Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BOTANI TUMBUHAN TINGGI

“POHON MANGGA (Mangifera indica L)”

Oleh :

Evelint Aurelya Bato (211430749)

Muliana Sahfitri MS (211430753)

Niken Nurjanah (211420742)

Nur Mutmainnah (211430756)

Dosen Pengampu :

Sutriani Kaliu S.P.,M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kemurahan-Nya makalah botani tumbuhan tinggi ini dapat kami selesaikan dengan
tepat waktu dan sesuai yang kami harapkan.

Kami Menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik isi materi dan penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya
dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat kami
selesaikan dengan baik dan oleh karena itu, kami dengan rendah hati dan dengan
sangat berharap dapat menerima masukan, saran, dan usulan guna penyempurnaan
makalah ini dikemudian hari.

Kami sadari pula, bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan rasa terima kasih
dan hormat kami yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.

Kolaka, 07 juni 2023

Kelompok III

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI………………………………………………..…………………………………ii

BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Identitas Mangga (Mangifera indica L.) ......................................................................... 2
B. Morfologi Mangga (Mangifera indica L.) ...................................................................... 2
C. Reproduksi Mangga (Mangifera indica L.) .................................................................... 6
D. Manfaat Tumbuhan Mangga (Mangifera indica L.) Bagi Kesehatan Tubuh. ................ 9
BAB III .................................................................................................................................... 11
PENUTUP................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman mangga ialah tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari
negara India. Tanaman ini kemudian menyebar kewilayah Asia Tenggara
termasuk Malaysia dan Indonesia. Tanaman mangga berasal dari famili
Anarcadiaceae, genus Mangifera, species Mangifera indica (Singh, 1969). Nama
spesies tanaman mangga memiliki arti “tanaman dari India berbuah mangga”.
Lebih dari 1000 variasi mangga yang diketahui berasal dari dua galur biji mangga
monoembrionik (embrio tunggal) dan poliembrionik (banyak embrio). Biji
monoembrionik berasal dari India sedangkan polyembrionik berasal dari
Indochina (Mehta, 2017). Mangga menunjukkan keragaman genetiknya yang
tinggi. Variasi pada bentuk, ukuran dan warna buah mangga menunjukkan
keragaman genetik yang tinggi. (Nilasari dkk., 2013).
Daging buahnya tebal dan berwarna kuning, memiliki satu biji dan kulit
kekuningan ketika matang (Shah et al, 2010). Di Indonesia mangga tumbuh baik
didaerah rendah yang berhawa panas, tapi juga masih bisa ditanam sampai dataran
tinggi yang berhawa sedang (Pracaya, 2011). Buah mangga selain memiliki sifat
rasa yang manis dan menyegarkan, ternyata buah mangga juga mengandung
banyak nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Hancuran daging buah
mangga kaya akan gizi, mengandung berbagai vitamin dan mineral (Setyadjit
dkk., 2005). Buah mangga sebagai bahan makanan terdiri dari 80% air dan 15-
20% gula serta berbagai macam vitamin, antara lain vitamin A, B1, B2, dan C
(Rahmalia, 2013).

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu mangga (Mangifera indica L.)?


2. Bagaimana morfologi pohon mangga (Mangifera indica L)?
3. Bagaimana reproduksi pada pohon mangga(Mangifera indica L)?
4. Apa saja manfaat mangga (Mangifera indica L) bagi kesehatan?

C. Tujuan

1. Memahami apa itu tanaman pohon manga(Mangifera indica L).


2. Mengetahui morfologi pohon mangga (Mangifera indica L).
3. Mengetahui reproduksi pada pohon mangga (Mangifera indica L).
4. Memahami manfaat mangga bagi kesehatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas Mangga (Mangifera indica L.)

