Anda di halaman 1dari 10

Adelita Febyani

2008306040
BKI 4B
UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN 2022
Mata Kuliah : Analisis Sosial Kritis
Dosen pengampu : Dr. Siti Faoziah, M.Ag

SOAL
1. Deskripsikan tentang definisi analisis sosial kritis, fungsi dan tujuan, paparkan semuanya
sejelas -jelasnya!
2. Deskripsikan studi kasus tentang maslaah-masalah sosial yang pernah dibahas dikelas,
seperti; Bullying, Kekerasan Seksual, dan Napza. Lalu jelaskan:
a) Deskripsikan masalah sosial (tema tersebut) dari pengertian, faktor, data-data di
indonesia, ciri-ciri bahkan di berita intinya paparkan sejelas-jelasnya!
b) Apa rekomendasi anda upaya pencegahan baik didalam masyarakat atau dikeluarga?

JAWABAN

1. Analisis sosial adalah usaha untuk memperoleh gambaran lengkap mengenai


situasi/realitas sosial atau masalah social secara objektif-kritis dengan menelaah
kaitan-kaitan historis, struktural, kultural dan konsekuensi masalah. Analisis sosial
akan mempelajari struktur sosial, mendalami fenomena-fenomena sosial, kaitan-
kaitan aspek politik, ekonomi, budaya dan agama. Sehingga akan diketahui sejauh
mana terjadi perubahan sosial, bagaimana institusi sosial yang menyebabkan masalah-
masalah sosial, dan juga dampak sosial yang muncul akibat masalah sosial. Dalam
(Huma, 2019) dijelaskan bahwa Analisis Sosial merupakan salah satu metodologi
yang dikembangkan untuk mengetahui dan mendalami sebuah realitas sosial. Ada dua
pendekatan dalam Analisis Sosial, yaitu pendekatan akademis dan pendekatan
pastoral. Pendekatan akademis sendiri mempelajari tentang sebuah situasi sosial
khusus dengan cara-cara yang benar-benar abstrak dan objektif, memerinci semua
elemen yang ada di dalamnya agar dapat dimengerti dengan jelas. Sedangkan
pendekatan pastoral memandang realitas dalam keterlibatan historis,
mempertimbangkan situasi untuk bertindak. Maka Analisis sosial bukan sekedar
ungkapan ilmu pengetahuan, akan tetapi Analisis sosial dilakukan lebih pada tujuan
untuk diabdikan pada tindakan keadilan. Dapat disimpulkan bahwa Analisis Sosial
adalah salah satu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada
dalam lingkungan sosial yang terus berkembang, dimana dalam situasi ini, kita
diminta untuk menilik sebuah masalah dari berbagai aspek dan sisi yang ada.
Selanjutnnya, teori kritis merupakan teori sosial yang menekankan pada analisis
kehidupan sosial secara menyeluruh dengan orientasi terciptanya transformasi sosial.
Implementasi teori ini tidak diarahkan kemana-mana melainkan untuk mendorong
adanya perubahan sosial di masyarakat. Perubahan sosial yang dimaksud adalah
terciptanya masyarakat yang terbebaskan, adil, dan mandiri dari dominasi kultural
serta ideologis. Teori kritis bertujuan untuk menggali ”kebenaran” yang beroperasi di
bawah permukaan kehidupan sosial, seperti adanya praktik dominasi kekuasaan
secara kultural dan ideologis. Teori ini juga sering secara frontal menyerang teori-
teori sosial tradisional yang dianggap hanya menjelaskan suatu fenomena tanpa mau
mengubahnya. Dari tindakannya itulah teori kritis sering disebut sebagi kritik teori
atas teori. Analisis sosial kritis adalah normatif dan jelas kenyataan di lapangan
normatif (misalnya dengan alasan bahwa kebutuhan untuk manusia kesejahteraan
yang harus dipenuhi sebenarnya tidak terpenuhi) dan berusaha untuk menjelaskannya
dalam hal efek struktur mengemukakan, mekanisme dan kekuatan (misalnya cara
kerja kapitalisme)

