Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan kemudahan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah ini dengan tepat waktu yang ditentukan. Tanpa adanya
berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin rassanya dapat memenuhi tugas ini
dengan baik dan benar.
Makalah ini berjudul Penerapan Nilai dan Etika Pekerjaan Sosial yang akan
membahas lebih lanjut dan mendalam mengenai kasus penanganan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga (KDRT). Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah dan memberikan ilmi yang bermanfat bagi yang
membacanya.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Nilai dan Etika Sosial yaitu Ibu Chamiyatus Sidqiyah M.Kesos karena telah
membimbing dan memberi ilmu yang berguna dalam proses pembuatan makalah ini.
Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada para pembaca makalah ini dan berharap
semoga menjadi ilmu yang bermanfaat.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna, maka
dari itu penulis berharap agar pembaca memberikan saran dan kritik agar penulis
memahami kekurangan dari makalah tersebut. Penulis menyampaikan maaf apabila
terdapat kalimat yang tidak berkenan bagi yang membaca makalah tersebut. Akhir kata,
penulis ucapkan terimakasih dan semoga ilmu yang didapatkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat.
2.2 Penerapan Nilai Dan Etika Pekerja Sosial Dalam Penanganan Kasus KDRT
Secara sistematis meninjau banyak diskusi historis dan kontemporer mengenai
nilai-nilai pekerjaan sosial, dalam upaya untuk mengidentifikasi tema-tema dan pola-
pola utama, komite ini menghasilkan daftar enam nilai-nilai inti dan
mengembangkan prinsip etika yang berisi nilai-nilai dan penjelasan singkat untuk
setiap nilai-nilai pekerjaan sosial. dari nilai-nilai ini: Berikut adalah beberapa nilai
inti yang relevan dengan pendekatan radikal dalam penanganan kasus KDRT:
2.2.1 Nilai layanan Prinsip Etis
Tujuan utama pekerja sosial adalah membantu orang yang membutuhkan
dan mengatasi masalah sosial. Pekerja sosial meninggikan pelayanan kepada
orang lain di atas kepentingan pribadi. Dalam penerapan etika dalam
penanganan KDRT, prinsip-prinsip ini mengacu pada pemahaman bahwa setiap
individu memiliki hak untuk kesejahteraan, keadilan, hak dan kewajiban,
sensitivitas jender, dan kewajiban masyarakat untuk mencegah KDRT,
memberikan perlindungan kepada korban, memberikan pertolongan darurat, dan
mengajukan proses pengajuan permohonan penetapan perlindungan.
2.2.1 Nilai Keadilan Sosial Prinsip Etis
Pekerja sosial menentang ketidakadilan sosial. Pekerja sosial mengupayakan
perubahan sosial, khususnya dengan dan atas nama individu dan kelompok
orang yang rentan dan tertindas. Praktik pekerjaan sosial berbasis HAM
perlu dikaji secara rinci, karena dalam praktik pekerjaan sosial, hak dan
kewajiban memiliki implikasi yang signifikan demi tercapainya keadilan sosial
bagi setiap individu.
2.2.3 Nilai Martabat dan Nilai Pribadi Prinsip Etis
Pekerja sosial menghormati martabat dan nilai yang melekat pada diri
seseorang. Pekerja sosial memperlakukan setiap orang dengan penuh perhatian
dan hormat, memperhatikan perbedaan individu serta keragaman budaya dan
etnis. Di dalam kasus KDRT, nilai martabat terkait dengan kekerasan terhadap
perempuan, yang melanggar hak dan martabat mereka sebagai insan yang
bermartabat. Kekerasan terhadap perempuan merupakan tindakan penindasan
yang menyebabkan perempuan tidak memiliki kemungkinan untuk
mengembangkan diri dan mencapai potensi yang ideal
2.2.4 Nilai Pentingnya Hubungan Manusia Prinsip Etis
Pekerja sosial menyadari pentingnya hubungan antarmanusia. Pekerja sosial
memahami bahwa hubungan antar manusia merupakan sarana penting untuk
melakukan perubahan. Nilai pentingnya hubungan manusia prinsip etis dalam
kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah karena prinsip etis
mengacu pada derajat kepercayaan dan harga yang diberikan kepada individu
sebagai manusia yang bermartabat dan memiliki kemampuan untuk mengerti
apa yang baik dan jahat.
C. Nilai Professional
Penerapan nilai professional dalam kasus KDRT dapat dilakukan
melalui berbagai tindakan, seperti pendidikan keluarga, konseling
keluarga, sosialisasi dan pembiasaan, tindakan kuratif, tindakan
development, dan tindakan penyelesaian secara adat. Tim profesional,
seperti psikolog atau konselor,memberikan dukungan emosional,
mendengarkan, dan memberikan nasihat kepada korban.
2.3 LANDASAN TEORI YANG DIGUNAKAN UNTUK ANALISIS KASUS
KDRT
Anjani, S. D. (2016). Penegakan hukum tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga dengan
menggunakan konsep hukum progresif (studi kasus pada Polsek Natar) (Doctoral dissertation,
Universitas Lampung).
Donna Karina, G. (2024). Analisis Pendekatan Teori Keadilan John Rawls Dan Teori
Utilitarianisme Jeremy Benthan Terhadap Konsep Pemenuhan Hak Korban Menurut
Presfektif Viktimologi. Journal of Indonesian Comparative of Syari’ah Law, 6(2), 259–
276. https://doi.org/10.21111/jicl.v6i2.11194
Andari, S. (2020). Peran Pekerja Sosial Dalam Pendampingan Sosial. Sosio Informa: Kajian
Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, 6(2), 92-113.
Huriyani, Y. (2018). Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT): Persoalan privat yang jadi
persoalan publik. Jurnal Legislasi Indonesia, 5(3), 75-86.
Antari, D., & Ma'ani, K. D. (2020). Implementasi Kebijakan Program Sosial Oleh Lembaga
Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Dalam Menangani Kasus Kekerasan Dalam Rumah
Tangga Di Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Manajemen dan Ilmu
Administrasi Publik (JMIAP), 2(3), 58-72.
Avivah, V. (2023). Paradigma hukum progresif dalam upaya penyelesaian kekerasan dalam
rumah tangga. Oetoesan-Hindia: Telaah Pemikiran Kebangsaan, 5(2), 87-98.
Rusyidi, B., & Raharjo, S. T. (2018). Peran pekerja sosial dalam penanganan kekerasan
terhadap perempuan dan anak. Sosio Informa: Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha
Kesejahteraan Sosial, 4(1).
Simarmata, J. (2018). Urgensi Bantuan Hukum Relawan Pendamping, Pekerja Sosial Dan
Serikat Buruh Setelah Putusan MA NO 22 P/HUM/2018. Jurnal Hukum & Pembangunan, 48(4),
670-698.