Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

Perspektif Kritis terhadap Fenomena Diskriminasi: Tantangan, Akar Masalah, dan Jalan
Menuju Kesetaraan

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah …….

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh

Nama

Nomor Induk Mahasiswa :


BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Diskriminasi, sebagai suatu bentuk perlakuan tidak adil dan tidak setara terhadap
individu atau kelompok berdasarkan perbedaan tertentu, telah menjadi permasalahan
sosial yang menyebar di seluruh lapisan masyarakat. Fenomena ini tidak hanya
menciptakan ketidaksetaraan, tetapi juga merusak integritas kemanusiaan dan hak
asasi manusia. Meskipun banyak perubahan positif telah terjadi dalam perjuangan
melawan diskriminasi, tantangan yang dihadapi masih kompleks dan mendalam.

Diskriminasi merupakan suatu fenomena yang telah melintasi berbagai ranah


kehidupan manusia selama berabad-abad. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi
individu secara pribadi, tetapi juga menciptakan ketidaksetaraan dalam masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman, pemahaman terhadap diskriminasi semakin
berkembang, termasuk perspektif kritis yang mendalam untuk menggali akar masalah
dan tantangan yang dihadapi.

Latar belakang sosial dan budaya masyarakat seringkali menjadi pangkal mula
terjadinya diskriminasi. Stereotip, prasangka, dan stigma terhadap kelompok tertentu
dapat mengakar dalam sistem nilai yang tumbuh di masyarakat. Adanya
ketidaksetaraan akses terhadap pendidikan, pekerjaan, serta layanan kesehatan turut
memberikan kontribusi terhadap mempertahankan siklus diskriminatif. Dengan
demikian, fenomena ini bukan sekadar gejala individual, tetapi juga mencerminkan
struktur sosial yang perlu dianalisis secara kritis.

Pentingnya memahami akar masalah dan tantangan yang terlibat dalam


diskriminasi mendorong perlunya pendekatan kritis. Menganalisis konsep-konsep
seperti kekuasaan, norma sosial, dan sistem nilai membuka jendela untuk meresapi
dimensi sosial yang mendalam dari diskriminasi. Oleh karena itu, Proposal ini akan
menjelajahi perspektif kritis terhadap fenomena diskriminasi, membongkar lapisan-
lapisan kompleks masalah ini, serta mengidentifikasi jalan menuju kesetaraan sebagai
landasan kemandirian dan hak asasi manusia yang mendasar. Dengan demikian, latar
belakang masalah ini menjadi landasan untuk mendorong perubahan sosial yang lebih
adil dan inklusif.

Proposal ini bertujuan untuk menjelajahi perspektif kritis terhadap fenomena


diskriminasi, menyoroti kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh individu yang
menjadi korban, serta menganalisis akar masalah yang menjadi dasar dari perilaku
diskriminatif. Lebih dari sekadar mengidentifikasi masalah, Proposal ini juga akan
menggambarkan peran kritis pendidikan, hukum, dan masyarakat dalam membentuk
jalan menuju kesetaraan.

Melalui telaah mendalam terhadap fenomena ini, diharapkan Proposal ini dapat
memberikan kontribusi pemikiran yang signifikan dalam upaya menciptakan
masyarakat yang inklusif dan adil. Kesetaraan bukan hanya hak setiap individu, tetapi
juga fondasi bagi perkembangan masyarakat yang berkelanjutan. Oleh karena itu,
pemahaman yang mendalam terhadap diskriminasi menjadi langkah awal untuk
mengatasi dan mengakhiri ketidaksetaraan.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah yang diangkat dalam Proposal ini adalah:

1. Apa saja bentuk-bentuk diskriminasi yang umum terjadi dalam masyarakat,


baik secara langsung maupun sistemik?
2. Bagaimana individu atau kelompok yang menjadi korban diskriminasi
menghadapi tantangan dalam upaya melawan dan mengatasi dampak
negatifnya?
3. Bagaimana pendekatan kritis dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam
terhadap diskriminasi, serta bagaimana pendekatan ini dapat digunakan untuk
merumuskan strategi menuju kesetaraan?
4. Apa peran pendidikan, hukum, dan masyarakat dalam mengatasi dan
mencegah diskriminasi, serta bagaimana keterlibatan mereka dapat menjadi
bagian integral dari perubahan menuju masyarakat yang lebih inklusif dan
adil?.
I.3 Tujuan penelitian
Tujuan Penelitian untuk proposal penelitian "Perspektif Kritis terhadap Fenomena
Diskriminasi: Tantangan, Akar Masalah, dan Jalan Menuju Kesetaraan" adalah
sebagai berikut:

