Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi
Wasa karena atas berkat dan rahmat nya kami bisa membuat makalah Agama Hindu ini
dan dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun berdasarkan tugas dan proses
pelajaran yang telah diberikan pada kelompok kami.
Makalah ini disusun dan memuat tentang yadnya yang khususnya mengenai “Nilai-Nilai
Panca Yadnya Yang Terkandung Dalam Cerita Ramayana”. Tema yang akan dibahas di
makalah ini sengaja dipilih oleh guru pembimbing kami untuk kami pelajari lebih
dalam dan kami pahami.
Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada guru pembimbing
yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Semoga makalah
yang kami buat ini dapat dinilai dengan baik dan dihargai oleh pembaca
meskipun makalah ini masih mempunyai kekurangan, kami selaku penyusun mohon
kritikan dan saran, Terima Kasih.
Daftar Isi
Cover..........................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................
Daftar isi..................................................................................................
Panca Yadnya
Ramayana……………………………………………….........................................
Kesimpulan..........................................................................................
Daftar pustaka……………………………………………………………
PANCA YADNYA
Panca yadnya adalah lima korban suci yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi
Wasa. Panca yadnya memiliki 5 bagian yaitu:
1. Dewa yadnya : korban suci yang ditujukan kepada para dewa
2. Pitra yadnya : korban suci yang ditujukan kepada leluhur/ orang tua
3. Manusa yadnya : korban suci yang ditujukan kepada manusia
4. Rsi yadnya : korban suci yang ditujukan kepada para rsi/ guru
5. Bhuta yadnya : korban suci yang ditujukan kepada para bhuta kala
1. DewaYadnya
Adalah yadnya yang dipersembahkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atau Tuhan Yang Maha Esa beserta seluruh manifestasinya. Dalam cerita Ramayana
banyak terurai hakikat dewa yadnya dalam perjalanan kisahnya. Seperti pelaksanaan
Homa Yadnya (agnihotra) yang dilaksanakan oleh prabu Dasaratha. Upacara ini
dimaknai sebagai upaya penyucian melalui perantara dewa agni. Jika ista dewatanya
bukan dewa agni, sesuai dengan tujuan yajamana, maka upacara ini dinamai homa
yadnya. Istilah lainnya Hawana dan Huta mengingat para dewa diyakini sebagai
penghuni svahloka, maka sudah selayaknya yadnya yang dilakukan umat manusia
melibatkan sirkulasi langit dan bumi.
2. PitraYadnya
Upacara ini bertujuan untuk menghormati dan memuja leluhur. Kata pitra
bersinonim dengan Pita yang artinya ayah atau dalam pengertian yang lebih luas yaitu
orang tua. Sebagai umat manusia yang beradab, hendaknya selalu berbakti kepada
orang tua, karena menurut agama hindu hal ini adalah salah satu bentuk yadnya yang
utama. Betapa durhakanya seseorang apabila berani dan tidak bisa menunjukkan rasa
baktinya kepada orang tua sebagai pitra. Seperti dalam Ramayana, dimana srirama
sebagai tokoh utama dengan segenap kebijaksanaan, kepintaran dan kegagahan tetap
menunjukkan rasa bakti yang tinggi terhadap orang tuanya.
Dari kutipan lontar tersebut tampak jelas nilai pitra yadnya yang termuat dalam epos
Ramayana demi memenuhi janji orang tuanya (Raja Dasaratha), sri rama Laksmana
dan dewi Sita mau menerima perintah dari sang Raja Dsaratha untuk pergi hidup di
hutan meninggalkan kekuasaan nya sebagai raja di Ayodhya. Walaupun itu bukan
merupakan keinginan Raja Dasaratha dan hanya sebagai bentuk janji seorang raja
terhadap istrinya Dewi Kaikeyi, Sri Rama secara tulus dan ikhlas menjalankan perintah
orang tuanya tersebut. Bersama istri dan adiknya Laksmana hidup mengembara di
hutan selama bertahun-tahun.
