Oleh :
Thitanyana W (22416248201002)
FM22E
FAKULTAS FARMASI
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan paper mata kuliah formulasi dan
teknologi sediaan likuid dan semisolid dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Maksud
dan tujuan penyusunan paper ini adalah untuk melengkapi tugas individu mata kuliah
formulasi dan teknologi sediaan likuid dan semisolid semester 3 di Universitas Buana
Perjuangan Karawang.
Penyusunan paper ini berdasarkan materi yang diberikan dosen sebagai rujukan
utama, jurnal nasional maupun internasional, serta data yang penulis peroleh di website.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun paper ini tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendukung serta mendoakan, sehingga
penulis bisa makalah ini dengan semaksimal mungkin.
2. Bapak apt. Sudrajat Sugiharta, S.Farm., M.Farm selaku dosen mata kuliah
formulasi dan teknologi sediaan likuid dan semisolid di Universitas Buana
Perjuangan Karawang.
Penulis merasa bahwa paper ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan, baik
dalam segi penulisan, pembahasan, dan penyusunannya. Maka dari itu besar harapan
penulis semoga bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
ii
1.1 Deskripsi Tanaman Tembelekan
(tumbuhan berbunga)
Ordo : lamiales
Famili : verbenaceae
Genus : Lantana
2
yang mempunyai nama latin Lantana camara L. adalah salah satu jenis
tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia secara
tradisional sebagai
3
obat. Lantana camara L. (tembelekan) merupakan salah satu spesies yang masuk
satu genus dalam familia Verbenacea dengan jumlah spesies sekitar 150 spesies
(Ghisalberti, 2000). Tanaman ini tumbuh tersebar di daerah tropis hampir
seluruh benua. Ditemukan pada tempat-tempat 31 terbuka yang terkena sinar
matahari atau agak ternaung. Terdapat sampai 1.700 meter di atas permukaan
laut, di tempat panas banyak dipakai sebagai tanaman pagar. (Rahma, 2013)
Tanaman tembelekan bukan asli dari Indonesia melainkan berasal dari
Amerika Tengah dan Amerika selatan dengan nama ilmiah Lantana camara Linn
tanaman tembelekan (Lantana camara Linn) diketahui sering digunakan untuk
pengusir serangga. Bagian dari tanaman yang dapat dijadikan penangkal
serangga adalah daunnya. Dalam daun maupun bunganya mengandung
landanea, lantadene b, lantanolic acid, lantic acid, tanin, saponin, alkaloid,
flevonoid, dan minyak atsiri (Parwanto dkk, 2013). Di mana kandungan dari
daun tembelekan ini diketahui dapat membunuh larva Aedes sp.
Tumbuhan tembelekan terdiri atas banyak kelompok. Namun, menurut
Day and Broughton (2003) banyaknya variasi tembelekan dan sulitnya
memasukkan dalam nama kelompok maka tumbuhan ini dikelompokkan dalam
lima kelompok berdasarkan warna bunganya, yakni pink, pink-edged red,
merah, putih, orange. Hal ini sejalan dengan (Natural HeritageTrust, 2003) yang
menuliskan bahwa terdapat lima kelompok utama kelompok tembelekan
berdasarkan warna bunganya, yakni pink, putih, pink-edge red, merah, dan
orange. (Johnson, 2007).
Tumbuhan ini memiliki habitus perdu tegak atau setengah merambat
dengan bau khas yang merupakan tanaman asli daerah tropis (Floridata, 2004;
Santos, 2002). Tembelekan memiliki variasi morfologi serta sitologi yang begitu
besar sehingga membuat tumbuhan ini memiliki sinonim yang begitu banyak
(Munir, 1996). Data yang terdaftar dalam (Anonim, 2013) menunjukkan adanya
44 sinonim dari Lantana camara, diantaranya Lantana camara var. acuelata,
Lantana camara var. alba, Lantana camara var. crocea, Lantana camara var.
flava, dan Lantana camara var. multiflora.
4
Secara umum, tumbuhan tembelekan berupa perdu yang bercabang banyak
dengan tinggi 0,5-5 m. Ciri lainnya adalah batang segi empat, yang muda penuh
dengan rambut, kelenjar kecil dan dilengkapi dengan duri tempel yang
kadangkadang berukuran kecil. Daun bertangkai sangat panjang, bulat telur
dengan pangkal yang tumpul dan ujung yang runcing, bergigi-bergerigi, dari sisi
atas berbulu kasar, dari sisi bawah berbulu jarang (C.G.G.J. Steenis, 2013). Daun
berukuran 5-12,7 cm (Floridata, 2004). Lantana camara merupakan tanaman
perdu dengan tinggi 0,5 - 1,5 meter. Batang berkayu, bercabang banyak, ranting
bentuk segi empat, berduri, berambut. Kulit batang berwarna coklat dengan
permukaan kasar. Daun berwarna hijau berbentuk oval dengan pinggir daun
bergerigi. Permukaan daun kasar karena terdapat bulu. Kedudukan daun
berhadapan dan tulang daun menyirip. Herba batang berbulu dan berduri serta
berukuran lebih kurang 2 meter. Daunnya kasar, beraroma dan berukuran panjang
beberapa sentimeter dengan bagian tepi daun yang bergerigi, bercabang banyak,
ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada varietas yang tidak
berduri. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing
pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa
kasar dengan perabaan permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam
rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih, merah muda, dan
jingga kuning.
5
quinon (Bhakta dan Ganewala, 2009; Venkatachalam et al., 2011).
6
Copriady et al. (2005) dalam Handayani (2013) menyatakan bahwa
senyawa metabolit sekunder pada daun tembelekan memiliki potensi sebagai
antioksidan, anti kanker, anti koagulan darah, antibiotik, dan tentunya sebagai
senyawa antibakteri. Bagian daun dari tanaman tembelekan mengandung
flavonoid, minyak atsiri, tannin, dan saponin, sedangkan pada bagian bunga
hanya mengandung flavonoid dan saponin. Bagian lain, seperti akar, batang, dan
buah didominasi oleh senyawa saponin dan tannin (Sharma, 2013).
1. Uji Alkaloid
Uji alkaloid dilakukan dengan cara memasukkan 1 ml ekstrak ke dalam
tabung reaksi lalu ditambahkan 2-3 tetes pereaksi dragendorf. Hasil positif
adanya alkaloid ditunjukkan dengan terbentuknya endapan oranye/jingga.
2. Uji Flavonoid
Sebanyak 1 ml ekstrak ditambahkan 0,5 gram serbuk magnesium dan 10
tetes HCl pekat, bila bereaksi positif akan menghasilkan larutan berwarna
jingga, merah muda atau merah.
3. Uji Steroid dan Triterpenoid
Sebanyak 2 ml ekstrak ditambahkan asam asetat anhidrat sebanyak 10 tetes
dan asam sulfat pekat sebanyak 2 tetes. Larutan dikocok perlahan dan
dibiarkan selama beberapa menit. Adanya steroid ditunjukan oleh warna
biru atau hijau, sedangkan triterpenoid memberikan warna merah atau ungu.
4. Uji Saponin
Sebanyak 2-3 mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 10 mL air panas lalu didinginkan, kemudian dikocok kuatkuat
selama 10 detik lalu ditambahkan 1 tetes HCl 2 N. Uji positif ditunjukkan
7
dengan terbentuknya buih yang stabil setinggi 1-10 cm selama tidak kurang
dari 10 menit.
1. Uji Tanin
Untuk uji tanin, sebanyak 1 ml ekstrak ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3
5%, bila bereaksi positif akan menghasilkan warna hijau, merah, ungu,
biru atau hitam.
8
Tabel 3. Formulasi Sabun cair kewanitaan (feminine hygiene) ekstrak
daun Tembelekan.
1. Uji Organoleptis (Pengamatan yang dilakukan dalam uji ini adalah bentuk
sediaan, bau dan warna sediaan. Parameter kualitas salep yang baik adalah
bentuk sediaan setengah padat, salep berbau khas ekstrak yang digunakan dan
berwarna seperti ekstrak).
2. Uji pH (Pengukuran nilai pH mengunakan alat bantu stik pH universal yang
dicelupkan ke dalam 0,5 gsalep yang telah diencerkan dengan 5 ml aquadest.
Nilai pH salep yang baik adalah 4,5-6,5 atau sesuai dengan nilai pH kulit
manusia (Tranggono dan Latifa, 2007)).
