PANCA SRADHA
DISUSUN
OLEH :
Om Swastiastu
Puji syukur saya haturkan kepada Ida Sang Hiang Widhi Wasa. karena atas
Terima kasih saya ucapkan kepada guru yang membimbing yang telah
memberikan dorongan kepada saya sehingga dengan semangat dan berbagai usaha
saya dapat menyusun makalah ini. Meskipun ada beberapa rintangan dan masalah
yang telah saya lewati. Namun, semua itu saya jadikan sebagai acuan untuk lebih
menyadari bahwa perlunya kritikan dan sarannya agar makalah ini dapat lebih
sempurna dari sebelumnya. Dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini banyak kata – kata yang kurang berkenan di
KATA PENGANTAR.................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................
B. tujuan..................................................................................................
BAB II PERMASALAHAN.....................................................................
BAB IV PENUTUP
1. KESIMPULAN.............................................................................
2. SARAN...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Telah beribu-ribu buku yang telah di cetak oleh beberapa penerbit yang ada
dibumi ini. Dan beberapa ahli telah memperjelas setiap bahasan yang ada di kitab-
kitab suci yaitu dengan tujuan agar apa yang di jelaskan tersebut dapat di mengerti
dan di percaya. Demikian pula halnya dengan penjelasan mengenai Veda, hampir
Satu pokok bahasan saja dapat menjadi beberapa buku, namun hal tersebut
membuat beberapa orang bingung mana lebih dulu yang di baca. Dengan hal tersebut
saya berusaha meringkas dan menyatukan beberapa materi yang terdapat di beberapa
buku. Sehingga dengan harapan pembaca dapat langsung memahami poin-poin yang
penting. Namun bukan berarti yang tidak kami tulis bukan sesuatu yang penting.
Bukan demikian. Setelah mengetahui poin-poin yang akan kami tulis pada bab
berikutnya. Penjelasan yang ada pada sumber makalah ini sangat penting untuk di
baca agar semakin di mengerti dan sumber makalah ini penjelasan mengenai bahasan
TUJUAN
3. memebentuk kepribadian yang mandiri agar tidak selalu bergantung pada orang
lain.
BAB II
PERMASALAHAN
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa topik yang akan di jadikan
PEMBAHASAN
Panca Sradha berasal dari bahasa sanksekerta yaitu urat kata Panca yang
artinya lima dan Sradha artinya keyakinan. Jadi, Panca Sradha adalah lima dasar
Semua agama yang ada di dunia ini percaya kepada adanya Tuhan yang maha
esa. dalam agama hindu di kenal dengan sebutan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kita
mengetahui adanya Tuhan karena kitab Veda mengatakan ada. Bila kita membaca
kita agama maka kita di ajarkan untuk percaya bahwa Tuhan itu ada. Pengetahuan
Sang Hiang Widhi adalah Ia Yang Maha Kuasa, Ia juga Maha Pengasih dan
maha penyayang. Maha pelindung, Maha pencipta, maha kuasa alam beserta isinya.
ciptaannya). Jadi hanya satu Tuhan dan terasa pada seluruh ciptaannya.
Kepercayaan atas keesaanTuhan dapat pula kita baca pada kitab-kitab suci
Veda, dengan mengetahui isi Veda, maka kita mengerti bahwa agama hindu
mengajarkan menyembah satu Tuhan. Tuhan itu memiliki bermacam-macam sifat
bentuk kekuasaan. Dewa adalah merupakan bentuk sinar sucinya. Karena itu
dikatakan dalam kitab suci Veda EKAM EWA ADWITYA BRAHMAN artinya:
Artinya : Ekam = hanya satu. Sat = kehendak Sang Hyang Widhi. Wiprah =
orang bijaksana. Widanti= menyebutkan. Balunda =banyak. Jadi Tuhan hanya satu
Dalam agama hindu disebutkan beberapa sifat Tuhan Yang Maha Esa yaitu
1. Tuhan dengan tiga sifat kemahakuasaan di sebut dengan gelar Tri Murti
H. Yatra Kamawasayitwa = segala kehendaknya tak ada yang dapat menentang atau
menghalangi beliau.
3. Tuhan dengan empat sifat kemahakuasaanya di sebut dengan gelar Cadu Sakti
menjadi hidup kemudian di sebut “makhluk hidup” yang di sebut dengan “jiwa
raga”. Fungsi atman terhadap badan wadah dapat di ibaratkan seperti matahati dan
bumi. Matahari yang memberikan kehidupan (Atman) sengankan bumi adalah badan
Dalam Bhisma Parwa ada di sebutkan hubungan Atman dengan badan wadah sebagai
berikut :
sangat gaib (parama suksma) sebagai sifat-sifat Brahma (Hyang Widhi). Adapun
sifat atman di nyatakan dalam Bhagavadgita bagian II, sloka 24,25 sebagai berikut:
Karma phala berasal dari bahasa sanseketa, dari akar kata “Kr” yang artinya
berbuat, bekerja, bergerak, bertingkah laku. Sedangkan phala adalah buah atau hasil.
yang di lakukan oleh pikiran, “wasa karma” perbuatan yang di lakukan dengan cara
berbicara, dan “kaya Karma” perbuatan yang di lakukan secara fisik atau jasmani.