Betapa kuat, pintar dan gagahnya sorang anak hendaknya selalu mampu menunjukkan
sujud baktinya kepada orang tua atas jasnya telah memelihara dan menghidupi anak
tersebut.
3. ManusaYadnya
Dalam rumusan kitab suci veda dan sastra Hindu lainnya, Manusa Yadnya atau
Nara Yadnya itu adalah memberimakan pada masyarakat (mawehapangan ring
Kraman) dan melayani tamu dalam upacara (athiti puja). Namun dalam penerapannya
di Bali, upacara Manusa yadnya tergolong sarirasamskara. Inti sarirasamskara adalah
peningkatan kualitas manusia. Manusa yadnya di Bali dilakukan sejak bayi masih
berada dalam kandungan upacara pawiwahan atau upacara perkawinan. Padacerita
Ramayana juga tampak jelas bagaimana nilai Manusa Yadnya yang termuat di dalam
uraian kisahnya. Hal ini dapat dilihat pada kisah yang menceritakan Sri Rama
mempersunting Dewi Sita.
4. RsiYadnya
Dengan menghormati dan memuja rsi atau pendeta. Dalam lontar Agastya
Parwa disebutkan, Rsi Yadnya ngaranya kapujan ring pandeta sang wruh ring kaling
ganing dadiwang, artinya Rsi yadnya adalah berbakti pada pendeta dan pada orang yang
tahu hakikat diri menjadi manusia. Dengan demikian melayani pendeta sehari-hari
maupun saat-saat beliau memimpin upacara tergolong Rsi Yadnya.
Pada kisah Ramayana, nilai-nilai Rsi Yadnya dapat dijumpai pada beberapa bagian
dimana para tokoh dalam alur ceritanya sangat menghormati para Rsi sebagai
pemimpin keagamaan, penasehat kerajaan, dan guru kerohanian.
5. BhutaYadnya
Upacara ini lebih diarahkan pada tujuan untuk nyomia buthakala atau berbagai
kekuatan negative yang dipandang dapat mengganggu kehidupan manusia. Bhuta
yadnya pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan butha kala menjadi buthahita.
Buthahita artinya menyejahterakan dan melestarikan alam lingkungan (sarwaprani)
upacara bhuta yadnya yang lebih cenderung untuk nyomia atau mendamaikan atau
menetralisir kekuatan-kekuatan negative agar tidak mengganggu kehidupan umat
manusia dan bahkan diharapkan membantu umat manusia.
Nilai-nilai bhuta yadnya juga Nampak jelas pada uraian kisah epos Ramayana, hal ini
dapat dilihat pada pelaksanaan Homa Yadnya sebagai yadnya yang utama juga diiringi
dengan ritual Bhuta Yadnya untuk menetralisir kekuatan negative sehingg aalam
lingkungan menjadi sejahtera.
Kesimpulan
Jadi, dapat kami simpulkan bahwa, yadnya memiliki arti, tujuan dan
fungsi masing-masing dan merupakan cara kita, sebagai umat beragama
untuk mempersembahkan rasa syukur kita terhadap Tuhan. Dan juga,
yadnya dapat dikelompokkan menjadi 5, yang disebut Panca Yadnya. Di
dalam kisah Ramayana juga terdapat nilai-nilai panca yadnya yang perlu
kita pahami untuk pengetahuan kita sebagai umat yang beragama
Hindu. Yadnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cara yang
sangat sederhana, seperti menolong orang lain yang sedang kesulitan. Hal
ini sering dilakukan, namun banyak orang yang tidak menyadari kalau
mereka sedang melakukan yadnya. Mereka sering beranggapan yadnya
dilakukan dengan menghaturkan banten atau dengan melakukan upacara
keagamaan.
Daftar pustaka
http:// sukajatiphotocopy.blogspot.com/2018/04/makalah-panca-
yadnya.html