Anda di halaman 1dari 28

PAPER

TANAMAN TEMBELEKAN (Lantana camara L.)

Dosen Pengampu : apt. Sudrajat Sugiharta, S.Farm., M.Farm

Oleh :

Thitanyana W (22416248201002)

FM22E

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan paper mata kuliah formulasi dan
teknologi sediaan likuid dan semisolid dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Maksud
dan tujuan penyusunan paper ini adalah untuk melengkapi tugas individu mata kuliah
formulasi dan teknologi sediaan likuid dan semisolid semester 3 di Universitas Buana
Perjuangan Karawang.

Penyusunan paper ini berdasarkan materi yang diberikan dosen sebagai rujukan
utama, jurnal nasional maupun internasional, serta data yang penulis peroleh di website.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun paper ini tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini kami ingin mengucapkan terima kasih
kepada:

1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendukung serta mendoakan, sehingga
penulis bisa makalah ini dengan semaksimal mungkin.

2. Bapak apt. Sudrajat Sugiharta, S.Farm., M.Farm selaku dosen mata kuliah
formulasi dan teknologi sediaan likuid dan semisolid di Universitas Buana
Perjuangan Karawang.

3. Mahasiswa/mahasiswi Universitas Buana Pejuangan Karawang, serta pihak-pihak


yang terkait dalam kelancaran penyusunan makalah ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu.

Penulis merasa bahwa paper ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan, baik
dalam segi penulisan, pembahasan, dan penyusunannya. Maka dari itu besar harapan
penulis semoga bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Karawang, Januari 2024

Penulis

DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

1.1 Deskripsi Tanaman Tembelekan................................................................1

1.2 Fitokimia Tanaman Tembelekan................................................................4

1.3 Penelitian-Penelitian Formulasi Tembelekan.............................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................12

2.1 Budidaya Tanaman Tembelekan................................................................12

2.2 Panen-Pasca Panen Tanaman Tembelekan.................................................12

2.3 Proses Ekstraksi Tanaman Tembelekan.....................................................13

BAB III PEMBAHASAN...............................................................................14

3.1 Formulation Record....................................................................................14

3.2 Pengolahan Bets .........................................................................................

3.3 Pemeriksaan Produk ...................................................................................

3.4 Prototype Produk Jadi.................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

ii
1.1 Deskripsi Tanaman Tembelekan

Gambar 1. Tanaman Tembelekan

Klasifikasi dari tanaman tembelekan adalah sebagai berikut :

Kingdom : plantae (tumbuhan)

Subkingdom : tracheobionta (tumbuhan

berpembuluh) Super divisi : spermatophyta

(menghasilkan biji) Divisi : magnoliophyta

(tumbuhan berbunga)

Kelas : magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub kelas : asteridae

Ordo : lamiales

Famili : verbenaceae

Genus : Lantana

Spesies : Lantana camara L.

Tembelekan merupakan tumbuhan liar yang selama ini dianggap sebagai


gulma oleh masyarakat karena pertumbuhannya sangat dahsyat yang merambat
keberbagai arah sehingga mengganggu tanaman komoditi petani. Tembelekan

2
yang mempunyai nama latin Lantana camara L. adalah salah satu jenis
tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia secara
tradisional sebagai