2. Bullying, kekerasan seksual, dan NAPZA


I. Bullying
A. Bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan, yang dilakukan secara
sengaja oleh satu orang atau kelompok yang lebih kuat. Tujuan dari bullying ini untuk
menyakiti orang lain dan dilakukan terus menerus. Saat ini, bullying merupakan
istilah yang sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Bullying adalah
tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang
baik secara verbal, fisik, maupun psikologis sehingga korban merasa tertekan, trauma,
dan tak berdaya. Pelaku bullying sering disebut dengan istilah bully. Seorang bully
tidak mengenal gender maupun usia. Bahkan, bullying sudah sering terjadi di sekolah
dan dilakukan oleh para remaja. Bullying berdampak pada kesehatan mental terutama
pada anak-anak dan remaja. Pelaku yang melakukan pembullyan bisa memberi
pengaruh buruk pada kesehatan fisik dan mental korbannya. Dampak paling fatal dari
kasus bullying adalah tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh korban.Perlu
diketahui, kasus bullying di Indonesia dianggap cukup mengkhawatirkan. Menurut
studi dari Programme for International Student Assesment (PISA) pada tahun 2018,
41 persen anak sekolah berusia 15 tahun di Indonesia setidaknya mengalami tindakan
bullying beberapa kali dalam waktu satu bulan. Bullying dapat dikelompokkan ke
dalam 6 kategori:
1) Kontak fisik langsung. Tindakan memukul, mendorong, menggigit,
menjambak, menendang, mengunci seseorang dalam ruangan, mencubit,
mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang yang dimiliki orang
lain.
2) Kontak verbal langsung Tindakan mengancam, mempermalukan,
merendahkan, mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling),
sarkasme, merendahkan (putdowns), mencela/mengejek, mengintimidasi,
memaki, menyebarkan gosip.
3) Perilaku non-verbal langsung. Tindakan melihat dengan sinis, menjulurkan
lidah, menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau
mengancam biasanya disertai oleh bullying fisik atau verbal. Perilaku non-
verbal tidak langsung.
4) Tindakan mendiamkan seseorang, memanipulasi persahabatan sehingga
menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan surat
kaleng.
5) Cyber Bullying Tindakan menyakiti orang lain dengan sarana media
elektronik (rekaman video intimidasi, pencemaran nama baik lewat media
social)
6) Pelecehan seksual. Kadang tindakan pelecehan dikategorikan perilaku agresi
fisik atau verbal.

Penyebab bullying antara lain:


1) Penampilan Fisik
Seseorang yang memiliki penampilan fisik berbeda dari orang lain, bisa
menjadi target bullying. Para penindas akan mengejek, intimidasi, hingga
mengancam penampilan anak tersebut. Mereka akan menyebut anak tersebut
dengan kata-kata yang menyakiti hati. Tujuan dari kata-kata ini supaya orang
itu merasa rendah diri sampai terasingkan.
2) Perbedaan Kelas
Perbedaan kelas seperti senior dan junior, ekonomi, gender, etinis, agama, dan
ekonomi bisa memicu tindakan bullying
3) Tradisi Senioritas
Di Sekolah sering terjadi tradisi senioritas selama beberapa generasi. Tradisi
ini menyebabkan korban merasa terintimidasi karena mendapat kekerasan.
4) Keluarga
Keluarga besar yang tidak akur bisa mengakibatkan tindakan bullying antar
keluarga.
5) Karakter Seseorang
 Munculnya sikap dendam atau iri hati
 Persepsi tentang perilaku korban
 Adanya rasa ingin mendominasi hingga menimbulkan kekuasaan
korban, fisik, kekerasan seksual

