Anda di halaman 1dari 27

PTERIDOPHYTA

ELSA FITRIA APRIANI, M.FARM., APT


PTERIDOPHYTA
• Nama latinnya (Pteridophyta) berasal dari
bahasa Yunani (pteron = bulu, phyton =
tumbuhan).
• Kelompok Plantae yang tubuhnya sudah
terbentuk kormus (sudah memiliki bagian
akar, batang, dan daun sejati).
• Susunan daunnya seperti bulu (menyirip).
• Disebut Chormophyta berspora karena
dapat bereproduksi dengan spora.
• Merupakan tumbuhan vaskuler
(Tracheophyta) karena sudah memiliki
pembuluh angkut xilem (pembuluh kayu)
dan floem (pembuluh tapis).
• Dikenal dengan istilah pakis.
CIRI-CIRI
1. Memiliki jaringan pengangkut (xilem dan
floem)
2. Secara umum telah dapat dibedakan akar,
batang dan daunnya.
3. Reproduksi ada yang secara seksual
melalui pembentukan sel kelamin jantan
dan betina oleh alat-alat kelamin
(gametangium), dan secara aseksual
yakni dengan stolon yang menghasilkan
gemma (tunas).
4. Alat reproduksi aseksual berupa spora
5. Spora dihasilkan oleh sporofil (daun fertil)
6. Mengalami metagenesis (Fase sporofit Sori
Sorus
lebih dominan dari fase gametofit)
Sporangium
Spora

Sorus
Sel Anulus
Pada sporangium terdapat sel penutup yang
menyerupai cincin yang disebut annulus.
Sorus dilindungi oleh suatu struktur berupa
selaput yang disebut indusium.
Di bagian bawah sporofil terdapat sorus, yaitu
kumpulan bulatan kecil berwarna cokelat yang
mengandung banyak kotak spora
(sporangium).
CIRI-CIRI
• Fotoautotrof (dapat membuat makanan sendiri dengan
berfotosintesis)
• Dapat hidup di berbagai habitat, misalnya : tempat yang
lembap (higrofit), air (hidrofit), permukaan batu, tanah,
menempel (epifit) di kulit pohon.
• Tumbuh subur di daerah hutan hujan tropis.
• Berbentuk seperti tumbuhan tingkat tinggi
• Ukuran tubuh bervariasi (ada yang hanya beberapa
sentimeter, ada yang mencapai 5 meter)
STRUKTUR TUMBUHAN PAKU
Struktur akar
• Akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra
(tudung akar). Jaringan akar tumbuhan paku tersusun atas
jaringan epidermis, korteks, dan silinder pusat.
Struktur batang
• Batang tumbuhan paku tersusun atas jaringan epidermis, korteks,
dan silinder pusat. Pada silinder pusat terdapat jaringan
pengangkut (pembuluh angkut), sehingga tumbuhan paku sudah
memiliki pembuluh angkut (tracheophyta).
Struktur daun
• Daun tumbuhan paku juga tersusun atas jaringan epidermis,
mesofil, dan pembuluh angkut.
Spora

