling tinggi dan dapat ditemukan di berbagai
jenis habitat misalnya tanah basah, dinding batu, karang terjal, gambut dan
kulit kayu. Selain itu, Diatom dapat dilihat sebagai buih kuning di atas
lumpur pada selokan atau kolam. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa
diatom bersifat kosmopolit. Selain bersifat kosmopolit, diatom juga
memiliki laju pertumbuhan yang tinggi, misalnya pada perairan yang
subur dan tidak tercemar kepadatan populasinya dapat mencapai 2.000 –
10.000 sel per liter air.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Diatom

• Air
merupakan hal yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan,
serta diperlukan pada berbagai macam proses kehidupan diatom. Bila
tidak ada air, diatom tidak akan mampu bertahan hidup lebih lama
dalam keadaan aktif.
• Cahaya
Cahaya juga termasuk faktor penting yang ikut menentukan
pertumbuhan dan perkembangan diatom. Cahaya merupakan
komponen utama untuk proses fotosintesis. Diatom ada yang tidak
peka terhadap intensitas cahaya. Namun, ada juga yang dalam proses

12
metabolismenya memerlukan intensitas cahaya tertentu. Oleh karena
itu, diperlukan cahaya yang sesuai agar proses tersebut berjalan baik.
• Suhu
Suhu merupakan faktor yang mempengaruhi keberadaan diatom dalam
habitatnya. Tiap Genus (Marga) diatom memiliki suhu optimum yang
berbeda-beda. Genus tertentu memerlukan suhu dengan kisaran
tertentu pula untuk proses metabolisme normal. Di atas dan di bawah
kisaran suhu optimum tersebut, proses metabolisme tidak akan
berlangsung dengan normal bahkan akan mengalami kematian.
• Senyawa organik.
Kandungan senyawa organik yang terlarut dalam perairan sangat
berpengaruh terhadap tingkat keasaman dan kebasaan. Beberapa
anggota diatom memerlukan pH di bawah 7,00 dan kandungan kalsium
(Ca) serta Magnesium (Mg) yang rendah, misalnya misalnya Eunotia
dan Frustulia. Genus yang lain justru sebaliknya, menghindari air yang
mengandung asam dan konsentrasi kalsium dam magnesium yang
sangat rendah, seperti Mastogoia, Diploneis, Amphipleura, Gysigma,
Denticula, Ephitemia, dan Rhopalopoada. Perubahan sedikit pada nilai
pH dan senyawa organik perairan akan mempengaruhi keberadaan
diatom dalam perairan tersebut. Senyawa organik bagi diatom berguna
dalam pembentukan frustul, seperti sulfur dan kalsium.

Diatom atau Bacillariophyta memiliki ciri atau karakteristik


secara umum, yaitu sebagai berikut.

• Umumnya uniseluler (bersel tunggal) dan hidup bebas. Namun ada


beberapa anggota yang membentuk koloni dalam berbagai bentuk
seperti filamen.
• Tipe sel eukariotik karena sudah memiliki selaput inti.
• Bersifat autotrof karena mampu melakukan fotosintesis.
• Sel mikroskopis dalam berbagai bentuk seperti oval, bulat, segitiga,
kapal dan sebagainya.

13
• Tubuh bersifat simetris bilateral atau simetris radial.
• Memiliki dinding sel yang kaku yang terbuat dari zat pektin dan silika.
• Memiliki pigmen fotosintesis yaitu klorofil a dan klorofil c serta
santofil seperti fukosantin, diatosantin dan diadinosantin.
• Cadangan makanan disimpan dalam bentuk minyak.
• Merupakan alga yang sebagian besar berhabitat di air tawar dan air
laut.

2. Morfologi Bacillariophyceae
Diatom ada yang hidup sendiri dan ada yang berkoloni membentuk
filamen. Sebagian hidup bebas di permukaan air, beberapa jenis yang
lain hidup menempel pada substrat. Bacillariophyta memiliki makanan
yang disimpan sebagai leukosin yang berupa tetes-tetes minyak dan
memiliki pigmen fotosintetik, yaitu klorofil a, klorofil c, xantofil, dan
karoten.

Bentuk sel diatom memanjang dengan dinding sel atau cangkang


yang terdiri atas dua bagian seperti kotak (hipoteka) dengan tutupnya
(epiteka). Cangkang tersebut tersusun atas pektin dan silika dengan
berbagai bentuk ornamentasi. Apabila diatom mati, tersisa cangkang
silika yang tembus cahaya. Cangkang pada diatom dilengkapi dengan
lubang kecil yang memungkinkan sel berhubungan dengan lingkungan
air.