Tanaman mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang


berasal dari negara India. Tanaman ini kemudian menyebar kewilayah Asia
Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Tanaman mangga berasal dari famili
Anarcadiaceae, genus Mangifera, species Mangifera indica (Singh, 1969). Nama
spesies tanaman mangga memiliki arti “tanaman dari India berbuah mangga”.
Lebih dari 1000 variasi mangga yang diketahui berasal dari dua galur biji mangga
monoembrionik (embrio tunggal) dan poliembrionik (banyak embrio). Biji
monoembrionik berasal dari India sedangkan polyembrionik berasal dari
Indochina (Mehta, 2017). Mangga menunjukkan keragaman genetiknya yang
tinggi. Pada variasi bentuk, ukuran dan warna buah mangga menunjukkan
keragaman genetik yang tinggi. (Nilasari dkk., 2013).

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Mangnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : M. indica
Nama binominal : Mangifera indica L.
Pohon Mangga (Mangifera indica L.)

B. Morfologi Mangga (Mangifera indica L.)

Pohon mangga termasuk tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya


(habitus) termasuk kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu yang mempunyai
tinggi batang lebih dari 5 meter. Mangga bisa mencapai tinggi 10-40 meter
(Wikipedia, 2010). Mangga tumbuh berupa pohon berbatang tegak, bercabang
banyak, bertajuk rindang hijau sepanjang tahun. Umur pohon bisa mencapai 100
tahun lebih. Morfologi pohon mangga terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga.
Bunga menghasilkan buah dan biji (Plok) yang secara generative dapat tumbuh
menjadi tanaman baru (Pracaya, 2006). Berikut rincian dari spesifikasi morfologi
tanaman mangga, sebagai berikut :

1. Akar, Tanaman pohon mangga termasuk golongan tumbuhan dikotil yang


memiliki akar tunggang sangat panjang, dapat mencapai 6 meter dalamnya.

2
Pemanjangan akar tunggang akan berhenti kalau ujung akar telah mencapai
permukaan air tanah. Sesudah fase perpanjangan akar tunggang berhenti, lalu
akan terbentuk akar cabang. Paling banyak akar cabang terdapat pada
kedalaman 30-60 cm dibawah permukaan tanah.

Gambar 2.1 Akar mangga


2. Batang, Pohon mangga tumbuh dengan batang tegak dan bercabang banyak,
serta memiliki struktur batang (habitus) kelompok arboreus, yaitu tumbuhan
berkayu yang mempunyai tinggi batang yang dapat tumbuh lebih dari 5 meter.
Dimana pohon mangga dewasa dapat mencapai 10 hingga 40 meter tingginya.
Kulit batangnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-
sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulit batang) yang sudah tua
biasanya berwarna coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir berwarna hitam.

Gambar 2.2 Batang Mangga

3. Daun, Pada mangga daunnya tunggal dengan letak tersebar tanpa daun
penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian
pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak
daun pada batang (phylloyaxy) biasanya 3/8, dan makin mendekati ujung
letaknya daunnya makin berdekatan. Helai daun pada mangga bervariasi
namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat
seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun
bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30 tulang daun sekunder.
Adapun beberapa variasi bentuk daun mangga yaitu : lonjong dan
ujungnya seperti mata tombak; berbentuk bulat telur, ujungnya runcing;
berbentuk segi empat, dan ujungnya membulat. Pada daun yang masih muda
lebih tipis dan mengeluarkan aroma ketika diremas. Daun yang masih muda
berwarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang kemudian hari akan

3
berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat,
sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda, tumbuh diujung
percabangan dengan jumlah sekitar 3000. Umur daun bisa mencapai 1 tahun
atau lebih.