B. Cara Mencegahnya :
Bullying bisa diatasi dengan mencegah sejak dini seperti ketika masih anak-anak,
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut beberapa cara mengatasi bullying:
1) Masa Anak-anak
Beri pengetahuan dan cara untuk mampu melawan tindakan bullying Beri
contoh cara seperti mendukung, mendamaikan, dan melaporkan pada orang
dewasa untuk membantu korban bullying
2) Keluarga
Tanamkan rasa kasih sayang dan nilai keagamaan pada anak-anak Beri
perhatian dan interaksi pada anak-anak untuk memberikan kemampuan berani
dan tegas Bantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi, percaya
diri, dan tegas Mengajarkan rasa peduli dan etika pada sesama Mendampingi
anak untuk melihat informasi di media sosial atau televisi
3) Mengatasi Bullying di Sekolah
Pendidik membuat program pencegahan anti bullying dan hukuman bagi
pelaku yang melakukan tindakan tersebut Membangun diskusi dan ceramah
tentang mengatasi aksi penindasan Memberi bantuan dan dukungan pada
korban bullying
II. Kekerasan Seksual
A. Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, melecehkan,
dan/atau menyerang tubuh, dan/atau fungsi reproduksi seseorang, karena ketimpangan
relasi kuasa dan/atau gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan psikis
dan/atau fisik termasuk yang mengganggu kesehatan reproduksi seseorang dan hilang
kesempatan melaksanakan pendidikan dengan aman dan optimal. Aspek penting
dalam kekerasan seksual: 1) aspek pemaksaan dan aspek tidak adanya persetujuan
dari korban. 2) korban tidak/belum mampu memberikan persetujuan (misalnya
kekerasan seksual pada anak atau individu dengan disabilitas intelegensi).
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA)
melaporkan, ada 797 anak yang menjadi korban kekerasan seksual sepanjang Januari
2022. Jumlah tersebut setara dengan 9,13 persen dari total anak korban kekerasan
seksual pada tahun 2021 lalu yang mencapai 8.730. Data tersebut berasal dari laporan
yang didapatkan dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak.
Berdasarkan data KemenPPPA, jumlah anak korban kekerasan seksual sepanjang
tahun 2019 hingga 2021 mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, jumlah anak
korban kekerasan seksual mencapai 6.454, kemudian meningkat menjadi 6.980 di
tahun 2020. Selanjutnya dari tahun 2020 ke tahun 2021 terjadi peningkatan sebesar
25,07 persen menjadi 8.730. Berikut beberapa faktor penyebab kekerasan seksual
yang perlu diketahui:
1) Kurangnya perhatian dan penanganan dari pemerintah Pemerintah cenderung
menganggap tidak penting atas kasus tindakan kekerasan seksual. Sehingga
tidak adanya penanganan khusus dan serius untuk kasus tersebut. Padahal,
dampak yang ditimbulkan akibat dari tindakan kekerasan seksual sangatlah
besar bagi korban yang mengalaminya.
2) Cara berpikir yang tidak setara Kekerasan seksual sesungguhnya terjadi
dimulai dari adanya cara berpikir yang tidak setara sehingga menyebabkan
salah satu pihak dijadikan objek seksual. Kerap sekali korban kekerasan
seksual adalah perempuan dan anak. Sedihnya, korban seringkali disalahkan
dalam kasus tersebut. Akibatnya korban takut untuk melaporkan apa yang
terjadi terhadap mereka.
3) Adanya relasi kekuasaan yang tidak seimbang Relasi kekuasaan yang tidak
seimbang antara guru dan murid, dimana guru lebih dominan atas muridnya,
menyebabkan seorang pengajar memiliki potensi melakukan tindakan
kekerasan seksual. Dalam hal ini korban seringkali berada dibawah ancaman
pelaku misalnya diancam untuk tidak naik kelas, nilai turun, dan ancaman
lainnya.
4) Minimnya edukasi mengenai seks dan etika pergaulan Kekerasan seksual
seringkali terjadi karena minimnya pengenalan pendidikan tentang seks
kepada anak. Hal ini disebabkan karena adanya pandangan tabu jika
membicarakan hal yang berhubungan dengan seks. Pendidikan seks sejak dini
sangat penting agar anak dapat mengetahui seluruh anggota tubuhnya dan apa
fungsinya. Anak dapat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh
diperlihatkan kepada orang lain atas anggota tubuhnya tersebut.

B. Cara Mencegahnya :
1) Menghubungi Pihak Berwajib
Jika kamu sedang mengalami atau kamu mendengar bukti adanya kekerasan
dan pelecehan seksual, sebaiknya kamu segera hubungi pihak berwajib.
Dengan ini, kamu dapat menyelamatkan diri dari kekerasan perempuan. Selain
itu, hal ini juga dilakukan agar pelaku mendapatkan sanksi dan mendapatkan
hukuman yang setara dengan apa yang dilakukannya kepada korban.
2) Berani Bersikap Tegas
Kekerasan dan pelecehan seksual kerap terjadi di tempat umum, sehingga
kamu harus lebih waspada dan berjaga-jaga. Jika hal ini terjadi padamu ketika
kamu sedang menggunakan transportasi umum, yang mana hal ini sangat
rawan terjadi, segeralah untuk menegur orangnya agar ia merasa dipermalukan
dan pelaku tidak akan berani melakukan hal itu lagi.
3) Dapatkan Dukungan dari Keluarga dan Teman Terdekat
Ketika kamu mengalami kekerasan ataupun tindakan pelecehan seksual,
sebaiknya kamu membuka diri ke keluarga atau teman terdekat untuk
bercerita. Bahkan dengan adanya hal ini, kamu dapat menjadi sukarelawan tau
membuat komunitas untuk mencegah terjadinya kekerasan dan pelecehan
seksual di sekitarmu.
4) Hindari Bepergian dengan Orang yang Baru Dikenal
Selain itu, cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari
bepergian dengan orang yang baru dikenal, terlebih lagi apabila orang baru
tersebut baru dikenal melalui media sosial. Hindari hal itu agar kamu terhindar
dari hal yang tidak diinginkan.
5) Membekali Diri dengan Pendidikan Seksual
Hal terakhir yang penting untuk diketahui dan dilakukan adalah dengan
membekali diri dengan pendidikan seksual. Setidaknya kamu harus
mengetahui bagian tubuh yang bersifat pribadi dan segala aktivitas seks yang
harus didasari persetujuan dan perilaku yang tergolong pelecehan seksual.
Berikanlah edukasi kepada orang di sekitarmu agar mereka mampu
menghadapi pelaku kekerasan dan pelecehan seksual.

