Anda di halaman 1dari 2

YADNYA

Berbicara menganai Tri Hita Karana tidak dapat dipisah antara pawongan, palemahan,
serta parahyangan. Karena antara satu serta yang lainya silih terikat yang mana implementasi
ketiga ajaran tersebut memastikan kebahagiaan manusia serta alam semesta ini. Karena dalam
Tri Hita Karana tidak saja ikatan antara manusia saja, melainkan ikatan dengan alam serta
Tuhan pula diajarkan.
Penerapan Tri Hita Karana sesunggahnya bisa dilakukan oleh agama apapun.
Seharusnya kita bangga sebagai umat Hindu yang banyak diajarkan tentang dharma,
kesabaran, dan kebijaksanaan. Kita juga diajarkan tentang ahimsa, mengasihi, dan
menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan. Kita juga diajarkan tentang memayu hayuning
bawana, yang artinya kita harus bisa membuat kedamaian dunia. Jadi, ikut serta menjaga
kelestarian alam semesta adalah tugas dan kewajiban umat Hindu.
Yadnya atau bagian dari Upacara adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan
ikhlas karena getaran jiwa/rohani dalam kehidupan ini, berdasarkan dharma, sesuai ajaran
sastra suci Hindu yang ada (Veda). Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati,
berkorban, mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh
kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan
hidup bersama dan kemahamuliaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. (parahyangan)
Konsep pengertian Yadnya bukan sebatas upacara, dalam pengertian secara harfiah,
kemudian diperluas lagi dalam bentuk simbolis filosofi sebagaimana dijelaskan dalam Kitab
Bhagawad Gita, ada yang disebut dengan :
 Tapa Yadnya, yaitu Yadnya dengan mengorbankan atau mempersembahkan
kesenangan duniawi didalam api pengendalian diri.
 Jnana Yadnya yaitu Yadnya dengan jalan mengorbankan waktu dan kesempatan
dengan belajar memperdalam pengetahuan kerokhanian/ilmu pengetahuan suci
(Sudarsana & Arwani, 2018).
 Yoga Yadnya, yaitu Yadnya dengan jalan mengorbankan kehidupannya untuk
menyatukan atma denga paramatma dengan jalan Samadhi.
 Artha yadnya: suka bersedekah untuk urusan horizontal. Selama ini, apa yang
dilakukan oleh kebanyakan umat kita baru membayar utang. Kalau berdana untuk
pembangunan Pura, berdana saat odalan, ngenteg linggih,berdana untuk urusan
Sulinggih, Pemangku, Leluhur,semua dana yang kita keluarkan ini masih membayar
utang (Tri Rna) yang tidak pernah bisa kita lunasi. Padahal dalam Veda kita disuruh
berdana punia sebesar 1/21 (± 5%) dari penghasilan bersih untuk urusan horizontal
seperti (menjadi orang tua asuh, untuk kegiatan pasaman, untuk bayar honor guru di
pasaman, untuk keperluan organisasi agama dan keagamaan, membantu orang miskin,
membatu anak miskin untuk kuliah, dll.).
 Kriya yadnya: memberikan pelayanan (sewanam) ke umat yang sangat membutuhkan.
Seperti memberikan pelayanan ke umat yang ada di akar rumput. Contoh: memberi
bantuan saat ada bencana alam.
 Angga yadnya: donor darah. Jadi dalam Panca Mahayadnya, diri kita yang
dipersembahkan.
 Memiliki Sahdu Sanggha (kumpulan orang-orang penekun spiritual). Jadi tat kala
badan ini ditempati Atman, saat meninggal, Atman ini akan mampu mencapai Alam
Rohani.
Yadnya juga bisa dilakukan kepada sesama. Pencipta tertinggi (prajapati) menciptakan
manusia dengan yadnya serta menghubungkan manusia untuk saling menghidupi, agar
tumbuh dan berkembang dalam ikatan yang harmonis melalui yadnya dengan sesama juga
lingkungan (palemahan dan pawongan).
Tantangan di masa depan yang modern yakni umat hindu yang menjadi kebarat-biritan.
Banyak anak-anak yang sudah sejak kecil diajarkan Bahasa Indonesia. Bahasa Bali pun
mereka kadang tidak tau. Anak-anak di mada depan didik untuk maju melawan
perkembangan zaman. Mereka akan mulai melupakan adat. Banyak yang tidak bisa
menyejaitan, dll. Jika semua anak masa depan akan seperti ini apakah ajaran tradisi yadnya
akan terlupakan oleh arus modern?
Solusi agar dapat melestarikan yadnya adalah Pendidikan Agama Hindu sejak dini.
Baik di rumah, sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Walau mungkin anak zaman
milenial tidak bisa berbahasa bali, atau mejejaitan, setidaknya masih memiliki ajaran Tri HIta
Karana dalam hatinya. Tetap sembahyang kepada Tuhan, menghargai sesame, dan menjaga
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai