Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PANCA SRADHA

DISUSUN
OLEH :

PUTU PRACHETA PREMANA ARTA (180030862)


I PUTU GEDE DODIK ARTAWAN (180030788)
I PUTU GEDE APITO RUSWINATA (180030887)
I GEDE PUTU YOGI ARTHA PRATAMA (180030875)
I MADE YAYI AJI PRIYAMBADA (180030882)

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS

STIKOM BALI

2019
KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Puji syukur saya haturkan kepada Ida Sang Hiang Widhi Wasa. karena

atas rahmat dan kehendaknhyalah sehingga saya dapat menyusun makalah ini.

Terima kasih saya ucapkan kepada guru yang membimbing yang telah

memberikan dorongan kepada saya sehingga dengan semangat dan berbagai usaha

saya dapat menyusun makalah ini. Meskipun ada beberapa rintangan dan masalah

yang telah saya lewati. Namun, semua itu saya jadikan sebagai acuan untuk lebih

menyempurnakan makalah yang saya susun ini.

Meskipun dengan berbagai usaha kami menyusun makalah ini. Kami

menyadari bahwa perlunya kritikan dan sarannya agar makalah ini dapat lebih

sempurna dari sebelumnya. Dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf

apabila dalam penyusunan makalah ini banyak kata – kata yang kurang berkenan di

hati para pembaca.

Om Santih, Santih, Santih Om

i
DAFTAR ISI PANCA SRADHA

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................... iii

B. tujuan................................................................................................................. iii

BAB II PERMASALAHAN........................................................................................ iv

BAB III PEMBAHASAN

1. Percaya akan adanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa......................................... 1

2. Percaya akan adanya Atman............................................................................. 3

3. Percaya akan adanya Karma Phala................................................................... 4

4. Percaya akan adanya Punarbawa..................................................................... 5

5. Percaya akan adanya Moksa............................................................................. 6

BAB IV PENUTUP

1. KESIMPULAN................................................................................................... 8

2. SARAN............................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Telah beribu-ribu buku yang telah di cetak oleh beberapa penerbit yang ada

dibumi ini. Dan beberapa ahli telah memperjelas setiap bahasan yang ada di kitab-

kitab suci yaitu dengan tujuan agar apa yang di jelaskan tersebut dapat di mengerti

dan di percaya. Demikian pula halnya dengan penjelasan mengenai Veda, hampir

setiap tahunnya di terbitkan mengenai penjelasan dan setiap penjelasan di ulas

kembali agar semakin rinci dan semakin mudah di mengerti.

Satu pokok bahasan saja dapat menjadi beberapa buku, namun hal tersebut

membuat beberapa orang bingung mana lebih dulu yang di baca. Dengan hal tersebut

saya berusaha meringkas dan menyatukan beberapa materi yang terdapat di

beberapa buku. Sehingga dengan harapan pembaca dapat langsung memahami

poin-poin yang penting. Namun bukan berarti yang tidak kami tulis bukan sesuatu

yang penting. Bukan demikian. Setelah mengetahui poin-poin yang akan kami tulis

pada bab berikutnya. Penjelasan yang ada pada sumber makalah ini sangat penting

untuk di baca agar semakin di mengerti dan sumber makalah ini penjelasan mengenai

bahasan yang kami tulis lebih akurat dan jelas.

TUJUAN

1. Untuk melatih diri dalam memecahkan masalah yang sedang berkembang.

2. Melatih diri agar dapat mengembangkan pikiran secara rasional

3. memebentuk kepribadian yang mandiri agar tidak selalu bergantung pada

orang lain.

iii
BAB II

PERMASALAHAN

Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa topik yang akan di jadikan

sebagai bahasan dalam bab berikutnya antara lain yaitu:

1. Percaya akan adanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa

2. Percaya akan adanya Atman

3. Percaya akan adanya Karma Phala

4. Percaya akan adanya Punarbawa

5. Percaya akan adanya Moksa

iv
BAB III

PEMBAHASAN

Panca Sradha berasal dari bahasa sanksekerta yaitu urat kata Panca yang

artinya lima dan Sradha artinya keyakinan. Jadi, Panca Sradha adalah lima dasar

keyakinan umat hindu dalam memanfaatkan kehidupan beragama.

Panca Sradha terbagi menjadi lima bagian yaitu :

1. PERCAYA AKAN ADANYA SANG HYANG WIDHI WASA

Semua agama yang ada di dunia ini percaya kepada adanya Tuhan yang

maha esa. dalam agama hindu di kenal dengan sebutan Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Kita mengetahui adanya Tuhan karena kitab Veda mengatakan ada. Bila kita

membaca kita agama maka kita di ajarkan untuk percaya bahwa Tuhan itu ada.

