Anda di halaman 1dari 7

1.

Delapan sifat kemahakuasaan Sang Hyang Widhi disebut Asta Aishwarya


2. Umat manusia memiliki tiga macam hutang yang patut dibayar dengan melaksanakan
yajna, etiga macam hutang itu disebut dengan… Tri Rna
3. Ulet, rajin, dan tekun mempelajari berbagai macam cabang ilmu pengetahuan suci,
sesungguhnya adalah merupakan realisasi dari ajaran… Rsi Yadnya
4. Yajna yang dipersembahkan oleh umat Hindu pada setiap saat, disebut… Nitya Karma
5. Yajna yang dipersembahkan oleh umat manusia kehadapan Ida Sang Hyang Widhi
beserta para prabhawa-Nya pada saat-saat tertentu berdasarkan waktu, tempat dan
keadaan disebut…a. Naimitika karma
6. Yajna yang dipersembahkan oleh umat manusia kehadapan Tuhan beserta manifestasinya
pada saat purnama, tilem, siwaratri dan nyepi, dasar perhitungannya adalah berpedoman
pada…a. Sasih
7. Lima macam persembahan suci yang dilaksanakan oleh umat Hindu kehadapan Tuhan
Yang Maha Esa beserta manifestasinya disebut…c. Panca Yajna
8. Dalam kitab Bhagawadgita dijelaskan bahwa terdapat tida kwalitas pelaksanaan yajna,
yajna yang dilaksanakan dengan penuh harapan akan hasilnya dan bersifat kemewahan
termasuk..
a. Tamasika
b. Satwika
c. Rajasika

9. Jelaskanlah makna yang terkandung dalam simbol canang sari yang digunakan dalam ritual
persembahyangan ?

JAWABAN:

Dalam canang sari terdapat unsur-unsur pembetuknya yaitu : 1). Bunga, 2). Porosan, 3).burat
wangi. Makna yang terkandung dalam simbol-simbol tersebut adalah : bunga, merupakan simbol
keindahan yaitu cetusan rasa bhakti kepada ida sang Hyang Widhi. Porosan, merupakan simbol tri
murti yaitu manifestasi dari ida sang hyang widhi yaitu kekuatan dari alam semesta. Burat wangi,
merupakan simbol wewangian yaitu rasa tulus iklas yang dipersembahkan kepada ida sang hyang
widhi.

Home » Uncategories » Asta Aiswarya


WEDNESDAY, SEPTEMBER 12, 2012
Asta Aiswarya

Asta Aiswarya berasal dari bahasa sansekerta, yakni dari kata Asta yang artinya delapan, dan kata
Aiswarya yang berarti kemahakuasaan.Dengan demikian Asta Aiswarya mengandung arti Delapan
sifat kemahakuasaan Tuhan. Asta Aiswarya dapat digambarkan sebagai kemahakuasaan Ida
Sanghyang Widhi sebagai Padma Asta Dala ( teratai berdaun delapan ). Kedelapan kemahakuasaan
Ida Sanghyang Widhi tersebut meliputi : Anima, Laghima, Mahima, Prapti, Prakamya, Isitwa,
Wasitwa, dan Yatrakamawasaitwa.
Anima > Sifat Sanghyang Widhi Maha Kecil, lebih kecil dari benda terkecil (otom). Atom bagian
terkecil dari unsur-unsur, jadi sifat Ida Sanghyang Widhi menjangkau segala sesuatu yang lebih
kecil dari atom. Karena kecilnya sifat Beliau sehingga dapat memasuki tempat-tempat yang
sekecil-kecilnya. Tidak ada yang lebih kecil dari Beliau.

Laghima > Sanghyang Widhi Maha Ringan, lebih ringan dari benda yang teringan (ether), atau
lebih ringan daripada gas. Sanghyang Widhi mampu mengambang di udara, dan terapung di air,
sehingga dapat menjangkau segala tempat.

Mahima > Sanghyang Widhi Maha Besar, lebih besar dari benda yang terbesar. Sanghyang Widhi
meresapi dan memenuhi segala tempat,tiada ruang yang kosong bagi beliau. Beliau berada di
dalam dan diluar alam ini

Prapti > berarti tiba, maksudnya segala tempat terjangkau oleh Ida Sanghyang Widhi, tidak
terbatas oleh ruang dan waktu, pada yang bersamaan beliau berada berada di segala tempat..

Prakamya > Segala kehendak dan keinginan Sanghyang Widhi akan terwujud, segala keinginan
Beliau pasti tercapai.

Isitwa > Sifat Sanghyang Widhi Maha Utama / sifat Sanghyang Widhi sangat mulia, selalu unggul,
mengungguli segalanya.

Wasitwa > artinya Maha Kuasa, Beliaulah yang paling berkuasa di dunia ini. Beliaulah yang paling
menentukan atas kelahiran, kehidupan dan kematian semua makhluk di dunia ini. Beliau pulalah
yang menentukan terciptanya dunia (sresti) dan Beliau pulalah yang mengembalikan dunia ini
keasalnya (pralaya)

Yatrakamawasaitwa > artinya segala kehendak Sanghyang Widhi akan terlaksana dan tidak ada
yang dapat menentang kodratNya.

Maka dapat disimpulkan makna Asta Aiswarya adalah sebagai ajaran yang menuntun umat
manusia agar selalu berbakti dan selalu berbuat baik dan jujur, karena Sanghyang Widhi sebagai
saksi perbuatan segala makhluk di semua tempat dan tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
1. Persembahan suci yang disampaikan oleh umat kehadapan para pendeta, pertapa, dan
brahma untuk kesejahteraan serta kebahagiaannya disebut Rsi Yadnya.
2. Seorang “sulinggih” patut memahami dan melaksanakan prilaku; ahimsa, brahmacari,
satya, awyawahara/awyawaharika dan asteya, kesemuanya ini disebut dengan…
3. Sedangkan akrodha, guru cusrusa, saucam, aharalaghawa, dan apramada adalah unsure-
unsur dariPanca Nyama Bratha.
4. Seorang calon sulinggih, baru boleh melaksanakan “Loka Pala Sraya” setelah mendapat
restu dari Pendeta Nabe dan… serta…
5. Berdasarkan petunjuk sastra agama, perilaku umat seperti “maweh apangan ring kraman”
dan “atithi pujya” adalah tergolong Manusa Yadnya.
6. Kitab Manawa Dharmasastra, V. 109 menjelaskan bahwa; tubuh dibersihkan dengan air,
pikiran dibersihkan dengan kejujuran, roh dibersihkan dengan pelajaran suci dan tapa-
bratha.
7. Dalam rangkaian upacara manusa yajna, ada 4 (empat) hal yang patut diperhatikan dan
dilaksanakan antara lain;
a. Upacara Mabyakala
b. Upacara Melukat dan Mejaya-jaya
c. Upacara Ngayab atau Natab
d. Upacara Sembahyang atau Muspa
8. Upacara yang dilaksanakan semasih bayi berada dalam kandungan yang telah berumur 5
– 6 bulan disebut… atau…
9. Tujuan utama dari pelaksanaan upacara pawiwahan adalah;
a. Untuk memohon kesaksian kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, para bhuta,
dan umat manusia yang disebut dengan “Tri Saksi”.
b. Untuk memohon pembersihan dan penyucian secara spiritual kehadapan Sang
Pencipta, agar bibit kehidupan yang ada pada suami istri tersucikan diharapkan atas
pertemuan kedua bibit itulah dapat melahirkan keturunan yang baik “Suputra”.
10. Upacara “Pitra Yajna” yang dilaksanakan dengan membakar tulang-belulang dari mayat
yang telah di tanam (dipendem) disebut Asti Wedana.
11. Upacara pitra yajna itu dapat dilaksanakan dengan cara-cara tertentu
seperti: melaksanakan pitra yajna kepada orang tua semasih hidup dan
melaksanakan pitra yajna setelah orang tua atau leluhurnya tiada.
12. Upacara yang dilaksanakan setiap 10 tahun dan 100 tahun sekali di Pura Besakih
disebut Tawur Agung dan Eka Dasa Rudra.
13. Banten caru “Panca Sanak” salah satu unsure upakaranya mempergunakan lima jenis ayam
yang terdiri dari:
a. Di arah Timur ayam putih uripnya 5
b. Di arah Selatan ayam biying/merah uripnya 9
c. Di arah Barat ayam putih siungan uripnya 7
d. Di arah Utara ayam hitam/selem uripnya 4
e. Di arah Tengah ayam brumbun uripnya 8
14. Yajna yang dilaksanakan oleh umat Hindu dalam perayaan hari suci yang perhitungannya
berdasarkan sasih adalah hari Purnama dan Tilem, hari Siwaratri dan hari Nyepi.
15. Sedangkan yajna yang dilaksanakan dalam perayaan 5 (lima) hari suci yang diperhitungkan
berdasarkan pertemuan “Panca Wara dan Sapta Wara” dengan “Pawukon” setelah budha
kliwon dungulan adalah:
a. Redite Wage Kuningan (Ulihan).
b. Soma Kliwon Kuningan (Pemacekan)
c. Buda Pahing Kuningan
d. Sukra Wage Kuningan (Penampahan Kuningan)
e. Sukra Kliwon Kuningan (Tumpek Kuningan).