1. Menganalisis secara rinci bentuk-bentuk diskriminasi yang umum terjadi


dalam masyarakat, baik yang bersifat langsung maupun bersifat sistemik, guna
memahami kompleksitas fenomena ini.
2. Meneliti tantangan yang dihadapi oleh individu atau kelompok yang menjadi
korban diskriminasi, dengan fokus pada dampak psikologis, sosial, dan
ekonomis yang mungkin mereka alami.
3. Mengidentifikasi akar masalah dari perilaku diskriminatif, termasuk pengaruh
struktur sosial, norma, dan sistem nilai dalam mempertahankan dan
melegitimasi fenomena ini.
4. Mengeksplorasi pendekatan kritis terhadap diskriminasi, dengan
memanfaatkan teori-teori sosial dan kultural, guna mendapatkan pemahaman
yang lebih dalam terhadap dinamika dan lapisan-lapisan kompleks fenomena
ini.
5. Menganalisis peran pendidikan, hukum, dan masyarakat dalam mengatasi
diskriminasi, serta merumuskan strategi konkrit untuk mengurangi dan
mencegahnya, dengan tujuan mewujudkan masyarakat yang lebih inklusif dan
adil.

Dengan tujuan penelitian ini, diharapkan Proposal dapat memberikan kontribusi


pemikiran yang signifikan dalam pemahaman terhadap diskriminasi, menginspirasi
langkah-langkah konkret dalam melawan ketidaksetaraan, serta merangsang
perubahan sosial yang lebih luas dan berkelanjutan.
BAB II
Kajian Pustaka

II.1 Kerangka Pemikiran


Faktor
Penyebab

Dampak dan
Tantangan Akar Masalah
yang dihadapi

Analisis Kritis
Terhadap
Fenomena
Diskriminasi

II.2 Tinjauan Teori


1. Teori Sosial Konflik: Teori ini, dikembangkan oleh Karl Marx, memandang
masyarakat sebagai arena konflik antara kelompok yang memiliki kekuatan dan
sumber daya dengan kelompok yang tidak memiliki kekuatan. Dalam konteks
diskriminasi, teori sosial konflik dapat membantu memahami bagaimana
kekuasaan dan distribusi sumber daya dapat menjadi faktor kunci dalam
memelihara dan melegitimasi perilaku diskriminatif.
2. Teori Kritis Rasial: Fokus pada analisis hubungan kuasa dan kontrol, teori ini
mengeksplorasi bagaimana ras dan etnisitas dapat digunakan untuk
mempertahankan ketidaksetaraan sosial. Dengan memperhatikan bagaimana
stereotip dan prasangka terbentuk, teori kritis rasial membantu menjelaskan
dinamika diskriminasi berdasarkan perbedaan rasial dan etnis.
3. Teori Identitas dan Kelompok: Melihat individu sebagai bagian dari kelompok-
kelompok sosial, teori ini membahas bagaimana identitas kelompok membentuk
persepsi dan perlakuan terhadap individu. Dalam konteks diskriminasi,
pemahaman tentang identitas kelompok dapat memberikan wawasan tentang
bagaimana stigma dan stereotip berkembang, serta bagaimana hal tersebut dapat
diatasi.
4. Teori Struktur Sosial: Fokus pada pemahaman struktur masyarakat, teori ini
membantu menjelaskan bagaimana norma-norma sosial, kebijakan publik, dan
lembaga-lembaga dapat menjadi faktor-faktor yang memperkuat atau menentang
diskriminasi. Analisis struktur sosial dapat mengungkap bagaimana diskriminasi
menjadi terlembagakan dalam masyarakat.
5. Teori Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia: Menganalisis konsep kesetaraan dan
hak asasi manusia, teori ini memberikan dasar filosofis untuk mengatasi
diskriminasi. Dengan menekankan nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat
universal, teori ini dapat membimbing upaya menuju masyarakat yang lebih adil
dan inklusif.

