Anda di halaman 1dari 15

“TUGAS PPKN”

OLEH :
1. Luh Gede Erika Widiadnyani
2. Igst AA Putri Indria Saraswati
3. Made Ayu Siwi Paramitha
4. Ni Putu Riska Kurniawati
5. Made Rina Permata Dewi
6. Ni Kadek Ary Cahyani
7. Putu Bagus Budiartha Robed

SMA NEGERI 1 KUTA UTARA


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan sebagai fosil
dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman Karbon, sekitar 360-
268 juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu bara. Tumbuhan paku
merupakan tumbuhan darat yang telah memilki akar, batang, dan daun sesungguhnya.
Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kelompok Cormophyta berspora. Tumbuhan
paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya
sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum
menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta
sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah
ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor. Tumbuhan paku
(Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar,
batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering
disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang,
daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut
sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.

II. Rumusan masalah


1. Apa itu Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
2. Apa saja ciri-ciri dan struktur Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
3. Apa saja klasifikasi dari Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
4. Bagaimana reproduksi dan daur hidup pada Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
5. Apa manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta)?
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
3. Untuk mengetahui daur hidup dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
4. Untuk mengetahui manfaat dari Tumbuhan paku (Pteridophyta).
BAB II
PEMBAHASAN

I. Ciri-ciri Tumbuhan paku (Pteridophyta)


A. Pterydophyta memiliki ciri-ciri struktur sebagai berikut :
a) Batang Pterydophyta bercabang-cabang menggarpu atau membentuk cabang-
cabang kesamping yang bukan keluar dari ketiak daun.
b) Daun-daun pada Pterydophyta yang tinggi tingkat perkembangannya memiliki
sifat-sifat yang sesuai dengan daun Spermatophyta.
c) Embrio sudah dapat dibedakan adanya dua kutub, yaitu kutub atas yang akan
berkembang menjadi tunas dan kutub bawah yang disebut kutub akar. Kutub akar
tidak terus berkembang membentuk akar, karena akar tumbuhan paku bersifat
endogen dan tumbuh kesamping dari batang. Dengan demikian embrio
Pterydophyta bersifat unipolar, akar yang keluar pertama tidak dominan dan
segera disusul oleh akar-akar lain yang muncul dari batang. Akar memiliki
kaliptra.
d) Pertumbuhan menebal sekunder karena kegiatan kambium belum ada.
e) Dalam akar, batang, dan daun terdapat jaringan pengangkut, yang terdiri atas
xylem dan floem.
f) Sporofit memiliki kormus yang sesungguhnya. Sporangium dan spora terbentuk
pada daun, kadang-kadang dalam ketiak atau ujung tunas. Daun-daun yang
mempunyai sporangium disebut sporofil, sedangkan daun-daun yang steril disebut
tropofil.
g) Sporangium memiliki lapisan-lapisan dinding yang menyelubungi jaringan
sporogen. Sel-sel sporogen membulat dan memisahkan diri satu sama lain menjadi
sel-sel induk spora. Masing-masing membelah reduksi. menghasilkan 4 spora
haploid yang dapat bergandengan tetraeder.
h) Lapisan sel-sel yang mengandung banyak plasma dan berguna memberi makan
pada sel-sel sporogen dinamakan tapetum, terdapat disekeliling jaringan sporogen.
i) Spora memiliki tiga lapis dinding. Berturut-turut dari luar ke dalam yaitu :
perisporium, eksosporium, dan endosporium.
Struktur dan fungsi tubuh pteridophyta pada fase sporofit

Sporofit memiliki bagian-bagian tubuh, yaitu akar, batang, dan daun. Rizoidnya sudah
berkembang ke bentuk akar. Sel-sel penyusun batang dan daun memiliki klorofil sehingga
tampak berwarna hijau. Batang tumbuhan bercabang-cabang dan ada yang berkayu. Ada juga
batang yang memiliki rambut-rambut halus (berbulu). Pteridophyta memiliki batang yang
tumbuh di bawah permukaan tanah (rizom).