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!


1. Apakah makna dan tujuan dari ajaran bhuta yajna? Jelaskan!
Jawab: Makna bhuta yajna adalah korban suci yang ditujukan kepada para bhuta
kala beserta kekuatan-kekuatannya yang bertujuan memelihara, membersihkan,
mengatur dan menjaga keharmonisan alam semesta beserta isinya dan nyupat
(meningkatkan status).
2. Apakah yajna itu? Mengapa dilaksanakan dan apa tujuannya? Jelaskan!
Jawab: Yajna adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan penuh keikhlasan dan
kesadaran untuk melaksanakan persembahan kepada Tuhan. Tujuan melakukan
yajna untuk mengamalkan ajaran weda, meningkatkan kualitas diri, penyucian,
sarana berhubungan dengan Tuhan dan mencetuskan rasa terima kasih.
3. Sejak lahir manusia dinyatakan telah memiliki hutang, yang manakah itu? Sebutkan dan
jelaskan!
Jawab: Sejak lahir manusia memiliki tiga hutang yang wajib dibayar dengan
melaksanakan yajna. Ketiga hutang itu adalah Pitra Rna yakni hutang jasa kepada
leluhur dan orang tua, Rsi Rna yakni hutang ilmu pengetahuan kepada orang suci
atau Maha Rsi dan Dewa Rna yakni hutang urip atau hidup kehadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa/Sang Hyang Paramatma.
4. Bila kita dapat mengamati dalam kehidupan sehari-hari, yang manakah dari kehidupan itu
dapat dikatakan sebagai realisasi dari pelaksanaan “yajna”? Sebutkan dan jelaskan secara
rinci semuanya itu!
Jawab:
5. Secara rinci berdasarkan volume dari upakara yang dipergunakan dalam beryajna
disebutkan ada 9 (Sembilan) tingkatan yajna, yang manakah itu? Sebutkanlah!
Jawab: - Nistaning nista
- Madyaning nista
- Utamaning nista
- Nistaning madya
- Madyaning madya
- Utamaning madya
- Nistaning utama
- Madyaning utama
- Utamaning utama
6. Secara prinsip pelaksanaan yajna dapat dihubungkan dengan sloka kitab suci
Bhagawadgita, III.10. Kutipkanlah bait sloka itu lengkap dengan artinya! Selanjutnya
tuliskanlah pendapat atau komentar anda!
Jawab: Berikut kutipan sloka Bhagawadgita, III.10 “Sahayajnah prajah srstva puro
‘vasa prajapatih, anena prasavisyadhvam esa vo’istakhamadhuk”. Artinya: Pada
jaman dahulu kala Prajapati (Tuhan Yang Maha Esa) menciptakan manusia dengan
yajna dan bersabda; dengan ini engkau akan mengembang dan akan menjadi
kamadhuk dari keinginanmu. Pendapat kami, Tuhan Yang Maha Esa telah
menciptakan manusia berdasarkan yajna, dan dengan yajna-lah kita sebagai
manusia hendaknya mengembangkan serta memelihara kehidupannnya sehingga
tercipta kehidupan yang harmonis.
7. Apakah ”Panca Yajna” itu? Sebutkan dan jelaskanlah bagian-bagiannya.
Jawab: Panca Yajna adalah lima macam bentuk upacara persembahan (korban suci)
yang patut dipersembahkan oleh umat Hindu kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
beserta manifestasinya. Bagian-bagian Panca Yajna adalah sebagai berikut.
a. Dewa Yajna adalah yajna yang dipersembahkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
beserta manifestasinya.
b. Bhuta Yajna adalah yajna yang dipersembahkan kehadapan para bhuta.
c. Rsi Yajna adalah yajna yang dipersembahkan kehadapan para Rsi atau Maharsi.
d. Pitra Yajna adalah yajna yang dipersembahkan kehadapan para leluhur.