Gambar 2.3 Daun Mangga

4. Bunga, Bentuk bunga secara umum adalah piramida dengan panjang 12-49
cm dan diameter 13-40 cm. Panjang bunga mangga arumanis dapat mencapai
12-49 cm dengan diameter 10-43 cm. Keragaman ukuran bunga tersebut
kemungkinan disebabkan oleh iklim, teknik budidaya, dan kondisi pohon yang
berbeda. Faktor-faktor tersebut juga berpengaruh terhadap mekarnya bunga.
Beberapa penelitian menyebutkan bunga mangga arumanis mekar sempurna
pada pukul 03.00-07.00 pagi atau pada pukul 12.00 siang. Bunga mangga
yang berbentuk malai terbentuk dari ranting terminal, terdiri atas beberapa
ribu individu bunga. Dalam satu malai terdapat bunga sempurna dan bunga
jantan dengan proporsi 1:4 sampai 1:2. Struktur bunga jantan terdiri atas
tangkai bunga, kelopak, mahkota, filamen (terdiri atas 5 buah dengan ukuran
panjang yang berbeda, filamen yang panjang mempunyai serbuk sari yang
subur sedangkan filamen yang pendek serbuk sarinya tidak subur), kepala sari
(terdiri atas kantong dan serbuk sari), dan dasar bunga. Bunga sempurna
terdiri atas tangkai bunga, kelopak, mahkota, tangkai putik, ovary (bakal
buah), dan dasar bunga.
Periode berbunga dan berbuah suatu tanaman adalah saat yang penting
diperhatikan. Namun, pada kenyataannya terdapat buah. Pemberian beberapa
senyawa kimia, seperti gibberelic acid (GA3), dapat merangsang terjadinya
pemasakan benang sari yang serempak dengan pemasakan kepala putik atau
sebaliknya. Aplikasi GA3 pada konsentrasi rendah dapat dilakukan sebelum

4
atau pada saat masa pembungaan berlangsung, yang diaplikasikan dengan cara
penyemprotan bakal bunga maupun dengan cara pengocoran keakar tanaman
(Ashari, 1995).
Pada giberelin, aktif menunjukkan efek fisiologis, masing-masing
tergantung pada tipe giberelin dan juga spesies tanaman. beberapa proses
fisiologis yang dipengaruhi oleh giberelin adalah merangsang pemanjangan
batang dengan merangsang pembelahan sel dan pemanjangan, merangsang
pembungaan, memecah dormansi pada beberapa tanaman yang menghendaki
cahaya untuk merangsang perkecambahan, merangsang produksi enzim (α-
amilase) dalam mengecambahkan tanaman, menyebabkan berkurangnya
bunga jantan pada bunga (dicioussex expression), dapat menyebabkan
perkembangan buah partenokarpi (tanpa biji) serta menunda penuaan daun
(Salisbury dan Ross, 1995). Adapun etilen suatu hormone yang pada
umumnya berperan sebagai inhibitor pada perpanjangan sel, merupakan gas
yang dihasilkan oleh buah matang, digunakan untuk mematangkan tanaman
pada waktu yang sama. Etilen yang disemprotkan dilapangan akan
menyebabkan semua buah matang pada saat yang sama sehingga dapat
dipanen.
Benang sari berjumlah 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua
buah. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik,
yakni kira-kira 2 mm. kepala putik berwarna kemerah-merahan dan akan
berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk memberi
kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa untuk menyerbuki kepala
putik. Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikron.

Gambar 2.4 Bunga Mangga

5. Buah Dan Biji, Buah tanaman mangga memiliki biji besar dan memiliki
banyak variasi dalam bentuk dan ukuran. Daging buahnya tebal dan berwarna
kuning, memiliki satu biji dan kulit kekuningan ketika matang. Pada kulit
buah agak tebal dan berbintik-bintik kelenjar; hijau, kekuningan, atau
kemerahan bila telah matang. Daging buah jika masak dapat berwarna merah
jingga, kuning, atau krem, pada tekstur daging ada yang berserabut dan
tergantung varietas mangganya, selain itu rasa yang manis sampai masam
dengan banyak air dan berbau kuat sampai tidak terlalu berbau pun sama
tergantungnya dari varietas mangga itu sendiri. Variasi bentuk, ukuran dan
warna buah mangga menunjukkan keragaman genetic yang tinggi.