Pteridophyta memiliki susunan pembuluh angkut bertipe radial jika xylem dan floem
tersusun menjari, misalnya pada Lycopodium. Berkas pembuluh bertipe konsentris
amfikribral ditemukan jika xylem terletak di tengah dan dikelilingi oleh floem, misalnya pada
Selaginella.

Gambar. Berkas pembuluh pada (a) Lycopodium clavatum dan (b) Selaginella kraussiana

Pteridophyta pada umumnya berdaun,


dan daunnya memiliki tulang daun. Daun
Pteridophyta ada yang berukuran besar, disebut
makrofil. Ada pula daun yang berukuran kecil,
disebut mikrofil. Mikrofil berbentuk sisik,
misalnya pada Equisetum (paku ekor kuda).
Pteridophyta yang tidak berdaun disebut paku
telanjang, misalnya Psilotum. Daun
pteridophyta muda yang menggulung disebut
fiddlehead (circinnate). Gulungan akan terbuka
ketika daun muda tumbuh menjadi daun
dewasa.

Daun dewasa dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai berikut.


- Tropofil, adalah daun yang berfungsi khusus untuk fotosintesis dan tidak mengandung
spora.
- Sporofil, adalah daun yang menghasilkan spora.

Berdasarkan ukuran dan bentuk daunnya, Pteridophyta dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sebagai berikut.

- Paku heterofil, memiliki dua macam daun yang berbeda ukuran dan bentuknya. Contohnya
pada sisik naga Drymoglossum yang memiliki sporofil dengan ukuran lebih panjang daripada
tropofil.
- Paku homofil, memiliki daun dengan ukuran dan bentuk yang sama. Contohnya Adiantum
cunninghamii (suplir) dan Nephrolepis.

Spora dihasilkan di dalam sporangium (kotak spora). Sporangium pada pteridophyta


terkumpul dalam bentuk berikut.

- Sorus. Sorus merupakan bagian dari alat perkembangbiakan pteridophyta yang memiliki
peranan penting untuk melindungi kotak-kotak spora pteridophyta sampai spora itu siap
untuk dilepaskan. Beberapa pteridophyta sorusnya terlindung oleh selaput pelindung yang
disebut Indusium, dan ada beberapa pteridophyta yang sorusnya telanjang. Letak dan bentuk
sorus pada berbagai jenis pteridophyta berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
(gambarnya dipisahkan dan cari yg lebih efektif)

Berdasarkan jenis spora yang dihasikan, Pteridophyta dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut. (perjelas konsep berumah satu dan berumah dua)

· Pteridophyta homospora atau isopora, menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan
ukuran yang sama. Pteridophyta homospora disebut juga berumah satu karena sporanya akan
tumbuh menjadi protalium pembentuk anteridium maupun arkegonium.

Contohnya Lycopodium, Nephrolepis, Drymoglossum, dan Dryopteris filix-mas.


Pteridophyta heterospora atau aniospora, menghasilkan dua jenis spora dengan ukuran
yang berbeda. Spora yang berukuran besar (makrospora atau megaspora) berkelamin betina
yang akan tumbuh menjadi makroprotalium atau megaprotalium pembentuk arkegonium.
Spora yang berukuran kecil (mikrospora) berkelamin jantan yang akan tumbuh menjadi
mikroprotalium pembentuk anteridium. Pteridophyta heterospora disebut juga berumah dua.
Contohnya Selaginella, Salvinae, dan Marsilea.
Pteridophyta peralihan atau campuran, menghasilkan spora yang berukuran sama, tetapi
jenisnya berbeda (berkelamin jantan atau betina). Spora dapat tumbuh menjadi protalium
yang akan membentuk salah satu alat kelamin, arkegonium atau anteridium saja.
Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda)
II. Klasifikasi tumbuhan paku membagi jenis-jenis tumbuhan paku ke dalam 4
divisio, yaitu:
1. Psilophyta/paku purba
Merupakan tumbuhan paku yang paling sederhana. Memiliki batang yang
beruas dan berbuku nyata. Pada batang tumbuh daun-daun kecil berbentuk sisik.
Sporangium terletak di ketiak daun disebut sinangium. contoh : Psilotum nudum.
Klasifikasi Psilotum nudum :
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Psilotopsida
Ordo : Psilotales
Famili : Psilotaceae
Genus : Psilotum
Spesies : Psilotum nudum

