Anda di halaman 1dari 9

TIGA HUTANG YANG DIMILIKI MANUSIA SEJAK LAHIR

(TRI RNA)
Ni kadek novita indriyani, 2213081005, Kimia, Matematika Dan Ilmu
pengetahuan Alam
E-mail : novita@student.undiksha.ac.id

Abstrak

Secara etimologi Tri Rna berasal dari bahasa sanskerta ,yaitu Tri yang artinya tiga dan
Rna yang artinya hutang atau kewajiban, Tri Rna merupakan hutang yang dimiliki
manusia sejak lahir.
Kebiasaanya yang dilakukan oleh masyarakat terkadang tanpa disadari merupakan bagian
dari pendidikan, rangkaian pelaksanaan tri rna sangat berhubungan dengan panca yadnya
dimana panca yadnya memiliki nilai yang berfungsi sebagai penguat pendidikan karakter.
Dalam falsafah ajaran agama hindu di bali, tidak pernah lepas dengan upacara yadnya,
upacara yang wajib dilaksanakan oleh para umat sedharma adalah panca yadnya. Panca
yadnya berarti lima pengorbanan suci dan tulus ikhlas. Pelaksanaan panca yadnya tidak
dipisahkan dengan kenyataan bahwa kehidupan umat hindu sudah mempunyai utang atau
Rna yang dalam ajaran agama hidu disebut Tri Rna. Tri Rna sudah melekat pada
kehidupan umat sedharma. Pertama yaitu Dewa Rna yaitu hutang pada para dewa, kedua
yaitu Rsi Rna hutang kepada para rsi,sulinggih atau guru suci, ketiga adalah Pitra Rna
atau hutang kepada para leluhur / para orang tua. Ketiga utang ini sebagai cikal bakal
untuk para umat hindu dalam melaksanakan panca yadnya atau korban suci, kelima
persembahan inilah sebagai wujud untuk membayar hutang yang disebut Tri Rna.
Kata kunci : Tri rna, panca yadnya, pendidikan
1. Pendahuluan
Tri Rna berasal dari bahasa sansekerta yaitu Tri dan Rna dimana tri artinya tiga dan rna
artinya hutang . Jadi dapat kita simpulkan pengertian tri rna adalah tiga hutang yang
dimiliki oleh manusia sejak di lahirkan di dunia ini. Tri Rna terdiri dari Dewa Rna, Pitra
Rna, dan Rsi Rna untuk melunasi tri rna kita harus melakukan yadnya yang tulus dan
ikhlas. Yadnya merupakan hal yang wajib untuk dilakukan sebagai sarana untuk
membayarnya. Pada dasarnya yadnya itu bertujuan untuk membalas hutang (Rna). Yaitu
hutang budi dan hutang hidup kepada Tuhan, leluhur dan para Rsi, serta kepada makhluk
lainnya. Terutama membalas hutang kepada Tuhan, karena berkat yandya Tuhan
menciptakan alam beserta isinya, dengan hukum kodratnya, seperti menciptakan udara
dan zat-zat yang berguna bagi makhluk hidup. Sehingga kehidupan didunia ini bisa
teratur dan harmonis jika tuhan tidak melaksanakan yadnya maka alam dan isinya tidak
ada. Apapun yang dilakukan oleh masyarakat sebagai bagian dari kebiasaan dan
didasarkan pada kitab suci atau sastra suci sebagian besar terselipkan nilai-nilai
pendidikan. Budaya -budaya yang hidup dan bertahan dalam lingkungan masyarakat
sebagai bagian dari warisan leluhur. Begitu pula yadnya. Masyarakat hindu sebagai
masyarakat yang kaya akan tradisi dari leluhur memiliki keyakinan bahwa segala sesuatu
disebabkan oleh segala sesuatu yang terjadi sebelumnya. Konsep tersebut menjadikan
segala hal yang dilakukan akan menghasilkan pahala. Maka dari konsep berpikir itu
menyebabkan umat hindu, yakin dan percaya akan panca yadnya dan tri rna yang saling
berhubungan dan harus dijalankan. Panca yadnya memiliki 5 bagian yang dimana
masing- masing bagian tersebut adalah dewa yadnya, pitra yadnya, rsi yadnya, manusa
yadnya dan yang terakhir adalah butha yadnya. Dewa yadnya adalah korban suci kepada
para dewa, pitra yadnya adalah korban suci kepada para leluhur, rsi yadnya adalah korban
suci kepada para rsi, manusa yadnya adalah korban suci yang bertujuan untuk
memelihara hidup mencapai kesempurnaan dalam kehidupan dan kesejahteraan manusia
selama hidupnya, dan yang terakhir adalah koban suci kepada para butha.
2. Rumusan masalah
Pokok bahasan ini di uraikan dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan yang
dirumuskan dalam bentuk kalimat sebagai berikut :
1. Mengapa manusia bisa memiliki tri rna atau hutang sejak lahir?
2. Apa itu tri rna dan bagian dari tri rna ?
3. Mengapa tri rna bersangkutan dengan panca yadnya?
4. Apa itu panca yadnya dan bagianya?
5. Bagaimana pengimplementasian panca yadnya dalam kehidupan sehari hari

3. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan beberapa aspek berikut:
1. Menjelaskan apa itu tri rna dan memaparkan bagian bagianya
2. Mengerti apa itu panca yadnya dan hubungannya dengan tri rna
3. Menjelaskan dan menyebutkan panca yadnya

4. Metode penulisan
Dalam artikel ini ditulis dengan beberapa langkah yang sangat teratur, yaitu:
1.) Memahami dan mengumpulkan literatur yang ada serta menelaahnya secara seksama,
2.)Mengutip informasi dari berbagai buku maupun jurnal serta dari internet. Dimana hasil
dari bacaan ini dirancang dalam membahas permasalahan yang diajukan dalam tulisan
ini.

Pembahasan

1. Mengapa manusia memiliki hutang sejak lahir


Kelahiran sebagai manusia bukan tanpa sebab namun ada penyebab dan yang terjadi.
Berkat kebaikan Para Dewata, Pitra dan Rsi maka manusia dapat pulih, menjalani
kehidupan dengan berbagai tuntunan dharma dan mencapai tujuan hidup. Sebagai hukum
alam – sebab akibat maka sudah seharusnya manusia membayar hutangnya (RNA)
sehingga terciptanya keseimbangan menuju kebahagiaan dan kedamaian abadi Tri Rna
sebagai landasan (Sebab) munculnya Panca Yadnya (Akibat). Hutang dalam Tri Rna yang
harus dibayar, dalam hal ini bukan pengertian Hutang-piutang pada umumnya dalam
istilah perekonomian, namun sebagai bentuk kewajiban (Yadnya-Panca Yadnya) yang
harus diamalkan oleh setiap umat Hindu itulah mengapa manusia memiliki hutang sejak
lahir dan harus membayarnya dengan bentuk yadnya yang tulus dan ikhlas.

2. Apa itu tri rna dan bagianya


Secara etimologi Tri Rna berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Tri yang
artinya tiga dan Rna yang artinya hutang atau kewajiban. Tri Rna merupakan
tiga hutang yang yang dimiliki manusia sejak lahir. Tri Rna terdiri dari hutang
kepada Dewa/Tuhan Yang Maha Esa (Dewa Rna) yang dibayar dengan
melaksanakan Dewa Yadnya dan Bhuta Yadnya, hutang kepada leluhur (Pitra
Rna) dibayar dengan melaksanakan manusia Yadnya dan pitra Yadnya dan
hutang kepada para Rsi (Rsi Rna) di bayar dengan melaksanakan Rsi Yadnya.