5
Ket : Biji mangga berserat, dagingnya Ket : Biji dan buahnya tidak
tebal berwarna jingga dan berserat berserat, daging buahnya berwarna
sedang. kuning.

Ket : Buahnya berbentuk bulat Ket : Buahnya berbentuk bulat dan


lonjong, dan kulit berwarna merah memiliki kulit buah berwarna
jingga. keunguan.

Ket : Bentuk buah lonjong dengan kulit buah yang berwarna hijau
kekuningan; serta berbintik-bintik kehitaman.
Gambar 2.5 Buah mangga dan biji mangga.

C. Reproduksi Mangga (Mangifera indica L.)

Pada tanaman mangga memiliki bunga dimana dalam satu malai terdapat
bunga sempurna dan bunga jantan dengan proporsi 1:4 sampai 1:2. Struktur bunga
jantan terdiri atas tangkai bunga, kelopak, mahkota, filamen (terdiri atas 5 buah
dengan ukuran panjang yang berbeda, filamen yang panjang mempunyai serbuk
sari yang subur sedangkan filamen yang pendek serbuk sarinya tidak subur),
kepala sari (terdiri atas kantong dan serbuk sari), dan dasar bunga. Bunga
sempurna terdiri atas tangkai bunga, kelopak, mahkota, tangkai putik, ovary
(bakal buah), dan dasar bunga. Benang sari berjumlah 5 buah, tetapi yang subur
hanya satu atau dua buah. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang
dengan putik, yakni kira-kira 2 mm.

6
Pada pertumbuhan mangga terjadi peristiwa pertumbuhan flush yaitu
pertumbuhan tunas pada ranting. flush terjadi secara periodik, pada tanaman
mangga umumnya flush dapat terjadi 4-5kali dalam setahun (Davenport dan
Nunez-Elisea, 1997). Flush pada tanaman mangga terbagi menjadi 3 jenis yakni
vegetative flush, reproductive flush, dan flush campuran. Vegetative flush hanya
menghasilkan daun baru. Adapun reproductive flush akan memunculkan bunga,
perkembangan reproductive flush ini karena factor lingkungan. Selain itu, flush
campuran merupakan flush yang memunculkan kombinasi bunga dan daun dalam
satu pertumbuhan tunas (Davenport, 2009).
Pada Pertumbuhan mangga terdapat dua tahap penting yakni tahap inisiasi dan
tahap induksi. pada tahap inisiasi merupakan tahap awal pertumbuhan tunas. dan
selanjutnya akan terjadi tahap induksi dimana pada tahap ini akan menentukan
bentuk dari pertumbuhan tunas baik itu menjadi tunas vegetative atau generative
(Davenport, 2009). Menurut Davenport (2009), pembungaan mangga sebagai
peristiwa reproduksi yang merupakan kunci utama pada produksi buah. kondisi
pertumbuhan yang baik, waktu dan intensitas berbunga akan sangat menentukan
kapan dan bagaimana buah diproduksi pada musim tertentu (Davenport, 2007).
Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembungaan pada mangga.
Perkembangan tanaman khususnya pembungaan tergantung pada beberapa factor
lingkungan dan factor internal dari tanaman mangga yang diusahakan
(Dambtreville et al., 2013)

Adapun penjelasan mengenai beberapa factor yang mempengaruhi proses


pembungaan pada mangga sebagai berikut.
1. Faktor Lingkungan.
Faktor lingkungan yang berpengaruh pada umumnya karena factor suhu
atau cekaman lingkungan. Pada daerah subtropis, suhu merupakan factor
lingkungan yang mempengaruhi terhadap proses pembungaan mangga.
Suhu 18 C disiang hari dan 10 C dimalam hari memicu perkembangan
bunga pada tunas generative mangga didaerah subtropis (Whiley et al.,
1980 dalam Davenport, 2009). Sedangkan pada daerah tropis yang
memiliki fluktuasi suhu yang tidak terlalu tegas tiap musimnya, umumnya
proses pembungaan terjadi karena adanya cekaman kekeringan
(Davenport, 2003). Dan menurut Ramirez et al. (2014), stres air atau
cekaman kekeringan dapat memicu terjadinya induksi pembungaan sesaat
sesudah terjadinya inisiasi tunas.