2. Lycophyta/paku kawat
Daunnya berbentuk sisik dan terletak tersebar pada batang yang padat.
Sporangium berkumpul membentuk strobilus di ujung batang/cabang. Contoh :
Selaginella caudata, Lycopodium clavatum
Klasifikasi Lycopodium clavatum
Kingdom : Plantae
Divisi : Lycopodiophyta
Kelas : Lycopodiopsida
Ordo : Lycopodiales
Famili : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium
Spesies : Lycopodium clavatum

3. Spenophyta/paku ekor kuda


Batang bercabang. Daun kecil berbentuk sisik tumbuh pada buku batang.
Sporofil berbentuk perisai dengan sporangium pada sisi bawahnya. Strobilus pada
ujung batang/cabang. Contoh : Equisetum sp.
Klasifikasi Equisetum sp
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Equisetopsida
Ordo : Equisetales
Famili : Equisetaceae
Genus : Equisetum
Spesies : Equisetum sp

4. Pterophyta/paku sejati
Memiliki daun ukuran lebih besar. Duduk
daunnya pada batang membentuk sayap. Sporangium
tersusun dalam bentuk sorus di permukaan daun.
Letak sorus di permukaan daun (atas, bawah), di ujung/di tepi. Contoh : Suplir
(Adiantum sp), Paku tanduk rusa, (Platycerium coronarium), paku sarang burung
(Asplenium sp), Semanggi (Marsilea crenata. ),Paku tiang (Asophylla).
Klasifikasi Adiantum sp
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Pteridales
Famili : Pteridaceae (Adantiaceae)
Genus : Adiantum L.
Spesies : Adiantum sp

III. Manfaat atau Peranan Tumbuhan Paku (PTERIDOPHYTA)

Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan paku cukup berperan penting meskipun

masih banyak orang yang tidak mengetahui fungsi tanaman tersebut. Berikut ini beberapan

fungsi tanaman paku, meliputi:

1. Tanaman Hias

Banyak tanaman paku yang digunakan sebagai tanaman hias dalam kehidupan. Misal,

Adiantum Cuneatum (suplir), Asplenium nidus (paku sarang burung), dan Platycerium

biforme (paku simbar menjangan).

2. Sayuran

Tumbuhan paku yang dimanfaatkan sebagai sayuran misalnya Marsilea crenata (semanggi)

dan Pteridium aquilinum (paku garuda).

3. Pupuk Hijau

Tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan sebagai pupuk hijau ialah Azolla pinnata yang

bersimbiosis dengan Anabaena azolle yang mampu mengikat gas N2 bebas.

4. Obat-Obatan
Tumbuhan paku ada yang digunakan sebagai obat diuretik yaitu Equisetum (paku kuda) dan

digunakan sebagai obat luka yaitu Selaginella.

5. Bahan Bangunan

Tumbuhan paku yang banyak digunakan untuk pembuatan tiang bangunan ialah Alsophila

glauca.

6. Alat Penggosok/Pembersih

Equisetum sp banyak dimanfaatkan sebagai alat penggosok/ampelasi

7. Bahan Pembuatan Petasan

Bahan pembuatan petasan yang sering digunakan ialah spora Lycopodium sp dan

Pyrotechnics.

8. Bingkai

Tumbuhan paku juga banyak digunakan sebagai bingkai dalam karangan bunga.

Meskipun tumbuhan paku memiliki banyak fungsi dalam kehidupan seperti yang telah

dipaparkan diatas bukan berarti tidak ada yang menimbulkan kerugian. Sehingga, diperlukan

pengetahuan tentang klasifikasi tumbuhan paku dan peranannya sehingga tidak menimbulkan

kerugian yang tidak diinginkan dalam kehidupan.