A. Dewa Rna
Dewa Rna yaitu hutang kepada para Dewa sebagai manifestasi Ida Sang
Hyang Widhi wasa yang menciptakan alam semesta beserta segala isinya. Para
dewa memberi atman kepada semua makhluk termasuk manusia sehingga dapat
hidup dan melaksanakan segala bentuk kewajiban yang dibebankan. Selain
memberi kehidupan dewa sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa
juga menciptakan alam sebagai tempat manusia dan makhluk lainnya untuk
hidup. Adanya alam semesta menjadikan manusia dan makhluk hidup lainnya
dapat melangsungkan kehidupannya.
Kitab Bhagavad Gita III.10 menyebutkan bahwa :
Sahayajñāh prajāh shrishtvā puro,
΄vācha prājapatih anena
prasavishya dhvam esa vo
΄stv ishta kāmadhuk
Terjemahan:
Prajāpati Brahmā Sang Pencipta dan Penguasa makhluk-makhluk ciptaannya
menciptakan umat manusia dengan semangat persembahan dan pesan-Nya
ialah, Berkembanglah dengan cara yang sama (berkarya dengan semangat
persembahan) dan raihlah segala kenikmatan yang kau dambakan,

Tuhan menciptakan umat manusia beserta seluruh isi alam dengan dasar
Yadnya/persembahan. Untuk menjaga semuanya itu juga harus dilakukan
dengan yadnya. Kebahagiaan akan dapat diperoleh melalui yadnya.
Penciptaan yang dilakukan melalui manifestasi-Nya sebagai Dewa
Brahma dengan sakti Dwi Saraswati. Sebagai manusia yang memiliki cipta,
rasa dan karsa memiliki kewajiban untuk membalas jasa tersebut. Kewajiban
tersebut dalam bentuk hutang (rna) kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa
dengan segala manifestasinya.
Manusia sebagai makhluk yang diciptakan dengan yadnya menurut
keyakinan agama hindu memiliki kewajiban untuk melaksanakan Yadnya. Hal
itu dimaksudkan sebagai bentuk ucapan terima kasih atas apa yang telah
diberikan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa. Dewa Rna
melahirkan kewajiban dalam melaksanakan upacara Dewa Yadnya dan bhuta
Yadnya.

B. Rsi Rna
Rsi Rna adalah hutang budi kepada para Rsi/Orang suci. Seseorang dapat
digolongkan ke dalam orang suci apabila telah disucikan dengan upakara atau
orang-orang yang menerima wahyu serta memberikan pencerahan kepada
umatnya. Kitab Bahagavad Gita menjelaskan keberadaan orang suci sebagai
berikut :
yasya sarve samārambhāḥ
kāma-saṅkalpa-varjitāḥ
jñānāgni-dagdha-karmāṇaṁ
tam āhuḥ paṇḍitaṁ budhāḥ
B.G. IV.9
Tejemahan:
Seseorang yang berkarya tanpa keinginan duniawi dan harapan akan imbalan,
telah tersucikan seluruh karma, seluruh perbuatannya, oleh api kebijaksanaan
sejati. Para paṇḍita, mereka yang berpengetahuan pun menyebutnya seorang
bijak,

Para rsi merupakan orang yang memiliki pengetahuan serta terlepas dari ikatan
duniawi. Pengetahuan yang dimiliki diberikan kepada umat manusia, sehingga
dapat menjadi pedoman dalam menjalani kehidupan sehingga memperoleh
kebahagiaan. Para Rsi atau orang suci berjasa dalam memberikan ilmu
pengetahuan dan pemahaman agama serta bimbingan dalam pelaksanaan
yadnya. Jasa tersebut menjadikan manusia memiliki kewajiban untuk
melaksanakan Rsi Yadnya yaitu persembahan tulus ikhlas yang ditujukan
kepada para rsi atau orang suci.