Pengetahuan kita tentang Tuhan itu ada berdasarkan agama.

A. Tuhan itu Esa

Sang Hiang Widhi adalah Ia Yang Maha Kuasa, Ia juga Maha Pengasih dan

maha penyayang. Maha pelindung, Maha pencipta, maha kuasa alam beserta isinya.

Ia Maha ada. Sang Hyang Widhi menjiwai segala ciptaannya, sebagaimana di

ceritrakan dalam kitab suci Veda.

Dalam kitab suci di katakan:

1. Eko Dewah Sarwah Bhutesu Jitah

Artninya : Eka Dewah (=satu Tuhan), Sarwa Bhutesu JItah(=ada diseluruh

ciptaannya). Jadi hanya satu Tuhan dan terasa pada seluruh ciptaannya.

2. Ekam Ewa Adwitya Brahman

Kepercayaan atas keesaanTuhan dapat pula kita baca pada kitab-kitab suci

Veda, dengan mengetahui isi Veda, maka kita mengerti bahwa agama hindu

mengajarkan menyembah satu Tuhan. Tuhan itu memiliki bermacam-macam sifat

1
bentuk kekuasaan. Dewa adalah merupakan bentuk sinar sucinya. Karena itu

dikatakan dalam kitab suci Veda EKAM EWA ADWITYA BRAHMAN artinya: hanya

ada satu Tuhan tidak ada yang kedua.

3. Akam Sat Wiprah Bahuda Wadanti

Artinya : Ekam = hanya satu. Sat = kehendak Sang Hyang Widhi. Wiprah =

orang bijaksana. Widanti= menyebutkan. Balunda =banyak. Jadi Tuhan hanya satu

oleh orang bijaksana menyebutkan dengan banyak nama.

4. Tuhan sumber kebenaran

Kebenaran merupakan hukum yang kekal abadi. Orang yang mendapatkan

kebenaran yang tertinggi di sebut Dharmika.

B. Sifat-sifat Tuahan Yang Maha Esa

Dalam agama hindu disebutkan beberapa sifat Tuhan Yang Maha Esa yaitu

1. Tuhan dengan tiga sifat kemahakuasaan di sebut dengan gelar Tri Murti

A. Brahma = Maha Pencipta

B. Wisnu = Maha Pemelihara

C. Siwa = Maha Pemralaya

2. Tuhan dengan delapan sifat kemahakuasaanya di sebut dengan Asta Aiswarya

A. Anima = Maha Kecil

B. Lagima = Maha Ringan

C. Mahima = Maha Besar

D. Prapti = Mencapai segala tempat

E. Prakamya = Mencapai segala kehendaknya

F. Isitwa = Maha Raja / Raja Diraja

G. Wasitwa = Maha Kuasa

H. Yatra Kamawasayitwa = segala kehendaknya tak ada yang dapat menentang atau

menghalangi beliau

2
3. Tuhan dengan empat sifat kemahakuasaanya di sebut dengan gelar Cadu Sakti

a) Prabu Sakti = Sang Hyang Widhi Maha Kuasa

b) Wibhu Sakti = Sang Hyang Widhi Maha Ada

c) Jnana Sakti = Sang Hyang Widhi Maha Tahu

d) Karya Sakti = Sang Hyang Widhi Maha Karya

2. PERCAYA AKAN ADANYA ATMA

Atman adalah percikan – percikan terkecil dari Brahman (Tuhan), jika di

ibaratkan sama dengan percikan-percikan sinar yang bersumber dari matahari,

kemudian terpancar menerangi segala pelosok alam.

Setelah atman memasuki Angra Sarira (badan) makhluk, maka makhluk

menjadi hidup kemudian di sebut “makhluk hidup” yang di sebut dengan “jiwa raga”.

Fungsi atman terhadap badan wadah dapat di ibaratkan seperti matahati dan bumi.

Matahari yang memberikan kehidupan (Atman) sengankan bumi adalah badan

wadah yang memberikan kehidupan.

Dalam Bhisma Parwa ada di sebutkan hubungan Atman dengan badan wadah

sebagai berikut :

Kadi Rupa Sang Hyang Aditya yan


Praksa niking sarwa loka
Mangkala ta Sang HYang
Atman Prakasanaken niking
Sarira sira ta
Marganiya mawenang
Maperewerti
Terjemahan :
Sebagai rupa dan keadaan Sang Hyang Aditya menerangi dunia, demikian Sang
Hyang Atma menerangi badan, dialah yang menyebabkan kita dapat berbuat.