2. Faktor Internal.
Faktor internal yang menentukan pembungaan mangga antara lain karena
adanya florigenic promoter (FP). Terjadinya induksi pembungaan
diakibatkan karena adanya rangsangan induksi oleh adanya florigenic
promoter (FP). Sedangkan factor yang memicu pertumbuhan vegetative
pada ranting tanaman karena ada pengaruh vegetative promoter (VP).
Rangsangan induksi pembungaan ini disintesis pada daun dan

7
ditranslokasikan menuju bagian tunas apikal melalui jaringan floem
(Davenport, 2000). Rangsangan ini sangat dipengaruhi oleh temperatur.
Didaerah subtropis, florigenic promoter dihasilkaan pada kondisi dimana
temperatur lingkungan yang cukup rendah (<18 C) (Ramirez dan
Davenport, 2010). Pada daerah tropis yang tidak mengalami perubahan
temperatur yang ekstrim, pembungaan karena pengaruh florigenic
promoter dihasilkan akibat adanya pengaruh dari usia tanaman (Nunez-
Elisea dan Davenport, 1995). Pada umur tanaman yang semakin tua
menyebabkan rasio FP/VP semakin besar dan hal ini menyebabkan
terjadinya pembungaan.

3. Selain itu ada Fitohormon yang ikut berperan dalam pertumbuhan tajuk
yakni auksin, sitokinin, etilen, dan giberelin (Davenport, 2009).
a) Auksin, mempengaruhi inisiasi tajuk dimana auksin menghambat
terjadinya proses inisiasi. auksin memiliki peran dalam menstimulasi
pertumbuhan akar dan membuat dominansi pertumbuhan apical
dengan mencegah pertumbuhan tunas diketiak daun. Dalam
peranannya pada tahap inisiasi, auksin sangat erat kaitannya dengan
sitokinin. Umumnya pada rasio sitokinin dengan auksin yang cukup
tinggi akan menyebabkan inisiasi pada tunas yang masuk masa
istirahat (Davenport, 2000).
b) Sitokinin, merupakan senyawa yang struktur menyerupai adenin yang
mampu memicu pembelahan sel. Sitokinin berfungsi mengatur
aktivitas merismatik pada tajuk tanaman. Sitokinin ditranslokasikan
melalui jaringan xylem dari akar menuju tunas-tunas yang sedang
masa istirahat atau dorman (Ravishan-kar, 2014). Bangert (2006)
mengatakan bahwa sitokinin ikut berperan dalam pecahnya masa
dorman tunas yang akhirnya menyebabkan proses inisiasi, dimana
kondisi lingkungan berada pada temperatur yang cocok untuk
pembungaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa sitokinin berperan
langsung dalam proses pembungaan mangga.
c) Etilen, merupakan salah satu hormon yang ikut berperan dalam
induksi pembungaan pada tanaman mangga. Menurut Tekchand (1980)
dalam Kumar et al. (2014) etilen merupakan faktor utama yang
mendukung terjadinya induksi pembungaan mangga. Hal ini
bersesuaian dengan pernyataan Chen (1985) dan Nunez-Elisea (1991)
dalam Sandip et al. (2015) bahwa etilen mengambil peran penting
dalam induksi pembungaan, hal ini dibuktikan dengan konsentrasi
etilen yang tinggi selama masa pembungaan.
d) Giberelin, hormon giberelin mempengaruhi induksi pada tanaman
mangga. Pada kebanyakan tanaman buah perenial, hormon giberelin
memberikan pengaruh untuk menghambat pembungaan (Davenport,
2009). Penghambat pembungaan oleh adanya giberelin ini dipengaruhi
konsentrasi giberelin, umur tanaman, dan iklim lingkungan.