3. Struktur Bacillariophyceae

• Struktur Tubuh Bacillariophyta (Diatom)


Untuk memahami bagaimana struktur atau bagian-bagian sel
diatom, contoh Pinnularia Viridis yang merupakan salah satu
spesies Bacillariophyta. Struktur tubuh Pinnularia sp. dan
fungsinya diperlihatkan pada gambar dan keteterangannya di
bawah ini.

14
Dinding sel diatom terbuat dari zat pektin dan silika sehingga
strukturnya sangat keras. Dinding sel terdiri atas dua bagian yang
disebut katup (walves). Katup ini memiliki 2 bagian yang tumpang
tindih dan dibatasi oleh lapisan yang disebut dengan cingulum.
Kedua bagian katup tersebut bersama dengan protoplas disebut
dengan frustule. Katub terluar disebut epitheca sedangkan katub
sebelah dalam yang lebih kecil disebut hypotheca.

Permukaan katup memiliki pori-pori atau lubang pendek


membentuk suatu pola atau tanda pada bagian katup tersebut (wall
marking). Sedangkan pada bagian yang tidak terdapat wall
marking disebut dengan daerah aksial. Wall marking tersusun
dalam bentuk barisan linear. Pada daerah aksial, bisa saja berisi
celah longitudinal yang disebut dengan raphe. Raphe memiliki
struktur melingkar pada bagian tengahnya yang disebut dengan
central nodule.

4. Reproduksi Bacillariophyceae
Perkembangbiakan pada Bacillariophyta atau diatom dapat terjadi
melalui dua cara yaitu secara aseksual (vegetatif) dengan pembelahan
sel dan secara seksual (generatif) dengan oogami.

15
• Reproduksi Diatom Secara Aseksual

Diatom mempunyai bentuk seperti kotak dan mempunyai


dinding sel. Selnya tersusun atas dua belahan, yaitu wadah
(hipoteka) dan tutup (epiteka). Apabila sel ini membelah, maka
pada awalnya antara wadah dan tutup akan terpisah. Selanjutnya,
masing-masing akan membentuk wadah dan tutupnya sendiri. Jadi,
bagian tutup (epiteka) membentuk wadah baru (hipoteka) dan
bagian wadah akan membentuk tutup baru dan mempunyai ukuran
lebih kecil.

Setelah terbentuk, jika selnya akan membelah lagi maka


prosesnya sama, demikian seterusnya sampai lama kelamaan
selnya berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat untuk
membelah lagi. Pada tingkat ukuran sel yang kritis dan tidak
memungkinkan lagi dilakukan pembelahan sel, maka protoplasma
akan keluar dari dinding sel dan terbentuklah auxospora.
Auxospora akan mengalami pertumbuhan untuk memperbaiki
ukuran sel menjadi seperti semula. Reproduksi selanjutnya
dilakukan secara generatif.

16
• Reproduksi Diatom Secara Seksual

Reproduksi seksual diatom terjadi melalui oogami dimana


terjad peleburan sel telur yang bersifat non motil dengan gamet
jantan yang bersifat motil. Ketika sel gamet jantan memasuki sel
telur maka terjadi fertilisasi dan terbentuklah zigot.

5. Taksonomi Bacillariophyceae

1. Klasifikasi

Diatom (Bacillariophyta hanya terdiri dari 1 classis yaitu


Bacillariophyceae) diatom uniseluler terdapat dalam bermacam
bentuk. Menurut bentuknya dibagi dalam 2 ordo :

Centrales diatom yang mempunyai bentuk radial simetri.


Centrales terlihat dari atas (Valve view) dapat berbentuk lingkaran
kadang segitiga. Sedang kenampakan samping (girdle view)
bagian overlap terlihat. Pennales diatom yang mempunyai bentuk
bilateral simetri. Terlihat dari atas dapat berbentuk garis, lancet,
elip atau ovoid.

Berdasarkan cara hidupnya diatom dikelompokkan menjadi dua


kelompok besar, yaitu :

a. Diatom Bentos
Diatom bentos pada umumnya hidup bercampur dengan
lumpur atau menempel pada substrat di dasar perairan,
misalnya Cymbella, Gomphonema, Cocconeis, danEunotia.
b. Diatom Plankton
Diatom plankton biasanya hidup melayang-layang bebas di
perairan, baik air tawar maupun air laut. Di air tawar diatom
dapat ditemukan di sungai, danau, kolam, rawa-rawa, dan ada
juga yang bisa ditemukan di perairan yang suhunya mencapai

17
450C. Beberapa diatom hidup sebagai epifit pada alga lain atau
tanaman air. Contoh : Navicula Sp
2. Urutan Taksonomi Kelas Bacilloriophycea
Divisi : Thallophyta
Class : Bacillariophycea
Ordo : Naviculales
Family : Naviculaceae
Genus : Navicula
Species : Navicula gysingensis

Melosira

Klasifikasi :