3
obat. Lantana camara L. (tembelekan) merupakan salah satu spesies yang masuk
satu genus dalam familia Verbenacea dengan jumlah spesies sekitar 150 spesies
(Ghisalberti, 2000). Tanaman ini tumbuh tersebar di daerah tropis hampir
seluruh benua. Ditemukan pada tempat-tempat 31 terbuka yang terkena sinar
matahari atau agak ternaung. Terdapat sampai 1.700 meter di atas permukaan
laut, di tempat panas banyak dipakai sebagai tanaman pagar. (Rahma, 2013)
Tanaman tembelekan bukan asli dari Indonesia melainkan berasal dari
Amerika Tengah dan Amerika selatan dengan nama ilmiah Lantana camara Linn
tanaman tembelekan (Lantana camara Linn) diketahui sering digunakan untuk
pengusir serangga. Bagian dari tanaman yang dapat dijadikan penangkal
serangga adalah daunnya. Dalam daun maupun bunganya mengandung
landanea, lantadene b, lantanolic acid, lantic acid, tanin, saponin, alkaloid,
flevonoid, dan minyak atsiri (Parwanto dkk, 2013). Di mana kandungan dari
daun tembelekan ini diketahui dapat membunuh larva Aedes sp.
Tumbuhan tembelekan terdiri atas banyak kelompok. Namun, menurut
Day and Broughton (2003) banyaknya variasi tembelekan dan sulitnya
memasukkan dalam nama kelompok maka tumbuhan ini dikelompokkan dalam
lima kelompok berdasarkan warna bunganya, yakni pink, pink-edged red,
merah, putih, orange. Hal ini sejalan dengan (Natural HeritageTrust, 2003) yang
menuliskan bahwa terdapat lima kelompok utama kelompok tembelekan
berdasarkan warna bunganya, yakni pink, putih, pink-edge red, merah, dan
orange. (Johnson, 2007).
Tumbuhan ini memiliki habitus perdu tegak atau setengah merambat
dengan bau khas yang merupakan tanaman asli daerah tropis (Floridata, 2004;
Santos, 2002). Tembelekan memiliki variasi morfologi serta sitologi yang begitu
besar sehingga membuat tumbuhan ini memiliki sinonim yang begitu banyak
(Munir, 1996). Data yang terdaftar dalam (Anonim, 2013) menunjukkan adanya
44 sinonim dari Lantana camara, diantaranya Lantana camara var. acuelata,
Lantana camara var. alba, Lantana camara var. crocea, Lantana camara var.
flava, dan Lantana camara var. multiflora.
4
Secara umum, tumbuhan tembelekan berupa perdu yang bercabang banyak
dengan tinggi 0,5-5 m. Ciri lainnya adalah batang segi empat, yang muda penuh
dengan rambut, kelenjar kecil dan dilengkapi dengan duri tempel yang
kadangkadang berukuran kecil. Daun bertangkai sangat panjang, bulat telur
dengan pangkal yang tumpul dan ujung yang runcing, bergigi-bergerigi, dari sisi
atas berbulu kasar, dari sisi bawah berbulu jarang (C.G.G.J. Steenis, 2013). Daun
berukuran 5-12,7 cm (Floridata, 2004). Lantana camara merupakan tanaman
perdu dengan tinggi 0,5 - 1,5 meter. Batang berkayu, bercabang banyak, ranting
bentuk segi empat, berduri, berambut. Kulit batang berwarna coklat dengan
permukaan kasar. Daun berwarna hijau berbentuk oval dengan pinggir daun
bergerigi. Permukaan daun kasar karena terdapat bulu. Kedudukan daun
berhadapan dan tulang daun menyirip. Herba batang berbulu dan berduri serta
berukuran lebih kurang 2 meter. Daunnya kasar, beraroma dan berukuran panjang
beberapa sentimeter dengan bagian tepi daun yang bergerigi, bercabang banyak,
ranting bentuk segi empat, ada varietas berduri dan ada varietas yang tidak
berduri. Daun tunggal, duduk berhadapan bentuk bulat telur ujung meruncing
pinggir bergerigi tulang daun menyirip, permukaan atas berambut banyak terasa
kasar dengan perabaan permukaan bawah berambut jarang. Bunga dalam
rangkaian yang bersifat rasemos mempunyai warna putih, merah muda, dan
jingga kuning.

Pemanfaatan tanaman sebagai bahan obat, terutama obat tradisional telah


lama dilakukan masyarakat Indonesia. Tumbuhan tembelekan dengan nama latin
Lantana camara L. merupakan jenis tumbuhan yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat secara tradisional sebagai obat luka, bisul, peluruh air seni, batuk,
peluruh keringat, dan penurun panas (Mardisiswojo dan Mangunsudarso, 1968).
1.2 Fitokimia Tanaman Tembelekan

Tanaman Tembelekan tumbuh liar dan memiliki metabolit sekunder


yang beragam, khususnya pada bagian daun, seperti senyawa terpenoid yang
termasuk senyawa atsiri, flavonoid, fenol, saponin, alkaloid, steroid, tanin dan

5
quinon (Bhakta dan Ganewala, 2009; Venkatachalam et al., 2011).

6
Copriady et al. (2005) dalam Handayani (2013) menyatakan bahwa
senyawa metabolit sekunder pada daun tembelekan memiliki potensi sebagai
antioksidan, anti kanker, anti koagulan darah, antibiotik, dan tentunya sebagai
senyawa antibakteri. Bagian daun dari tanaman tembelekan mengandung
flavonoid, minyak atsiri, tannin, dan saponin, sedangkan pada bagian bunga
hanya mengandung flavonoid dan saponin. Bagian lain, seperti akar, batang, dan
buah didominasi oleh senyawa saponin dan tannin (Sharma, 2013).

Uji fitokimia dilakukan untuk mengetahui kandungan seyawa metabolit


sekunder pada ekstrak dan fraksi daun tembelekan seperti flavonoid, alkaloid,
saponin, tanin dan steroid/terpenoid dengan menggunakan pereaksi yang
spesifik, meliputi :

1. Uji Alkaloid
Uji alkaloid dilakukan dengan cara memasukkan 1 ml ekstrak ke dalam
tabung reaksi lalu ditambahkan 2-3 tetes pereaksi dragendorf. Hasil positif
adanya alkaloid ditunjukkan dengan terbentuknya endapan oranye/jingga.
2. Uji Flavonoid
Sebanyak 1 ml ekstrak ditambahkan 0,5 gram serbuk magnesium dan 10
tetes HCl pekat, bila bereaksi positif akan menghasilkan larutan berwarna
jingga, merah muda atau merah.
3. Uji Steroid dan Triterpenoid
Sebanyak 2 ml ekstrak ditambahkan asam asetat anhidrat sebanyak 10 tetes
dan asam sulfat pekat sebanyak 2 tetes. Larutan dikocok perlahan dan
dibiarkan selama beberapa menit. Adanya steroid ditunjukan oleh warna
biru atau hijau, sedangkan triterpenoid memberikan warna merah atau ungu.
4. Uji Saponin
Sebanyak 2-3 mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
ditambahkan 10 mL air panas lalu didinginkan, kemudian dikocok kuatkuat
selama 10 detik lalu ditambahkan 1 tetes HCl 2 N. Uji positif ditunjukkan

7
dengan terbentuknya buih yang stabil setinggi 1-10 cm selama tidak kurang
dari 10 menit.
1. Uji Tanin
Untuk uji tanin, sebanyak 1 ml ekstrak ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3
5%, bila bereaksi positif akan menghasilkan warna hijau, merah, ungu,
biru atau hitam.

Berikut adalah beberapa tabel hasil dari skrinning fitokimia tanaman


tembelekan sebagai berikut :

Tabel 1. Skrinning Fitokimia ke 1 Tanaman Tembelekan

Tabel 2. Skrinning Fitokimia ke 2 Tanaman Tembelekan

1.3 Penelitian-Penelitian Formulasi Tembelekan


1. Sabun cair kewanitaan (feminine hygiene) ekstrak daun Tembelekan

8
Tabel 3. Formulasi Sabun cair kewanitaan (feminine hygiene) ekstrak
daun Tembelekan.

Pengujian yang dilakukan pada sediaan Sabun cair kewanitaan (feminine


hygiene) ekstrak daun Tembelekan yaitu :
1. Uji Organoleptis (Sediaan keseluruhan memiliki bau mawar dan konsistensi
sediaan cair. Perbedaan ada pada warna sediaan, untuk kontrol (+) dan F0
memiliki warna bening, F1 warna hijau, F2 dan F3 menghasilkan warna hijau
tua).
2. Uji Homogenitas (Sediaan tidak terdapat butiran-butiran kasar pada objek glass
yang artinya homogen).
3. Uji pH (Hasil uji pH sediaan berkisar 4,73±0,057 – 5,26±0,115. Uji Tinggi Busa
Hasil uji tinggi busa sabun cair kewanitaan dari F0, F1, F2 dan F3 di dapatkan
tinggi busa berkisar antara 9,06-11,16 cm).
4. Uji Iritasi (Sediaan tidak menyebabkan kemerahan, gatal dan bengkak).
5. Uji Hedonik (Hasil uji hedonik menunjukkan panelis lebih banyak menyukai
bentuk formula F0 sebanyak 5 orang dibandingkan dengan formula F1 (3 orang),
F2 (2 orang) dan F3 (1 orang). Kemudian, pada hasil hedonik aroma sediaan,
kontrol positif (4 orang), F0 (6 orang) F1 (2 orang), F2 (2 orang) dan F3 (1
orang), panelis lebih banyak menyukai F0).
6. Uji Aktivitas Antijamur dan Antibakteri (Hasil uji aktivitas jamur dan bakteri
menunjukkan sediaan sabun cair kewanitaan (feminine hygiene) ekstrak etanol
daun tembelekan mampu menghambat pertumbuhan jamur C.albicans dan
bakteri S.aureus dengan kategori kuat).
9
7. Hasil penelitian dari sediaan Sabun cair kewanitaan (feminine hygiene) ekstrak
daun Tembelekan yaitu Sediaan sabun cair kewanitaan ekstrak etanol daun
tembelekan (L. camara L.) dapat menghambat pertumbuhan jamur C.albicans
dan bakteri S.aureus dengan diameter zona hambat optimum terbentuk pada
jamur C.albicans adalah formulasi F2 (15,15±0,321 mm), F3 (16,3±0,264 mm)
dan bakteri S.aureus adalah formulasi F3 yaitu sebesar (17,06±0,577 mm).

5. Salep ekstrak daun Tembelekan


Tabel 4. Formulasi Salep ekstrak daun Tembelekan

Pengujian yang dilakukan pada sediaan salep ekstrak daun Tembelekan


yaitu sebagai berikut :

1. Uji Organoleptis (Pengamatan yang dilakukan dalam uji ini adalah bentuk
sediaan, bau dan warna sediaan. Parameter kualitas salep yang baik adalah
bentuk sediaan setengah padat, salep berbau khas ekstrak yang digunakan dan
berwarna seperti ekstrak).
2. Uji pH (Pengukuran nilai pH mengunakan alat bantu stik pH universal yang
dicelupkan ke dalam 0,5 gsalep yang telah diencerkan dengan 5 ml aquadest.
Nilai pH salep yang baik adalah 4,5-6,5 atau sesuai dengan nilai pH kulit
manusia (Tranggono dan Latifa, 2007)).
3. Uji Homogenitas (dilakukan dengan cara mengamati hasil pengolesan salep
pada plat kaca. Salep yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya
gumpalan pada hasil pengolesan, struktur yang rata dan memiliki warna yang
seragam dari titik

10
awal pengolesan sampai titik akhir pengolesan. Salep yang diuji diambil dari
tiga tempat yaitu bagian atas, tengah dan bawah dari wadah salep).
4. Uji Daya Sebar (Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara meletakkan 0,5 g
salep diantara dua lempeng objek transparan yang diberi beban 100 g.
Pengukuran diameter daya sebar dilakukan setelah salep tidak menyebar
kembali atau lebih kurang 1 menit setelah pemberian beban).
Hasil penelitian dari sediaan salep ekstrak daun Tembelekan yaitu Salep
antibakteri ekstrak etanol daun tembelekan yang dibuat dalam dua konsentrasi
yaitu 20% dan 24 % memenuhi parameter kualitas uji organoleptis, uji
homogenitas dan uji pH. Salep antibakteri ekstrak etanol daun tembelekan
dengan dua konsentrasi yang berbeda tidak memenuhi parameter uji daya sebar.
6. Gel ekstrak daun Tembelekan
Tabel 5. Formulasi sediaan Gel ekstrak daun Tembelekan

Pengujian yang dilakukan pada sediaan gel ekstrak daun Tembelekan


yaitu sebagai berikut :

1. Uji Organoleptis (Uji organopleptik dilakukan dengan cara setiap


sediaan gel diamati warna, bau dan konsistensinya dengan
menggunakan indera).
2. Uji Homogenitas (Uji homogenitas dilakukan dengan cara setiap
sampel gel dioleskan pada dua keping gelas objek, kemudian
diamati sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak
terlihat adanya butiran kasar).

11
3. Uji pH (Uji daya pH dilakukan menggunakan pH meter yang
sudah distandarisasi, kemudian hasil dari pengukuran pH dicatat).
4. Uji Daya Sebar (Uji daya sebar dilakukan dengan menimbang 0,5
gram sediaan gel diatas kaca bundar berskala (extensometer),
kemudian ditimpa dengan kaca bundar lain dan diberi tambahan
beban 250 gram selama 1 menit. Kemudian diukur diameter
penyebarannya secara horizontal, vertikal dan dua sisi diagonal. Hasil
tersebut kemudian dihitung rata-ratanya).
5. Uji Daya Lekat (Uji daya lekat dilakukan dengan menimbang 0,5
gram sediaan gel di atas dua gelas objek, kemudian ditekan dengan
beban 100 g selama 1 menit. Setelah itu dipasang objek gelas pada
alat uji, kemudian dicatat waktu pelepasan dari gelas objek).
Hasil penelitian dari sediaan gel ekstrak daun Tembelekan yaitu Gel
ekstrak etanol daun tembelekan (Lantana camaraL.) Asal Wangi-Wangi
Sulawesi Tenggara memenuhi syarat mutu fisik meliputi uji organoleptik,
uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar dan uji daya lekat. Gel ekstrak etanol
daun tembelekan (Lantana camaraL.) Asal Wangi-Wangi Sulawesi
Tenggara yang memiliki efek tertinggi terhadap penyembuhan luka bakar
pada kelinci (Oryctolagus cuniculus) adalah kosentrasi 20% selama 18 hari.
7. Spray ekstrak daun Tembelekan
Tabel 6. Formulasi sediaan Spray ekstrak daun Tembelekan

Pengujian yang dilakukan pada sediaan spray ekstrak daun Tembelekan


yaitu sebagai berikut :
12
1. Uji Daya Proteksi (uji daya proteksi sediaan spray terhadap nyamuk
aedes aegypti menunjukkan ratarata persentase daya proteksi
tertinggi pada kelompok P2, diikuti P5, P3, P4 dengan persentase
sebesar 85, 67%; 81,70%; 71,02%; 68,45% (secara berturut-turut)).
2. Uji Shapiro-Wilk (hasil uji Shapiro-Wilk menunjukkan bahwa data
tidak terdistribusi normal, dengan nilai p>0,05 (Tabel 2). Hasil
pengujian Kruskal-Wallis diperoleh nilai signifikan sebesar 0,001).
3. Uji Mann-Whitney (hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah nyamuk yang
hinggap pada P1 dengan P2, P3, P4, dan P5 dengan nilai sig sebesar
0,009; 0,009; 0,008; 0,009 secara berturut-turut.

Hasil penelitian dari sediaan spray ekstrak daun Tembelekan yaitu


sediaan spray antinyamuk dari ekstrak bunga tembelekan dengan
konsentrasi 17% merupakan konsentrasi yang paling efektif sebagai
antinyamuk dalam penelitian ini.

8. Sabun padat ekstrak daun Tembelekan


Tabel 7. Formulasi sediaan Sabun padat ekstrak daun Tembelekan

Pengujian yang dilakukan pada sediaan sabun padat ekstrak daun


Tembelekan yaitu sebagai berikut :
13
1. Uji Organoleptis (Uji ini dilakukan dengan cara dilihat dari bentuk,
warna, dan bau dari sabun pada penyimpanan selama 2 minggu).
2. Uji pH (Sejumlah sabun dilarutkan dalam air sampai larut. pH diukur
pada masing-masing formula sabun ekstrak etanol tembelekan
dengan menggunakan kertas indikator pH. Pengamatan dilakukan
selama 2 minggu untuk mengetahui perubahan nilai pH sabun padat).
3. Uji Busa (Sebanyak 1 gram sabun di masukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi 10 mL aquades, kemudian di kocok dengan vortex
selama 1 menit. Busa yang terbentuk di ukur dengan tinggi nya
menggunakan penggaris (tinggi busa awal). Tinggi busa di ukur
kembali setelah 1 jam (tinggi busa tenggi busa terakhir), kemudian
stabilitas busa di hitung dengan rumus (Jannah, 2009)).
4. Uji Kadar Air (Penetapan kadar air dari sabun, dilakukan dengan
metode gravimetri. Ditimbang 4 g sabun yang telah disiapkan
menggunakan botol timbang yang telah ditimbang. Dipanaskan
dalam oven pada suhu 105º C selama 2 jam dan didinginkan sampai
berat tetap).

Hasil penelitian dari sediaan sabun padat ekstrak daun Tembelekan


yaitu ada perbedaan dari masing-masing konsentrasi sabun EEDT dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. semakin
tinggi konsentrasi sediaan sabun semakin bagus dalam menghambat
pertumbuhan bakteri. Sabun EEDT yang paling bagus dari beberapa
konsentrasi untuk antibakteri adalah sabun dengan konsentrasi 40%.

14
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Tanaman Tembelekan

Tembelekan (L. camara, L.) merupakan tumbuhan liar yang selama ini
dianggap sebagai gulma oleh masyarakat karena pertumbuhannya sangat dahsyat
yang merambat ke berbagai arah sehingga mengganggu tanaman komoditi
petani. Pertumbuhan Tembelekan yang dahsyat sebenarnya merupakan potensi
yang luar biasa jika dapat diungkap secara ilmiah kegunaannya. Pertumbuhan
dahsyat akan menghasilkan jumlah populasi yang banyak dalam waktu singkat
sehingga sangat baik ditinjau dari segi ketersediaan bahan baku.

Pembudidayaan tanaman tembelekan ada 2 cara, pertama cukup dengan


menanam biji yang sudah matang dan tua di pohon saja tanpa harus disemai
terlebih dahulu. Kedua dengan pemisahan rumpun bibit tanaman tembelekan
dari indukan dan astikan agar pemisahan tidak merusak akar serta batangnya.

Kemudian setelah bibit tanaman tembelekan diperoleh maka langsung


saja siapkan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk kandang/kompos
(1:1). Setelah semuanya sudah siap maka bibit bisa ditanam pada media tanam.
Pastikan penanaman dilakukan dengan baik dan secara hati-hati serta timbun
kembali dan padatkan agar bibit tidak mudah roboh.

2.2 Panen-Pasca Panen Tanaman Tembelekan

Pemanfaatan tanaman tembelekan terletak pada daunnya, maka proses


panen tanaman tembelekan ini yaitu ketika tanaman sudah memiliki daun yang
cukup lebat serta diambil daun yang sudah cukup matang/tua. Pemanenannya
cukup dipetik daun yang akan dipanen kemudian daun tembelekan dicuci bersih,

15
digunting kasar, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari lalu dihaluskan
dengan blender dan diayak dengan ayakan 60 mesh untuk mendapatkan daun
tembelekan dalam bentuk tepung.

