Anda di halaman 1dari 7

MASALAH SOSIAL

Sumber Masalah Sosial, Level Masalah, Pendekatan yang Komprehensif

Dosen Pengampu:

Dra. Dwiyanti Hanandini, MSi & Drs. Wahyu Pramono, MSi

Disusun oleh:

Intan Sania Henryva (2210812022)

Departemen Sosiologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Andalas

Tahun 202
Sumber Masalah Sosial
Soerjono Soekanto, Professor di bidang Sosiologi ini mendefinisikan
permasalahan sosial sebagai adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat yang jika dibiarkan dapat membahayakan interaksi
dalam kelompok sosial.
Sumber dari masalah sosial biasanya berasal dari kondisi dan proses
sosial di masyarakat. Tapi, selain itu, masalah sosial juga bisa muncul akibat
adanya bencana alam, Misalnya ketika terjadi banjir. Beberapa korban banjir
bisa saja mengalami kemiskinan akibat seluruh harta bendanya telah hanyut
terseret banjir. Jadi, emiskinan inilah yang merupakan masalah sosial. Bukan
banjirnya, Banjir di sini adalah sumber terjadinya masalah sosial yaitu
kemiskinan. Beberapa sumber masalah sosial yang sering terjadi di masyarakat
antara lain:
Kemiskinan: Kemiskinan merupakan masalah multidimensi karena berkaitan
dengan ketidakmampuan akses secara ekonomi, sosial budaya, politik dan
partisipasi dalam masyarakat. Masyarakat yang kesulitan secara ekonomi
merupakan salah satu tanda akan memunculkan permasalahan sosial
 Kenakalan remaja
Kenakalan remaja dapat terjadi karena faktor lingkungan, keluarga,
teman sebaya, dan faktor internal remaja itu sendiri
 Kasus bunuh diri
Kasus bunuh diri dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti
depresi, tekanan sosial, dan masalah keluarga
 Kesenjangan sosial
Kesenjangan sosial terjadi ketika ada perbedaan yang signifikan
dalam hal pendapatan, pendidikan, kesehatan, dan akses terhadap sumber
daya antara kelompok masyarakat yang berbeda
 Kesenjangan hukum
Kesenjangan hukum terjadi ketika ada perbedaan perlakuan hukum
terhadap kelompok masyarakat yang berbeda
 Pengangguran
Pengangguran dapat terjadi karena faktor ekonomi, seperti lambatnya
pertumbuhan ekonomi atau perubahan struktur ekonomi

Soerjono Soekanto membagi permasalahan sosial menjadi empat jenis,


yakni:
a) Faktor ekonomi : kemiskinan, penjarahan, gizi buruk, pengangguran.
b) Faktor psikologis : depresi, stress, dan bunuh diri.
c) Faktor biologis : wabah penyakit dan penyakit menular lainnya.
d) Faktor budaya : pergaulan bebas, tawuran, dan kenakalan remaja.

Untuk mengatasi masalah sosial, diperlukan solusi yang tepat dan efektif.
Solusi yang dapat dilakukan antara lain dengan memberikan bantuan sosial,
pengembangan industri, dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu, penelitian
sosial juga dapat dilakukan untuk mempelajari berbagai gejala maupun realitas
fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat, sehingga dapat memberikan
solusi yang tepat dan efektif.
Dengan perspektif individual, masalah-masalah sosial dilihat sebagai
masalah individu. Oleh sebab itu, perlu diupayakan solusi-solusi yang berbasis
individual. Misalnya: kemiskinan, kejahatan, bunuh diri, depresi dan
pengangguran dilihat sebagai akibat dari pengaruh penyakit (baik psikologis,
biologis atau moral) dalam diri individu. Solusi yang dilakukan berpijak pada
terapi atau pengobatan secara individual seperti bimbingan, nasihat moral,
hukuman, pengobatan medis atau penyesuai prilaku.
Dengan perspektif reformis institutional, problem sosial ditempatkan
dalam struktur kelembagaan dari sebuah tatanan masyarakat. Dengan demikian,
kurang memadainya sistem (peradilan, kepolisian dan penjara dan lain-lain
dilihat sebagai penyumbang terjadi masalah kejahatan dan penyimpangan.
Tidak memadainya atau tidak efektifnya sistem jaminan sosial dianggap telah
mengakibatkan kemiskinan. Oleh karena itu, solusi yang dirancang untuk
memecahkan masalah sosial itu adalah dengan melakukan perbaikan, penguatan
dan pengembangan kelembagaan seperti rumah sakit, sekolah, lembaga
peradilan, klinik, kantor sosial, lembaga amal dan pelayanan bagi para
pengangguran.
Adapun perspektif struktural melihat problem sosial bersumber dari
struktur sosial yang timpang dan menindas. Pendekatan ini cenderung
menyalahkan sistem yang melanggengkan budaya patriarkhi, kapitalisme,
rasisme kelembagaan, ketidak-adilan pembagian income dan lain-lain. Sistem
yang bercorak demikian diidentifikasi telah menyebabkan terjadinya penindasan
dan ketidak-adilan struktural. Oleh karena itu, resep mereka untuk memecahkan
masalah sosial dan membuat perubahan adalah melakukan penataan kembali
struktur masyarakat seperti kelas sosial, ras maupun gender.