8
Konsentrasi giberelin meningkat pada tunas seiring bertambahnya
umur dari batang tanaman tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Chen (1987) dalam Sandip et al. (2015) yang menemukan bahwa
konsentrasi giberelin tertinggi berada pada saat terjadinya diferensiasi
pada daun dan konsentrasi giberelin terendah pada saat terjadinya masa
istirahat pada tajuk, saat munculnya bunga, dan pada saat
perkembangan panikel bunga. Menurut Clemens et al. (1996) dalam
Rai et al. (2006) bahwa konsentrasi giberelin yang tinggi akan
merangsang terjadinya pembelahan dan pemanjangan sel dibagian
meristem pucuk sehingga menyebabkan pertumbuhan vegetative
terjadi dan menghambat terjadinya pembungaan. Dari hasil penelitian
Rai et al. (2006) pada tanaman manggis, kandungan giberelin yang
menurun cukup drastis pada tahap induksi yang merupakan sinyal atau
tanda untuk manggis melangsungkan proses pembungaan.

D. Manfaat Tumbuhan Mangga (Mangifera indica L.) Bagi Kesehatan Tubuh.

Tanaman mangga telah banyak digunakan dalam pengobatan ayuverda India.


Selain itu, berbagai bagian tanaman mangga telah banyak digunakan diseluruh
dunia sebagai pengobatan tradisional. Berikut ini adalah aktivitas farmakologis
tanaman mangga yang telah diteliti.
1. Daun mangga sebagai Anti-Diabetes. Diabetes merupakan penyakit gangguan
metabolik yang disebabkan karena pankreas tidak dapat memproduksi cukup
insulin atau ketidakefektifan tubuh dalam menggunakan insulin. Akibatnya,
terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah (Hiperglikemia) (Departemen
Kesehatan, 2013). Ekstrak daun mangga dapat mengurangi kadar glukosa
dalam darah (Kulkarni & Rathod, 2018; El-Sheikh, 2012; Dineshkumaar et al,
2010; Bhowmik et al, 2009). Aktivitas hipoglikemik ini berbeda dari setiap
varian tanaman Mangifera indica L. Permatasari dkk (2018) melakukan
pengujian antidiabetes dari pucuk daun mangga cengkir dan didapatkan
pemberian ekstrak pucuk sebanyak 105mg/kg BB mencit memberikan
pengaruh yang sama dengan metformin 104,65 mg/kg BB dengan penurunan
kadar glukosa sebanyak 121,6 mg/dL.

2. Biji mangga dan daun sebagai Anti-Kanker. Hasil penelitian Abdullah et al


(2014) menunjukkan bahwa ekstrak etanol biji Mangifera indica memiliki
aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker payudara yang bergantung pada dosis.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ganogpichayagrai et al (2017)
menunjukkan ekstrak daun mangga dengan dosis 200 µg/mL memberikan efek
sitoksisitas terhadap semua jenis kanker yang telah diuji dan hampir tidak
memberikan efek toksisitas terhadap sel normal.

9
3. Kulit batang mangga serta kulit buah mangga sebagai Anti-Bakteri.
Ekstrak methanol kulit batang mangga ditemukan memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus (Bhandari et al, 2017; Purwanti
dkk, 2014; Joshua dan Takudzwa, 2013). Ekstrak tanaman ditemukan
memiliki MIC sebesar 0,62 mg/mL hingga 4,17 mg/mL pada metode dilusi
agar dapat tergantung dengan dosis yang digunakan. Tapi hasil ini masih tidak
seefektif kontrol yang digunakan pada ampisilin. Ekstrak ditemukan memiliki
efek bakteriostatik pada konsentrasi rendah (Joshua dan Takudzwa, 2013).
Senyawa yang diduga berpengaruh pada aktivitas ini adalah senyawa alkaloid
dan tannin yang terkandung dalam ekstrak (Joshua dan Takudzwa, 2013;
Bbosa et al, 2007). Selain kulit batang, Wulandari dan Sulistyarini (2013)
menemukan bahwa kulit buah mangga variasi Arum Manis memiliki aktivitas
antibakteri terhadap bakteri MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus
aureus).

4. Ekstrak mangifera indica untuk Anti-Diare. Diketahui memiliki aktivitas


anti-diare, hal ini dilakukan dengan menghambat motilitas usus melalui
mekanisme simpatomimetik (Alkizim et al, 2012; Rajan et al, 2012). Yakubu
dan Salimon (2015) menemukan bahwa ekstrak dengan dosis 100mg/kg BB
memiliki efektivitas mirip dengan kontrol positif yang digunakan. Terjadi
pengurangan pada kadar aair dan jumlah total kotoran basah. Terjadi pula
peningkatan aktivitas Na+ - K+ ATPase paada usus halus.

5. Ekstrak kulit batang, biji dan polisakarida Mangifera indica untuk


Renoprotektif. Diketahui bahwa ekstrak kulit batang, biji dan polisakarida dari
mangifera indica ini memiliki efek renoprotektif terhadap induksi arsenic,
CCI4, dan siklofosfamid ( Egbuonu et al, 2017; Awodele et al,2015; Amien et
al, 2015; Garrido et al, 2011).

6. Ekstrak Metanol Mangifera indica Untuk Anti-Hiperlipidemia.


Memberikan efek pengurangan kadar kolestrol dalam darah, menurut
Gururaaja et al (2017) menemukan bahwa pada dosis 90 mg/kg BB hingga 5
gr/kg BB tikus ekstrak methanol mangifera indica dapat menurunkan kadar
kolestrol dalam darah. Pemberian ekstrak air Mangifera indica menyebabkan
peningkatan kadar HDL darah dan penurunan total kolestrol serum,
trigliserida, LDL, dan VLDL (Shah, 2010). Senyawa mangiferin yang dapat
diisolasi dari tanaman mangga ditunjukkan dapat menurunkan kadar asam
lemak bebas (ALB) dan trigliserida (TG) dalam darah. Suatu randomized
Controlled trial pada pasien obesitas menunjukkan senyawa mangiferin dapat
mengurangi kadar ALB dan TG melalui kenaikan oksidasi ALB (Na et al,
2015).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tanaman mangga ialah tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari
negara India. Tanaman ini kemudian menyebar kewilayah Asia Tenggara
termasuk Malaysia dan Indonesia. Tanaman mangga berasal dari famili
Anarcadiaceae, genus Mangifera, species Mangifera indica. Nama spesies
tanaman mangga memiliki arti “tanaman dari India berbuah mangga”. Biji
monoembrionik berasal dari India sedangkan polyembrionik berasal dari
Indochina. Variasi tanaman mangga pada bentuk, ukuran dan warna buah
menunjukkan keragaman genetik yang tinggi.
Pohon mangga merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang struktur batangnya
(habitus) yang termasuk kedalam kelompok arboreus, yaitu tumbuhan berkayu
yang mempunyai tinggi batang dapat mencapai lebih dari 5 meter. Pada mangga
bisa mencapai tinggi 10-40 meter tergantung usia pohonnya. Mangga tumbuh
berupa pohon berbatang tegak, bercabang banyak, bertajuk rindang hijau
sepanjang tahun. Umur pohon bisa mencapai 100 tahun lebih. Morfologi pohon
mangga terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga. Bunga menghasilkan buah dan
biji (Plok) yang secara generative dapat tumbuh menjadi tanaman baru.
Pada pertumbuhan mangga terjadi peristiwa pertumbuhan flush yaitu
pertumbuhan tunas pada ranting. Flush pada tanaman mangga terbagi menjadi 3
jenis yakni vegetative flush, reproductive flush, dan flush campuran. Pada
Pertumbuhan mangga terdapat dua tahap penting yakni tahap inisiasi dan tahap
induksi. pada tahap inisiasi merupakan tahap awal pertumbuhan tunas. dan
selanjutnya akan terjadi tahap induksi dimana pada tahap ini akan menentukan
bentuk dari pertumbuhan tunas baik itu menjadi tunas vegetative ataupun
generative. Pada perkembangan tanaman khususnya saat pembungaan, tergantung
pada beberapa faktor yaitu factor lingkungan dan faktor internal. Faktor
lingkungan meliputi suhu atau cekaman lingkungan, mempengaruhi terhadap
proses pembungaan mangga. Sedangkan Faktor internal yang menentukan
pembungaan mangga ialah induksi yang diakibatkan karena adanya rangsangan
induksi oleh florigenic promoter (FP). Sedangkan factor yang memicu
pertumbuhan vegetative pada ranting tanaman karena ada pengaruh vegetative
promoter (VP). Selain itu ada Fitohormon yang ikut berperan dalam pertumbuhan
tajuk yakni auksin, sitokinin, etilen, dan giberelin.
Selain buah mangga yang memiliki banyak vitamin yang baik bagi tubuh
sehingga banyak orang yang mengkonsumsi buah mangga untuk memenuhi
kebutuhan tubuh, bagian lain dari tanaman mangga seperti daun, Kulit batang, biji
dan ekstrak polisakarida mangga, ekstrak methanol mangga memiliki khasiat
tersendiri dalam aktivitas farmalogisnya seperti pada ekstrak daun mangga dapat
mengurangi kadar glukosa dalam darah, kulit batang mangga ditemukan memiliki
aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureu dan sebagainya.

11
B. Saran

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan didalam pembuatan makalah ini, oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan juga saran baik dari dosen maupun pembaca. Selain
itu kami penulis makalah ini mengingatkan kepada kita semua agar senantiasa
melestarikan pepohon karena setiap pohon dapat membawa pengaruh baik untuk kita
semua.

12
DAFTAR PUSTAKA

Agustin N. Nilasari, JB. Suwasono Heddy, Tatik Wardiyati. 2013. Identifikasi


keragaman morfologi daun mangga (Mangifera indica L.) pada tanaman
hasil persilangan antara varietas arumanis 143 dengan podang urang
umur 2 tahun. Jurnal produksi tanaman volume 1 no. 1. Jurusan Budidaya
pertanian fakultas pertanian, Universitas Brawijaya.

Anggi Febrian Sibuea, Prof. Dr. Ir. Faizah Hamzah, MS, Ir. Evy Rossi, M. Sc. 2016.
Pemanfaatan buah mangga (Mangifera indica L.) dan ekstrak the hijau
(Camelia sinensis) dalam pembuatan selai. JOM faperta Vol 3 no 1.

Fauzi, A.A. W. Sutari, Nursuhud, S. Mubarok. 2017. Faktor yang mempengaruhi


pembungaan pada mangga (Mangifera iindica L.) Jurnal kultivasi vol. 16.
Mahasiswa agroteknologi, fakultas pertanian, Unpad.

Luluk Luqyana Z. T. M, Patihul Husnui. 2019. Aktivitas farmakologi tanaman


mangga (Mangifera indica L.). Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran,
jl. Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinegara 45363.

Muhammad Chabib Ichsan dan Insan Wijaya. 2017. Proses pembungaan mangga
(Mangifera indica L.) Kultivar gadung berlandaskan pada penanggulangan
self-inkompatibel sporofitik. Fakultas pertanian, Universitas
Muhammadiyah Jember. Volume 15 (1).
Http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/AGRITROP.

Yoga Oktavianto, Sunaryo, Agus Suryanto. 2015. Karakteristik tanaman mangga


(Mangifera indica L.). Cantek, Ireng, Empok, Jempol di desa tiron,
kecamatan banyakan, kabupaten Kediri. Jurnal produksi tanaman, volume
3, Nomor 2.

13

Anda mungkin juga menyukai