PANCA SRADHA
DISUSUN
OLEH :
STIKOM BALI
2019
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu
Puji syukur saya haturkan kepada Ida Sang Hiang Widhi Wasa. karena
atas rahmat dan kehendaknhyalah sehingga saya dapat menyusun makalah ini.
Terima kasih saya ucapkan kepada guru yang membimbing yang telah
memberikan dorongan kepada saya sehingga dengan semangat dan berbagai usaha
saya dapat menyusun makalah ini. Meskipun ada beberapa rintangan dan masalah
yang telah saya lewati. Namun, semua itu saya jadikan sebagai acuan untuk lebih
menyadari bahwa perlunya kritikan dan sarannya agar makalah ini dapat lebih
sempurna dari sebelumnya. Dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf
apabila dalam penyusunan makalah ini banyak kata – kata yang kurang berkenan di
i
DAFTAR ISI PANCA SRADHA
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
B. tujuan................................................................................................................. iii
BAB II PERMASALAHAN........................................................................................ iv
BAB IV PENUTUP
1. KESIMPULAN................................................................................................... 8
2. SARAN............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Telah beribu-ribu buku yang telah di cetak oleh beberapa penerbit yang ada
dibumi ini. Dan beberapa ahli telah memperjelas setiap bahasan yang ada di kitab-
kitab suci yaitu dengan tujuan agar apa yang di jelaskan tersebut dapat di mengerti
dan di percaya. Demikian pula halnya dengan penjelasan mengenai Veda, hampir
Satu pokok bahasan saja dapat menjadi beberapa buku, namun hal tersebut
membuat beberapa orang bingung mana lebih dulu yang di baca. Dengan hal tersebut
poin-poin yang penting. Namun bukan berarti yang tidak kami tulis bukan sesuatu
yang penting. Bukan demikian. Setelah mengetahui poin-poin yang akan kami tulis
pada bab berikutnya. Penjelasan yang ada pada sumber makalah ini sangat penting
untuk di baca agar semakin di mengerti dan sumber makalah ini penjelasan mengenai
TUJUAN
orang lain.
iii
BAB II
PERMASALAHAN
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa topik yang akan di jadikan
iv
BAB III
PEMBAHASAN
Panca Sradha berasal dari bahasa sanksekerta yaitu urat kata Panca yang
artinya lima dan Sradha artinya keyakinan. Jadi, Panca Sradha adalah lima dasar
Semua agama yang ada di dunia ini percaya kepada adanya Tuhan yang
maha esa. dalam agama hindu di kenal dengan sebutan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Kita mengetahui adanya Tuhan karena kitab Veda mengatakan ada. Bila kita
membaca kita agama maka kita di ajarkan untuk percaya bahwa Tuhan itu ada.
Sang Hiang Widhi adalah Ia Yang Maha Kuasa, Ia juga Maha Pengasih dan
maha penyayang. Maha pelindung, Maha pencipta, maha kuasa alam beserta isinya.
ciptaannya). Jadi hanya satu Tuhan dan terasa pada seluruh ciptaannya.
Kepercayaan atas keesaanTuhan dapat pula kita baca pada kitab-kitab suci
Veda, dengan mengetahui isi Veda, maka kita mengerti bahwa agama hindu
1
bentuk kekuasaan. Dewa adalah merupakan bentuk sinar sucinya. Karena itu
dikatakan dalam kitab suci Veda EKAM EWA ADWITYA BRAHMAN artinya: hanya
Artinya : Ekam = hanya satu. Sat = kehendak Sang Hyang Widhi. Wiprah =
orang bijaksana. Widanti= menyebutkan. Balunda =banyak. Jadi Tuhan hanya satu
Dalam agama hindu disebutkan beberapa sifat Tuhan Yang Maha Esa yaitu
1. Tuhan dengan tiga sifat kemahakuasaan di sebut dengan gelar Tri Murti
H. Yatra Kamawasayitwa = segala kehendaknya tak ada yang dapat menentang atau
menghalangi beliau
2
3. Tuhan dengan empat sifat kemahakuasaanya di sebut dengan gelar Cadu Sakti
menjadi hidup kemudian di sebut “makhluk hidup” yang di sebut dengan “jiwa raga”.
Fungsi atman terhadap badan wadah dapat di ibaratkan seperti matahati dan bumi.
Dalam Bhisma Parwa ada di sebutkan hubungan Atman dengan badan wadah
sebagai berikut :
Oleh karena Atman merupakan bagian dari Brahman ( Tuhan) maka sifatnya
sangat gaib (parama suksma) sebagai sifat-sifat Brahma (Hyang Widhi). Adapun sifat
atman di nyatakan dalam Bhagavadgita bagian II, sloka 24,25 sebagai berikut:
3
Acchedya : tak terlukai oleh senjata
Karma phala berasal dari bahasa sanseketa, dari akar kata “Kr” yang artinya
berbuat, bekerja, bergerak, bertingkah laku. Sedangkan phala adalah buah atau hasil.
Karma phala berpangkal dari 3 sumber yakni : “manah karma” perbuatan yang
di lakukan oleh pikiran, “wasa karma” perbuatan yang di lakukan dengan cara
berbicara, dan “kaya Karma” perbuatan yang di lakukan secara fisik atau jasmani.