Anteridium Sperma
Protalium Zygot
Gametofit Arkegonium Ovum

Spora Sporangium Sporofil Tumb. Paku

Sporofit
DAUN TUMBUHAN PAKU
1. Berdasarkan ukurannya, dibedakan :
– Daun Mikrofil, yaitu daun yang ukurannya kecil, berbentuk rambut atau sisik, tidak
bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan paku ekor kuda.
– Daun Makrofil, yaitu daun yang ukurannya besar. sudah bertangkai, bertulang daun,
dan memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan
bunga karang.
2. Berdasarkan Fungsinya, dibedakan :
– Daun Tropofil, yaitu daun yang tidak menghasilkan spora, tetapi memiliki zat hijau
daun (klorofil), sehingga berfungsi dalam proses fotosintesis atau menghasilkan zat
makanan (glukosa), sering disebut sebagai daun steril.
– Daun Sporofil, yaitu daun yang menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan
(reproduksi), sehingga daun ini disebut juga daun fertil (subur).
MACAM PTERIDOPHYTA
berdasarkan jenis spora yang dihasilkan :
a.     Paku Homospora ( isospora ) : menghasilkan spora dengan ukuran sama,
tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina
Contoh : Lycopodium sp. (paku kawat)
b.     Paku Heterospora ( an-isospora ) : menghasilkan spora berbeda ukuran.
Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut
makrospora
Contoh :  Selaginella sp.(paku rane), Marsilea crenata (semanggi)
c.      Paku Peralihan : menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama,
namun berjenis kelamin jantan atau betina
Contoh : paku ekor kuda ( Equisetum debile )
KLASIFIKASI

1. Pteridopsida
2. Lycopsida
3. Sphenopsida
4. Psilopsida
PTERIDOPSIDA (PAKU SEJATI)
CIRI-CIRI
1. Telah dapat dibedakan akar, batang dan
daunnya
2. Spora dihasilkan pada sporofil,
terutama di bawah daunnya
3. Daun mudanya tumbuh menggulung
(circinatus)
Contoh :
• Adiantum cuneatum (suplir),
• Adiantum farleyense (ekor merak)
• Asplenium nidus (paku sarang burung) Circinatus
• Platycerium bifurcatum (paku tanduk
rusa)
• Marsilea crenata (semanggi)
• Azolla pinnata (paku air)
Leaf pinna
(2N)

Indusium (2N) Sporangium


Spora (2N)
(1N)
LYCOPSIDA (PAKU KAWAT)
CIRI - CIRI
1. Memiliki daun yang berukuran kecil (mikrofil)
2. Spora dihasilkan oleh strobilus (kumpulan
sporofil yang berbentuk kerucut)
3. Pada selaginella, jenis spora yang dihasilkan ada
2 macam, yaitu mikrospora dan megaspora
4. Mikrospora akan berkembang menjadi
gametofit jantan, sedang megaspora akan
berkembang menjadi gametofit betina
Contoh:
• Selaginella sp (paku rane), sebagai tanaman hias
• Lycopodium sp.(paku kawat), sebagai tanaman
hias.
• Lycopodium clavatum, sebagai bahan obat-
obatan.
Lycophyta strobilus
microspores

sporophylls
megaspores
SPHENOPSIDA
CIRI-CIRI
Mikrofil
1. Hidup di daerah sub tropis,
Strobilus
terutama di rawa
2. Memiliki daun mikrofil
3. Spora dihasilkan oleh
strobilus
4. Batang keras dan berongga,
mengandung silika
Contoh :
Equisetum palustre
Equisetum palustre
PSILOPSIDA (PAKU PURBA)
CIRI-CIRI
1. Daun mikrofil
2. Batang bercabang dikotom, dan
berfungsi dalam fotosintesis
3. Pada ruas-ruas batang dihasilkan
sporangium
4. Spora dihasilkan oleh sporangium
5. Satu jenis spora (homospora).
Contoh : Mikrofil
Rhynia major, Psilotum nudum
Sporangium

Batang Batang dikotom


MANFAAT PTERIDOPHYTA
• Tanaman hias , contoh : Adiantum cuneatum, Alsophila glauca,
Adiantum farleyense, Platyceriumbifurcatum, Asplenium nidus,
sellaginella wildenowii
• Sayuran, contoh : Marsilea crenata
• Pupuk hijau, contoh : Salvinia natans,  Azolla pinnata,
bersimbiosis dengan Anabaena sp (alga biru) yang berperan
dalam fiksasi nitrogen.
• Obat-obatan, contoh : Dryyopteris filix-mas, Lycopodium
clavatum
• Bahan bangunan, contoh :  Alsophila glauca
• Alat pengosok / pembersih, , contoh : Equisetum debile

Anda mungkin juga menyukai