Anda di halaman 1dari 3

TUGAS MATA KULIAH

AGAMA HINDU

UPACARA YADNYA

OLEH :

I MADE DEVA KRISNA BAYU (24)


I PUTU AGUS ADI MAHENDRA (26)
I KADEK OKA DARMA PUTRA (28)

22 KA

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

FAKULTAS HUKUM

2022/2023
DEFINISI YADNYA
Yadnya atau bagian dari Upacara adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas
karena getaran jiwa/rohani dalam kehidupan ini, berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu
yang ada (Veda). Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat
baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang
dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa.

LATAR BELAKANG YADNYA


Latar belakang timbulnya yadnya karena adanya pengidentifikasian bahwa Tuhan Yang Maha
Kuasa adalah penguasa semua yadnya. Maka kemudian timbul kesadaran bahwa manusia harus
melaksanakan yadnya karena yadnya adalah hukum kesemestaan yang tidak dapat dihindari oleh
manusia. Yadnya lahir dari kerja dan kerja mempunyai pondasi kepada Brahman. Manusia dapat hidup
bersama tumbuh-tumbuhan dan hewan, maka manusia wajib melakukan yadnya. Beryadnya bukan
sematamata upacara agama. Yadnya harus dilanjutkan dengan langkah nyata dalam perbuatan sehari-
hari, sehingga tercapai keharmonisan sesuai dengan konsep Agama Hindu adanya tiga keserasian yang
disebut Tri Hita Karana dan sesuai tujuan agama Hindu yaitu Moksartham Jagad Hittaya Ca Iti Dharma.
Dalam melaksanakan upacara yadnya, umat Hindu di Bali selalu berpegangan dengan tatanan atau nilai-
nilai yang berkembang di masyarakat sebagai ciri kehidupan sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu ciri tatanan atau teknis dalam pelaksanaan yadnya di Bali yaitu adanya pembagian tugas atau
kewajiban yang dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab

PANCA YADNYA DALAM AGAMA HINDU


Dalam kehidupan masyarakat Hindu di Bali, dikenal adanya Panca Yadnya yang berlaku sejak lahir
hingga meninggal. Panca Yadnya terdiri dari dua kata yaitu Panca yang artinya Lima dan Yadnya yang
artinya Persembahan Suci Tulus Ikhlas. Jadi pengertian Panca Yadnya yaitu Lima korban suci tulus
ikhlas kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa sesuai manifestasinya. Berikut
Pembagian dari Panca Yadnya :

1. Dewa Yadnya
Persembahan atau korban suci tulus ikhlas yang di tujukan kepada sang pencipta (Ida Sang
Hyang Widhi Wasa) dalam manifestasinya sebagai Tri Murti yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu
dan Dewa Siwa.
2. Pitra Yadnya
Persembahan atau korban suci tulus iklhas yang di tujukan kepada roh-roh para leluhur dan
bhatara-bhatara karena mereka lah yang membuat kita ada di dunia hingga kita dewasa . Pitra
yadnya ini bertujuan menyucikan roh-roh para leluhur agar mendapatkan tempat yang layak di
kahyangan.
3. Rsi Yadnya
Persembahan karya suci yang di tujukan kepada para rsi, orang suci, pinandita, sulinggih, guru,
dan orang suci yang berhubungan dengan agama hindu. Rsi adalah orang-orang yang bijaksana
dan berjiwa suci. Sulinggih maupun guru juga termasuk orang suci karena beliau orang
bijaksana yang memberikan arahan kepada siswa-siswi nya .
4. Manusa Yadnya
Manusa Yadnya adalah suatu upacara suci yang bertujuan untuk memelihara hidup, mencapai
kesempurnaan dalam kehidupan dan kesejahteraan manusia selama hidupnya contohnya
upacara bayi dalam kandungan hingga akhirnya menikah.
5. Bhuta Yadnya
Persembahan suci yang ditujukan kepada bhuta kala atau makluk bawah. Bhuta kala adalah
kekuatan yang ada di alam yang bersifat negative yang perlu dilebur agar kembali kesifat positif
agar tidak mengganggu kedamaian hidup umat manusia.

BANTEN DALAM PELAKSANAAN UPACARA YADNYA


Banten adalah simbol yang sakral menurut pandangan Hindu. sebagai bahasa simbol maka
Banten sebgai media untuk menvisualisasikan ajaran-ajaran Hindu. sebagai media untuk
menyampaikan Sradha dan Bhakti pada kemahakuasaan Hyang Widhi. Dalam Lontar Banten
disebutkan : Sahananing Banten Pinake Ragante Tuwi, Pinake Warna Rupaning Ida Batara, Pinaka Anda
Bhuwana. Dalam Lontar ini ada tiga hal yang dibahasakan dalam wujud lambang oleh Banten yaitu :
1. Pinaka Raganta twi artinya banten adalah lambang dirimu atau diri kita, contohnya adalah
Banten Tataban Alit, Banten Peras, Penyeneng dan Sesayut.
2. Pinaka Warna Rupaning Ida Batara artinya Banten merupakan Lambang Kemahakuasaan
Tuhan, contohnya adalah banten dewa-dewi
3. Pinaka Anda Bhuwana artinya banten merupakan Lambang Alam Semesta (Bhuwana Agung),
contohnya adalah pebangkit, pulegembal dan lain-lain.

3 Tingkatan Dalam Yadnya


Dalam Kitab suci Bhagawadgita XVII,II,12 dan 13 menyebutkan ada tiga tingkatan Yadnya dilihat dari
segi kualitasnya, yaitu :
1. Tamasika yadnya, yaitu tanpa mengindahkan petunjuk-petunjuk sastranya, (jor-joran)
2. Rajasika yadnya, yaitu dilakukuan untuk pamer saja.
3. Satwika yadnya, yaitu yadnya yang dilakukan berdasarkan petunjuk sastra,

Anda mungkin juga menyukai