Anda di halaman 1dari 9

NILAI-NILAI YADNYA DALAM

RAMAYANA

OLEH

NAMA :
I PUTU GEDE ARIMBAWA (09)
KM AGUS PUTRA ARIAWAN (20)
NYOMAN GIRI DARMA PUTRA (8)
KADEK SURYA PRATAMA (12)

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.

BAB I PENDAHULUAN..

DAFTAR ISI....

1.1 Latar Belakang.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN...

2.1 Pengertian Yadnya.

2.2 Pembagian Yadnya.....

2.3 Bentuk Pelaksanaan Yadnya.

2.4 Cerita Ramayana...

2.5 Nilai yadnya pada Ramayana.

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..

3.2 Saran........
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.

Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Yadnya dalam agama Hindu adalah aspek keimanan dan upacara dalam
ajaranHindu. Yadnya memiliki arti yang sangat luas. Menurut etimologi kata
yadnya ini berasal dari kata yaj yang artinya pengorbanan suci. Yadnya ini
dilakukan dengan tulus iklas dimana yadnya bertujuan untuk mewujudkan stadha
dan keyakinan dalam menyampaikan rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi
Wasa

Yadnya berkaitan dengan Tri Rna yaitu hutang yang dimiliki oleh manusia sejak
lahir dimana hutang ini dapatkan dibayarkan dengan melakukan Panca Yadnya.

Pelaksanaan yadnya ini dapat dilakukan secara Nitya Karma dan juga Naitmitika
Karma.

Dalam kitab Ramayana yang merupakan hasil karya besar dari seorang Rsi Walmiki
mengandung arti yang sangat dalam. Cerita ini mengandung nilai-nilai kebenaran
yang abadi dimana hal ini bersifat kekal dan abadi, cerita Ramayana ini sangat
berkaitan erat dengan Yadnya.

Menurut penelitian menyatakan bahwa Ramayana tersusun oleh 24.000 stansa


dan 7 kanda. Ramayan adalah sebuah epos yang menceritakan riwayat perjalanan
Rama dalam kehidupannya. Dalam kisah ini Rama merupakan tokoh utama yang
merupakaan jelmaan dewa Wisnu. Dalam kitab Purana diserbutkan bahwa
terdapat 10 awatara yang salah satunya adalah Rama yang merupakaan jelmaan
Dewa Wisnu.

Dalam kisahnya banyak teruarai hakekat dari Panca Yadnya sepeti Dewa Yadnya,
Rsi Yadnya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya, dan Bhuta Yadnya. Di Indonesia
kekawin Ramayana ini dituliskan menggunakan bahasa Jwaw Kuno. Kekawin
Ramayana ini merupakan kekawin yang paling besar dan paling panjang dalam
kesusastraan Jawa Kuno.
2.3 Bentuk Pelaksanaan Yadnya

Berdasarkan bentuk pelaksanaanya yajna dapat dibedakan menjadi: 1. Nitya


Yadnya yaitu yadnya yang dilaksanakan setiap hari seperti halnya:

Tri Sandhya

Tri Sandhya ini dilaksanakan setiap hari, dengan kurun pagi hari, siang hari,

dan sore hari.

Yadnya Sesa

Mesaiban adalah yadnya yang dilakukan kehadapan Ida Sang Hyang

Widdhi Wasa setelah memasak atau sebelum menikmati makananan

Jnana Yadnya Jnana yadnya merupakan bentuk yadnya dalam bentuk


pengetahuan.

2. Naitmitika Karma, yaitu yadnya yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. ⚫


Berdasarkan perhitungan warna, Contohnya: Kajeng Kliwon

⚫ Berdasarkan Penghitungan wuku. Contohnya: Galungan, Kuningan.

⚫ Berdasarkan perhitungan sasih. Contohnya: Purnama, Tilem, Siwa

Ratri.

3. Insidental

Secara kwantitas yadnya dapat dibedakan menjadi:

1. Kanista, artinya tingkatan kecil yaitu:


1.2 Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang diangkat

sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari Yadnya?

2. Bagaimana pembagian daripada Yadnya?

3. Bagaimana bentuk-bentuk pelaksanaa Yadnya?


4. Bagaimana isi daripada kekawin Ramayana tersebut?

5. Apa saja nilai yadnya yang terkandung pada kekawin Ramayana ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:

1.Memahami pengertian dari Yadnya.

2.Mengetahui pembagian dari Yadnya.

3.Memahami bentuk-bentuk pelaksanaan yadnya.

4.Mengetahui isi dari kakawin Ramyana.

5.Memahami nilai yadnya yang terkandung dalam Ramyana.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Yadnya

Pada awalnya banyak orang mengartikan bahwa yadnya semata upacara ritual
keagamaan. Pemahaman ini tentu tidak salah karena upacara ritual keagamaan
adalah bagian dari yadnya. Pada dasarnya Yadnya bukanlah sekedar upacara
keagamaan, lebih dari itu segala aktivitas manusia dalam rangka sujud bhakti
kepada hyang Widhi adalah Yadnya.
Menurut etimologi kata Yajña berasal dari kata yaj yang artinya memuja atau
memberi pengorbanan atau menjadikan suci. Kata ini juga diartikan bertindak
sebagai perantara. Dalam Rgveda VIII, 40. 4. Yajña artinya pengorbanan atau
persembahan. Yajna merupakan suatu perbuatan dan kegiatan yang dilakukan
dengan penuh keikhlasan untuk melakukan persembahan kepada Hyang Widhi
Tuhan Yang Maha Esa yang pada pelaksanaan di dalamnya mengandung unsur
Karya (perbuatan). Sreya (tulus iklas). Budhi (kesadaran) dan Bhakti
(persembahan). Arti Yajña yang sebenarnya adalah pengorbanan atau
persembahan secara tulus kepada Ida Sang Hyang widhi Wasa. Yajamāna artinya
orang yang melakukan atau melaksanakan Yajña, sedangkan Yajus berarti aturan
tentang Yajña. Segala yang dikorbankan atau dipersembahkan kepada Hyang
Widhi Tuhan dengan penuh kesadaran, baik itu berupa pikiran, kata-kata dan
perilaku yang tulus demi kesejahtraan alam semesta disebut dengan Yajña.