III. NAPZA
A. NAPZA adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya yang
merupakan sekelompok obat, yang berpengaruh pada kerja tubuh, terutama otak. Satu
sisi narkoba merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan,
pelayanan kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Namun, di sisi lain dapat
menimbulkan ketergantungan apabila dipergunakan tanpa adanya pengendalian.
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat yang
bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/
susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan
fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA adalah penggunaan salah
satu atau beberapa jenis NAPZA secara berkala atau teratur diluar indikasi medis,
sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan gangguan fungsi sosial
(Azmiyati, 2014). Ketergantungan zat merupakan dampak dari penyalahgunaan
NAPZA yang parah, hal ini sering dianggap sebagai penyakit. Ketergantungan seperti
ketidakmampuan untuk mengendalikan atau menghentikan pemakaian zat
menimbulkan gangguan fisik yang hebat jika dihentikan akan berbahaya dan
merugikan keluarga serta menimbulkan dampak sosial yang luas. Salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap penyalahgunaan NAPZA adalah pengetahuan, dimana
dalam suatu kondisi jika seseorang itu tahu bahwa hal yang akan dilakukannya akan
berakibat buruk terhadap dirinya maka orang tersebut kemungkinan tidak akan
melakukan hal tersebut. Penyalahgunaan NAPZA di dunia terus mengalami kenaikan
dimana hampir 12% (15,5 juta jiwa sampai dengan 36,6 juta jiwa) dari pengguna
adalah pecandu berat. Menurut World Drug Report tahun 2012, produksi NAPZA
meningkat salah satunya diperkiraan produksi opium meningkat dari 4.700 ton di
tahun 2010 menjadi 7.000 ton di tahun 2011 dan menurut penelitian yang sama dari
sisi jenis narkotika, ganja menduduki peringkat pertama yang disalahgunakan di
tingkat global dengan angka pravalensi 2,3% dan 2,9% per tahun (Andriyani, 2011).
Kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia dari tahun ke tahun juga terus
mengalami kenaikan dimana pada tahun 2008 ada sebanyak 3.3 juta (3.362.527)
dengan pravalensi 1,99% menjadi pada tahun 2011 menjadi 4 juta (4.071.016) dengan
pravalensi 2,32% dan diprediksikan angka tersebut akan terus mengalami kenaikan
pada tahun 2015 menjadi 5,1 juta (5.126.913) dengan pravalensi 2,8%. Diketahui
5,3% di antaranya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Setelah mengetahui tanda-
tanda umum, berikutnya terdapat ciri-ciri pemakai narkoba berdasarkan masing-
masing jenisnya:
1) Opioid
Opioid termasuk obat penghilang rasa sakit yang diresepkan, seperti
Vicodin dan OxyContin, dan heroin obat terlarang. Tanda-tanda
penyalahgunaan opioid termasuk sedasi secara keseluruhan, masalah
memori, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi, waktu reaksi yang
lambat, kelesuan, dan perubahan suasana hati. Opioid dapat
memperlambat sistem pencernaan, pengguna sering mengalami sembelit
dan masalah usus lainnya. Ketika tanpa obat, pengguna mungkin menjadi
cemas dan menunjukkan gejala seperti flu.
2) Obat Klub
Ekstasi, ketamin, dan GHB adalah jenis obat klub yang umum. Tanda dan
gejala penggunaan termasuk peningkatan suhu tubuh, koordinasi yang
buruk, pusing, keringat berlebih, gigi terkatup, dan bicara cadel.
3) Ganja
Ganja dan produk berbasis ganja lainnya, seperti yang dapat dimakan,
dapat menyebabkan euforia. Ganja juga dapat menyebabkan persepsi
visual dan pendengaran yang meningkat, tetapi pengguna juga mungkin
tampak tidak terkoordinasi dan cenderung pelupa. Sebab ganja
meningkatkan nafsu makan, orang tersebut mungkin makan lebih banyak
dari biasanya. Reaksi mungkin lebih lambat, dan pengguna juga bisa
menjadi paranoid dan curiga. Mereka yang telah merokok ganja sering
muncul dengan tampilan mata merah, kelopak mata turun, dan sikap
santai atau lembut secara keseluruhan.