Level Masalah

Masalah sosial dapat terjadi pada berbagai level, baik pada level individu,
sistem, maupun struktur sosial. Beberapa level masalah sosial yang sering
terjadi antara lain:

 Level individu (Perspektif individual)


Masalah sosial pada level individu berkaitan dengan perilaku, kondisi, dan
kebutuhan individu yang dapat mempengaruhi kesejahteraan dan interaksi
sosialnya. Contoh masalah sosial pada level individu adalah kemiskinan,
kenakalan remaja, dan kasus bunuh diri. Perspektif individual, masalah-masalah
sosial dilihat sebagai masalah individu. Oleh sebab itu, perlu diupayakan solusi-
solusi yang berbasis individual. Misalnya: kemiskinan, kejahatan, bunuh diri,
depresi dan pengangguran dilihat sebagai akibat dari pengaruh penyakit (baik
psikologis, biologis atau moral) dalam diri individu. Solusi yang dilakukan
berpijak pada terapi atau pengobatan secara individual seperti bimbingan,
nasihat moral, hukuman, pengobatan medis atau penyesuai prilaku.

 Level sistem (Perspektif reformis institutional)


Masalah sosial pada level sistem berkaitan dengan kebijakan, aturan, dan
struktur yang ada dalam masyarakat. Masalah ini dapat terjadi akibat
ketidakadilan, ketidakmerataan, atau ketidaksesuaian antara kebijakan dengan
kebutuhan masyarakat. Contoh masalah sosial pada level sistem adalah
kesenjangan sosial, kesenjangan hukum, dan pengangguran.
Perspektif reformis institutional, problem sosial ditempatkan dalam
struktur kelembagaan dari sebuah tatanan masyarakat. Dengan demikian,
kurang memadainya sistem (peradilan, kepolisian dan penjara dan lain-lain
dilihat sebagai penyumbang terjadi masalah kejahatan dan penyimpangan.
Tidak memadainya atau tidak efektifnya sistem jaminan sosial dianggap telah
mengakibatkan kemiskinan. Oleh karena itu, solusi yang dirancang untuk
memecahkan masalah sosial itu adalah dengan melakukan perbaikan, penguatan
dan pengembangan kelembagaan seperti rumah sakit, sekolah, lembaga
peradilan, klinik, kantor sosial, lembaga amal dan pelayanan bagi para
pengangguran.

 Level struktur sosial (Perspektif structural)


Masalah sosial pada level struktur sosial berkaitan dengan pola hubungan,
peran, dan norma yang ada dalam masyarakat. Masalah ini dapat terjadi akibat
adanya ketidakseimbangan kekuasaan, diskriminasi, atau ketidakadilan dalam
distribusi sumber daya. Contoh masalah sosial pada level struktur sosial adalah
kesenjangan gender, rasisme, dan konflik sosial.
Perspektif struktural melihat problem sosial bersumber dari struktur sosial
yang timpang dan menindas. Pendekatan ini cenderung menyalahkan sistem
yang melanggengkan budaya patriarkhi, kapitalisme, rasisme kelembagaan,
ketidakadilan pembagian income dan lain-lain. Sistem yang bercorak demikian
diidentifikasi telah menyebabkan terjadinya penindasan dan ketidak-adilan
struktural. Oleh karena itu, resep mereka untuk memecahkan masalah sosial dan
membuat perubahan adalah melakukan penataan kembali struktur masyarakat
seperti kelas sosial, ras maupun gender.

Untuk mengatasi masalah sosial, diperlukan pendekatan yang tepat sesuai


dengan level masalah yang dihadapi. Pendekatan individual dapat digunakan
untuk memahami dan mengatasi masalah sosial pada level individu, sementara
pendekatan sistem dan struktur sosial dapat digunakan untuk mengatasi masalah
sosial pada level sistem dan struktur sosial. Selain itu, keberhasilan dalam
mengatasi masalah sosial juga dipengaruhi oleh kualitas pelayanan langsung
yang bersifat mikro dan sistem serta arah kebijakan sosial yang bersifat makro.
.