2.3 Proses Ekstraksi Tanaman Tembelekan

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun tembelekan


(Lantana camara L.) yang diambil dari Kabupaten Wakatobi, Sulawesi
Tenggara, Lintang Selatan 5°20’45.4092”.Sampel daun tembelekan (Lantana
camara L.) Ekstraksi dilakukan menggunakan metode maserasi menggunakan
tiga jenis pelarut. Ekstraksi pertama digunakan pelarut non polar yakni n-heksan
dengan cara menimbang tepung daun tembelekan sebanyak 100 gram, kemudian
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 2000 ml lalu ditambahkan 1000 ml n-heksan
(perbandingan pelarut dan sampel 1 : 10). Campuran disimpan selama 2 x 24
jam sambil sesekali dikocok, kemudian disaring dengan penyaringan vakum.
Filtrat yang diperoleh dipisahkan pelarutnya dengan rotary vakum evaporator
sehingga didapatkan ekstrak kental daun tembelekan. Sedangkan residu yang
diperoleh dikering – anginkan selanjutnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer
untuk diekstrak kembali dengan pelarut etil asetat, kemudian pelarut etanol
dengan perlakuan yang sama pada ekstrak menggunakan n-heksan

16
PREFORMULATION
STUDY
Tanggal : 02 Desember 2023 No. Revisi:
Nomor Dokumen : 1101470 00
Nama Produk : Latana Gel
Formula Produk : 100 gram salep mengandung:
No Nama Bobot Fungsi
1. Ekstrak Tembelekan 0,15% Zat aktif
2. Karbopol 0,01% Basis Gel
3. Trietanolamin (TEA) 0,015% Pengalkali
4. Gliserin 0,1% Humektan
5. Metil Paraben 0,001% Pengawet
6. Air suling 1% Pelarut

Bentuk Sediaan : Gel dalam jar 100 gram


Produk Kompetitor : Bioplacenton Gel
Deskripsi Produk

Dosis
Oleskan Gel tembelekan 3-4 kali sehari

STUDI LITERATUR ZAT AKTIF

Nama Zat Aktif: Ekstrak Tembelekan


Atribut Kualitas Uraian Referensi

Struktur Kimia Farmakope Herba II


Pharmacon 1 Hal 104-108

CAS Number 93-15-2 Farmakope Herba II


Pharmacon 1 Hal 104-108
Berat Molekul 15,56 Gr Farmakope Herba II
Pharmacon 1 Hal 104-108
Pemerian/Deskripsi Ekstrak kental berwarna coklat hijau tua Farmakope Herba II
bauk has Pharmacon 1 Hal 104-108

Kelarutan Mudah larut dalam air Harbone Methode Fitokimia 1996

Stabilitas:Panas
Mendidih antara 100°C Farmakope Herba
Hidrolisis/oksidasi

larut dalam air Harbone methode


Cahaya

Dalam wadah tertutup rapat. Farmakope Herba II


Terlindungidari cahaya
Keasaman/Kebasaan -
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan antioksidan (National Center for
kuat, basa kuat, mengalami Biotechnology Information)
dekomposisi oleh alkali. Bila
terkena panas akan
bereaksi dengan bahan oksidasi.
Kategori Fungsional Zat aktif: antiseptik Farmakope Herba II
Rekomendasi -
Konsentrasi (%)

Nama Zat Eksipien:HPMC (Hydroxypropyl Methylcellulosa) Carbopol

Atribut Kualitas Uraian Referensi


Struktur Kimia FI IV hal 721
HOPE edisi 6 hal 592

CAS Number [9004-65-3] FI IV hal 721


HOPE edisi 6 hal 592
Berat Molekul 324,2848 FI IV hal 721
HOPE edisi 6 hal 592
Pemerian/Deskripsi Tidak berbau dan berasa, Serbuk putih FI IV hal 721
kekuningan berserat atau granula HOPE edisi 6 hal 59276)

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air panas , FI IV hal 721


klororform, etanol (95%) dan eter , tapi HOPE edisi 6 hal 592
larut dalam campuran etanol dan
dikloromentana , campuran mentanol
dan diklomentana dan campuran air dan
alkohol
Stabilitas: mengalami transformasi solgel FI IV hal 721
Panas reversibel pada pemanasan dan HOPE edisi 6 hal 592
pendinginan.
Hidrolisis/
oksidasi harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat.

Cahaya
Terlindung dari cahaya,
Keasaman/Kebasaan 3.0 FI IV hal 721
HOPE edisi 6 hal 592
Inkontambilitas Tidak kompatibel dengan beberapa agen FI IV hal 721
pengoksida , karena merupakan HOPE edisi 6 hal 592
nonionik
, hypomellosa tidak akan kompleks
dengan garam logam atau ion organic
untuk membentuk endapan tak larut
Kategori Fungsional Zat tambahan: Basis Gel FI IV hal 721
HOPE edisi 6 hal 592
Rekomendasi Konsentrasi 7% FI IV hal 721
(%) HOPE edisi 6 hal 592
Nama Zat Eksipien: PEG 400 (Polietilen glikol)
Atribut Kualitas Uraian Referensi
Struktur Kimia HOPE (Hal 517)

CAS Number [25322-68-3] FI III (Hal 504)