Latar belakang manusia untuk melakukan Yajna adalah adanya Ṛna (hutang) yang
dibagi menjadi 3 sehingga disebut Tri Rna dengan pemabgianyya antara lain adalah
Dewa Rna, Rsi Rna, Pitra Rna yang kemudian menimbulkan Panca Yajña yaitu dari
Dewa Rna menimbulkan deva Yajna dan Bhuta Yajña, dari Rsi Rna menimbulkan
Rsi Yajña, dan dari Pitra Rna menimbulkan Pitra Yajña dan Manusa Yajña.
Kesemuanya itu memiliki tujuan untuk mengamalkan ajaran agama Hindu sesuai
dengan petunjuk Veda, meningkatkan kualitas kehidupan, pembersihan spiritual
dan penyucian serta merupakan suatu sarana untuk dapat menghubungkan diri
dengan Hyang Widhi Tuhan.

2.2 Pembagian Yadnya

Menurut kitab sastra Agama hindu tentang pelaksanaan Panca Yadnya memiliki berbagai macam
rumusan, namun pada dasarnya memiliki makna dan hakekat yang sama. Adapun Pembagian
Yadnya yang dilaksanakan oleh umat Hindu adalah:

1. Dewa Yadnya, yaitu yadnya yang dipersembahkan sera tulus iklas kepada Ida

Sang Hyang Widhi Wasa

Contoh-contoh pelaksanaan Dewa Yadnya dalam kehidupan:


1.Melaksanakan Tri Sandya setiap hari

2.Melaksanakan persembahyangan pada hari purnama, tilem dan hari raya lainnya...

2. Pitra Yadnya adalah suatu bentuk persembahan atau korban suci yang ditujukan

kepada roh-roh para leluhur dan bhatara-bhatara Contoh pelaksanaan Pitra Yadnya adalah sebagai
berikut:

1.Menghormati orang yang lebih tua.

2. Menuruti nasehat orang tua.

3. Melaksanakan upacara pengabenan bagi orang tua atau leluhur kita yang

telah meninggal

3. Rsi Yadnya adalah suatu bentuk persembahan karya suci yang di tujukan kepada para rsi, orang
suci, pinandita, pandita, sulinggih, guru, dan orang

suci yang berhubungan dengan agama hindu. Contoh-contoh pelaksanaan Rsi

Yadnya

1.Menghormati guru dan perintah yang diberikannya.

2. Menjaga kesehatan dan kesejahteraan orang suci. 3.Memberi sesari atau punia kepada orang
suci

4. Manusa Yadnya adalah suatu upacara suci yang bertujuan untuk memelihara hidup, mencapai
kesempurnaan dalam kehidupan dan kesejahteraan manusia selama hidupnya. Contoh-contoh
pelaksanaan Manusa Yadnya 1. Upakara/upacara bayi selama didalam kandungan (Garbha
Wadana/

pagedong-gedongan) 2. Upakara/upacara bayi yang baru lahir kedunia

3. Upakara/upacara bayi kepus puser

4. Upakara upacara bayi berumur 42 hari (Tutug Kambuhan)

5. Upakara/upacara bayi berumur 105 hari (nyambutin) atau biasanya di sebut

telu bulan karena lama nya hari itu 3 bulanan wuku bali

6. Upakara upacara oton (otonan) yang biasanya di rayakan setiap 6 bulan

sekali di dalam kalender wuku bali

7. Upakara/upacara potong gigi (Mepandas, metatah, mesangih)

8. Upakara/upacara perkawinan (Pawiwahan)

5. Bhuta yadnya adalah suatu upakara upacara suci yang ditujukan kepada bhuta
kala atau makluk bawah. Contoh-contoh pelaksanaan Bhuta Yadnya

1. Upacara Mecaru (Membersihkan area baik itu pura maupun natah di rumah)

2. Ngaturang segehan untuk menetralkan sifat-sifat negative yang berada di

bumi

2.3 Bentuk Pelaksanaan Yadnya

Berdasarkan bentuk pelaksanaanya yajna dapat dibedakan menjadi: 1. Nitya Yadnya yaitu yadnya yang
dilaksanakan setiap hari seperti halnya:

Tri Sandhya.

Tri Sandhya ini dilaksanakan setiap hari, dengan kurun pagi hari, siang hari,

dan sore hari.

Yadnya Sesa.

Mesaiban adalah yadnya yang dilakukan kehadapan Ida Sang Hyang

Widdhi Wasa setelah memasak atau sebelum menikmati makananan

Jnana Yadnya Jnana yadnya merupakan bentuk yadnya dalam bentuk pengetahuan.

2. Naitmitika Karma, yaitu yadnya yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

- Berdasarkan perhitungan warna, Contohnya: Kajeng Kliwon

- Berdasarkan Penghitungan wuku. Contohnya: Galungan, Kuningan.

- Berdasarkan perhitungan sasih. Contohnya: Purnama, Tilem, Siwa Ratri.

3. Insidental

Secara kwantitas yadnya dapat dibedakan menjadi:

1. Kanista, artinya tingkatan kecil yaitu:

Anda mungkin juga menyukai