Oleh karena Atman merupakan bagian dari Brahman ( Tuhan) maka sifatnya

sangat gaib (parama suksma) sebagai sifat-sifat Brahma (Hyang Widhi). Adapun sifat

atman di nyatakan dalam Bhagavadgita bagian II, sloka 24,25 sebagai berikut:

3
Acchedya : tak terlukai oleh senjata

Adahya : tak terbakar oleh api

Asosya : tak terkeringkan oleh angin

Akledya : tak terbasahkan oleh angin

Nitya : kekal abadi

Sarvagatah : ada di mana-mana

Sthanu : tak beripindah-pindah

Acala : tak bergerak

Sanatana : selalu sama

Avyakta : tak di lahirkan

Acintya : tak terfikirkan

Avikara : tak berubah dan sempurna. Tidak laki-laki dan perempuan.

3. PERCAYA ADANYA KARMA PHALA

Karma phala berasal dari bahasa sanseketa, dari akar kata “Kr” yang artinya

berbuat, bekerja, bergerak, bertingkah laku. Sedangkan phala adalah buah atau hasil.

Jadi karma phala adalah buah atau hasil dari perbuatan.

Karma phala berpangkal dari 3 sumber yakni : “manah karma” perbuatan yang

di lakukan oleh pikiran, “wasa karma” perbuatan yang di lakukan dengan cara

berbicara, dan “kaya Karma” perbuatan yang di lakukan secara fisik atau jasmani.

Buah dari pikiran, perkataan danperbuatan yang dilakukan oleh manusia merupakan

suatu karma dan setiap karma pasti ada akibatnya. Perbuatan yang baik akan

menghasilkan phala yang baik, perbuatan yang buruk akan menghasilkan phala yang

buruk pula. Berdasarkan inilah timbul istilah hukum Karma Phala yaitu hukum yang

mengatur sebab akibat aksi dan tekasi dimana sebab di situ pasti akan terjadi akibat.

4
4. PERCAYA ADANYA PUNARBHAWA

Kata punarbawa berasal dari bahasa sansekerta “punar” yang berarti kembali

dan “bhawa” berarti menjelma. Degan demikian punarbawa adalah kelahiran atau

panjelmaan kembali kedunia.

Jiwa dan roh tidak selamanya di neraka ataupun di surga, ia akan lahir

kembali kedunia ini. Kelahirannya di dunia ini menurut karma yang ia perbuat. Bila

baik yang di lakukan pada kehidupanya dahulu maka ia akan menjadi orang yang

sangat Darmawan, namun apabila pada masa lalu ia selalu malakukan perbuatan

yang jahat maka ia akan lahir menjadi orang yang penuh hinaan. Dan tidak

memungkinkan ia akan lahir menjadi seekor Binatang atau tumbuhan. Semua itu di

akibatkan oleh Karmawasananya.

Terjadinya punarbawa di sebabkan oleh Karma Wasana yang merupakan

bekas-bekas dari perbuatan apakah perbuatan itu baik ataupun buruk.

Punarbawa merupakan kesempatan emas untuk berkarma, karena hanya di

dunia ini manusia dapat berbuat sementara di akhiran tinggal menikmati hasilnya. Itu

sebabnya tujuan menjelma kedunia ini adalah melebur kesengsaraan itu menjadi

kebagahagiaan dengan jalan berbuat yang baik.

Dalam kitab Sarasamuccaya sloka 4 di nyatakan sebagai berikut:

Apang ikang dadi wwang, uttama juga ya,nimittaning mangkana, wenang ya


tumulung awaknya sangkeng sangsara makasadhanang subhakarma,
hinganing Kottamaning dadi wwang ika

Terjemahan :
sebab sebagai manusia sungguh utama juga karena itu, ia dapat
menolong dirinya dari keadaan samsara dengan jalan karma yang baik, demikian
keistimewaan menjelma manjadi manusia

5
5. PERCAYA AKAN ADANYA MOKSA

Moksa berasal dari akar kata “muc” yang berarti kelepasan, kebebasan, dan

kemerdekaan. Adapun yang dimaksud dengan kebebasan dalam pengertian yang di

kandung pada kata moksa adalah terbebasnya atman dari ikatan-ikatan keduniawian

dan pengaruh maya lainya sehingga dapat bersatu dengan Sang Hyang Widhi.

Moksa merupakan tujuan terakhir dari seluruh umat hindu. Sebagaimana di

terangkan dalam tujuan umat hindu yakni “ Moksartham Jagadhita Yaca Iti dharma”

artinya mencapai kebahagiaan batin dan kesejahtraan jasmani dengan jalan

dharma”

Dalam agama hindu terdapat empat cara untuk mencapai moksa. Keempat

cara itu disebut “Catur Marga” atau sering di sebut “Catur Yoga”. Memiliki istilah yang

berbeda namun dengan arti yang sama.