e. Manusa Yajna adalah yajna yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memelihara
serta membersihkan lahir dan batin manusia sejak terjadinya pembuahan di dalam
rahim sampai pada akhir hidupnya.
8. Makna pokok apakah yang dapat kita petik dari penerapan ajaran “Panca Yajna” itu?
Jelaskanlah!
Jawab: Kata Panca Yajna sesungguhnya berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata
Panca berarti lima dan yajna berarti persembahan atau korban suci. Panca yajna
berarti lima macam korban suci yang patut dilaksanakan oleh umat Hindu
berlandaskan hati yang tulus dan ikhlas. Adapun kelima macam korban suci tersebut
antara lain:
a. Dewa Yajna.
b. Bhuta Yajna.
c. Pitra Yajna.
d. Rsi Yajna.
e. Manusa Yajna.
9. Bagaimanakah rumusan tentang “Panca Yajna” yang tertulis dalam kitab:
a. Manawa Dharmasastra, III.74.
b. Gautama Dharmasastra
c. Lontar Korawa Srama
d. Lontar Singhalanghyala
Sebutkanlah masing-masing dan jelaskanlah seperlunya.
Jawab: Rumusan “Panca Yajna” sebagai berikut.
a. Dalam kitab Manawa Dharmasastra, III.74 berbunyi “Japa ‘huto huto homah
prahuto bhautiko balih, brahmyam hutam dwija gryarca prasitam pitr
tarpanam”. Artinya: Ahuta adalah pengucapan dari doa veda, huta
persembahyangan homa, prahuta adalah upacara bali yang dihaturkan diatas tanah
kepada para bhuta, Brahmabhuta yaitu menerima tetap Brahmana secara hormat
seolah-olah menghaturkan kepada api yang ada dalam tubuh Brahmana dan Prasita
adalah persembahan terpana kepada para pitara. Rumusan Panca Yajna dalam
sloka ini adalah:
a) Ahuta yaitu persembahan mengucapkan doa-doa suci veda.
b) Huta yaitu persembahan dengan api homa.
c) Prahuta yaitu persembahan berupa upacara bali ke hadapan para bhuta.
d) Brahmabhuta yaitu yajna dengan menghormati para brahmana.
e) Prasita yaitu yajna dengan mempersembahkan terpana kepada para pitara.
b. Gautama Dharmasastra menjelaskan tentang pelaksanaan yajna menjadi tiga
bagian:
a) Dewa Yajna yaitu persembahan Hyang Agni dan Dewa Samodaya.
b) Bhuta Yajna yaitu persembahan kehadapan Lokapala (Dewa Pelindung) dan para
dewa penjaga pintu pekarangan, pintu rumah serta pintu tengah rumah.
c) Brahma Yajna yaitu persembahan dengan pembacaan ayat-ayat suci veda.
c. Dalam lontar Korawa Srama dijabarkan rumusan Panca Yajna yaitu:
a) Dewa yajna adalah persembahan dengan sesajen dan mengucapkan srutti dan stawa
pada waktu bulan purnama.
b) Rsi yajna adalah mempersembahkan punia, buah-buahan, makanan dan barang-
barang yang tidak mudah rusak kepada para Rsi.
c) Bhuta yajna adalah mempersembahkan puja dan caru kepada para bhuta.
d) Manusa yajna adalah memberikan makanan kepada masyarakat.
e) Pitra yajna adalah mempersembahkan puja dan bali atau bebanten kepada para
leluhur.
d. Adapun rumusan Panca Yajna dalam lontar Singhalanghyala adalah:
a) Bojana patra yajna yaitu persembahan dengan menghidangkan makanan.
b) Kanaka ratna yajna yaitu persembahan berupa emas dan permata.
c) Kanya yajna yaitu persembahan berupa gadis suci.
d) Brata tapa samadhi yajna yaitu persembahan dengan melaksanakan tapa, brata dan
samadhi.
e) Samyanana yajna yaitu persembahan dengan keseimbangan dan keserasian.

Asta Brata adalah Contoh Kepemimpinan Hindu yang terdapat dalam Itihasa
Ramayana. Asta Brata ini merupakan, Delapan Tipe kepemimpinan yang merupakan
Delapan Sifat Kemahakuasaan Tuhan. Ajaran ini diberikan Sri Rama kepada
Wibhisana sebagai Raja Alengka Pura menggantikan kakaknya Rahwana. Bagian-
bagian ajaran Asta Brata sebagai berikut:
1. Indra Brata = Artinya pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Indra sebagai
dewa pemberi hujan, member kesejahtraan kepada rakyat.

2. Yama Brata = Artinya pemimpin hendaknya mengikuti sifat-sifat Dewa Yama yaitu
menciptakan hukum, menegakkan hukum dan memberikan hukuman secara adil kepada setiap
orang yang bersalah.

3. Surya Brata = Hendaknya pemimpin memberikan penerangan secara adil dan merata kepada
seluruh rakyat yang dipimpinnya serta selalu berbuat berhati-hati seperti matahari sangat berhati-
hati dalam menyerap air.

4. Candra Brata = Pemimpin hendaknya selalu dapat memperlihatkan wajah yang tenang dan
berseri-seri sehingga masyarakat yang dipimpinnya merasa yakin akan kebesaran jiwa dari
pemimpinnya.

5. Bayu Brata = Pemimpin hendaknya selalu dapat mengetahui dan menyelidiki keadaan serta
kehendak yang sebenarnya terutama keadaan masyarakat yang hidupnya paling menderita

6. Kuwera Brata = Pemimpin hendaknya harus bijaksana mempergunakan dana atau uang serta
selalu ada hasrat untuk mensejahtrakan masyarakat dan tidak menjadi pemboros yang akirnya
dapat merugikan Negara dan Masyarakat.

7. Baruna Brata =Pemimpin hendaknya dapat memberantas segala bentuk penyakit yang
berkembang di masyarakat , seperti pengangguran, kenakalan remaja, pencurian dan pengacau
keamanan Negara.

8. Agni Brata = Pemimpin harus memiliki sifat-sifat selalu dapat memotivasi tumbuhnya sifat
ksatria dan semangat yang berkobar dalam menundukkan musuh-
musuhnya.

Anda mungkin juga menyukai