3. Uji Homogenitas (dilakukan dengan cara mengamati hasil pengolesan salep
pada plat kaca. Salep yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya
gumpalan pada hasil pengolesan, struktur yang rata dan memiliki warna yang
seragam dari titik
10
awal pengolesan sampai titik akhir pengolesan. Salep yang diuji diambil dari
tiga tempat yaitu bagian atas, tengah dan bawah dari wadah salep).
4. Uji Daya Sebar (Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara meletakkan 0,5 g
salep diantara dua lempeng objek transparan yang diberi beban 100 g.
Pengukuran diameter daya sebar dilakukan setelah salep tidak menyebar
kembali atau lebih kurang 1 menit setelah pemberian beban).
Hasil penelitian dari sediaan salep ekstrak daun Tembelekan yaitu Salep
antibakteri ekstrak etanol daun tembelekan yang dibuat dalam dua konsentrasi
yaitu 20% dan 24 % memenuhi parameter kualitas uji organoleptis, uji
homogenitas dan uji pH. Salep antibakteri ekstrak etanol daun tembelekan
dengan dua konsentrasi yang berbeda tidak memenuhi parameter uji daya sebar.
6. Gel ekstrak daun Tembelekan
Tabel 5. Formulasi sediaan Gel ekstrak daun Tembelekan
11
3. Uji pH (Uji daya pH dilakukan menggunakan pH meter yang
sudah distandarisasi, kemudian hasil dari pengukuran pH dicatat).
4. Uji Daya Sebar (Uji daya sebar dilakukan dengan menimbang 0,5
gram sediaan gel diatas kaca bundar berskala (extensometer),
kemudian ditimpa dengan kaca bundar lain dan diberi tambahan
beban 250 gram selama 1 menit. Kemudian diukur diameter
penyebarannya secara horizontal, vertikal dan dua sisi diagonal. Hasil
tersebut kemudian dihitung rata-ratanya).
5. Uji Daya Lekat (Uji daya lekat dilakukan dengan menimbang 0,5
gram sediaan gel di atas dua gelas objek, kemudian ditekan dengan
beban 100 g selama 1 menit. Setelah itu dipasang objek gelas pada
alat uji, kemudian dicatat waktu pelepasan dari gelas objek).
Hasil penelitian dari sediaan gel ekstrak daun Tembelekan yaitu Gel
ekstrak etanol daun tembelekan (Lantana camaraL.) Asal Wangi-Wangi
Sulawesi Tenggara memenuhi syarat mutu fisik meliputi uji organoleptik,
uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan uji daya lekat. Gel ekstrak etanol
daun tembelekan (Lantana camaraL.) Asal Wangi-Wangi Sulawesi
Tenggara yang memiliki efek tertinggi terhadap penyembuhan luka bakar
pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) adalah kosentrasi 20% selama 18 hari.
7. Spray ekstrak daun Tembelekan
Tabel 6. Formulasi sediaan Spray ekstrak daun Tembelekan
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tembelekan (L. camara, L.) merupakan tumbuhan liar yang selama ini
dianggap sebagai gulma oleh masyarakat karena pertumbuhannya sangat dahsyat
yang merambat ke berbagai arah sehingga mengganggu tanaman komoditi
petani. Pertumbuhan Tembelekan yang dahsyat sebenarnya merupakan potensi
yang luar biasa jika dapat diungkap secara ilmiah kegunaannya. Pertumbuhan
dahsyat akan menghasilkan jumlah populasi yang banyak dalam waktu singkat
sehingga sangat baik ditinjau dari segi ketersediaan bahan baku.
15
digunting kasar, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari lalu dihaluskan
dengan blender dan diayak dengan ayakan 60 mesh untuk mendapatkan daun
tembelekan dalam bentuk tepung.
16
PREFORMULATION
STUDY
Tanggal : 02 Desember 2023 No. Revisi:
Nomor Dokumen : 1101470 00
Nama Produk : Latana Gel
Formula Produk : 100 gram salep mengandung:
No Nama Bobot Fungsi
1. Ekstrak Tembelekan 0,15% Zat aktif
2. Karbopol 0,01% Basis Gel
3. Trietanolamin (TEA) 0,015% Pengalkali
4. Gliserin 0,1% Humektan
5. Metil Paraben 0,001% Pengawet
6. Air suling 1% Pelarut
Dosis
Oleskan Gel tembelekan 3-4 kali sehari
Stabilitas:Panas
Mendidih antara 100°C Farmakope Herba
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Terlindung dari cahaya,
Keasaman/Kebasaan 3.0 FI IV hal 721
HOPE edisi 6 hal 592
Inkontambilitas Tidak kompatibel dengan beberapa agen FI IV hal 721
pengoksida , karena merupakan HOPE edisi 6 hal 592
nonionik
, hypomellosa tidak akan kompleks
dengan garam logam atau ion organic
untuk membentuk endapan tak larut
Kategori Fungsional Zat tambahan: Basis Gel FI IV hal 721
HOPE edisi 6 hal 592
Rekomendasi Konsentrasi 7% FI IV hal 721
(%) HOPE edisi 6 hal 592
Nama Zat Eksipien: PEG 400 (Polietilen glikol)
Atribut Kualitas Uraian Referensi
Struktur Kimia HOPE (Hal 517)
3 Identifikasi Positif FI VI
4 Pengujian
Kadar: Tidak kurang dari 98,0% dan tidak FI VI
lebih dari 100,5%
5 Variasi
Bobot
Kalkulasi
Perhitungan Bahan:
Karbopol (0,01%)
0,01%% x 100 gram = 1 gram
TEA (0,0015%)
0,0015% x 100 gram = 1,5 ml
Gliserin (0,1%)
0,1% x 100 gram = 0,06 gram
Perhitungan Perbatch:
Karbopol (0,01%)
0,01%% x 500 gram = 5 gram
TEA (0,0015%)
0,0015% x 500 gram = 7,5 ml
Gliserin (0,1%)
0,1% x 500 gram = 0,3 gram
Referensi
No Parameter Uji Standar Hasil Pemeriksaan
Bentuk: Gel
1 Uji organoleptis Warna: Hijau Farmakope Herba II
Bau: Bau khas zat aktif Pharmacon 1 Hal
104-108
2 Homogenitas
3 Viskositas/rheologi
Referensi
No Parameter Uji Standar Hasil Pemeriksaan
2. Evaluasi kimia
Status :
Arfiani, A., Tahirah., Riska, N. (2023). Uji EfektivitasFormulasi Gel EkstrakEtanol Daun Tembelekan(Lantana
Camara L.) Asal Wangi-Wangi Sulawesi Tenggara Terhadap Luka Bakar pada Kelinci (Oryctolagus
Cuniculus). Jurnal Sains dan Kesehatan. 5 (6). 965&970.
Apriyanto., Kemal, I.B., Riska, A.Z. (2022). Uji Efektifivitas Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara
Linn) Dalam Bentuk Granul Pada Bunga Pink terhadap Kematian Larva Aedes SP. 4 (2). 30-31.
Edy, P., Hardy, S., Hosea, J. (2013). Formulasi Salep Antibakteri Ekstrak Etanonl Daun Tembelekan (Lantana
camara L). Jurnal Ilmiah Farmasi. 2 (3). 106-107.
I Gusti, A., Dkk. (2022). Efektivitas Sediaan Spray Ekstrak Bunga Tembelekan (Lantana camara L.) sebagai
Repellent Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Ilmiah Medicamento. 8 (2). 10-11.
Ikatami, P.L., Mappiratu., Ruslan., Pasjan, S. (2018). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Tanaman
Tembelekan (Lantana camara Linn) Dari Beberapa Tingkat Kepolaran Pelarut. Jurnal Riset Kimia. 4
(3). 246-248.
Jumiati, S., Hafidhawat, A. (2021). Morfologi kelompok tembelekan (Lantana camara L.) di wilayah
kepulauan Buton. Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton. 7(1). 6.
Laode, R. (2014). Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi
Potensial. Journal Trop Pharm Chem. 2 (4). 204.
Melia, S., Bella, G.T. 2024. Uji Aktivitas Antimikroba Sediaan Sabun Cair Kewanitaan dari Ekstrak Daun
Lantana camara L. Jurnal Farmasetika. 9 (1). 43, 45-46, 52.
Muhammad, F., Salfauqi, N. (2019). Formulasi Sediaan Sabun Padat Ekstrak Etanol Daun Tembelekan
( Lantana Camara L ) Sebagai Anti Bakteri Terhadap Staphylococcus Aureus. Journal of Healtcare
Technology and Medicine. 5 (2). 5-6 & 7.
Raymond, A., Muliati. (2021). Skrinning Fitokimia Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L) Asal
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT). 1 (1). 2