4) Stimulan
Seseorang yang menggunakan stimulan mungkin menunjukkan sering
menunjukkan perubahan perilaku, agresi, atau bicara cepat atau bertele-
tele. Mereka mungkin mengalami perubahan pupil mata yang melebar,
peningkatan energi, dan laju pernapasan yang cepat. Dalam beberapa
kasus, pengguna mungkin menjadi paranoid.
5) Barbiturat dan Benzodiazepin Depresan
SSP ini sering diresepkan untuk mengobati kecemasan dan gangguan
tidur. Benzodiazepin termasuk obat-obatan umum, seperti Valium dan
Xanax. Saat ini Barbiturat tidak digunakan sebanyak dulu, namun
terkadang masih digunakan untuk mengobati gangguan kejang dan
selama operasi. Barbiturat membawa risiko overdosis yang lebih tinggi
daripada benzodiazepin. Seseorang yang menyalahgunakan obat ini
mungkin tampak tanpa gejala, pusing, atau depresi. Namun, mereka
mungkin mengalami penglihatan kabur, masalah keseimbangan, dan
kebingungan secara keseluruhan. Mereka mungkin juga hadir dengan
gerakan mata yang tidak disengaja, yang dikenal sebagai nistagmus.
6) Halusinogen
Tanda-tanda penggunaan halusinogen bervariasi tergantung pada
halusinogen spesifik yang bersangkutan. LSD dapat menyebabkan
seseorang bertindak impulsif dan mengalami halusinasi. Mereka mungkin
mengaku mendengar suara atau melihat warna, dan dalam beberapa
kasus, mereka mungkin mengalami getaran

B. Cara mencegahnya:
1. Jangan pernah untuk mencoba-coba menggunakan narkotika, kecuali atas
dasar pertimbangan medis atau dokter.
2. Mengetahui akan berbagai macam dampak buruk narkoba.
3. Memilih pergaulan yang baik dan jauhi pergaulan buruk.
4. Memiliki kegiatan-kegiatan yang positif, berolahraga atau pun mengikuti
kegiatan organisasi yang memberikan pengaruh positif baik kepada kita.
5. Selalu ingatkan bahwawasannya ancaman hukuman untuk penyalah guna
Narkoba, apalagi bagi pengedar Narkoba adalah Lembaga Pemasyarakatan.
6. Gunakan waktu dan tempat yang aman, jangan keluyuran malam-malam.
Bersantailah dengan keluarga, berkaraoke bersama keluarga, piknik, makan
bersama, masak bersama, beres-beres bersama nonton bersama keluarga.
7. Bila mempunyai masalah maka cari jalan keluar yang baik dan jangan jadikan
narkoba sebagai jalan pelarian.

Beberapa tahapan membicarakan pencegahan narkoba pada remaja:


1. Menanyakan pandangannya tentang narkoba. Ada baiknya kalian mampu
membuat para remaja menyampaikan pandangannya dengan jujur. Kalian
juga harus selalu siap mendengarkan perasaan serta pandangan mereka.
2. Sampaikan alasan yang jelas untuk tidak menggunakan narkoba. Pada tahap
ini, hindari menakut-takuti mereka. Kalian bisa menegaskannya melalui
dampak dari penggunaan narkoba seperti kesehatan, penampilan serta
kemampuan mengemudi.
3. Meninjau pesan di akun media sosial. Jangan pernah anggap sepele akun
media sosial. Sebab, media sosial, program televisi, lagu hingga film
terkadang bisa meremehkan dampak penggunaan narkoba. Untuk itu, kalian
harus siap serta meninjau perasaan mereka.
4. Diskusikan cara menolak tekanan dari teman sebaya. Diskusi ini menjadi
salah satu hal penting. Sebab, dengan cara ini kalian bisa mengajak para
remaja untuk menolak menggunakan narkoba. Sehingga pencegahan narkoba
pada remaja bisa membuahkan hasil bagus.

Anda mungkin juga menyukai