menginginkan suatu hubungan yang selaras antara yang satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya
orang tidak dapat hidup menyendiri, ia tergantung satu dengan yang lainnya dan tiap-tiap orang
dihidupkan oleh suatu jiwatma yang besar yaitu Paramatma. Jika Jiwatma-Jiwatma seseorang
berhubungan satu dengan yang lainnya, semuanya itu tergantung pada pada satu Jiwatma yang
besar, yaitu Paramatma. Kepada Paramatma itulah tiap-tiap mahluk harus menyesesuaikan
dirinya.
Dalam hukum timbal-tumimbal dan saling berhubungan itu disebut dengan Yadnya. Bila kita
melakukan pekerjaan dengan penuh pengorbanan, maka kita akan mengikuti hukum alam yang
besar dan apabila tidak kita akan menderita. Tentang hal itu kitab suci Bhagawadgita,
menyebutkan :
Yajnarthat karmano nyatra, Loko yam karmabandhanah, Tad artham karma kaunteya,
Muktasanggah samacara.
Maksudnya :
Kecuali pekerjaan yang dilakukan sebagai pengorbanan (yadnya), dunia ini tetap terikat
akan perbuatan. Oleh karena itu wahai Arjuna lakukanlah pekerjaanmu itu sebagai
pengorbanan dan bebaskanlah dirimu dari semua ikatan.
Ada lima macam mahluk yang terikat satu sama lainnya di dunia ini, yaitu : Dewa-Dewa, Pitra-
Pitra, Resi-Resi, Manusia dan mahluk-mahluk yang lain. Pengorbanan kepada ke lima bagian
inilah, merupakan kewajiban kita semua. Diantara ke lima kewajiban itulah yang dilakukan
sehari-hari, tiga diantaranya menimbulkan hutang budi, yang terpenting ialah :
Pada sisi lain, Hindu memiliki dasar-dasar kepercayaan yang jumlahnya lima, yang disebut
Panca Sradha, yakni: Brahman, Atman, Karman, Samsara, dan Moksa (Tim Bali Age, 2006: 53).
Salah satu dari Panca Sradha itu, yakni samsara dimaknai sebagai kelahiran yang berulang-ulang.
Keyakinan akan adanya reinkarnasi (roh leluhur yang telah meninggal dapat terlahir kembali)
membawa konsekuensi bahwa penghormatan terhadap leluhur dapat pula diwujudkan melalui
penghormatan terhadap manusia (anak keturunannya). Karena di dalam diri manusia diyakini
bersemayam (terlahir kembali) roh leluhur yang telah meninggal. Muncullah pengorbanan suci
terhadap leluhur yang ada di dalam diri manusia, yang digolongkan ke dalam Manusa Yadnya.
Yadnya dalam Hindu dipahami sebagai sebuah korban suci, sebuah persembahan untuk
menciptakan keseimbangan. Sesuatu yang dipersembahkan oleh umat (semacam kewajiban)
karena umat merasa telah memperoleh sesuatu (semacam hak). Jadi semacam "balasjasa", "bayar
utang", untuk melengkapi kehidupan yang "saling".