II.3 Penelitian Terdahulu


a. (Fredrickson, 2019) Dalam karyanya, Fredrickson memberikan perspektif sejarah
tentang rasisme, menjelaskan bagaimana konsep ras dan diskriminasi telah
berkembang dari waktu ke waktu. Ini memberikan landasan historis untuk
memahami akar masalah fenomena diskriminasi.
b. (Bonilla-Silva, 2017) Melalui konsep rasisme tanpa rasialis, Bonilla-Silva
menyajikan analisis tentang cara diskriminasi masih dapat eksis bahkan dalam
bentuk yang tidak terlihat. Karya ini memperluas wawasan tentang kompleksitas
dinamika diskriminasi modern.
c. (Hooks, 2020) memberikan perspektif gender pada diskriminasi, menjelajahi
pengalaman perempuan kulit hitam dan keterkaitannya dengan fenomena
diskriminasi. Karya ini penting untuk memahami dimensi gender dalam konteks
ketidaksetaraan.
d. (Tajfel, 2023) Teori identitas sosial dapat memberikan landasan konseptual untuk
memahami bagaimana pembentukan identitas kelompok dapat memicu perilaku
diskriminatif. Konsep ini dapat digunakan untuk menganalisis mekanisme
psikologis di balik fenomena diskriminasi.
e. (Sen, 2021) " Dalam karyanya, Sen membahas konsep keadilan dan kesetaraan dari
perspektif filosofis. Pemikiran ini dapat menjadi dasar untuk merumuskan jalan
menuju kesetaraan dalam konteks penanggulangan diskriminasi.
f. (Devah Pager., 2018)Studi empiris ini menyediakan data dan analisis tentang
diskriminasi rasial dalam berbagai konteks, memberikan dasar empiris untuk
pemahaman tantangan konkret yang dihadapi oleh individu terdiskriminasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Secara sederhana penelitian
kualitatif adalah meneliti narasumber sebagai subjek penelitian dalam lingkungan
hidup kesehariannya. Penelitian kualitatif berlangsung dalam situasi alamiah (natural
setting). Bersifat deskriptif karena data yang disajikan berupa narasi cerita, penuturan
informan, dokumen-dokumen pribadi seperti foto, catatan pribadi atau diary (buku
harian), dan banyak hal lain yang tidak didominasi angka sebagaimana penelitian
kuantitatif. Jenis penelitian kualitatif dipilih karena penelitian ini bertujuan untuk
memahami Perspektif Kritis terhadap Fenomena Diskriminasi yang terjadi secara
mendalam, termasuk faktor-faktor yang mempengaruhinya.

III.2 Pendekatan Penelitian


Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif. Pendekatan deskriptif digunakan untuk menggambarkan fenomena
diskriminasi di Indonesia, Tantangan, Akar Masalah, dan Jalan Menuju Kesetaraan
secara detail dan sistematis.

III.3 Sumber Data dan Data Penelitian


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Penelitian ini, menggunakan teknik purposive sampling. Purposive
sampling adalah teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika memiliki
pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya. Yang terpilih
menjadi informan adalah orang-orang kunci (key person) yang memiliki informasi
tema yang diteliti. Sedangkan jika dilihat dari derajat sumbernya, artinya asal
diperolehnya data dibagi menjadi data primer dan sekunder.

1. Data Primer, merupakan data yang diperoleh peneliti dari sumber asli
(langsung dari informan) yang memiliki informasi atau data tersebut.
2. Data Sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua (bukan asli,
bukan orang pertama) yang memiliki informasi atau data tersebut. Contohnya
seperti dari bahan-bahan dokumentasi, jurnal, arsip, maupun literaturliteratur
yang berkaitan dengan masalah penelitian.

III.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi. Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dokumen-
dokumen terkait, seperti peraturan perundang-undangan, kebijakan pemerintah, dan
literatur terkait.

III.5 Teknik Analisis Data


Teknik analisa data menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman.
Mode interaktif ini terdiri dari tiga hal utama : (1) Reduksi data; (2) Penyajian data;
dan (3) Penarikan Kesimpulan/verifikasi. Ketiga kegiatan tersebut merupakan
kegiatan jalin-menjalin pada saat sebelum, selama, dan sesudah pengumpulan data.