Pendekatan yang Komprehensif

Pendekatan komprehensif adalah pendekatan yang bersifat menyeluruh dan


melibatkan berbagai aspek yang terkait dengan suatu masalah atau fenomena.
Pendekatan yang komprehensif dalam masalah sosial yaitu pendekatan yang
melibatkan pemahaman yang mendalam tentang berbagai aspek yang terkait
dengan masalah sosial, termasuk penyebab, dampak, dan solusi yang mungkin.
Pendekatan ini berusaha untuk memahami masalah sosial secara menyeluruh
dan mengintegrasikan berbagai perspektif dan disiplin ilmu dalam upaya
pemecahannya. Beberapa contoh penggunaan pendekatan komprehensif dalam
masalah sosial antara lain:
 Pendekatan lokal
Pendekatan ini dilakukan dengan memperhatikan budaya lokal dan
kebutuhan masyarakat setempat. Pendekatan ini dapat membantu dalam
mengatasi masalah sosial yang terjadi pada level individu, seperti kemiskinan
dan kenakalan remaja
 Pendekatan etnografi
Pendekatan ini dilakukan dengan mempelajari budaya dan kehidupan
masyarakat secara mendalam. Pendekatan ini dapat membantu dalam
memahami masalah sosial yang terjadi pada level struktur sosial, seperti
kesenjangan gender dan rasisme
 Pendekatan partisipatif
Pendekatan ini dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan dan pelaksanaan program. Pendekatan ini dapat
membantu dalam mengatasi masalah sosial pada level sistem, seperti
kesenjangan sosial dan pengangguran.
Pendekatan komprehensif dapat membantu dalam mengatasi masalah sosial
secara efektif dan berkelanjutan. Dengan melibatkan berbagai aspek yang
terkait, pendekatan ini dapat memberikan solusi yang lebih holistik dan
berdampak positif bagi masyarakat yang terkena dampak masalah sosial
tersebut.

Berikut adalah penjelasan tentang pendekatan yang komprehensif dalam


masalah sosial:
 Pemahaman yang mendalam tentang masalah sosial:
Pendekatan komprehensif melibatkan pemahaman yang mendalam
tentang masalah sosial, termasuk faktor-faktor penyebab, dampak, dan
keterkaitan antara berbagai aspek yang terkait. Hal ini memungkinkan para
pemangku kepentingan untuk mengembangkan solusi yang lebih efektif dan
berkelanjutan.
 Integrasi perspektif dan disiplin ilmu
Pendekatan komprehensif melibatkan integrasi berbagai perspektif dan
disiplin ilmu dalam pemahaman dan pemecahan masalah sosial. Misalnya,
dalam memahami masalah kemiskinan, pendekatan komprehensif dapat
melibatkan perspektif ekonomi, sosiologi, psikologi, dan ilmu politik.
 Keterlibatan pemangku kepentingan
Pendekatan komprehensif melibatkan keterlibatan aktif dari berbagai
pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, sektor
swasta, dan individu yang terkena dampak langsung dari masalah sosial.
Kolaborasi ini memungkinkan pengembangan solusi yang lebih holistik dan
berkelanjutan.
 Pemecahan masalah jangka Panjang
Pendekatan komprehensif berfokus pada pemecahan masalah jangka
panjang, bukan hanya penanggulangan sementara. Hal ini melibatkan
pengembangan solusi yang berkelanjutan dan berbasis pada pemahaman
yang mendalam tentang masalah sosial.
 Pengukuran dan evaluasi
Pendekatan komprehensif melibatkan pengukuran dan evaluasi yang
terus-menerus terhadap efektivitas solusi yang diimplementasikan. Hal ini
memungkinkan adanya pembelajaran dan perbaikan yang berkelanjutan
dalam upaya pemecahan masalah sosial.

Pendekatan yang komprehensif dalam masalah sosial memiliki potensi untuk


menghasilkan solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Namun,
implementasinya sering kali kompleks dan membutuhkan kerja sama yang erat
antara berbagai pemangku kepentingan. Dalam konteks masalah sosial yang
kompleks dan saling terkait, pendekatan yang komprehensif dapat menjadi alat
yang efektif dalam mencapai perubahan yang positif.
Referensi

http://repository.iainbengkulu.ac.id/4430/1/BUKU%20PENGEMBANGAN
%20MASYARAKAT%20%281%29.pdf
https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-masalah-sosial-dan-5-kriteria-untuk-
menentukannya\
https://www.gramedia.com/literasi/permasalahan-sosial/
https://niwayanratihshopia.blogspot.com/2014/05/masalah-masalah-sosial-pendekatan.html?
m=1
https://www.academia.edu/24559992/
PENDEKATAN_INDIVIDUAL_DAN_PENDEKATAN_SISTEM
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F100426%2Fmod_resource
%2Fcontent%2F1%2FModul+Online+ke-13_Kebijakan+Sosial+dan+Masalah+Sosial+
%28Sosiologi+Ekonomi%29.pdf
https://jurnal.ugm.ac.id/jsp/article/download/10922/8163
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F194197%2Fmod_resource
%2Fcontent%2F2%2FUAS+Sosiologi+Hukum
%2C+Perubahan+dan+Masalah+Sosial+KJ101.doc
https://jht.politala.ac.id/index.php/jht/article/download/33/31/38

Anda mungkin juga menyukai