C. Pitra Rna
Pitra Rna berarti hutang jasa kepada para leluhur baik yang telah meninggal
maupun yang masih hidup. Leluhur yang telah meninggal akan menjadi pitara
dan diyakini akan membantu seseorang dalam menjalani kehidupannya, serta
menghindarkan dari mara bahaya dan berbagai macam bentuk musibah.
Pitra Rna adalah hutang kepada leluhur. Kata Pitra berasal dari bahasa
sansekerta “pitr” yang berarti ayah atau bapak. Bentuk jamaknya adalah
“pitara” yang berarti nenek moyang/leluhur, sehingga dapat diartikan sebagai
hutang kepada orang tua atau leluhur/nenek moyang. Hutang kepada leluhur
yang dimaksud ialah hutang mulai dari kepada orang tua sampai ketingkat
diatasnya atau nenek moyang.
Orang tua merupakan leluhur yang masih hidup yang wajib untuk dihormati,
dirawat dan dijaga. Orang tua memiliki jasa yang sangat besar dalam
kehidupan seseorang, karena tanpa adanya orang tua seseorang tidak akan
dapat mengalami kelahiran. Tuhan menggunakan orang Tua sebagai satusatunya
perantara dalam melahirkan manusia kedunia.
Sejak dalam kandungan seseorang dijaga dan di rawat oleh orang tua. Bahkan
pada satu keadaan tertentu orang tua mengorbankan kepentingannya untuk
dapat memenuhi kepentingan anak-anaknya. Orang tua dalam menafkahi,
menjaga dan merawat anak-anaknya menjadikan seorang anak memiliki
hutang yang sesungguhnya tidak dapat dibayar secara sepadang oleh seorang
anak terhadap jasa yang telah dilakukan. Jasa-jasa tersebut menjadikan
manusia yang lahir ke dunia memiliki kewajiban untuk melaksanakan Pitra
Yadnya.
Besarnya jasa orang tua yang telah merawat dan melahirkan serta pengorbanan
yang diberikan kepada anaknya sesungguhnya tidak akan dapat dibayar. Manu Smrti
11.227 menyebutkan bahwa:
Yam matapitaram klecam
seheta sambhawe, Nrnam na tasya
niskrtih Cakya kartum
warsa catairapi
Terjemahannya :
Penderitaan yang diabaikan oleh Bapak dan Ibu pada waktu lahir anak (bayi)
tidak dapat dibayar walaupun dalam waktu seratus tahun.
Walau demikian manusia selalu berkewajiban untuk selalu berusaha
memberikan yang terbaik dan melakukan apa yang menjadi kewajiban
tersebut dengan semaksimal mungkin. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk
dapat membahagiakan orang tua diantaranya yaitu dengan selalu mematuhi
nasehatnya, menjadi anak yang baik, selalu hormat kepada orang tua, menjaga
dan merawatnya serta hal-hal lainnya.
Menghormati orang tua disamping sebagai sebuah kewajiban yang timbul
akibat dari jasa beliau, juga akan memberi kebahagiaan kepada anak yang
selalu menghormati kedua orang tua mereka. Dalam Reg Veda II.41.14
disebutkan sebagai berikut :
Tivro vo madhumam ayam sunarhortre
Su matsarah etam pibata kamyam
Artinya:
Berbahagialah mereka yang menghormati orang tuanya, berbahagialah
mereka yang menguasai ilmu pengetahuan.
Kewajiban yang timbul akibat dari jasa orang tua dan para leluhur menjadikan
seorang anak wajib untuk melaksanakan ajaran Panca Yadnya khususnya
adalah Manusia Yadnya dan Pitra Yadnya. Kedua Yadnya tersebut akan
mampu membawa seseorang pada kebahagiaan dan terpenuhinya kewajiban
kepada para leluhur. Hal yang terpenting dari pelaksanaan kedua yadnya
tersebut adalah didasarkan atas rasa bhakti kepada para leluhur.
Manusia Yadnya dimaksudkan untuk membayar hutang kepada sesama
manusia, sebagai mahluk sosial dan makhluk yang religius. Pelaksanaan
manusia Yadnya adalah dengan melaksanakan upacara sejak dari adanya benih
dalam kandungan hingga manusia meninggal.
Menurut keyakinan agama hindu manusia sejak di dalam kandungan telah
dibuatkan sebuah upacara sebagai ucapan syukur. Upacara dilakukan selama
hidup manusia yang disesuaikan dengan tahapan-tahapan yang telah di
tentukan, seperti upacara bayi lahir, kepus puser, upacara 42 hari, upacara 3
bulanan dan upacara lainnya, hingga manusia tersebut meninggal dunia.
Selain upacara manusia Yadnya, hutang kepada leluhur juga dilaksanakan
dengan melaksanakan upacara pitra Yadnya, yang dimaksudkan untuk
membayar hutang kepada para leluhur terutama yang telah meninggal dunia.
Kunti Yadnya menyebutkan menyebutkan sebagai berikut :
Kengetakna grtrani kawitanta,
Tkeng anak putunta sukula Bretya nucara,
me pwakita Panahura hutanganta ring yayah bibi,
panebusaning sarirakret ngaranya kasampurna dening yasa sembanta,
Terjemahannya :
Ingatlah jasa-jasa leluhurmu pada anak cucu serta pada seluruh sanak
keluarga, patutlah membayar segala hutangmu pada Ayah Ibu.
3. Mengapa tri rna bersangkutan dengan yadnya
Hubungan antara Tri Rna dengan Yadnya erat sekali, karena Yadnya itu muncul sebagai
akibat dari kita memiliki hutang Tri Rna. Hutang Tri Rna itu harus dibayar dengan
melakukan Yadnya. Tuhan telah beryadnya menciptakan alam semesta beserta isinya dan
dinikmati oleh manusia. Oleh karena itu manusia harus beryadnya atas dasar keikhlasan
dan kasih sayang. Tujuan pelaksanaan yadnya adalah untuk menebus Tri Rna.