Berikut penjelasan Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

1. Pengumpulan data :Pada tahap ini peneliti melakukan proses pengumpulan


data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang telah ditentukan
sejak awal.
2. Reduksi Data : Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Reduksi
data berlangsung secara terus menerus sejalan pelaksanaan penelitian
berlangsung dan hingga laporan akhir penelitian lengkap dapat tersusun.
3. Penyajian Data : Penyajian data dimaknai oleh Miles dan Huberman (1992)
sebagai “sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Proses penyajian data
belum berakhir sebelum laporan akhir penelitian lengkap dapat tersusun
sehingga kegiatan display tidak boleh berhenti sebelum yakin bahwa semua
yang seharusnya diteliti telah dipaparkan atau disajikan.”
4. Penarikan Kesimpulan/verifikasi : Tahap akhir proses pengumpulan data
adalah verifikasi dan penarikan kesimpulan. Proses verifikasi hasil temuan
dapat berlangsung singkat dan dilakukan oleh peneliti sendiri, yaitu
dilakukan secara selintas dengan mengingat hasil-hasil temuan terdahuludan
melakukan cek silang (cross check) dengan temuan lainnya.

III.6 Deskripsi Project


Dalam upaya mengobjektifkan hasil temuan, seorang peneliti harus dapat
menunjukkan bahwa datanya valid dan reliable. Dalam penelitian kualitatif hal
tersebut dapat dicapai dengan melakukan triangulasi data dan informan. Artinya
peneliti harus melakukan klarifikasi tentang hasil temuannya pada orang ketiga, atau
pada orang yang sama dalam waktu yang berbeda. Jika informasi yang diterima, baik
oleh orang lain atau yang sama, namun dalam waktu yang berbeda tetap menghasilkan
informasi yang sama, data dinyatakan “jenuh”. Dalam penelitian kualitatif juga dapat
ditempuh dengan cara memperpanjang masa observasi. Tujuannya adalah untuk dapat
secara jelas memotret data yang telah disampaikan subjek dan mencocokkan dengan
informasi yang mereka sampaikan (Idrus, 2009:27).

Proposal ini bertujuan untuk menyajikan analisis mendalam terhadap fenomena


diskriminasi dari perspektif kritis. Proyek ini akan menjelajahi berbagai bentuk
diskriminasi yang terjadi dalam masyarakat, baik yang bersifat langsung maupun
sistemik, dan mengeksplorasi tantangan yang dihadapi oleh individu atau kelompok
yang menjadi korban. Selain itu, Proposal akan mengidentifikasi akar masalah dari
perilaku diskriminatif dengan memperhatikan struktur sosial, norma, dan sistem nilai
yang melekat dalam masyarakat.

Dengan merangkul tinjauan teori dari sudut pandang kritis, proyek ini akan
menggunakan kerangka konseptual untuk membongkar lapisan-lapisan kompleks dari
diskriminasi. Teori sosial konflik, teori kritis rasial, dan teori identitas dan kelompok
akan menjadi landasan untuk memahami dinamika kekuasaan, konstruksi identitas,
serta pemeliharaan ketidaksetaraan.

Langkah selanjutnya adalah menerapkan pendekatan kritis dalam merumuskan


strategi untuk mencapai kesetaraan. Ini termasuk menganalisis peran pendidikan,
hukum, dan masyarakat dalam mengatasi dan mencegah diskriminasi. Dengan
mempertimbangkan hasil dari tinjauan teori dan studi empiris, proyek ini akan merinci
jalan menuju kesetaraan, baik dalam konteks kebijakan, pendidikan, atau perubahan
budaya.

Proposal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran yang signifikan


dalam pemahaman terhadap diskriminasi, merangsang dialog konstruktif, dan
memberikan pandangan kritis terhadap tantangan dan solusi yang berkaitan dengan
kesetaraan dalam masyarakat.
Daftar Pustaka
Bonilla-Silva, E. (2017). Racism without Racists: Color-Blind Racism and the Persistence
of Racial Inequality in America Fifth Edition. Washington: Rowman & Littlefield
Publishers.

Devah Pager., S. H. (2018). The sociology of discrimination: racial discrimination in


employment, housing, credit, and consumer markets. Annual Review of Sociology,
34, 181–209.

Fredrickson, G. M. (2019). Racism: A Short History. London: Princeton University Press.

Hooks, B. (2020). Ain't I a Woman: Black Women and Feminism. California: South End
Press.

Sen, A. (2021). The Idea of Justice. London: Harvard University Press.

Tajfel, H. a. (2023). The Social Identity Theory of Intergroup Behavior In: Worchel, S.
and Austin, W.G., Eds.,. Psychology of Intergroup Relation, 7-24.

Sekaran, U. &. (2017). Metode Penelitian Untuk Bisnis Pendekatan Pengembangan


Keahlian (6th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Sugiyono. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Umar. (2015). “Metodologi Penelitian: Kualitatif versus Kuantitatif”,dalam Metode
Penelitian Hubungan Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai