OLEH :
1. Luh Gede Erika Widiadnyani
2. Igst AA Putri Indria Saraswati
3. Made Ayu Siwi Paramitha
4. Ni Putu Riska Kurniawati
5. Made Rina Permata Dewi
6. Ni Kadek Ary Cahyani
7. Putu Bagus Budiartha Robed
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Tumbuhan paku termasuk tumbuhan tertua di dunia karena ditemukan sebagai fosil
dalam batu berusia 420 juta tahun. Fosil tumbuhan paku dari zaman Karbon, sekitar 360-
268 juta tahun lalu, merupakan penyusun sebagian besar batu bara. Tumbuhan paku
merupakan tumbuhan darat yang telah memilki akar, batang, dan daun sesungguhnya.
Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kelompok Cormophyta berspora. Tumbuhan
paku (Pteridophyta) digolongkan tumbuhan tingkat rendah, karena meskipun tubuhnya
sudah jelas memiliki kormus serta mempunyai sistem pembuluh tetapi belum
menghasilkan biji dan alat perkembangbiakan yang utama adalah spora.
Sebagai tumbuhan tingkat rendah, Pteridophyta lebih maju daripada Bryophyta
sebab sudah ada sistem pembuluh, sporofitnya hidup bebas dan berumur panjang, sudah
ada akar sejati, dan sebagian sudah merupakan tumbuhan heterospor. Tumbuhan paku
(Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar,
batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering
disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang,
daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut
sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.
Sporofit memiliki bagian-bagian tubuh, yaitu akar, batang, dan daun. Rizoidnya sudah
berkembang ke bentuk akar. Sel-sel penyusun batang dan daun memiliki klorofil sehingga
tampak berwarna hijau. Batang tumbuhan bercabang-cabang dan ada yang berkayu. Ada juga
batang yang memiliki rambut-rambut halus (berbulu). Pteridophyta memiliki batang yang
tumbuh di bawah permukaan tanah (rizom).
Pteridophyta memiliki susunan pembuluh angkut bertipe radial jika xylem dan floem
tersusun menjari, misalnya pada Lycopodium. Berkas pembuluh bertipe konsentris
amfikribral ditemukan jika xylem terletak di tengah dan dikelilingi oleh floem, misalnya pada
Selaginella.
Gambar. Berkas pembuluh pada (a) Lycopodium clavatum dan (b) Selaginella kraussiana
Berdasarkan ukuran dan bentuk daunnya, Pteridophyta dibedakan menjadi dua macam, yaitu
sebagai berikut.
- Paku heterofil, memiliki dua macam daun yang berbeda ukuran dan bentuknya. Contohnya
pada sisik naga Drymoglossum yang memiliki sporofil dengan ukuran lebih panjang daripada
tropofil.
- Paku homofil, memiliki daun dengan ukuran dan bentuk yang sama. Contohnya Adiantum
cunninghamii (suplir) dan Nephrolepis.
- Sorus. Sorus merupakan bagian dari alat perkembangbiakan pteridophyta yang memiliki
peranan penting untuk melindungi kotak-kotak spora pteridophyta sampai spora itu siap
untuk dilepaskan. Beberapa pteridophyta sorusnya terlindung oleh selaput pelindung yang
disebut Indusium, dan ada beberapa pteridophyta yang sorusnya telanjang. Letak dan bentuk
sorus pada berbagai jenis pteridophyta berbeda-beda. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
(gambarnya dipisahkan dan cari yg lebih efektif)
Berdasarkan jenis spora yang dihasikan, Pteridophyta dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
sebagai berikut. (perjelas konsep berumah satu dan berumah dua)
· Pteridophyta homospora atau isopora, menghasilkan satu jenis spora dengan bentuk dan
ukuran yang sama. Pteridophyta homospora disebut juga berumah satu karena sporanya akan
tumbuh menjadi protalium pembentuk anteridium maupun arkegonium.
2. Lycophyta/paku kawat
Daunnya berbentuk sisik dan terletak tersebar pada batang yang padat.
Sporangium berkumpul membentuk strobilus di ujung batang/cabang. Contoh :
Selaginella caudata, Lycopodium clavatum
Klasifikasi Lycopodium clavatum
Kingdom : Plantae
Divisi : Lycopodiophyta
Kelas : Lycopodiopsida
Ordo : Lycopodiales
Famili : Lycopodiaceae
Genus : Lycopodium
Spesies : Lycopodium clavatum
4. Pterophyta/paku sejati
Memiliki daun ukuran lebih besar. Duduk
daunnya pada batang membentuk sayap. Sporangium
tersusun dalam bentuk sorus di permukaan daun.
Letak sorus di permukaan daun (atas, bawah), di ujung/di tepi. Contoh : Suplir
(Adiantum sp), Paku tanduk rusa, (Platycerium coronarium), paku sarang burung
(Asplenium sp), Semanggi (Marsilea crenata. ),Paku tiang (Asophylla).
Klasifikasi Adiantum sp
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Kelas : Pteridopsida
Ordo : Pteridales
Famili : Pteridaceae (Adantiaceae)
Genus : Adiantum L.
Spesies : Adiantum sp
masih banyak orang yang tidak mengetahui fungsi tanaman tersebut. Berikut ini beberapan
1. Tanaman Hias
Banyak tanaman paku yang digunakan sebagai tanaman hias dalam kehidupan. Misal,
Adiantum Cuneatum (suplir), Asplenium nidus (paku sarang burung), dan Platycerium
2. Sayuran
Tumbuhan paku yang dimanfaatkan sebagai sayuran misalnya Marsilea crenata (semanggi)
3. Pupuk Hijau
Tumbuhan paku yang banyak dimanfaatkan sebagai pupuk hijau ialah Azolla pinnata yang
4. Obat-Obatan
Tumbuhan paku ada yang digunakan sebagai obat diuretik yaitu Equisetum (paku kuda) dan
5. Bahan Bangunan
Tumbuhan paku yang banyak digunakan untuk pembuatan tiang bangunan ialah Alsophila
glauca.
6. Alat Penggosok/Pembersih
Bahan pembuatan petasan yang sering digunakan ialah spora Lycopodium sp dan
Pyrotechnics.
8. Bingkai
Tumbuhan paku juga banyak digunakan sebagai bingkai dalam karangan bunga.
Meskipun tumbuhan paku memiliki banyak fungsi dalam kehidupan seperti yang telah
dipaparkan diatas bukan berarti tidak ada yang menimbulkan kerugian. Sehingga, diperlukan
pengetahuan tentang klasifikasi tumbuhan paku dan peranannya sehingga tidak menimbulkan
Generasi sporofit
Generasi sporofit menghasilkan spora adalah tumbuhan paku itu sendiri. Jadi, tumbuhan paku
yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari adalah generasi sporofit. Generasi ini lebih
panjang dari gametofit. Sporofit dapat tumbuh dan menghasilkan beberapa tunas untuk
menambahkan individu baru. Hal ini disebut reproduksi aseksual.
Sedangkan spora yang keluar dari sporangium dan disebarkan oleh angin, jika jatuh di tempat
yang cocok akan tumbuh sebagai individu tanaman baru yang disebut sebagai protalium.
Generasi sporofit
Tidak seperti Bryophyta, tumbuhan paku gametofit ini hanya hidup beberapa minggu.
Protalium membentuk antheridium sebagai gamet jantan dan Arkegonium sebagai gamet
betina. Antheridium menghasilkan sperma sementara Arkegonium menghasilkan ovum.
Pemupukan antara sperma dan ovum membentuk zigot. Selanjutnya, zigot akan tumbuh
sebagai tumbuhan paku baru yang memiliki akar, batang, dan daun.
Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan oleh tumbuhan paku, siklus hidup tumbuhan paku
dibagi menjadi homospores, heterospores, dan transisi pakis
Pakis Homospora
Pakis Homospora hanya menghasilkan satu jenis spora. Hal ini juga dikenal sebagai pakis
monoceous, contohnya adalah Lycopodium sp (pakis kawat). Pakis ini memiliki batang
seperti kawat yang hidup merayap pada tanaman lain.
Pakis Heterospora
Pakis Heterospores menghasilkan dua jenis spora. Spora kecil yang disebut mikrospora dan
menghasilkan antheridium sebagai gamet jantan, sedangkan spora besar yang disebut
makrospora dan menghasilkan Arkegonium sebagai gamet betina. contohnya adalah
Selaginella sp dan Marsilea sp.
Pakis Transisi
Transisi pakis menghasilkan spora yang memiliki ukuran yang sama, tetapi dibedakan
menjadi spora jantan (+) dan spora betina (-). Contohnya adalah Equisetum debile (pakis ekor
kuda)
IV. Reproduksi
Selain dengan spora, reproduksi vegetatif pada tumbuhan paku dapat dilakukan dengan cara:
1. Fragmentasi :
contoh :
- Pteridium aquillinum,
- Dryopteris rigida.
c. Di pangkal daun,
PENUTUP