Buah dari pikiran, perkataan danperbuatan yang dilakukan oleh manusia merupakan
suatu karma dan setiap karma pasti ada akibatnya. Perbuatan yang baik akan
menghasilkan phala yang baik, perbuatan yang buruk akan menghasilkan phala yang
buruk pula. Berdasarkan inilah timbul istilah hukum Karma Phala yaitu hukum yang
mengatur sebab akibat aksi dan tekasi dimana sebab di situ pasti akan terjadi akibat.
4
4. PERCAYA ADANYA PUNARBHAWA
Kata punarbawa berasal dari bahasa sansekerta “punar” yang berarti kembali
dan “bhawa” berarti menjelma. Degan demikian punarbawa adalah kelahiran atau
Jiwa dan roh tidak selamanya di neraka ataupun di surga, ia akan lahir
kembali kedunia ini. Kelahirannya di dunia ini menurut karma yang ia perbuat. Bila
baik yang di lakukan pada kehidupanya dahulu maka ia akan menjadi orang yang
sangat Darmawan, namun apabila pada masa lalu ia selalu malakukan perbuatan
yang jahat maka ia akan lahir menjadi orang yang penuh hinaan. Dan tidak
memungkinkan ia akan lahir menjadi seekor Binatang atau tumbuhan. Semua itu di
dunia ini manusia dapat berbuat sementara di akhiran tinggal menikmati hasilnya. Itu
sebabnya tujuan menjelma kedunia ini adalah melebur kesengsaraan itu menjadi
Terjemahan :
sebab sebagai manusia sungguh utama juga karena itu, ia dapat
menolong dirinya dari keadaan samsara dengan jalan karma yang baik, demikian
keistimewaan menjelma manjadi manusia
5
5. PERCAYA AKAN ADANYA MOKSA
Moksa berasal dari akar kata “muc” yang berarti kelepasan, kebebasan, dan
kandung pada kata moksa adalah terbebasnya atman dari ikatan-ikatan keduniawian
dan pengaruh maya lainya sehingga dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi.
terangkan dalam tujuan umat hindu yakni “ Moksartham Jagadhita Yaca Iti dharma”
dharma”
Dalam agama hindu terdapat empat cara untuk mencapai moksa. Keempat
cara itu disebut “Catur Marga” atau sering di sebut “Catur Yoga”. Memiliki istilah yang
Catur Marga terdiri dari kata Catur artinya empat dan Marga artinya jalan atau
cara. Jadi catur Marga adalah empat jalan atau cara untuk mencapai kebahagiaan
1. Bakti Marga
Adalah cara atau jalan untuk mencapai moksa melalui cara sujud
bakti dengan di landasi rasa cinta. Penganut Bhakti Marga di sebut dengan “Bhakta”.
2. Karma Marga
Adalah cara atau jalan untuk mencapai moksa dengan kerja tanpa pamrih
3. Jnana Marga
6
4. Raja Marga
Adalah jalan atau cara mencapai moksa dengan cara pengendalian diri,
kosentrasi, yoga dan samahi dalam tingkat yang lebih tinggi. Penganut Raja Marga
disebut “Yoga”.
sukses melakukan Astanga Yoga yagn di ajarkan oleh Rsi Patanjali. Asta Yoga
Dengan Astanga Yoga ini seseorang Yogin akan dapat menerima wahyu
7
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
mencapai kehidupan beragama. Kelima hal ini merupakan hal yang abstrak dan ril
Keberadaan Tuhan tidak dapat ketahui namun dapat kita rasakan. Tanpa
adanya Beliau maka semua yang ada sekarang tidak akan adapula. karena
keKuasaan dan Keagungan beliaulah membuat semua ini ada. Beliau sama halnya
seperti angin yang menghidupkan semua makhluk yang ada di dunia ini. Meski angin
tidak dapat kita lihat namun semua orang mengtahui bahwa angin itu ada.
Karena kesucian yang dimilki oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka kita
sebagai manusia tidak mampu untuk melihat beliau. Seperti yang di jelaskan pada
bab sebelumnya bahwa kelahiran kita sebagai manusia adalah suatu kesengsaraan.
Karena kelahiran ini adalah hasil dari Karmawasana yang masih mengotori Jiwatman
kita. Kelahiran ini harus kita gunakan sebaik-baiknya untuk berbuat baik agar kita bisa
mencapai tujuan akhir yaitu Moksartham Jagadhita Yaca Iti dharma yaitu mencapai
8
SARAN
Semua yang ada di dunia ini adalah karena Kuasa Ida Sang Hyang Widhi
Wasa, atas yajna Beliaulah dunia ini terciptakan dan kita adalah sebagian dari yajna
beliau. Maka kita sebagai satu-satunya ciptaan Tuhan yang di berikan akal pikiran
harus menjaga apa yang telah Beliau berikan. Dan harus berbuat sesuai dengan
9
DAFTAR PUSTAKA
Sutresna, I Made. Dkk. 2004. Buku Pelajaran Agama Hindu. Surabaya: Paramita
Sura, I Gede. 1933. Pengendalian Diri dan Etika. Jakarta: Hanuman Sakti
10