Buah dari pikiran, perkataan danperbuatan yang dilakukan oleh manusia merupakan
suatu karma dan setiap karma pasti ada akibatnya. Perbuatan yang baik akan
menghasilkan phala yang baik, perbuatan yang buruk akan menghasilkan phala yang
buruk pula. Berdasarkan inilah timbul istilah hukum Karma Phala yaitu hukum
yang mengatur sebab akibat aksi dan tekasi dimana sebab di situ pasti akan terjadi
akibat.
Kata punarbawa berasal dari bahasa sansekerta “punar” yang berarti kembali
dan “bhawa” berarti menjelma. Degan demikian punarbawa adalah kelahiran atau
Jiwa dan roh tidak selamanya di neraka ataupun di surga, ia akan lahir
kembali kedunia ini. Kelahirannya di dunia ini menurut karma yang ia perbuat. Bila
baik yang di lakukan pada kehidupanya dahulu maka ia akan menjadi orang yang
sangat Darmawan, namun apabila pada masa lalu ia selalu malakukan perbuatan
yang jahat maka ia akan lahir menjadi orang yang penuh hinaan. Dan tidak
memungkinkan ia akan lahir menjadi seekor Binatang atau tumbuhan. Semua itu di
dunia ini manusia dapat berbuat sementara di akhiran tinggal menikmati hasilnya. Itu
sebabnya tujuan menjelma kedunia ini adalah melebur kesengsaraan itu menjadi
Moksa berasal dari akar kata “muc” yang berarti kelepasan, kebebasan, dan
kandung pada kata moksa adalah terbebasnya atman dari ikatan-ikatan keduniawian
dan pengaruh maya lainya sehingga dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi. Moksa
merupakan tujuan terakhir dari seluruh umat hindu. Sebagaimana di terangkan dalam
tujuan umat hindu yakni “ Moksartham Jagadhita Yaca Iti dharma” artinya
Dalam agama hindu terdapat empat cara untuk mencapai moksa. Keempat
cara itu disebut “Catur Marga” atau sering di sebut “Catur Yoga”. Memiliki istilah
Catur Marga terdiri dari kata Catur artinya empat dan Marga artinya jalan
atau cara. Jadi catur Marga adalah empat jalan atau cara untuk mencapai kebahagiaan
1. Bakti Marga
Adalah cara atau jalan untuk mencapai moksa melalui cara sujud bakti
dengan di landasi rasa cinta. Penganut Bhakti Marga di sebut dengan “Bhakta”.
2. Karma Marga
Adalah cara atau jalan untuk mencapai moksa dengan kerja tanpa pamrih
tanpa ikatan, penuh dengan pengabdian untuk kesejahtraan makhluk hidup. Penganut
3. Jnana Marga
4. Raja Marga
Adalah jalan atau cara mencapai moksa dengan cara pengendalian diri,
kosentrasi, yoga dan samahi dalam tingkat yang lebih tinggi. Penganut Raja Marga
disebut “Yoga”.
sukses melakukan Astanga Yoga yagn di ajarkan oleh Rsi Patanjali. Asta Yoga
Dengan Astanga Yoga ini seseorang Yogin akan dapat menerima wahyu
KESIMPULAN
Panca sradha merupakan lima macam keyakinan umat hindu dalam mencapai
kehidupan beragama. Kelima hal ini merupakan hal yang abstrak dan ril yang harus
Keberadaan Tuhan tidak dapat ketahui namun dapat kita rasakan. Tanpa
adanya Beliau maka semua yang ada sekarang tidak akan adapula. karena keKuasaan
dan Keagungan beliaulah membuat semua ini ada. Beliau sama halnya seperti angin
yang menghidupkan semua makhluk yang ada di dunia ini. Meski angin tidak dapat
kita lihat namun semua orang mengtahui bahwa angin itu ada. Demikianlah
Karena kesucian yang dimilki oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka kita
sebagai manusia tidak mampu untuk melihat beliau. Seperti yang di jelaskan pada
bab sebelumnya bahwa kelahiran kita sebagai manusia adalah suatu kesengsaraan.
Karena kelahiran ini adalah hasil dari Karmawasana yang masih mengotori Jiwatman
kita. Kelahiran ini harus kita gunakan sebaik-baiknya untuk berbuat baik agar kita
bisa mencapai tujuan akhir yaitu Moksartham Jagadhita Yaca Iti dharma yaitu
Semua yang ada di dunia ini adalah karena Kuasa Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, atas yajna Beliaulah dunia ini terciptakan dan kita adalah sebagian dari yajna
beliau. Maka kita sebagai satu-satunya ciptaan Tuhan yang di berikan akal pikiran
harus menjaga apa yang telah Beliau berikan. Dan harus berbuat sesuai dengan
DAFTAR PUSTAKA
Sutresna, I Made. Dkk. 2004. Buku Pelajaran Agama Hindu. Surabaya: Paramita
Sura, I Gede. 1933. Pengendalian Diri dan Etika. Jakarta: Hanuman Sakti