Berat Molekul 380 - 420 FI III (Hal 504)
Pemerian/Deskripsi Cairan kental jernih, tidak berwarna atau HOPE (Hal 517)
praktis tidak berwarna, bau khas lemah,
agak higroskopik.
Kelarutan Larut dalam air, dalam etanol (95%) P, HOPE (Hal 517)
dalam glikol lain dan dalam hidrokarbon
aromatik, praktis tidak larut dalam eter
dandalam hidrokarbon alifatik.
Stabilitas: Polietilenglikol stabil secara kimia di HOPE (Hal 517)
Panas udara dan dalam larutan, meskipun kadar
dengan berat molekul kurang dari 2000
Hidrolisis/ adalah higroskopis.
oksidasi
Larutan polietilenglikol dan larutan
polietilenglikol berair dapat disterilkan
Cahaya dengan autoklaf, filtrasi, atau radiasi
sinar matahari.
Keasaman/Kebasaan 4.0 – 7.0 HOPE (Hal 517)
Inkontambilitas Reaktivitas kimia polietilen glikol HOPE (Hal 517)
terutama terbatas pada gugus hidroksil
dua terminal, yang dapat diesterifikasi
atau dieterifikasi. Namun, semua kelas
dapat menunjukkan aktivitas oksidasi
karena adanya pengotor
peroksida dan sekunder produk yang
terbentuk melalui oksidasi otomatis.
Kategori Fungsional Zat tambahan: Humektan HOPE (Hal 517)
Rekomendasi 30% v/v HOPE (Hal 157)
Konsentrasi (%)
Asesmen Regulasi Produk

No Attribut Kualitas Target References


1 Deskripsi:
a. Penampilan Salep
b. Warna Hijau Pengkajian
c. Bau Hijau
khas

2 pH 4.5 – 8.0 SNI

3 Identifikasi Positif FI VI
4 Pengujian
Kadar: Tidak kurang dari 98,0% dan tidak FI VI
lebih dari 100,5%

5 Variasi
Bobot

6 Volume Terpindahkan 2 gram USP

7 Batasan Mikrobiologi USP

Kalkulasi

Perhitungan Bahan:

 Extract tembelekan (0,15%)  Aquadest qs


0,15% x 100 gram = 15 gram

 Karbopol (0,01%)
0,01%% x 100 gram = 1 gram

 PEG 400 (0,001%)


0,001% x 100 gram = 0,1 ml

 TEA (0,0015%)
0,0015% x 100 gram = 1,5 ml

 Gliserin (0,1%)
0,1% x 100 gram = 0,06 gram
Perhitungan Perbatch:

 Extract tembelekan (0,15%)  Aquadest qs


0,15% x 500 gram = 75 gram

 Karbopol (0,01%)
0,01%% x 500 gram = 5 gram

 PEG 400 (0,001%)


0,001% x 500 gram = 0,5 ml

 TEA (0,0015%)
0,0015% x 500 gram = 7,5 ml

 Gliserin (0,1%)
0,1% x 500 gram = 0,3 gram

Volume Terpindahkan Volume Terpindahkan (Perbets)


= 2% x Volume sediaan = 2% x Volume sediaan
= 2% x 100 gram = 2% x 500 gram
= 2 gram = 10 gram

Permasalahan dalam Produksi


No Permasalahan Solusi

Ditambahkan zat pengawet yaitu metil


1 Sediaan dikhawatirkan akan ditumbuhi bakteri
paraben

Digunakan emolien untuk mencegah iritasi


2 Sediaan ditunjuk untuk penggunaan topikal
pada kulit

Sediaan berbentuk gel


3 Ditambahkan basis gel
Maka bahan aktif di extract dan dapat
4 dilarutkan dalam air
Bahan aktif sangat mudah larut

Maka digunakan pemakaian tube saat


5 Bahan aktif tidak stabil dalam cahaya
penyimpanan

Diperiksa Oleh Disetujui oleh:

Manajer R&D (Asslab) Direktur (Dosen)


CATATAN PENGOLAHAN BETS
SALEP LATANA
No: Dokumen: MIP400FA40601 No. Revisi: 00 Halaman
Produksi perbets: 500 gram (5 jar /100 gram) Tgl. 02 1 dari 5
1. Ruang Penimbangan Ceklist Paraf

Penimbangan Bahan Formula


Bahan Bobot perbets Yang Ditimbang
Extract Tembelekan 75 gram
Karbopol 5 gram
PEG 400 0,5 ml
TEA 7,5 ml
Gliserin 0,3 gram
Aquadest q.s

2. Ruang Pencampuran Ceklist Paraf


1. Siapkan alat dan bahan
2. Methyl Paraben/PEG dilarutkan dengan air suling q.s di dalam breaker glass
3. Tambahkan Karbopol/HPMC dilarutkan dengan air suling q.s hingga
mengembang dimasukkan kedalam mortir
4. Lalu Tambahkan TEA kedalam mortir terus di gerus hingga berbentuk massa gel
5. Kemudian masukkan gliserin dikit demi sedikit gerus hingga homogen masukkan
methyl paraben ke dalam mortir sambil di aduk hingga homogen
6. Lalu tambahkan extract Tembelekan kedalam ke dalam mortir gerus ad homogen
7. Sediaan yang telah selesai dibuat di masukkan kedalam kemasan

3. Ruang Pengisian Ceklist Paraf


1. Sediaan Gel dimasukkan ke dalam jar sebanyak 102 gram (2
gram merupakan volume terpindahkan)
2. Jar/pot ditempeli etiket dan dilakukan evaluasi
4. Ruang Pengemasan Ceklist Paraf
No Uraian Ceklist Keterangan
1 Jumlah produksi perbets
2 Label
3 Brosur
4 Kemasan Primer
5 Kemasan Sekunder

Diperiksa Oleh: Disetujui oleh:

Manajer Produksi (Asslab) Direktur (Dosen)


CATATAN PENGUJIAN PRODUK
Gel Latana
No: Dokumen: 00FA40601 No. Revisi: 00 Halaman
Tgl. : 02 Desember 2023 1 dari 5
IN PROCESS CONTROL

Referensi
No Parameter Uji Standar Hasil Pemeriksaan

Bentuk: Gel
1 Uji organoleptis Warna: Hijau Farmakope Herba II
Bau: Bau khas zat aktif Pharmacon 1 Hal
104-108

2 Homogenitas

3 Viskositas/rheologi

4 Uji daya lekat

5 Uji daya sebar


Buku Pegangan Ilmu
6 Penetapan pH 4.5 - 6.5
Pengetahuan Kosmetik.
END PROCESS CONTROL

Referensi
No Parameter Uji Standar Hasil Pemeriksaan

1. Uji efektivitas pengawet

2. Evaluasi kimia

3. Uji stabilitas dipercepat

4. Kesesuaian No Batch POM NA Sesuai √

5. Kesesuain label Sesuai √

6. Kesesuaian kemasan Sesuai √

Awal Tengah Akhir


Kesesuaian Berat Netto
7. Sesuai √
dengan label
Rata-Rata =

Status :

Release Reject Pending


DAFTAR PUSTAKA

Arfiani, A., Tahirah., Riska, N. (2023). Uji EfektivitasFormulasi Gel EkstrakEtanol Daun Tembelekan(Lantana
Camara L.) Asal Wangi-Wangi Sulawesi Tenggara Terhadap Luka Bakar pada Kelinci (Oryctolagus
Cuniculus). Jurnal Sains dan Kesehatan. 5 (6). 965&970.
Apriyanto., Kemal, I.B., Riska, A.Z. (2022). Uji Efektifivitas Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara
Linn) Dalam Bentuk Granul Pada Bunga Pink terhadap Kematian Larva Aedes SP. 4 (2). 30-31.
Edy, P., Hardy, S., Hosea, J. (2013). Formulasi Salep Antibakteri Ekstrak Etanonl Daun Tembelekan (Lantana
camara L). Jurnal Ilmiah Farmasi. 2 (3). 106-107.
I Gusti, A., Dkk. (2022). Efektivitas Sediaan Spray Ekstrak Bunga Tembelekan (Lantana camara L.) sebagai
Repellent Nyamuk Aedes Aegypti. Jurnal Ilmiah Medicamento. 8 (2). 10-11.
Ikatami, P.L., Mappiratu., Ruslan., Pasjan, S. (2018). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Tanaman
Tembelekan (Lantana camara Linn) Dari Beberapa Tingkat Kepolaran Pelarut. Jurnal Riset Kimia. 4
(3). 246-248.
Jumiati, S., Hafidhawat, A. (2021). Morfologi kelompok tembelekan (Lantana camara L.) di wilayah
kepulauan Buton. Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton. 7(1). 6.
Laode, R. (2014). Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi
Potensial. Journal Trop Pharm Chem. 2 (4). 204.
Melia, S., Bella, G.T. 2024. Uji Aktivitas Antimikroba Sediaan Sabun Cair Kewanitaan dari Ekstrak Daun
Lantana camara L. Jurnal Farmasetika. 9 (1). 43, 45-46, 52.
Muhammad, F., Salfauqi, N. (2019). Formulasi Sediaan Sabun Padat Ekstrak Etanol Daun Tembelekan
( Lantana Camara L ) Sebagai Anti Bakteri Terhadap Staphylococcus Aureus. Journal of Healtcare
Technology and Medicine. 5 (2). 5-6 & 7.
Raymond, A., Muliati. (2021). Skrinning Fitokimia Ekstrak Daun Tembelekan (Lantana camara L) Asal
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Secara Kromatografi Lapis Tipis (KLT). 1 (1). 2

Anda mungkin juga menyukai