Divisi :Thallopyta

Kelas :Bacillariophyceae

Ordo :Centrales

Family :Melosiraceae

Genus :Melosira

Spesies :Melosira moniliformis

6. Manfaat dan Kerugian Bacillariophyceae

a. Manfaat
Peranan diatom sangat penting dalam ekosistem perairan
karena merupakan produsen dalam rantai makanan yakni sebagai
penghasil bahan organik dan oksigen. Pada ekosistem air tawar,
diatom mengambil alih peran flora lain khususnya Cyanophyta dan
Chlorophyta. Diatom yang hidup di lautan mempunyai bagian yang
penting dalam kehidupan, yaitu sebagai sumber makanan bagi
Protista tak berwarna atau hewan-hewan kecil sehingga dapat

18
memperpanjang kehidupan organisme lainnya. Apabila diatom ini
mati, maka ia akan jatuh ke dasar laut, dan karena mengandung
silika, dinding selnya tidak akan hancur dan tetap lestari. Endapan
besar bahan ini, yang dikenal dengan tanah diatom, dijumpai di
banyak bagian permukaan bumi ini.

Di tanah Amerika serikat, kumpulan yang terbesar setebal


1.400 kaki (atau lebih dari lima puluh meter) terdapat di California.
Karena tanah diatom ini secara kimiawi lembam dan memiliki
sifat-sifat fisika yang luar biasa, maka zat itu amat penting dan
bernilai bagi industri. Misalnya digunakan untuk bahan
penyaringan, yang secara luas digunakan untuk memisahkan zat
berwarna dari produk-produk seperti bensin dan gula. Karena
bukan penghantar panas yang baik, maka tanah diatom ini
digunakan dalam pipa pemanas dan pipa uap.

Cangkang diatom juaga bersifat menyerap bunyi, sehingga


dapat digunakan sebagai bahan dalam alat pengedap suara. Selain
itu dimanfaatkan dalam pembuatan cat, pernis, piringan hitam, dan
wadah untuk kotak baterai. Karena kerasnya, juga dipakai dalam
bahan pelicin dan bahan pengampelas. Selain itu, juga
dimanfaatkan sebagai bahan isolasi, bahan dasar kosmetik, dan
penyekat dinamit. Coba Anda pikirkan jika satu sentimeter kubik
tanah diatom mengandung 4,6 juta cangkang diatom.

b. Kerugian

Mengakibatkan timbulnya kotoran juga dapat menurunkan


kualitas air, Menimbulkan rasa dan bau yang tidak enak,
Menurunkan PH, Menyebabkan warna dan kekeuhan, Dapat
mengeluarkan lendir yang mengakibatkan waterbloom.

19
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Thallophyta merupakan .kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri
utama yaitu tubuh berbentuk talus. Tumbuhan talus merupakan tumbuhan
yang struktur tubuhnya belum bisa dibedakan antara akar,batang dan daun.
Sedangkan tumbuhan yang sudah dibedakan antara akar,batang dan daun
disebut tumbuhan kormus.
Phaeophyta atau Ganggang coklat adalah protista mirip tumbuhan
yang memiliki talus bersel banyak, sehingga dapat dilihat secara
makroskopis (kasat mata). Talusnya memiliki alat pelekat untuk
menempelkan tubuhnya pada substrat, sedangkan bagian tubuh yang
lainnya mengapung di atas air. Beberapa anggota Filum Phaeophyta
seperti Sargassum, Macrocystis, dan Nereocystis memiliki gelembung
udara yang berfungsi untuk menyimpan gas nitrogen dan untuk
mengapung di atas permukaan air
Bacillariophyta atau Diatom merupakan alga uniseluler yang
tersebar luas di perairan air tawar dan air laut, maupun di tanah-tanah yang
lembab. Jumlah diatom sangat banyak, diperkirakan mencapai 16.000
Jenis. Karena jumlahnya yang banyak, diatom yang berperan sebagai salah
satu fitoplankton menjadi komponen produsen penting di perairan laut.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca,agar makalah ini dapat lebih
baik kedepannya

20
DAFTAR PUSTAKA

Tjitrosoepomo, Gembong.2014. Taksonomi Tumbuhan


Schizophyta,Thallophyta,Bryophyta,pteridophyta. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press

https://www.biologijk.com/2017/11/pengertian-ciri-klasifikasi-reproduksi-dan-
contoh-phaeophyta-atau-ganggang-cokelat.html ( Diakses pada tanggal 09
oktober 2019).

https://www.biologijk.com/2017/11/pengertian-ciri-struktur-klasifikasi-
reproduksi-contoh-dan-peranan-bacillariophyta-diatom.html (Diakses pada
tanggal 10 Oktober 2019).

http://pengertianmenurutahli.blogspot.com/2013/03/divisi-phaeophyta-alga-
coklat.html

(Diakses pada tanggal 10 Oktober 2019).

Anda mungkin juga menyukai