4. Apa itu panca yadnya dan bagianya


Arti Panca Yadnya kata Panca Yadnya terdiri dari dua kata, yaitu kata Panca dan Yadnya.
Panca berarti Lima, Yadnya berarti persembahan suci. Kata Yadnya berasal dari Bahasa
Sanskerta dari urat kata Yāj dan masuk dalam kelas kata maskulinum yang berarti orang
yang berkorban. Jadi Panca Yadnya berarti lima persembahan suci dengan tulus ikhlas.
Dalam melaksanakan sebuah Yadnya hendaknya diketahui syarat-syarat Yadnya. Adapun
syarat-syarat sebuah yadnya, meliputi:
a. Harus dilandasi dengan keikhlasan yang disertai kesucian hati,
b. Didasari dengan cinta kasih yang diwujudkan dengan rasa bhakti yang tulus, cinta
kepada sesama, cinta kepada binatang dan cinta kepada lingkungan,
c. Yang harus dilakukan sesuai kemampuan agar tidak menjadi beban bagi kita,
d. Beryadnya harus dilandasi perasaan beryadnya sebagai sebuah kewajiban.

Bagian -bagian panca yadnya


1. Dewa Yadnya adalah persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi dan para Dewa.
2. Pitra yadnya adalah persembahan kepada para leluhur dan Bhetara-bhetari.
3. Rsi Yadnya adalah persembahan kepada para Rsi atau guru yang telah memberikan
penyucian
4. Manusa Yadnya adalah persembahan untuk kesucian lahir batin Manusia.
5. Bhuta Yadnya adalah persembahan kepada para Bhuta kala dan makhluk bawahan

5. Implementasi panca yadnya dalam kehidupan sehari- hari


1. Dewa yadnya Impelementasi dari Dewa Yadnya dapat berupa
- Melaksanakan persembahyangan untuk memuja kebesaran Tuhan
-Memelihara dan menjaga serta menyayangi segala ciptaan Tuhan
-Melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Tuhan sebagaimana tuntunan Agama
- Melaksanakan Upacara Piodalan, baik di sanggah merajan maupun dipura
-Melaksanakan swadarma sebagai bentuk Yadnya kepada Tuhan
2. Pitra yadnya implementasi pitra yadnya adalah
- menunjukkan perilaku yang luhur dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud bakti
kepada leluhur yang masih hidup,
- melakukan upacara kematian terhadap leluhur yang telah meninggal dapat dilakukan
dengan dua cara, meliputi; upacara penguburan mayat dan upacara pembakaran mayat.
Upacara penguburan dan pembakaran mayat disebut dengan nama Upacara Ngaben.
-Berpamitan kepada orangtua kita sebelum berangkat kemanapun,
-Menghormati orangtua dan melaksanakan perintahnya,
- Menuruti nasehat orangtua,
-Membantu dengan suka rela pekerjaan yang sedang dilakukan oleh orangtua,
-Merawat orangtua yang sedang sakit, dll

Anda mungkin juga menyukai