Reproduksi vegetatif tumbuhan paku adalah dengan rimpang. Rimpang tumbuh ke


semua arah sebagai koloni. Tumbuhan paku memiliki siklus hidup yang dikenal sebagai
metagenesis dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit.

Generasi sporofit

Generasi sporofit menghasilkan spora adalah tumbuhan paku itu sendiri. Jadi, tumbuhan paku
yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah generasi sporofit. Generasi ini lebih
panjang dari gametofit. Sporofit dapat tumbuh dan menghasilkan beberapa tunas untuk
menambahkan individu baru. Hal ini disebut reproduksi aseksual.

Sedangkan spora yang keluar dari sporangium dan disebarkan oleh angin, jika jatuh di tempat
yang cocok akan tumbuh sebagai individu tanaman baru yang disebut sebagai protalium.
Generasi sporofit

Generasi gametofit menghasilkan gamet dikenal sebagai protalium. Protalium adalah


terbentuknya talus yang memiliki ukuran sekitar 1-2 cm. Bentuknya seperti jantung yang
biasanya hidup di tempat yang lembab.

Tidak seperti Bryophyta, tumbuhan paku gametofit ini hanya hidup beberapa minggu.
Protalium membentuk antheridium sebagai gamet jantan dan Arkegonium sebagai gamet
betina. Antheridium menghasilkan sperma sementara Arkegonium menghasilkan ovum.

Pemupukan antara sperma dan ovum membentuk zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh
sebagai tumbuhan paku baru yang memiliki akar, batang, dan daun.

Siklus Hidup Tumbuhan paku

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan oleh tumbuhan paku, siklus hidup tumbuhan paku
dibagi menjadi homospores, heterospores, dan transisi pakis

Pakis Homospora

Pakis Homospora hanya menghasilkan satu jenis spora. Hal ini juga dikenal sebagai pakis
monoceous, contohnya adalah Lycopodium sp (pakis kawat). Pakis ini memiliki batang
seperti kawat yang hidup merayap pada tanaman lain.

Pakis Heterospora
Pakis Heterospores menghasilkan dua jenis spora. Spora kecil yang disebut mikrospora dan
menghasilkan antheridium sebagai gamet jantan, sedangkan spora besar yang disebut
makrospora dan menghasilkan Arkegonium sebagai gamet betina. contohnya adalah
Selaginella sp dan Marsilea sp.

Pakis Transisi

Transisi pakis menghasilkan spora yang memiliki ukuran yang sama, tetapi dibedakan
menjadi spora jantan (+) dan spora betina (-). Contohnya adalah Equisetum debile (pakis ekor
kuda)

IV. Reproduksi

Selain dengan spora, reproduksi vegetatif pada tumbuhan paku dapat dilakukan dengan cara:

1. Fragmentasi :

Dengan cara pemisahan rhizoma dari koloni induk.

contoh :

- Pteridium aquillinum,

- Dryopteris rigida.

2. Membentuk kuncup (tunas) dibentuk :

a. Di sisi bawah helaian daun,

contoh: Asplenium buldiferum

b. Di atas helaian daun,


contoh: Asplenium viviparum,

c. Di pangkal daun,

contoh: Cystopteris bulbi

3. Membentuk tunas di ujung daun.

Dibentuk oleh ujung daun bersifat embrional. Bila


ujung daun menyentuh tanah kemudian
membentuk tunas dan akar.

contoh : Asplenium pentifidum.

4. Membentuk umbi batang,

contoh : Marsilea crenata.

5. Membentuk tunas akar,

contoh : Platycerium, Asplenium


BAB III

PENUTUP

Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang


paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor
internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi
kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan
floem). Beradasarkan bentuk dan ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan
menjadi mikrofil dan makrofil. Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi
tropofil dan sporofil.
Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang
menghasilkan gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan
(gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina (arkegonium). Seperti pada lumut
tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis tersebut
dibedakan antara paku homospora dan heterospora.

Anda mungkin juga menyukai