Catur Marga terdiri dari kata Catur artinya empat dan Marga artinya jalan atau

cara. Jadi catur Marga adalah empat jalan atau cara untuk mencapai kebahagiaan

yang manunggal dengan Sang Hyang Widhi Wasa.

Adapun bagian dari catur marga yaitu:

1. Bakti Marga

Adalah cara atau jalan untuk mencapai moksa melalui cara sujud

bakti dengan di landasi rasa cinta. Penganut Bhakti Marga di sebut dengan “Bhakta”.

2. Karma Marga

Adalah cara atau jalan untuk mencapai moksa dengan kerja tanpa pamrih

tanpa ikatan, penuh dengan pengabdian untuk kesejahtraan makhluk hidup.

Penganut Karma Marga di sebut “Karmin”.

3. Jnana Marga

Adalah jalan atau cara mencapai moksa berdasarkan penguasaan ilmu

pengetahuan baik pengetahuan duniawi (Apara Vidya) dan pengetahuan tentang

Brahman (Para Vidya). Penganut Jnana Marga disebut “Jnanin”.

6
4. Raja Marga

Adalah jalan atau cara mencapai moksa dengan cara pengendalian diri,

kosentrasi, yoga dan samahi dalam tingkat yang lebih tinggi. Penganut Raja Marga

disebut “Yoga”.

Seorang yogin akan dapat mencapai kemanunggalan dengan Tuhan bila

sukses melakukan Astanga Yoga yagn di ajarkan oleh Rsi Patanjali. Asta Yoga

adalah delapan tahapan untuk melaksanakan Yoga seperti:

Yama : Pengendalian diri terhadap indria


Niyama : Kewajiban pada diri sendiri untuk mengendalikan diri
Asana : Mengatur sikap duduk yang baik dan disiplin
Pranayama : Mengatur pernapasan dengan sempurna
Pratyahara : Mengontrol semua indria untuk di pusatkan
Dharana : Penyatuan pikiran dalam tahap yang lebih intensif dan terpusat
Samadhi : Penyatuan/ panunggalan Atman dengan Brahman

Dengan Astanga Yoga ini seseorang Yogin akan dapat menerima wahyu

melalui instingnya yang telah mekar dan dapat mencapai moksa.

7
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN

Panca sradha merupakan lima macam keyakinan umat hindu dalam

mencapai kehidupan beragama. Kelima hal ini merupakan hal yang abstrak dan ril

yang harus di percaya dalam kehidupan

Keberadaan Tuhan tidak dapat ketahui namun dapat kita rasakan. Tanpa

adanya Beliau maka semua yang ada sekarang tidak akan adapula. karena

keKuasaan dan Keagungan beliaulah membuat semua ini ada. Beliau sama halnya

seperti angin yang menghidupkan semua makhluk yang ada di dunia ini. Meski angin

tidak dapat kita lihat namun semua orang mengtahui bahwa angin itu ada.

Demikianlah keberadaan tuhan yang Agung itu.

Karena kesucian yang dimilki oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa, maka kita

sebagai manusia tidak mampu untuk melihat beliau. Seperti yang di jelaskan pada

bab sebelumnya bahwa kelahiran kita sebagai manusia adalah suatu kesengsaraan.

Karena kelahiran ini adalah hasil dari Karmawasana yang masih mengotori Jiwatman

kita. Kelahiran ini harus kita gunakan sebaik-baiknya untuk berbuat baik agar kita bisa

mencapai tujuan akhir yaitu Moksartham Jagadhita Yaca Iti dharma yaitu mencapai

kebahagiaan batin dan kesejahtraan jasmani dengan jalan dharma.

8
SARAN

Semua yang ada di dunia ini adalah karena Kuasa Ida Sang Hyang Widhi

Wasa, atas yajna Beliaulah dunia ini terciptakan dan kita adalah sebagian dari yajna

beliau. Maka kita sebagai satu-satunya ciptaan Tuhan yang di berikan akal pikiran

harus menjaga apa yang telah Beliau berikan. Dan harus berbuat sesuai dengan

ajaranya yaitu sesui sengan Veda.

9
DAFTAR PUSTAKA

Sutresna, I Made. Dkk. 2004. Buku Pelajaran Agama Hindu. Surabaya: Paramita

Kajeng, I Nyomna. 2010. Dkk. Sarasamuccaya. Surabaya: Paramita

Tangkas, I Made. 2010. Buku Ajar Agama Hindu. Palu: …………….

Sura, I Gede. 1933. Pengendalian Diri dan Etika. Jakarta: Hanuman Sakti

10

Anda mungkin juga menyukai